• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ProkrastinasiAkademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok atau menjadi hari esok. Jadi, dari asal katanya prokrastinasi adalah menunda hingga hari esok atau lebih suka melakukan pekerjaannya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi dapat disebut sebagai procrastinator (Kartadinata, & Sia, 2008).

Menurut Solomon dan Rothblum (1984) prokrastinasi adalah penundaan yang disengaja dalam atau menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Tuckman dan Sexton (1989) (dalam Lee, 2005) prokrastinasi adalah kurangnya regulasi diri atau kecendrungan untuk menunda bahkan menghindari secara sadar suatu aktivitas. Prokrastinasi bukan hanya menyangkut buruknya pengelolaan waktu dan kekurangan dalam kebiasaan belajar melainkan suatu proses kompleks yang melibatkan komponen afektif, kognitif dan prilaku (Solomon & Rothblum, 1984).

Dari definisi-definisi yang ada dapat di simpulkan Prokrastinasi merupakan suatu perilaku menunda-nunda tugas atau suatu pekerjaan.

2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik

Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik adalah suatu kecendrungan menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat mengikuti pertemuan kelas.

Clegg & Bailey (2008) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kurangnya keterampilan manajemen waktu, merasa stress dan memilih menunda suatu tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan akademik. Kecenderungan yang tidak rasional pada individu untuk akhirnya memutuskan menunda tugas akademik di awal maupun akhir adalah definisi lain dari prokrastinasi akademik (Senecal, Julian dan Guay 2003, dalam Balkis, 2013).

Dapat di simpulkan definisi Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam area akademik.

(2)

2 2.1.2 Aspek Dari Prokrastinasi

Menurut Solomon & Rothblum (1984), terdapat dua aspek yang diungkap dalam prokrastinasi yaitu:

A. Area Prokarastinasi

1. Mengerjakan tugas makalah

Seberapa sering sesorang menunda mengerjakan tugas makalah 2. Belajar untuk ujian

Seberapa sering seseorang menunda belajar untuk ujian 3. Tugas membaca mingguan

Seberapa sering seseorang menunda membaca teks book 4. Tugas administrative akademik

Seberapa sering menunda mengerjakan tugas administrasi 5. Tugas yang memerlukan kehadiran

Seberapa sering seseorang menunda untuk membuat janji mengerjakan tugas kelompok/bertemu dosen pembimbing

6. Tugas akademik secara umum

Seberapa sering seseorang menunda mengerjakan tugas akademik secara umum (mengerjakan tugas kuliah & membaca buku)

B. Faktor Penyebab Prokrastinas

1. Kecemasaan menghadapi evaluasi

Merasa cemas akan tugas kuliah dan merasa takut gagal dan tidak bias mengerjakan tugas kuliah

2. Perfeksionis

Ingin Mencapai target, Ingin mendapatnilai yang bagus dan Terlalu ambisius

3. Kesulitam membuat keputusan Labil dalam membuat keputusan 4. Ketergantungan dengan orang lain

Mengandalkan orang lain untuk membuat keputusan 5. Menghindari tugas dan mudah frustasi

Menunda mengerjakan tugas dengan mengerjakan tugas yang tidak penting dan bersifat menyenangkan dan hiburan

(3)

6. Rendahnya kepercayaan diri

Tidak percaya diri , Gelisah dan risau akan tugas kuliah 7. Kemalasan

Malas untuk mengerjakan tugas 8. Kurangnya penegasan dari diri sendiri

Terlalu santai terhadap tugas yang diberikan sehingga menunda tugasnya 9. Takut akan keberhasilan

Takut untuk mencapai kesuksesan karena tidak ingin di jahui oleh teman-teman di sekitarnya (teman-temannya merasa iri)

10. Kecendrungan untuk merasa kelelahan

Pengelolaan waktu yang kurang baik mengakibatkan cepat lelah dan akhirnya menunda pekerjaan

11. Pemberontakan terhadap aturan yang ada Mengacuhkan deadline yang ada

12. Pengambilan resiko

Suka untuk mengambil resiko dalam hal mengerjakan tugas yaitu dengan menunda dan melalaikan tugas yang ada

13. Pengaruh teman sebaya

Mengikuti teman yang tidak mengerjakan tugas

2.1.3 Jenis–jenis Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari (Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi menjadi dua jenis prokrastinasi berdasarkan manfaat dan tujuan melakukannya yaitu:

A. Functional Procrastination

Yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi lengkap dan akurat.

