• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENTABILITAS PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENTABILITAS PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RENTABILITAS PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia)

Hazhemi Rafsanjani 1)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Siliwangi hazhemi.rafsanjani92@gmail.com

Suprianto 2)

Fakultas Pertanian Universitas Negeri Siliwangi Suprianto.

Supriantoprie56@gmail.com Riantin Hikmah Widi 3)

Fakultas Pertanian Universitas Negeri Siliwangi riantinhikmahwidi@gmail.com

ABSTRAK

HAZHEMI RAFSANJANI, 2017. Rentabilitas Pembenihan Ikan Nila GMT (Genetically Male Tilapia). Kasus pada seorang Petani Ikan di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. (Di bawah bimbingan SUPRIANTO dan RIANTIN HIKMAH WIDI).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknik budidaya pembenihan ikan nila GMT, pendapatan dan rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus dan pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang dikumpulkan yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usaha pembenihan ikan nila GMT selama 2 tahun mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 11.061.667,- pada tahun 2015 dan Rp.77.758.667,- pada tahun 2016, dengan pendapatan rata-rata pertahunnya sebesar Rp. 44.410.167,-.

Nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT selama 2 tahun sebesar 67,60 persen bila di bandingkan dengan bunga pinjaman KUR bank BRI sebesar 9 persen, nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT lebih besar. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa usaha pembenihan ikan nila GMT layak untuk diusahakan.

Kata Kunci : Rentabilitas, ikan nila GMT, teknik budidaya, pendapatan

ABSTRACK

HAZHEMI RAFSANJANI, 2017. Profitability of Hatchery Tilapia GMT (Genetically Male Tilapia). Cases of a fish farmer in the village of Ciawang District of Leuwisari Regency Tasikmalaya. (Under the guidance of SUPRIANTO and RIANTIN HIKMAH WIDI).

(2)

The purpose of this study was to determine the technical aspects of aquaculture hatchery tilapia GMT, revenue and profitability of business hatchery tilapia GMT. The method used in this research is the method of case study and site selection the research done intentionally (purposive). The data collected in this study are primary data and secondary data.

The results of this study indicate that the revenue of business hatchery tilapia GMT for 2 years an increase in the amount Rp. 11.061.667,- in 2015 and Rp.77.758.667,- in 2016, with an average income of annually Rp. 44.410.167,-.

Value profitability business hatchery tilapia GMT for 2 Year by 67,60 percent. when compared with lending KUR BRI bank by 9 percent, then the profitability value of business hatchery tilapia GMT larger. So it can be concluded that the bussines hatchery tilapia GMT worthy to be cultivated.

Key word : Proritability, Tilapia GMT, cultivation techniques, Revenue

PENDAHULUAN

Ikan nila (Oreochromus niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari sungai nil dan danau-danau sekitarnya.sekarang ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Ikan nila pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1969 oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar dengan mendatangkan bibit dari negara Taiwan. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di Indonesia. Ikan nila (Oreochromus Niloticus) pula merupakan salah satu komoditas andalan yang dapat dikembangkan untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Jenis ikan ini dapat dipelihara di perairan air payau maupun tawar.

Kawasan Minapolitan Kabupaten Tasikmalaya berlokasi di Kecamatan Padakembang sebagai lokasi inti, dengan daerah pendukung di Kecamatan Singaparna, Sukaratu, dan Leuwisari. Sementara itu berdasarkan data produksi dan nilai produk ikan nila di Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya. Rincian perkembangan produksi dan nilai produksi ikan nila di Kabupaten Tasikmalaya selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produk Ikan Nila Tahun 2010 - 2014 Kabupaten Taskmalaya

Tahun Produksi (ton) Nilai Produk (000 Rp)

2010 2011 2012 2013 2014 6.064,14 8.649,64 10.309,04 11.593,00 12.724,56 60.641,85 86.496,41 103.090,35 115.920,00 152.694,00 Jumlah 49.340,43 518.843,21 Rata - rata 9.868,086 103.768,642

Sumber : Dinas Peternakan,Perikanan dan Kelautan Kab.Tasikmalaya

Berdasarkan Tabel 1 di atas produksi dan nilai produk ikan nila selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai 2014 di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan dengan nilai rata produksi mencapai 9.868,086 ton dan nilai rata-rata produk yang dihasilkan pertahunnya sebesar Rp.103.768.642. Produksi ikan nila tertinggi di Kabupaten Tasikmalaya terjadi pada tahun 2014 dengan produksi mencapai 12.724,56 ton pertahunnya begitu pula dengan nilai produk tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan sebesar Rp. 152.694.000. Dengan meningkatnya produksi ikan nila di Tasikmalaya selama periode tahun 2009-2014, hal itu menandakan bahwa ikan nila di Kabupaten Tasikmalaya sudah mulai dilirik oleh para petani ikan, yang kita tahu selama ini petani ikan di Kabupaten Tasikmalaya kebanyakannya membudidayakan ikan gurame, ikan nilem, dan ikan mas.

