PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
MENUJU CILEGON SMART CITY
DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA, SANDI, DAN STATISTIK
BIDANG PENGELOLAAN TEKNOLOGITEKNOLOGI INFORMASI vs SMART CITY
Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon sebagai
unsur perangkat daerah yang membidangi informasi, pengembangan dan
pendayagunaan teknologi informasi (TI), serta penyediaan data dan statistik
daerah dituntut untuk mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara transparan dan akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan pelayanan tersebut upaya
penyampaian dan pemerataan informasi serta pemenuhan hak publik
terhadap informasi dapat dilaksanakan, tentunya dengan didukung melalui
pemanfaatan TI dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan
pelayanan publik. Dalam hal ini, diharapkan apa yang menjadi amanat dalam
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government dapat tercapai sesuai dengan kondisi
yang di harapkan di lingkungan pemerintah daerah, tidak lain adalah dalam
rangka implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik secara utuh
dalam konteks Government to Government, Government to Citizen, dan
Government to Business.
Di era globalisasi seperti saat sekarang ini, peran bidang komunikasi dan
informatika yang didukung dengan kehadiran TI, menjadi tuntutan kebutuhan
baik di lingkungan pemerintahan, swasta, maupun masyarakat dan individu
yang pada akhirnya akan mewujudkan konsep Cilegon Smart City. Dengan
menghubungkan inisiatif TI melalui inisiatif pengembangan sumber daya,
peran TI ditekankan dalam aspek tata kelola pemerintahan yang berbasiskan
good and clean governance yang mendukung keseimbangan hubungan
Government to Government, Government to Citizen, dan Government to Business.
keadilan, kemudahan, transparansi, dan akuntabilitas dalam layanan-layanan
pemerintah kepada publik dan penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
Selaras dengan hal tersebut, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Cilegon 2016-2021 juga menekankan pentingnya peran
TI dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan/administrasi pemerintahan
dan pelayanan publik yang lebih baik dan lebih maju. Di dalam pengembangan
TI haruslah dilaksanakan secara efisien dengan mengoptimalkan jejaring
komunikasi, koordinasi, penyebarluasan dan pemerataan informasi kepada
masyarakat, serta kolaborasi lintas instansi, termasuk dengan elemen-elemen
masyarakat. Bertolak dari Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, sampai pada
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, telah tergambar tentang keseriusan upaya Pemerintah
dalam menerapkan pemanfaatan TI di sektor pemerintahan.
Kinerja Pelayanan Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi, dan Statistik
Kota Cilegon melakukan upaya untuk memfasilitasi terwujudnya good
governance serta pencapaian Cilegon Smart City melalui penerapan TI. Sebagai
gambaran ada beberapa produk pelayanan bidang TI yang secara eksisting
telah dikembangkan sampai dengan tahun 2016, antara lain sebagai berikut :
1. Penyediaan Infrastruktur Jaringan TI termasuk di dalamnya adalah
penyediaan aplikasi pendukungnya, merupakan layanan fasilitasi
keterhubungan antar perangkat daerah untuk mengintegrasikan sistem
informasi dan database dalam rangka mengimplementasikan e–
government dan layanan publik berbasis TI. Tidak lain adalah dalam
rangka upaya mewujudkan e-service untuk mendukung terwujudnya
Goverment to Government (G to G), Goverment to Business (G to B), dan
Government to Citizen (G to C) dengan penyediaan sarana aplikasi berbasis
web maupun berbasis intranet untuk pelayanan publik. Sarana TI dalam
hal ini adalah membangun layanan jaringan komputer antar perangkat
daerah sampai di level kecamatan yang diintegrasikan dalam server
terpusat dalam skema data center. Di sisi lain dengan telah
dikembangkannya fasilitas email untuk seluruh perangkat daerah sampai
dengan kelurahan dan UPT di lingkungan pemerintah daerah, mekanisme
persuratan telah memanfaatkan email ini sehingga lebih efisien dan
efektif. Beberapa capaian aplikasi yang telah dibangun diantaranya adalah
aplikasi persuratan elektronik, aplikasi pelayanan administrasi terpadu
kecamatan dan kelurahan, aplikasi perizinan online di tingkat kota,
aplikasi helpdesk system bidang TI, aplikasi Network Operation Center
(NOC), aplikasi perpustakaan digital, dan aplikasi lain yang telah
diintegrasikan dalam data center pemerintah daerah. Selain itu dengan
telah dilakukannya onlinisasi pada beberapa titik area publik turut
memberikan penguatan bahwa pemerintah daerah sangat serius dalam
pengembangan digitalisasi.
2. Program kerjasama dengan pihak Internet Service Provider dalam bentuk
penyelenggaraan Broadband Learning Center bagi masyarakat UKM di
Kota Cilegon, sehingga komunitas UKM dapat melakukan pemasaran
produk unggulannya secara online.
3. Media online merupakan fasilitas akses informasi berbasis TI untuk
mengoptimalkan pelayanan dan mendekatkan pemerintah dengan
masyarakat melalui situs
www.cilegon.go.iddan subdomain website untuk
seluruh perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah, termasuk
pada pemanfaatan media sosial online seperti facebook sebagai media
penghubung rentang kendali pemerintah dengan masyarakat.
GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN KOTA
Konsep penerapan Smart City dinilai dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan perkotaan yang berkembang sangat pesat,
terlebih di wilayah-wilayah yang secara geografis memiliki posisi yang sangat
strategis, seperti contoh di Kota Cilegon. Pada dasarnya konsep Smart City ini
adalah dalam rangka pemenuhan standar pelayanan perkotaan melalui
optimalisasi indikator kota layak huni dan berkelanjutan serta berdaya saing,
perwujudan kota layak yang aman dan nyaman serta beroritentasi pada
proses pembangunan yang berkesinambungan yang didukung dengan
pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini mengandung pengertian bahwa
konsep Smart City memiliki cakupan yang sangat luas dan bersifat lintas
sektoral.
Pembangunan Kota Cilegon sangatlah pesat. Pesatnya pembangunan
secara tidak langsung berdampak terhadap munculnya
permasalahan-permasalahan perkotaan. Dan permasalahan-permasalahan perkotaan yang berkembang di
Kota Cilegon ini menjadi salah satu daya dorong bagi Pemerintah Kota Cilegon
untuk merumuskan strategi pemecahan permasalahan perkotaan yang
berkembang. Perkembangan kawasan perkotaan, terutama menyangkut isu
perkotaan yang bersifat multidimensi dan multisektoral dihadapkan dengan
tantangan-tantangan yang berkembang, harus diimbangi dengan perumusan
kebijakan strategis yang mengedepankan nilai-nilai yang SMART dengan tetap
memperhatikan kearifan lokal.
Secara eksisting beberapa analisis permasalahan perkotaan di Kota
Cilegon berdasarkan data eksisting dalam RPJMD diuraikan sebagai berikut :
1. Permasalahan bidang ketenagakerjaan : jumlah pengangguran terbuka
mencapai 12% dari jumlah angkatan kerja;
2. Permasalahan bidang usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi :
prosentase jumlah usaha mikro dan kecil masih mendominasi (99,26%)
jika dibandingkan dengan level menengah (074%);
3. Permasalahan bidang perdagangan : kualitas dan kuantitas pasar
tradisional yang masih perlu ditingkatkan;
4. Permasalahan bidang pendidikan : perlunya peningkatan mutu
pendidikan;
5. Permasalahan bidang kesehatan : pemerataan sarana prasarana
kesehatan, khususnya akses terhadap sarana kesehatan rujukan serta
sarana kesehatan dasar di wilayah yang masih terbatasnya transportasi
dan infrastruktur;
6. Permasalahan bidang ketahanan air bersih : 13,74% jumlah penduduk
belum terlayani air perpipaan maupun non perpipaan;
7. Permasalahan bidang pekerjaan umum : permasalahan banjir dan
permasalahan infrastruktur jalan;
8. Permasalahan bidang lingkungan hidup : potensi pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang berdampak pada degradasi kualitas
lingkungan;
9. Permasalahan bidang perumahan dan permukiman : penanganan
kawasan kumuh;
10. Permasalahan bidang pemerintahan umum : peningkatan kualitas
aparatur; dan
11. Permasalahan di bidang penataan ruang : penyesuaian dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon 2010-2030 serta peningkatan estetika
kota dengan mengedepankan konsep KOTA HIJAU.
Secara
rinci,
didasarkan
pada
permasalahan-permasalahan
pembangunan sebagaimana telah disebutkan perlu adanya konsep
perencanaan Smart City yang mampu menyelesaikan permasalahan
perkotaan. Melalui beberapa indikator Smart City, yakni implementasi Smart
Governance, Smart Economy, Smart People, Smart Mobility, Smart
Environtment, dan Smart Living, rencana pengembangan Cilegon Smart City
diprioritaskan pada penyelesaian permasalahan perkotaan, dengan rencana
implementasi sebagai berikut :
Elemen
Smart City
Permasalahan
Kota
Penanganan
Fokus
Solusi
Keberhasilan
Indikator
Smart
Governance
Bidang
Pemerintahan
Umum
Pemanfaatan
e-government
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Seluruh
aspek
proses
penyelenggaraan
pemerintahan
menggunakan
teknologi
informasi
Paperless,
transparansi dan
akuntabilitas
Peningkatan
kualitas aparatur
Penerimaan
pegawai dengan
sistem CAT dan
dengan standar
kompetensi yang
lebih maksimal
Aparatur
yang
berkompetensi
dan
berdaya
saing
Sistem kendali
terpusat
Pembangunan
Integrated
Control
City
System
yang
mengintegrasikan
seluruh elemen
Smart City
Tersedianya
Integrated
Control
City
System beserta
perangkat
pendukungnya
Smart
Economy
Bidang
Perdagangan
Transaksi
keuangan
Penerapan
money
e-
Transaksi
beli dengan e-
jual
money
Bidang
Perizinan
Proses perizinan
secara
cepat,
transparan, dan
akuntabel
Sistem Informasi
