• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL Agustus 2017 Vol. 1 No. 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SENI RUPA ANAK USIA DINI BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Cucu Retno Yuningsih

Email: cucuretnoyuningsih@gmail.com

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP 11 April Sumedang

Abstrak. Penelitian pengembangan ini didasari oleh belum tersedianya bahan ajar seni rupa anak usia dini untuk mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di STKIP 11 April Sumedang dan perkuliahan hanya ditawarkan dalam satu semester, sehingga pendalaman tentang seni rupa anak usia dini dirasa sangat kurang. Penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar seni rupa anak usia dini bagi mahasiswa PGPAUD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Karakteristik bahan ajar seni rupa anak usia dini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini, serta mengacu pada kurikulum pembelajaran seni di pendidikan anak usia dini, (2) Kelayakan bahan ajar seni rupa anak usia dini setelah melalui tahap uji coba produk dan validasi produk dilakukan perbaikan produk guna menyempurnakan dan memperbaiki kekurangan hingga kemudian produk tersebut layak untuk diimplementasikan dan digunakan pada mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini. (3) Bentuk akhir produk dari penelitian dan pengembangan ini berupa bahan ajar seni rupa anak usia dini yang berisi materi jenis karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi dan tahapan-tahapan pengerjaan yang diilustrasikan melalui gambar cerita.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan,

mempertahankan, dan

mengembangkan peradabannya. Bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget yang dikutip Sagala (2010 : 1) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Pendidikan nasional sebagai sebuah system itu sendiri berarti bahwa pendidikan nasional dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara terprogram, jelas, dan sistematis. Sistem pendidikan nasional dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku.

Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Melalui proses komunikasi guru dapat menyampaikan atau memberikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa dengan

tujuan agar pengetahuan tersebut juga dapat dimiliki oleh para siswanya. Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan terjadinya salah komunikasi digunakan media (Sadiman, 2007: 11). Pemilihan buku sebagai sumber belajar harus memperhatikan kesesuaian materi ajar dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa belajar secara maksimum. Beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjadikan buku sebagai sumber belajar, yaitu ketersediaan yang dapat dijangkau oleh pembelajar, dapat membantu siswa untuk belajar, dan memenuhi kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Penyusunan bahan ajar, baik untuk proses instruksional jarak jauh maupun langsung tatap muka antara guru dan peserta didik merupakan ciri dari sebuah system instruksional. Ada beberapa jenis bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, menurut

(3)

Abdul Majid (2008: 174) bahan ajar dikelompokan menjadi empat yaitu: a. Bahan ajar cetak, b. Bahan ajar dengar, c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), d. Bahan ajar interaktif

Bahan ajar harus disusun berdasarkan rencana kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran maka bahan ajar yang dibuat juga harus mendukung kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diinginkan (Widodo dan Jasmadi 2008:54). Penyusunan dan pengembangan bahan ajar atau buku teks pelajaran tentu harus memperhatikan kaidah-kaidah penyusunannya. Menurut Widodo dan Jasmadi (2008: 50) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar cetak adalah sebagai berikut: a. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran. b. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau

mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya. c. Konstekstual yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa. d. Bahasa yang digunakan cukup sederhana kerena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar dengan mandiri.

Pendidikan seni rupa adalah salah satu upaya pengembangan diri untuk mengenali diri sendiri, menggali dan mengembangkan keterampilan serta kreativitas peserta didik dibidang seni rupa. Setiap anak manusia memiliki potensi mendasar dalam bidang seni, khususnya seni rupa. Potensi ini perlu dikembangkan dan ditanamkan secara dini. Pendidikan seni rupa memiliki ciri karakteristik khas dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Pendidikan seni rupa, seperti pelajaran lainnya, memiliki setidaknya dua aspek, yaitu aspek teori dan aspek praktek. Pada dasarnya, pendidikan seni rupa diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan, penciptaan, rasa dan karsa melalui elemen atau

(4)

unsure rupa yang diapresiasi melalui indera mata.