B. Dysfunctional Procrastination

Yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Dysfunctional procrastination ini dibagi lagi menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan:

(4)

4

Menurut Janis & Mann (Ghufron, 2003: 18), bentuk prokrastinasi yang merupakan suatu penghambat kognitif dalam menunda untuk mulai

melakukan suatu pekerjaan dalam menghadapi situasi yang

dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan sesuatu.

2) Behavioral atau avoidance procrastination

Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 19), penundaan dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan manfaat penundaan, yaitu prokrastinasi yang

dysfunctional yang menampakan penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan. Dan

prokrastinasi yang fungsional, yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dibatasi pada jenis dysfunctional behavioral procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat negatif.

2.1.4 Dampak Prokrastinasi Akademik

Menurut Solomon dan Murakami (1986) prokrastinasi akademik yang dilakukan pelajar akan berdampak buruk terhadap performa akademis, berkemungkinan menyebabkan rasa lelah yang berkepanjangan, serta menurunnya prestasi akademik.

Sedangkan menurut Burka & Yuen (1983), prokrastinasi mengganggu dalam dua hal:

(5)

A. Prokrastinasi menciptakan masalah eksternal, seperti menunda mengerjakan tugas membuat kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik dan mendapat peringatan dari guru. Menurut Mancini (Rahmawati, 2011: 24) dampak Internal Beberapa penyebab prokrastinasi muncul dari dalam diri prokrastinator. Saat prokrastinator tendensi tertentu akan suatu hal, tendensi tersebut tertanam dalam diri prokrastinator. Contohnya, prokrastinator memiliki perasaan takut gagal, dan procrastinator melakukan prokrastinasi besar-besaran akan suatu hal, maka prokrastinator akan selalu melakukan penundaan dalam tugas dimana prokrastinator merasa gagal. Mahasiswa yang berfkir semua mata kuliah sulit, mahasiswa tersebut akan berfikir takut gagal atau berbuat kesalahan dan menunda belajar atau mengerjakan tugas-tugasnya.

B. Burka & Yuen (1983)Prokrastinasi menimbulkan masalah internal, seperti merasa bersalah atau menyesal. Dampak Internal Beberapa penyebab prokrastinasi muncul dari dalam diri prokrastinator. Saat prokrastinator tendensi tertentu akan suatu hal, tendensi tersebut tertanam dalam diri prokrastinator. Contohnya, prokrastinator memiliki perasaan takut gagal, dan procrastinator melakukan prokrastinasi besar-besaran akan suatu hal, maka prokrastinator akan selalu melakukan penundaan dalam tugas dimana prokrastinator merasa gagal. Mahasiswa yang berfkir semua mata kuliah sulit, mahasiswa tersebut akan berfikir takut gagal atau berbuat kesalahan dan menunda belajar atau mengerjakan tugas-tugasnya Mancini (Rahmawati, 2011: 24).

2.2. Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Game Online

Seorang mahasiswa yang mengalami kecanduan game online adalah mereka yang membutuhkan waktu bermain kurang lebih sebanyak 38,5 jam perminggu atau sekitar 5,5 jam sampai 6 jam perhari (Sitat dalam Widyanto & Griffiths, 2006).

Menurut Lemmens, Valkenburg dan Peter (2009) seseorang yang mengalami kecanduan game mempunyai karakteristik umum yaitu sebagai berikut:

1. Arti

Yang maksudnya adalah bermain game menjadi aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seseorang.