Manajemen
Terpadu
Perizinan
Pemanfaatan
teknologi
informasi dalam
proses perizinan
Smart People Bidang usaha
mikro,
kecil,
menengah, dan
koperasi
Perubahan
metode
pemasaran hasil
usaha
mikro,
kecil, menengah,
dan
koperasi
berbasis
teknologi
informasi
Implementasi
pemasaran
produk berbasis
teknologi
informasi
Jumlah
usaha
mikro,
kecil,
menengah, dan
koperasi
yang
dapat
memasarkan
produknya
melalui aplikasi
Minimalisasi
jumlah
pengangguran
terbuka
Penerapan open
job/lowongan
pekerjaan secara
terbuka
dan
online,
serta
kerjasama
dengan
para
pelaku
industri
untuk
melaksanakan
open recruitment
Pengurangan
jumlah
pengangguran
terbuka
Smart
Mobility
Bidang
transportasi
Tingkat
kemacetan
di
Cilegon
- Penyediaan
fasilitas
kendaraan
umum
masal
dengan
didukung
teknologi
informasi
- Penyediaan
media
pemantauan
secara langsung
Pengurangan
tingkat
kemacetan
Smart
Environtment
Bidang
lingkungan
hidup
Pencemaran dan
kerusakan
lingkungan
- Pemanfaatan
sistem
pemantau
kualitas udara
berbasis
aplikasi
dan
sensor
- Perluasan ruang
terbuka hijau
Penekanan
tingkat
polusi
udara
Bidang
perumahan
dan
permukiman
Penanganan
kawasan kumuh
- Perwujudan
Green Building
dengan standar
yang ditetapkan
Minimalisasi
jumlah kawasan
kumuh
Bidang
penataan
ruang
Perubahan
wajah
kota/estetika
kota
Penambahan
ruang
terbuka
hijau dan jalur
hijau,
dengan
dilengkapi
fasilitas free wifi
Jumlah
ruang
terbuka hijau dan
jalur hijau
Bidang
Pekerjaan
Umum
Permasalahan
banjir
dan
permasalahan
infrastruktur
jalan
- Penyediaan alat
water
meter
berbasis sensor
- Peningkatan
kualitas
jalan
dan jembatan
Jumlah
lingkungan yang
layak dan sehat
serta aman
Smart Living
Bidang
Pendidikan
Peningkatan
mutu pendidikan
Penerimaan
siswa baru secara
online
serta
peningkatan
standar
kompetensi siswa
dalam
penerimaan
Jumlah sekolah
yang
telah
memenuhi
standar
mutu
pendidikan
Bidang
Kesehatan
Pemerataan
sarana
prasarana
kesehatan
- Layanan
panggilan
darurat
terintegrasi
- Fasilitas
rujukan online
- Pengelolaan
sistem
kesehatan
daerah berbasis
teknologi
informasi dan
terintegrasi
Jumlah layanan
kesehatan yang
telah
menggunakan
teknologi
informasi
Bidang
ketahanan air
bersih
Pemerataan
fasilitas
perpipaan
Penerapan
reverse osmosis
(desalinasi)
air
laut yang dapat
diintegrasikan
dengan teknologi
informasi
Pemerataan
pemanfaatan air
bersih
ANALISIS HUBUNGAN KONSEP CILEGON SMART CITY
DENGAN 5 (LIMA) AGENDA PEMBANGUNAN
PEMERINTAH KOTA CILEGON
a. Agenda Cilegon Mandiri
Dalam Agenda ini, diharapkan, Kota Cilegon mampu
mengembangkan dan memperkuat kemandirian perekonomian daerah
sehingga mampu bertahan di perekonomian nasional maupun global
dengan dengan menggunakan seluruh potensi yang ada yang berorientasi
kepada keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif berbasis pada
industri, perdagangan dan jasa. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,
Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon
berkoordinasi dengan stakeholder dalam mendukung Penerapan Konsep
ONE VILLAGE ONE PRODUCT dalam pengembangan UMKM dan penguatan
pemberdayaan ekonomi lokal, yakni dari segi pemasaran berbasis online
dan pemberian pelatihan-pelatihan pemanfaatan TI dalam mendongkrak
perekonomian lokal dengan fokus pada UKM di Kota Cilegon.
b. Agenda Cilegon Bersih dan Asri
Dalam Agenda ini diharapkan, Kota Cilegon mampu mengelola
sumber daya daerah dan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan,
menjaga daya dukung dan fungsi lingkungan, serta menjaga rasio
keseimbangan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Agenda ini juga mensyaratkan kondisi penataan perkotaan yang
berkualitas, terjaganya ketertiban dan keindahan kota, terciptanya
kondisi kebersihan kota yang memadai, serta terpenuhinya ruang public
bagi seluruh warga masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,
Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon
berkoordinasi dengan stakeholder dalam mendukung pemanfaatan ruang
publik, perlu adanya fasilitasi akses internet gratis untuk masyarakat
sehingga diharapkan akan semakin menambah daya tarik masyarakat
terhadap ruang publik sekaligus dapat dijadikan lokasi pembelajaran
berbasis internet sehat. Selain itu dalam pemantauan kualitas lingkungan
juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yakni melalui
pemanfaatan sensor secara realtime sehingga tingkat kualitas kadar udara
di Kota Cilegon dapat diketahui secara langsung oleh masyarakat.