Melihat pentingnya peranan benih bagi petani usaha pembesaran maka sangat diharapkan kepada para petani pembenih untuk menghasilkan benih yang baik, unggul dan berkualitas serta berkelanjutan. Untuk memperolehnya banyak tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh petani pembenih. Mulai dari pemeliharaan induk, persiapan wadah dan substrat, pemilihan induk siap pijah, pemijahan, penetasan telur hingga perawatan larva. Untuk melaksanakannya Kegiatan diatas petani membutuhkan biaya-biaya dalam pengadaan faktor-faktor produksinya. Setiap biaya yang dikeluarkan oleh petani tentunya akan mempengaruhi arus keuangan, laba dan keberlanjutan usahanya.

Cara untuk menilai rentabilitas suatu usaha ada beberapa jenis tergantung pada laba aktiva atau modal mana yang diperbandingkan dengan yang lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari usaha, atau laba sesudah pajak

(4)

dengan operasi, atau laba neto sesudah pajak yang diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva,atau laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan modal sendiri. Dengan adanya macam-macam cara dalam penelitian suatu usaha tidak mengherankan kalau ada beberapa perusahaan yang berbeda dalam perhitungan nilai rentabilitasnya. Yang pentiang ialah rentabilitas mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan tersebut. (Bambang Riyanto, 1995)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dimaksud untuk mengetahui teknik budidaya, pendapatan, serta rentabilitas usahatani pembenihan ikan nila GMT (Genetically Male Tilapia) di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode Studi Kasus pada seorang petani ikan nila GMT di Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan cara sengaja (purposive). Untuk menjawab tujuan penelitian maka digunakan beberapa alat analisis :

Modal adalah seluruh biaya investasi yang dikeluarkan pada kegiatan produksi pembenihan ikan nila GMT. Biaya investasi adalah biaya yang berhubungan dengan infrastruktur usaha pembenihan ikan nila GMT. Meliputi:

 Kolam dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

 Hapa/waring dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

 Tabung oksigen dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

 Selang aerasi dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

 Serokan kain dinilai dalam satuan rupiah (Rp)

 Drum plastik dinilai daam satuan rupiah (Rp).

(5)

 Serokan besar dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual satuan produk. Dengan rumus menurut Ken Suratiyah (2015): TR = Q × P

Keterangan :

TR = Penerimaan Total (Rp) Q = Jumlah Produksi (ekor) P = Harga Jual (Rp/ekor)

Pendapatan adalah selisih dari penerimaan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan rumus menurut Ken Suratiyah (2015): π = TR – TC

Di mana :

π = Pendapatan (Rp) TR = Penerimaan Total (Rp) TC = Biaya Total (Rp)

Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Adapun rumus perhitungan Rentabilitas menurut Bambang Riyanto (1995):

R = L

M x 100% Dimana :

R = Rentabilitas

L = Laba Usaha yang diperoleh selama periode tertentu M = Modal Usaha yang dikeluarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknis Pembenihan Ikan Nila GMT 1. Persiapan Kolam

Kolam yang digunakan oleh responden berupa kolam tembok dengan dasar tanah.yang terdiri dari 6 kolam tembok. persiapan kolam yang dilakukan oleh responden meliputi proses pengeringan,pemupukan, serta pengisian air.

(6)

Pengeringan dilakukan dengan cara membuka saluran pengeluaram secara keseluruhan, selanjutnya dibiarkan kering selama 3-4 hari dan dibiarakan dijemur dibawah sinar matahari. Hal tersebut dilakukan untuk membunuh hama dan bibit-bibit penyakit yang kemungkinan terdapat didasar kolam. Saat proses pengeringan berlangsung dilakukan pula kegiatan lainnya berupa perbaikan pematang yang bocor dan kamalir.