Guru pendidikan anak usia dini merupakan guru yang memiliki peran dalam pembentukan keterampilan dasar seni. Kompetensi guru pendidikan anak usia dini tentu memiliki karakter berbeda dengan guru di jenjang pendidikan yang lainnya. Maka dari itu, para calon guru pendidikan anak usia dini, khususnya mahasiswa yang mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) perlu dididik dan dilatih untuk menjadi guru seni rupa di PAUD dengan sangat tepat, karena pembelajaran di PAUD berhubungan unsure rupa (visual). Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru pendidikan anak usia dini dalam bidang seni rupa dan pembelajaran pada sasarannya adalah mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP 11 April Sumedang.

Mata kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini merupakan bagian dari mata

kuliah yang terdapat dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Akan tetapi pada kurikulum perkuliahan Program Studi PG PAUD, mata kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini hanya ditawarkan dalam satu semester (2 SKS) saja, sehingga pendalaman tentang seni rupa dirasakan sangat kurang. Hal tersebut akan dapat berakibat pada minimnya pengetahuan mahasiswa terhadap seni rupa. Untuk itu, perlu pengajaran metode pembelajaran seni rupa dalam mata kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini yang lebih baik dan tepat untuk mahasiswa PG PAUD. Adapun selama ini, bahan ajar Seni Rupa dalam pembelajaran seni rupa anak usia dini untuk mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan bahan ajar yang diperuntukkan untuk umum dan mahasiswa seni rupa. Kondisi ini tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, karena mahasiswa PGPAUD mempunyai latar belakang yang berbeda dan kemampuan seni rupa yang beragam.

(5)

Bertumpu pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengembangkan bahan ajar Seni Rupa untuk Anak Usia Dini sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran pendidikan seni rupa untuk Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan 11 April Sumedang. Tujuan dari pengembangan bahan ajar Seni Rupa untuk Anak Usia Dini adalah untuk menyesuaikan kebutuhan materi yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan mahasiswa PG PAUD. Selain itu mengatasi keterbatasan frekuensi tatap muka antara mahasiswa dengan pengajar. Dengan adanya bahan ajar tersebut mahasiswa dapat belajar dan berlatih secara mandiri dan tidak terlalu menggantungkan pada pertemuan tatap muka.

Adapun tujuan dari penelitian ini : (1). Mengetahui karakteristik bahan ajar Seni Rupa untuk Anak Usia Dini untuk mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini STKIP 11 April Sumedang. (2) Mengetahui kelayakan bahan ajar Seni Rupa untuk

Anak Usia Dini untuk diimplementasikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP 11 April Sumedang. (3) Menghasilkan produk bahan ajar Seni Rupa untuk Anak Usia Dini untuk direkomendasikan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

B. METODE PENELITIAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010 : 407) yang dimaksud dengan Research and Development, terdiri atas dua kata yaitu Research (Penelitian) & Development (Pengembangan). Dalam penelitian ini Research and

Development dimanfaatkan untuk

menghasilkan produk bahan ajar sebagai penyusunan materi Seni Rupa Anak Usia Dini untuk mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini di STKIP 11 April Sumedang. Prosedur Penelitian

(6)

Prosedur dalam penelitian ini mengadaptasi model penelitian pengembangan Sugiyono (2010 : 409) dari Borg & Gall, peneliti melakukan 7 langkah penelitian dan pengembangan yang meliputi potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, uji coba produk, validasi produk, revisi produk, produk akhir. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di kelas semester 4 PGPAUD STKIP 11 April Sumedang. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 13 mahasiswa semester 4 PGPAUD STKIP 11 April Sumedang. Tehnik Pengumpulan Informasi

Pada tahap pengumpulan informasi, peneliti mengumpulkan berbagai data untuk digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk bahan ajar seni rupa anak usia dini untuk mahasiswa PGPAUD. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara studi literature. Teknik ini dilakukan

untuk mendapatkan informasi mendasar tentang teori-teori, kurikulum, kebijakan dan analisis penelitian terdahulu yang berhubungan dengan materi penyusunan bahan ajar Seni Rupa Anak Usia Dini. Bentuk data dan informasi bisa bersumber dari jurnal, artikel, skripsi, tesis, desertasi, majalah, dan browsing di internet.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan diawali dari pengalaman peneliti selaku tenaga pengajar di PGPAUD STKIP 11 April Sumedang. Mata kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini hanya ditawarkan dalam satu semester (2SKS) saja, sehingga pendalaman tentang seni rupa dirasa kurang.