Kemudian dalam hal mitigasi bencana, dapat dilakukan pengelolaan
disaster recovery yang diintegrasikan dengan pemanfaatan TI sehingga
secara realtime pun masyarakat, baik masyarakat umum maupun
masyarakat industri, akan mengetahui secara pasti informasi
kebencanaan yang terjadi sehingga langkah preventif akan dapat
ditempuh.
c. Agenda Cilegon Sehat dan Cerdas,
Dalam agenda ini diharapkan, Kota Cilegon mampu membangun
sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dari segi jasmani dan rohani,
berkualitas dan produktif serta memiliki kompetensi yang tinggi sehingga
memiliki daya saing baik lokal ataupun global, menjunjung nilai-nilai
luhur agama dan kearifan budaya, serta memiliki akses terhadap
pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan masyarakat yang
berkualitas, terpadu, adil dan merata pada seluruh lapisan masyarakat.
Agenda ini diarahkan pada peningkatan kecerdasan, kesehatan
masyarakat, serta kualitas dan ketrampilan SDM, dalam koridor
pembangunan berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi,
Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon berkoordinasi dengan
stakeholder terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
yang berbasis online melalui pemanfaatan aplikasi bidang kesehatan.
Selanjutnya dalam pengembangan smart people, Dinas Komunikasi,
Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon berkoordinasi dengan
stakeholder terkait dengan Menerapkan Penguasaan dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pendidikan Dasar.
d. Agenda Cilegon Nyaman
Dalam Agenda ini diharapkan, Kota Cilegon mampu mewujudkan
pelayanan sarana dan prasarana kota yang merata dan berkualitas yang
berorientasi terhadap pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
sehingga dapat menunjang akselerasi pertumbuhan dan pembangunan
kota. Pembangunan infrastruktur adalah kebutuhan pokok. Semakin maju
ekonomi suatu daerah maka kebutuhan infrastruktur fisiknya akan
semakin berkembang. Begitu juga sebaliknya, apabila pembangunan
infrastruktur fisik tertahan, maka pertumbuhan ekonomi juga akan
mengalami hambatan yang serius. Atas dasar ini, pemerintah kota ke
depan harus mempercepat program pembangunan infrastruktur kota.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi,
Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon berkoordinasi dengan
stakeholder terkait dengan upaya peningkatan akses transportasi publik
yang nyaman, aman, dan terjangkau melalui pemanfaatan TI, seperti
penggunaan GPS Tracking dan CCTV di dalam kendaraan transportasi
guna mewujudkan smart mobility.
e. Agenda Cilegon Berwibawa
Dalam Agenda ini diharapkan, Kota Cilegon mampu membangun
pemerintahan yang akuntabel, bertanggung jawab, serta sadar akan hak
dan kewajiban, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, meningkatkan efisiensi dari birokrasi, membangun
kemitraan yang serasi antara eksekutif dan legislatif, dan penciptaan
kondisi politik yang stabil dan konsisten dalam penegakan hukum. Agenda
ini diarahkan pada peningkatan tatakelola pemerintahan dalam koridor
pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi,
Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon berkoordinasi dengan
stakeholder terkait dengan mewujudkan Sistem Pemerintahan yang
Transparan dan Akuntabel berbasis e-government, khususnya pada
bidang perencanaan, penganggaran dan layanan publik. Kemudian dalam
kaitannya dengan upaya perwujudan Cilegon Smart City, Dinas
Komunikasi, Informatika, Sandi, dan Statistik Kota Cilegon berkoordinasi
dengan stakeholder terkait pembangunan Integrated City Control dengan
memanfaatkan Wireless Sensor Network yang mampu memantau seluruh
wilayah Kota Cilegon, termasuk di dalamnya mengakomodir
implementasi electronic government dalam hubungannya dengan
Government to Government, Government to Business, dan Government to
Citizen.
LAMPIRAN REGULASI
PENYELENGGARAAN SISTEM PEEMRINTAHAN
BERBASIS ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALIKOTA CILEGON
NOMOR 106 TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS
ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA CILEGON
WALIKOTA CILEGON,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam diktum kedua Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government,
diperlukan rencana tindak penyelenggaraan sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terintegrasi, terpadu, terarah, dan terukur;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan tujuan sebagaimana dimaksud pada butir a, diperlukan norma hukum yang mengatur kebijakan sistem pemerintahan berbasis elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348);
11. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357);
13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;
14. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penerapan Interoperabilitas Dokumen Perkantoran Bagi Penyelenggara Sistem Elektronik Untuk Pelayanan Publik;
15. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registrar Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara;
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun
2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019;
17. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN
BERBASIS ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA CILEGON. BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Cilegon.
3. Walikota adalah Walikota Cilegon.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Cilegon.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
6. Teknologi Informasi yang selanjutnya disebut TI adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
7. Dinas Komunikasi dan Informatika, Sandi dan Statistik Kota Cilegon yang selanjutnya disebut Instansi TI adalah unsur perangkat daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informatika, Sandi dan Statistik.
8. Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya disebut SPBE adalah
suatu sistem tata kelola pemerintahan yang memanfaatkan TI secara menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan dan/atau penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon.
9. Administrasi Pemerintahan adalah segala kegiatan yang bersifat administratif yang dilaksanakan oleh instansi penyelenggara negara
sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangannya, baik dalam lingkup internal instansi maupun dalam hubungannya dengan eksternal instansi.
10. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
11. Kebijakan SPBE adalah pengaturan mengenai sistem tata kelola pemerintahan yang memanfaatkan TI secara menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon. 12. Infrastruktur TI, selanjutnya disebut
Infrastruktur, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya SPBE.
13. Jaringan SPBE adalah infrastruktur dasar yang menghubungkan semua aplikasi pemerintah daerah melalui sebuah jaringan terpadu yang aman dan handal.
14. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk membangun dan/atau meningkatkan kemampuan infrastruktur atau kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur.
15. Pusat Data Elektronik Pemerintah Kota Cilegon yang selanjutnya disebut Pusat Data Elektronik adalah fasilitas pusat data dan pusat pemulihan data yang berupa sarana dan prasarana terpusat di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon, berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumentasi aplikasi, informasi elektronik, dokumen elektronik, dan basis data dari seluruh Perangkat Daerah yang dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik.
16. Interoperabilitas adalah kemampuan dari dua atau lebih sistem atau komponen untuk bertukar informasi dan menggunakan informasi yang telah dipertukarkan.
17. Sistem Elektronik yang selanjutnya disebut aplikasi adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
18. Aplikasi Umum adalah aplikasi yang digunakan untuk menjalankan fungsi, proses, dan mekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan SPBE secara seragam.
19. Aplikasi Khusus adalah aplikasi yang digunakan sesuai dengan tugas dan fungsi serta karakteristik masing-masing perangkat daerah. 20. Informasi Elektronik adalah satu atau
sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu
21. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau aplikasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
22. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
23. Tata Kelola Keamanan Informasi adalah kegiatan pemanfaatan sistem, proses, dan/atau teknologi informasi untuk melindungi kerahasiaan, keutuhan, keautentikan, ketersediaan, dan kebertanggungjawaban dari naskah dinas yang terdapat dalam suatu aplikasi.
24. Rencana Induk SPBE adalah dokumen
perencanaan yang menjadi acuan
penyelenggaraan SPBE.
25. Peta jalan SPBE adalah tahapan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk setiap program dalam rentang waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ada di dalam Rencana Induk SPBE. 26. Data dasar adalah data yang disediakan oleh
Perangkat Daerahyang masih dalam bentuk dan sifat dasar (raw data) yang dibuat sesuai dengan
tugas dan fungsinya dan terjamin
keautentikannya, serta originalitasnya.
27. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan aplikasi yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
28. Kode Sumber adalah kode-kode kunci pada basis data yang digunakan untuk pengembangan dan/atau perubahan basis data pada aplikasi. 29. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya
disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
30. Penyedia Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan jasa dalam pembangunan / pengembangan / pemeliharaan aplikasi.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, ASAS, DAN RUANG LINGKUP Maksud
Pasal 2
Peraturan Walikota ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman penyelenggaraan SPBE yang terintegrasi, terpadu, terarah, dan terukur dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pemerintah daerah dengan :
a. perangkat daerah;
b. kalangan dunia usaha; dan c. masyarakat.
Tujuan Pasal 3
Peraturan Walikota ini bertujuan untuk :
a. mendorong terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan SPBE;
b. mendorong terwujudnya SPBE yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. memberikan keterpaduan dan kejelasan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, baik, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien berbasiskan TI di lingkungan pemerintah daerah;
d. tercapainya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. sinkronisasi dan integrasi pengembangan TI pemerintah daerah; dan
f. mendorong terwujudnya efisiensi dalam investasi TI pemerintah daerah.
Asas Pasal 4
Penyelenggaraan SPBE didasarkan pada asas : a. optimalisasi; b. terintegrasi; c. sinergitas; d. selaras; e. interoperabilitas; f. akuntabilitas;
g. efisiensi dan efektivitas; dan h. keberlanjutan.
Ruang Lingkup Pasal 5
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Walikota ini meliputi :
a. Penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik berbasis elektronik;
b. Pembiayaan SPBE; dan
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian SPBE.
BAB III
PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK
BERBASIS ELEKTRONIK Bagian Kesatu Kebijakan SPBE
Pasal 6
(1) Kebijakan SPBE meliputi Rencana Induk SPBE dan Peta Jalan SPBE.
(2) Dalam rangka pelaksanaan kebijakan SPBE sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perangkat daerah wajib mengacu pada Rencana Induk SPBE dan Peta Jalan SPBE.
Pasal 7
(1) Dalam rangka tata kelola dan
pertanggungjawaban terhadap seluruh aspek penyelenggaraan SPBE ditunjuk Government Chief Information Officer dan Komite TI pemerintah daerah.
(2) Government Chief Information Officer dan Komite TI pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Bagian Kedua Rencana Induk SPBE
Pasal 8
(1) Rencana Induk SPBE disusun dalam rangka memberikan arah pelaksanaan SPBE agar pengembangan SPBE dapat berjalan terpadu dan berkesinambungan.
(2) Rencana Induk SPBE terdiri atas 6 (enam) aspek yaitu :
a. Tata Kelola Keamanan Informasi; b. Infrastruktur;
c. Pusat Data Elektronik; d. Tata Kelola Aplikasi;
e. Portal dan surat elektronik; dan f. Sumber Daya Manusia.