Setelah pengeringan dan penjemuran dasar kolam, selanjutnya kolam di pupuk dan diberi kapur. Untuk pupuk yang di gunakan berupa pupuk kandang sebanyak 500 gr/m² sedangkan untuk kapur diberikan sebanyak 50gr/m². Kemudian kolam diisi air tapi air jangan terlalu dalam cukup sampai ketinggian 60cm. Setelah itu kolam yang sudah diairi didiamkan selama 2-3 hari untuk menetralisir dampak pengapuran dan pemupukan.

2. Penebaran Induk

Penebaran induk dilakukan setelah proses pengolahan lahan selesai. Untuk jumlah indukan yang ditebar disesuaikan dengan luas kolam yang digunakan, hal tersebut akan mempengaruhi proses produksi agar tidak terjadi kepadatan dan apabila terjadi kepadatan jumlah induk dikolam akan membuat indukan menjadi stress sehingga akan menurunkan produktivitas telurnya. Dengan padat tebar induk adalah 1 ekor/m². Dengan komposisi induki jantan dengan induk betina 1:3 (1 jantan : 3 betina) yang artinya dalam satu paket induk berisi 100 ekor induk jantan dan 300 ekor induk betina. Penebaran induk dilakukan oleh responden pada saat pagi hal tersebut dilakukan guna untuk mengurangi tingkat kestresan indukan dikarenakan pada saat pagi hari suhu udara dan suhu air kolam masih rendah. 3. Pemberian pakan

Untuk pakan yang digunakan oleh responden berupa pelet yang dengan kandungan protein sebesar 30%. Untuk pemberian pakan yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari sekitar pukul 08.00 WIB dan 16.00WIB dengan cara merata pada sekeliling kolam. Dengan jumlah pakan yang diberikan perkolamnya sebanyak 3% dari bobot total indukan yang ada di kolam.

(7)

4. Pemijahan

Untuk teknik pemijahan yang dilakukan oleh responden masih melakukan teknik pemijahan secara tradisional atau biasa disebut dengan teknik pembenihan secara massal. Teknik pembenihan secara massal merupakan teknik pemijahan yang dilakukan tanpa ada campur tangan manusia yaitu dengan memijahkan beberapa pasang induk dalam satu kolam yang sesuai dengan ukuran kolam. Pemijahan terjadi setelah 7 hari sejak penebaran induk. Pemijahan ikan nila terjadi dengan cara membuat lubang-lubang yang berdiameter 30 cm didasar kolam. Selanjutnya, telur-telur yang telah di buahi dierami didalam mulut induk betina dan telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 2-3 hari.

5. Pemanenan

Pemanenan larva atau benih dilakukan setelah banyak larva muncul bergerombol di pinggir kolam. Cara panen yang dilakukan oleh responden dengan cara panen total, yaitu panen secara keseluruhan dengan cara mengeringkan kolam. Ukuran benih yang di panen berkisar antara 0,8 cm sampai ukuran 1cm dan pemanenan tersebut dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Pemanenan dilakukan dengan cara menutup pintu pemasukan air dan memasang saringan di pintu pengeluaran agar benih dan induk tidak keluar terbawa arus. Selanjutnya pintu pengeluaran air di buka, lalu tunggu sampai air surut, setelah air surut tangkap indukan terlebih dahulu baik jantan maupun betina dengan menggunakan sair. Setelah itu alirkan sedikit air baru agar benih tidak stress dan mati sehingga berkumpul di satu kubangan dekat dengan saluran pengeluaran. Selanjutnya benih ditangkap menggunakan serokan kain secara hati-hati lalu dimasukkan kedalam drum plastik setelah itu di pindahkan kedalam waring penampungan.

Analisis Kelayakan 1. Biaya Investasi

Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal priode untuk memperoleh manfaat beberapa periode kemudian. Biaya tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pembenihan ikan nila GMT. Adapun biaya investasi yang dikeluarkan oleh

(8)

responden sebesar Rp. 131.385.000,00. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya Investasi Usaha Pembenihan Ikan Nila GMT.