(6)

6

2. Toleransi

Proses dimana seseorang mulai untuk bermain game lebih sering sehingga secara bertahap mulai menghabiskan waktu untuk bermain game

3. Modifikasi mood

Pengalaman subjektif dimana orang memiliki ikatan dengan game. Dimensi awalnya adalah euphoria dari aktivitas serta munculnya perasaan yang menyenangkan yang berhubungan dengan pelarian perasaan.

4. Withdrawal

Perasaan yang kurang menyenangkan, yang muncul ketika tidak lagi bermain

game 5. Relapse

Kecendrungan untuk mengulangi kembali pola bermain game yang berlebihan 6. Konflik

Konflik yang terjadi akibat berlebihan bermain game 7. Masalah

Sesuatu hal yang terjadi akibat berlebihan bermain game

2.2.1. Definisi Mahasiswa

Kamisa (1997) mengartikan bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Pada umumnya mahasiswa pada jenjang sarjana regular yang melanjutkan studinya langsung dari SMA berada pada rentang usia 18-25 tahun. Dari segi tahap perkembanga, Santrock (2008) berpendapat bahwa rentang usia ini termaksud kedalam masa transisi dari tahap remaja ke dewasa (emerging adulthood) yang penuh dengan perubahan dalam hidup. Pada masa ini, individu umumnya telah mampu bertanggung jawab untuk membuat keputusannya sendiri, namun belum atau baru lulus dari tingkat pendidikan yang diinginkan, belum sepenuhnya mandiri secara finansial, dan masih mencari mencari-cari jalur karir yang cocok bagi dirinya.

2.2.2 Definisi Kecanduan Game Online

Kecanduan bermain game secara berlebihan dikenal dengan istilah Game

(7)

hal yang ingin dikerjakan selain bermain game, dan seolah-olah game ini adalah hidupnya.

Kecanduan game online merupakan salah satu jenis kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan internet addictive disorder. Internet dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah Computer game Addiction (berlebihan dalam bermain game). Game online merupakan bagian dari internet yang sering dikunjungi dan sangat digemari dan bisa menyebabkan kecanduan yang memiliki intensitas yang sangat tinggi. Seorang pecandu game online dapat menghabiskan waktu untuk bermain sekitar 6 jam atau lebih dalam satu hari. Jika tidak memiliki aktivitas yang dilakukan pecandu game online dalam satu hari, mereka terbiasa untuk bermain 12 game online lebih lama dan dapat menghabiskan waktu hingga 20 jam dalam satu hari.(Siska. F, Widyastuti . 2012)

(8)

8

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Menurut Susantoro dalam Ramadha (1990: 23) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.pada tahap itulah mahasiswa rentan mengalami kecanduan game online karena game tersebut sengaja dirancang agar pemainnya semakin sering bermain game (Headline, 2011). Fase kecanduan bermain game merupakan keadaan dimana seorang pemain akan sulit untuk lepas dari permainannya tersebut. Kecanduan game dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Salah satu kerugiannya adalah pemain game dapat menjadi lalai dengan kehidupan nyatanya karena sudah terlalu dalam terlibat di dalam permainan tersebut (Griffiths, 1995). Pemain akan mengorbankan waktu untuk hobi yang lain, mengorbankan waktu untuk tidur, bekerja maupun belajar dan waktu untuk keluarga. Dampak yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa pecandu game online adalah penundaan pekerjaan atau biasa disebut dengan prokrastinasi.