Paragraf 1
Tata Kelola Keamanan Informasi Pasal 9
(1)
Tata kelola keamanan informasi mengacu pada ketentuan keamanan informasi Pemerintah.(2)
Instansi TI wajib melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola keamanan informasi.(3)
Pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota.Paragraf 2 Infrastruktur
Pasal 10 (1) Infrastruktur meliputi :
a. jaringan SPBE;
b. penyediaan akses internet/pita lebar;
c. ruang kendali manajemen SPBE beserta sarana dan prasarana pendukungnya; d. media penyimpanan dan pengamanan data
elektronik; dan
e. unsur infrastruktur lainnya berdasarkan analisa kebutuhan pengelolaan dan pengembangan TI.
(2) Perencanaan, pengadaan, dan/atau penyediaan infrastruktur menjadi tugas dan tanggungjawab instansi TI.
Pasal 11
(1) Arsitektur jaringan SPBE mengutamakan : a. mekanisme konektivitas terintegrasi; b. mendukung layanan pertukaran data; c. keberlangsungan; dan
d. sistem pengamanan jaringan.
(2) Penyediaan akses internet/pita lebar dilaksanakan secara terpusat melalui instansi TI, kecuali bagi SKPD yang belum dapat
diintegrasikan dengan jaringan SPBE
berdasarkan pertimbangan teknis instansi TI. (3) Ruang kendali manajemen SPBE beserta sarana
dan prasarana pendukungnya dibangun
berdasarkan analisa kebutuhan.
(4) Penyediaan media penyimpanan dan
pengamanan data elektronik didasarkan pada analisa kebutuhan dan diarahkan pada pemanfaatan pusat data elektronik secara terintegrasi dan terpadu.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai infrastruktur diatur dengan Keputusan Walikota.
Paragraf 3 Pusat Data Elektronik
Pasal 12
(1) Pusat data elektronik dibangun dan dikelola oleh instansi TI.
(2) Pusat data elektronik diselenggarakan dengan ketentuan minimal sebagai berikut :
a. berlokasi di wilayah Kota Cilegon;
b. perangkat lunak dan keras dari sistem elektronik yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. segala hal yang berkaitan dengan operasional pusat data elektronik tercatat dan/atau terdokumentasi dengan baik; dan d. personil yang mengoperasikan telah sesuai
dengan kompetensi yang ditentukan. Paragraf 4
Tata Kelola Aplikasi Pasal 13
(1) Perencanaan dan pengelolaan aplikasi umum dapat dilaksanakan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan kewenangan dalam urusan atau fungsi yang didukung oleh aplikasi tersebut. (2) Pembangunan, pengembangan, dan sistem pengamanan aplikasi umum dilaksanakan oleh instansi TI.
(3) Perencanaan, pembangunan, pengembangan, atau pengelolaan aplikasi khusus dapat dilaksanakan oleh SKPD setelah mendapatkan rekomendasi instansi TI.
(4) Penyedia jasa yang membangun atau mengembangkan aplikasi wajib menyerahkan kode sumber dan dokumentasi atas aplikasi yang dibangun atau dikembangkan kepada instansi TI dan/atau SKPD yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Pemanfaatan aplikasi umum nasional mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
(1) Aplikasi yang dibangun wajib bersifat legal, memenuhi ketentuan interoperabilitas,
mengakomodir pertukaran data, mampu
mencatat/merekam aktivitas transaksi
pertukaran data, menggunakan sarana tatap muka yang dibutuhkan untuk interkoneksi, dan mengutamakan aspek keamanan informasi serta kemudahan akses.
(2) Mekanisme pertukaran data dan/atau pemanfaatan data bersama dilakukan sesuai dengan kewenangan dan kualifikasi informasi. (3) Pertukaran data yang menyangkut data pribadi
penduduk, data aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon, atau data lain yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik wajib memperhatikan terjaganya kerahasiaan dan keamanan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Hak cipta termasuk hak pakai, hak ubah, hak menggandakan, dan hak distribusi atas aplikasi dan kode sumber yang dibangun menjadi milik negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Perangkat daerah dan instansi TI wajib menjaga kerahasiaan, keutuhan, keautentikan, keteraksesan, ketersediaan, dan dapat ditelusurinya suatu data dasar/informasi elektronik/dokumen elektronik sesuai dengan otoritas akses penggunaannya dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 17
(1) Aplikasi yang digunakan untuk SPBE wajib dilakukan penilaian kesesuaian fungsinya melalui proses penilaian yang dilakukan oleh auditor yang berkompeten.
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari SOP Pengelolaan TI pemerintah daerah yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.
Pasal 18
Dalam rangka pengendalian secara terstruktur, seluruh aplikasi wajib dilakukan registrasi pada instansi TI sebelum digunakan/dipublikasikan untuk dilaporkan pada Kementerian yang membidangi teknologi informasi dan komunikasi.
Paragraf 5
Nama domain dan Surat Elekronik Pasal 19
(1)
Nama domain pemerintah daerah adalah www.cilegon.go.id.(2)
Ketentuan mengenai format susunan nama domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.(3)
Subdomain wajib terintegrasi dengan nama domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1).Pasal 20
(1)
Pengelolaan nama domain dan subdomain terintegrasi dalam portal daerah.(2)
Portal daerah wajib menyediakan fitur layanan yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat sekurang-kurangnya meliputi :a. profil penyelenggara; b. profil pelaksana; c. standar pelayanan; d. maklumat pelayanan;
f. penilaian kinerja.