No Uraian Nilai (Rp) % 1 2 3 4 5 6 7 8 Kolam Hapa/waring Tabung oksigen Selang aerasi Serokan kain Serokan besar Drum plastik Indukan Nila 54.000.000,00 2.500.000,00 5.000.000,00 125.000,00 60.000,00 200.000,00 1.000.000,00 68.500.000,00 41,1 1,9 3,8 0.09 0,05 0,15 0,76 52,15 Total biaya investasi 131.385.000,00 100,00 2. Modal Kerja

Modal Kerja adalah biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional. Modal Kerja yang dikeluarkan oleh responden selam 2 tahun sebesar Rp. 83.000.000,00. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Modal Kerja Usaha Pembenihan Ikan Nila GMT Selama 2 tahun (2015-2016). No Uraian Nilai (Rp) 2015 2016 1 Pelet 21.600.000,00 21.600.000,00 2 Pupuk kandang 540.000,00 810.000,00 3 Kapur dolomit 5.400.000,00 5.400.000,00 4 Tenaga kerja 10.800.000,00 12.600.000,00 5 Vitamin 300.000,00 350.000,00 6 EM4 1.440.000,00 1.440.000,00 Total 40.080.000,00 42.200.000,00

Total Modal Kerja Selama 2 Tahun

83.000.000,00

Berdasarkan Tabel 3 di atas modal kerja yang dikeluarkan dalam usaha pembenihan ikan nila GMT selama 2 tahun mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 40.080.000,00 pada tahun 2015 dan berangsur naik menjadi Rp. 42.200.000,00 pada tahun 2016, dengan total modal yang dikeluarkan selama 2 tahun sebesar Rp. 83.000.000,00. Kenaikan modal kerja tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga dari komponen-komponen modal kerja yang terjadi pada tahun 2016.

(9)

3. Penerimaan

Penerimaan adalah merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga larva yang dihasilkan pada usaha pembenihan ikan nila GMT. Penerimaan usaha pembenihan ikan nila GMT dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Penerimaan Usaha Pembenihan Ikan Nila GMT Selama 2 Tahun (2015-2016). No Tahun Nilai (Rp) 1 2 2015 2016 62.780.000,- 131.577.000,- Rata-rata 97.178.500,-

Berdasarkan Tabel 12 di atas menunjukan bahwa penerimaan selama dua tahun usaha pembenihan ikan nila GMT mengalami peningkatan, pada tahun 2015 jumlah penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 62.780.000,-, pada tahun 2016 penerimaan berangsur naik yaitu sebesar Rp. 131.577.000,-, dengan penerimaan rata-ratanya sebesar Rp. 97.178.500,-.

4. Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dikurangi biaya total. Pendapatan usaha pembenihan ikan nila GMT milik responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pendapatan Usaha Pembenihan Ikan Nila GMT Selama 2 Tahun (2015-2016). No Tahun Nilai (Rp) 1 2 2015 2016

11.061.667,-

77.758.667,- Rata-rata Pendapatan 44.410.167,-

Berdasarkan Tabel 6 di atas pendapatan usaha pembenihan ikan nila GMT selama 2 tahun mengalami peningkatan yakni sebesar Rp. 11.061.667,- pada tahun 2015 berangsur naik menjadi Rp. 77.158.667,- pada tahun 2016, dengan rata-rata pendapatan pertahunnya sebesar Rp. 44.410.167,-.

(10)

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

Perhitungan rentabilitas ini ditujukkan untuk melihat kemampuan usaha pembenihan ikan nila GMT dalam menghasilkan laba pada periode tertentu, dalam penelitian ini periode yang digunakan adalah satu periode siklus induk yaitu selama 2 tahun. Nilai rentabilitas pada usaha pembenihan ikan nila GMT sebesar 67,60 persen, artinya setiap Rp 100,00 modal yang ditanamkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 67,60 (enam puluh tujuh koma enam puluh rupiah).Untuk lebih jelasnya mengenai analisis rentabilitas dapat dilihat pada Lampiran 5.

Besarnya nilai rentabilitas pada usaha pembenihan ikan nila GMT akan dibandingkan dengan bunga pinjaman bank. Bunga pinjaman bank yang digunakan sebagai pembanding adalah berupa bunga pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) bank BRI yakni sebesar 9 persen pertahunnya. KUR Ritel bank BRI adalah kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan plafond > Rp 25 juta sampai Rp 500 juta dengan jangka waktu maksimal selama empat tahun dan suku bunga efektif sebesar 9 persen pertahunnya dengan tidak dipungut provisi dan administrasi. Maka usaha pembenihan ikan nila GMT menguntungkan atau layak untuk diusahakan, dimana nilai rentabilitas pada usaha pembenihan ikan nila GMT lebih besar daripada dengan bunga pinjaman KUR bank BRI. Dan juga bila berdasarkan kriteria nilai rentabilitas yang dikeluarkan kementrian koperasi dan UKM nilai tergolong kedalam kriteria nilai rentabilitas yang sangat baik dikarenakan nilai rentabilitas yang dihasilkan oleh usaha pembenihan ikan nila GMT lebih dari 21 persen.