Mahasiswa BINUS yang kecanduan game online Prokrastinasi Akademik Mengerjakan tugas makalah Tugas-tugas administrasi akademik Tugas membaca mingguan Belajar untuk ujian Melakukan tugas secara umum Tugas-tugas yang memerlukan kehadiran

(9)

Prokrastinasi di kalangan ilmuwan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Hoizman (1966) untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut prokrastinator (Ghufron, 2003: 14). Peran yang telah dimiliki oleh seorang pecandu game online akan mendorong mereka untuk terus bermain game sehingga kemudian lupa perannya sebagai mahasiswa. Mereka akan cenderung menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, serta sering terlambat mengikuti pertemuan kelas yang kemudian disebut dengan prokrastinasi akademik (Solomon & Rothblum, 1984).

Menurut Solomon & Rothblum mahasiswa pecandu game online mengalami prokrastinasi pada 6 area yaitu sebagai berikut; writing a term paper, contoh: mereka akan lalai dalam mengerjakan tugas mengarang; studying for exam, contoh: mereka akan malas belajar pada saat ujian; keeping up weekly reading assignments, contoh: mereka sibuk bermain game serta lupa untuk membaca buku penunjang; Academic

Administrative, contoh: memberi banyak alasan agar dapat menunda tugas

administratifnya; Attendance Tasks, conntoh: karena lelah bermain game mereka terlambat datang pada pertemuan kelas danSchool Activities in General, contoh: mereka yang kecanduan game online akan fokus dengan permainannya dan melalaikan tugas akademis secara umum.Mereka juga mengalami beberapa faktor prokrastinasi yang di sebabkan oleh kecanduan bermain game onlineyaitu sebagai berikut; kecemasan menghadapi evaluasi, contoh: karena terlalu banyak bermain game online meraka tidak sempat untuk belajar hingga pada saat menghadapi evaluasi mereka merasa cemas; kesulitan membuat keputusan, contoh: seorang pecandu game online biasanya mereka kesulitan dalam membuat keputusan yang mana harus didahulukan bermain game

online atau mengerjakan tugas kuliah mereka; ketergantungan dengan orang lain,

contoh: mereka akan bergantung dengan temannya dalam mengerjakan tugas karena mereka tidak bisa menyelesaikannya sendiri; menghindari tugas dan mudah frustasi, contoh: mereka akan mengindari tugas demi bermain game online; rendahnya kepercayaan diri, hal ini merupakan salah satu dari karakteristik pecandu game online; kemalasan, contoh: mereka akan malas untuk mengerjakan tugas karena mereka akan

(10)

10

fokus terhadap game online itu sendiri; kurangnya penegasan, contoh: mereka akan lebih santai dan menunda mengerjakan tugas karena lebih menyukai bermain game

online; kecendrungan untuk merasa kelelahan, contoh: mereka akan mudah lelah karena

terlalu lama bermain game online; pemberontakan terhadap aturan yang ada, contoh: mereka akan mengacuhkan deadline yang ada untuk bermain game online; pengambilan resiko, contoh: mereka rela mengambil resiko yang ada agar bisa tetap bermain game

online, dan pengaruh teman sebaya, contoh: mereka akan menunda mengerjakan tugas

saat teman mengajak untuk bermain game online. Dalam penelitian ini, prokrastinasi yang dimaksud berkaitan dengan akademik, dimana adanya penundaan tugas-tugas akademik (Wolters, 2003, dalam Tan et. Al, 2008).

(11)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

No Ka NIK NAMA TGL LAHIR VERIVIKASI

Berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan beserta diagram cartesius dapat diperoleh bahwa yang menjadi strategi utama PT AHASS Honda Daya Motor

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pekerjaan orang tua, pengetahuan tentang seksualitas, lingkungan tempat tinggal, serta frekuensi dan kualitas komunikasi

Investor yang rasional tentu mengharapkan portofolio investasinya adalah portofolio yang optimal (Jogiyanto, 2009:299).Investasi dalam bentuk portofolio saham tersebut

Motif gerak nurut pebayu merupakan gerak awal pada bagian tengah tari Sirih Layang Pekasih. Motif gerak nurut pebayu merupakan gambaran dari adegan dukun dan pebayu

Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di