(3)
Dalam hal pengelolaan portal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota.Pasal 21
(1) Surat elektronik kedinasan pemerintah daerah
wajib menggunakan subdomain
@mail.cilegon.go.id.
(2) Perangkat daerah wajib menggunakan surat elektronik kedinasan sebagai sarana komunikasi dokumen elektronik dalam tugas kedinasan secara internal dan/atau eksternal.
(3) Ketentuan mengenai nomenklatur penamaan surat elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 6
Sumber Daya Manusia Pasal 22
(1) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia TI meliputi :
a. peningkatan kapasitas sumber daya manusia TI pada instansi TI; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia TI pada perangkat daerah.
(2) Peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal meliputi kompetensi terhadap penguasaan bidang/pengalaman penguasaan bidang aplikasi dan sistem keamanan SPBE dan/atau penguasaan bidang infrastruktur.
(3) Peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat dilaksanakan melalui kemitraan dengan:
a. Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian; atau
b. instansi pendidikan formal atau non formal bidang TI, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh instansi TI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Penyelenggaraan SPBE dapat dilakukan melalui kemitraan antara pemerintah daerah dengan:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah lain; atau c. pihak ketiga.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga Peta Jalan SPBE
Pasal 24
(1) Peta jalan SPBE meliputi 3 (tiga) dimensi sebagai penjabaran rencana induk SPBE meliputi :
a. perencanaan, pembangunan,
pengembangan, dan pengelolaan aplikasi; b. penyediaan infrastruktur; dan
c. penguatan kapasitas sumber daya manusia. (2) Ketentuan mengenai Peta jalan SPBE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Bagian Keempat Manajemen Resiko
Pasal 25
(1) Dalam penyelenggaraan SPBE wajib menerapkan manajemen resiko.
(2) Manajemen resiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya mencakup :
a. Resiko atas proyek mencakup kemungkinan tertundanya penyelesaian proyek TI, biaya
yang melebihi perkiraan, atau hasil akhir proyek tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
b. Resiko atas informasi mencakup akses yang tidak berhak atas aset informasi, pengubahan informasi oleh pihak yang tidak berhak dan penggunaan informasi oleh pihak yang tidak punya hak untuk keperluan yang tidak sebagaimana mestinya.
c. Resiko atas keberlangsungan layanan mencakup kemungkinan terganggunya ketersediaan layanan TI atau layanan TI tidak dapat berjalan.
(3) Dalam hal terjadi kegagalan atau gangguan sistem yang berdampak serius sebagai akibat perbuatan dari pihak lain terhadap aplikasi dan/atau infrastruktur, instansi TI wajib mengamankan data dan segera melaporkan dalam kesempatan pertama kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PEMBIAYAAN SPBE Pasal 26
Pembiayaan penyelenggaraan SPBE dapat bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); atau
c. sumber lain yang sah. BAB V
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 27
(1) Walikota berwenang melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap penyelenggaraan SPBE.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui koordinasi dan pembinaan dengan perangkat daerah terkait.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SPBE agar konsisten terhadap perencanaan dan peraturan serta peningkatan peran dan fungsi pelaporan.
(4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui inventarisasi dan analisa pemanfaatan sumber daya TI, penetapan standar biaya penyelenggaraan TI, dan izin akses pusat data elektronik daerah.
(5) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara berkala dan dilaporkan kepada Walikota melalui Government Chief Information Officer dan Komite TI.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28
Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku :
1.
Semua ketentuan peraturan perundang-undangan dan kelembagaan yang mengatur SPBE dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau tidak diatur secara khusus dalam Peraturan Walikota ini.2.
Terhadap seluruh aspek Rencana Induk SPBE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), wajib dilakukan penyesuaian paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Walikota ini diundangkan.BAB VII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 29
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cilegon.
Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal
WALIKOTA CILEGON, ttdTb. IMAN ARIYADI
Diundangkan di Cilegon pada tanggalSEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON, ttd
RATU ATI MARLIATI
PENJELASAN ATAS
PERATURAN WALIKOTA CILEGON
NOMOR 106 TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA CILEGON
I. UMUM
Penyelenggaraan SPBE atau yang disebut dengan e-government secara harfiah merupakan penggunaan TI oleh daerah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. E-government dapat diaplikasikan pada pelayanan publik maupun administrasi pemerintahan, tidak lain adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta transparan dan akuntabel menuju good and clean governance melalui penerapan New Public Services. Model tata kelola SPBE ini meliputi cakupan 3 (tiga) aspek yakni Government-to-Citizen (G2C) dalam hubungan pemerintah dengan masyarakat, Government-to-Business (G2B) dalam hubungan pemerintah dengan dunia usaha, dan Government-to-Government (G2G) dalam hubungan pemerintah dengan pemerintah.
Untuk mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan dengan memanfaatkan kemajuan TI, daerah perlu dan harus segera melaksanakan proses transformasi menuju e-government. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah daerah dengan mengoptimalkan pemanfaatan TI.