Melihat omzet yang dihasilkan responden untuk usaha pembenihan ikan nila ini cukup besar, usaha pembenihan ikan nila ini tergolong ke dalam usaha kecil yaitu dengan kriteria omzet yang dihasilkannya 50 juta rupiah sampai dengan 300 juta rupiah pertahunnya. Menurut peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2016 di wajibkan bagi usaha yang termasuk kedalam kriteria usaha tersebut di wajibkan

(11)

untuk mengeluarkan pajak penghasilan sebesar 0,25 persen. Tetapi fakta di lapangannya responden tidak mengeluarkan pajak, namun apabila responden mengeluarkan pajak maka nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT sebesar 67,43 persen dan nilai tersebut tidak terpaut jauh dengan nilai rentabilitas tanpa mengeluarkan pajak .

Sebenarnya nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila yang dilakukan oleh responden bisa berpotensi menghasilkan nilai rentabilitas yang lebih tinggi. Bilamana responden dalam penetapan harga jual larvanya mengikuti anjuran harga yang dikeluarkan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) yang selama ini menjadi acuan harga pasar untuk larva ikan nila GMT. Maka nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila tersebut menghasilkan, sebesar 155,82 persen dan setelah kena pajak nilai rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT menjadi 155,43 persen

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada petani ikan di desa Ciawang kecamatan leuwisari kabupaten tasikmalaya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Teknik pembenihan ikan nila GMT yang dilakukan responden memakai sistem pembenihan semi-intensif dengan teknik pemijahannya secara massal dan teknik pemanenannya panen total dengan benih yang dihasilkan sekitar 96 persennya berjenis kelamin jantan.

2) Pendapatan yang diterima pertahunnya untuk usaha pembenihan ikan nila GMT cenderung mengalami kenaikan yakni Rp. 11.061.667,00 pada tahun 2015 dan Rp. 77.758.667,00, dengan rata-rata pendapatan pertahunnya sebesar Rp. 44.410.167,00.

3) Nilai rentabilitas dari usaha pembenihan ikan nila GMT selama 2 tahun yakni sebesar 41,43 persen.

(12)

Adapun saran dari hasil penelitian dan pembahasan rentabilitas usaha pembenihan ikan nila GMT di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya sebagai berikut :

1) Pembenihan ikan nila GMT ini sebaik dilakukan secara intensif yaitu dalam suatu ruangan hatchery yang terkontrol sehingga dapat menghindari resiko kematian akibat perubahan cuaca dan perubahan kualitas air serta ancaman predator.

2) Untuk meningkatkan nilai rentabilitas dalam penetapan harga jual larva sebaiknya mengikuti anjuran harga yang telah ditetapkan oleh BBPBAT. Dan kegiatan pembenihan ikan nila GMT sebaiknya ditingkatkan ke tahapan berikutnya sehingga benih yang dihasilkan jadi beragam berdasarkan ukurannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afif Fakhruzzaman. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Nila Gesit (studi kasus : Unit Pembenihan Rakyat Citomi Desa Tanggulun Barat, Kec. Kalijati, Kab. Subang Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Bambang Riyanto. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE .Yogyakarta.

Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat suku bunga kredit investasi periode sebelumnya, perekonomian periode tertentu, perekonomian periode sebelumnya, jumlah uang beredar periode tertentu, dan jumlah

SYAIKHUNA Volume 8 Nomor 2 Oktober 2017 183 Sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama uraian-uraiannya, maka akan terlihat bahwa dasar penafsiran al-Razi pada ayat ini

Percepatan Penanganan COVID-19 oleh Presiden RI (Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020) 31 Maret Presiden RI menetapkan Indonesia dalam ke daruratan kesehatan masyarakat:

Telah dibuat suatu komposit HA/PVA/PVP/khitosan dengan teknik radiasi yang diharapkan dapat digunakan pada kasus penggantian tulang (bone replacement) yang tidak memerlukan

Topik penelitian mengenai estimasi nilai kerugian ekonomi akibat degradasi lingkungan atau kerusakan sumberdaya dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian terdahulu menggunakan pengukuran beban kerja mental dengan metode NASA-TLX telah dilakukan oleh Arsi dan Partiwi (2012) untuk mengukur beban kerja mental

Jika item dengan indeks kecil dari 75% dianggap rendah, maka item berikut merupakan item dengan skor rendah yakni: “laboratorium menolak permintaan pengujian

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing degan metode eksperimen memberikan pengaruh lebih baik