Pemanfaatan TI tersebut setidaknya mencakup dua aktifitas yang saling berkaitan, yaitu:
a. Pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik; dan
b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat diseluruh wilayah.
Dan tentunya perlu didukung dengan pengaturan dalam aspek pengelolaan dan pemanfaatan TI dalam segala aspek guna
memberikan landasan yang jelas. E-government diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan antara lain :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat secara luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah pada setiap saat, tanpa dibatasi oleh waktu dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaksi dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan mempercepat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
Regulasi terkait dengan pengaturan pengelolaan dan pemanfaatan TI sebagai perwujudan SPBE di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon ini menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan paradigma manajemen pemerintahan dan pembangunan yang didukung melalui pemanfaatan TI dalam manajemen dan proses kerjanya.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Huruf a. Cukup jelas. Huruf b. Cukup jelas. Huruf c. Cukup jelas. Huruf d. Cukup jelas.
Huruf e. Cukup jelas. Huruf f. Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a.
Yang dimaksud dengan optimalisasi adalah penguatan sumber daya yang ada dalam mendukung SPBE.
Huruf b.
Yang dimaksud dengan terintegrasi adalah penatakelolaan SPBE pada satu pintu dan terpusat.
Huruf c.
Yang dimaksud dengan sinergitas adalah pemanfaatan SPBE secara bersama-sama dengan pemangku kepentingan lainnya. Huruf d.
Yang dimaksud dengan selaras adalah SPBE yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Huruf e.
Yang dimaksud dengan interopabilitas adalah kemampuan pertukaran data/informasi elektronik pada aplikasi dalam SPBE.
Huruf f.
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah penyelenggaraan SPBE yang dapat dipertanggungjawabkan.
Huruf g.
Yang dimaksud dengan efisiensi dan efektivitas adalah ketercapaian efisiensi finansial, efisiensi dan efektivitas sumber daya informasi, dan efisiensi penggunaan TI dalam segala aspek pendukungnya pada penyelenggaraan SPBE
Huruf h.
Yang dimaksud dengan keberlanjutan adalah penyelenggaraan SPBE yang didasarkan pada pentahapan yang jelas dan terukur Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas.
Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan legal adalah aplikasi yang bersifat proprietary software atau aplikasi yang bersifat free open source. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan auditor berkompeten adalah penilai kesesuaian fungsi aplikasi yang berasal dari instansi TI baik oleh tim internal instansi TI maupun tenaga ahli yang ditunjuk, atau Kementerian yang membidangi teknologi informasi dan komunikasi Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas.
Pasal 23 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c
Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah perseorangan, perusahaan swasta berbadan hukum, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, pihak luar negeri, atau lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum
Ayat (2)
Kemitraan dapat dilaksanakan melalui MoU atau PKS Pasal 24
Cukup jelas. Pasal 25
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas.
LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 106
TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN
SISTEM
PEMERINTAHAN
BERBASIS
ELEKTRONIK
DI
LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA CILEGON
SUSUNAN NAMA DOMAIN PEMERINTAH KOTA CILEGON 1. NAMA DOMAIN DAN SUBDOMAIN PERANGKAT DAERAH
URAIAN FORMAT PENAMAAN
Domain Pemerintah Kota Cilegon cilegon.go.id
Subdomain Sekretariat DPRD sekretariat.dprd-cilegon.go.id Subdomain Badan/Dinas/Perangkat
Daerah yang Setingkat
[karakter singkatan badan/dinas/
perangkat daerah yang
setingkat].cilegon.go.id
Subdomain Kecamatan kec[nama kecamatan].cilegon.go.id
Subdomain Kelurahan kel[nama kelurahan].cilegon.go.id
Subdomain RSUD rsud.cilegon.go.id
2. NAMA SUBDOMAIN APLIKASI
URAIAN FORMAT PENAMAAN
Aplikasi [karakter singkatan nama aplikasi].cilegon.go.id
Catatan : dalam hal aplikasi berlaku secara internasional, Nama Subdomain Aplikasi dapat menggunakan bahasa asing
3. NAMA SUBDOMAIN KEGIATAN KHUSUS
URAIAN FORMAT PENAMAAN
Kegiatan kenegaraan/ PHBI/PHBN/kegiatan lainnya
[karakter nama kegiatan].cilegon.go.id
Catatan : dalam hal kegiatan khusus berlaku secara internasional, Nama Subdomain Kegiatan Khusus dapat menggunakan bahasa asing
WALIKOTA CILEGON, ttd
LAMPIRAN II
PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 106
TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN
SISTEM
PEMERINTAHAN
BERBASIS
ELEKTRONIK
DI
LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA CILEGON
NOMENKLATUR PENAMAAN SURAT ELEKTRONIK PEMERINTAH KOTA CILEGON
URAIAN FORMAT PENAMAAN
Sekretariat Daerah [email protected]
Sekretariat DPRD [email protected]
Badan/Dinas/Perangkat Daerah yang Setingkat
[karakter singkatan badan/dinas/ perangkat daerah yang setingkat] @mail.cilegon.go.id
Kecamatan kec-[nama kecamatan]
@mail.cilegon.go.id
Kelurahan kel-[nama kelurahan]
@mail.cilegon.go.id
RSUD [email protected]
WALIKOTA CILEGON, ttd
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
CATATAN ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...