Hasil kegiatan observasi awal terkumpul informasi : (1) Masih sebatas mengimitasi karya seni rupa yang sudah ada, (2) Belum mengenal jenis karya seni rupa anak usia dini, (3) Belum mengenal bahan bekas pakai yang bisa diolah menjadi karya seni rupa, (4) Belum mengenal tehnik

(7)

pengolahan bahan, (5) Masih rendahnya minat dalam pembelajaran seni rupa, (6) Terbatasnya waktu perkuliahan seni rupa yang hanya ditawarkan dalam satu semester. Produk Hasil Pengembangan

Bahan ajar yang dikembangkan dalam ini berupa bahan ajar cetak untuk mata kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini semester 4 dengan pokok bahasan karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi.

Pengembangan bahan ajar ini berdasar pada kurikulum dan silabus mata kuliah seni rupa anak usia dini STKIP 11 April Sumedang. Dengan hasil pengembangan produk sebagai berikut ;

1. Cover depan, berisi identitas judul bahan ajar.

2. Pendahuluan, berisi kata pengantar agar mahasiswa siap ketika menggunakan bahan ajar.

3. Daftar isi, untuk mengetahui halaman yang sedang dipelajari. 4. Materi, berisi materi tentang jenis

jenis karya seni rupa anak 2 dimensi

dan 3 dimensi beserta tahapan pengerjaan, contoh karya dan latihan praktek berkarya.

5. Daftar pustaka 6. Profil penulis

Tampilan produk sebagai berikut :

Gambar 1. Tampilan cover bahan ajar

Gambar 2. Tampilan Isi bahan ajar Uji Coba Produk

Uji coba bahan ajar seni rupa anak usia dini dilakukan pada Program Studi PGPAUD STKIP 11 April Sumedang. Pemilihan lokasi uji coba tersebut dikarenakan peneliti sebagai tenaga pengajar pada lembaga tersebut. Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini

(8)

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam bidang seni rupa dan pembelajarannya dengan sasarannya adalah mahasiswa PGPAUD.

Uji coba pemakaian dengan subjek uji coba 13 mahasiswa semester 4 yang meliputi aspek materi, aspek media dan aspek penggunaan.

Validasi Produk

Proses validasi produk merupakan tahap penilaian untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan ajar seni rupa anak usia dini untuk mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini. Validasi produk dilakukan dengan cara FGD (Focus Group Discussion), yaitu menghadirkan beberapa guru Taman Kanak-Kanak untuk menilai,

mendiskusikan dan

mengimplementasikan langsung terhadap anak didiknya. Validasi produk dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya. Lalu para

validator tersebut

mengimplementasikan bahan ajar tersebut pada peserta didiknya. Proses FGD dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016 yang bertempat di Taman Kanak Kanak Tutuka. Pada tahap ini ketiga guru Taman Kanak-Kanak memilih materi dari buku bahan ajar seni rupa anak usia dini yang akan diimplementasikan pada pembelajaran di kelas.

Pembahasan

Produk bahan ajar dikembangkan melalui 7 tahapan yang meliputi potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, uji coba produk, validasi produk, revisi produk dan produk akhir berupa buku yang berisi pokok bahan karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi.

Bentuk produk akhir dari penelitian dan penyusunan ini adalah berupa buku tahapan pengerjaan karya seni rupa anak usia dini serta latihan-latihan seni rupa untuk mahasiswa pendidikan anak usia dini. Hal ini didasarkan pada tidak tersedianya bahan ajar seni rupa yang khusus

(9)

diperuntukan bagi mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini. Diharapkan dengan adanya bahan ajar seni rupa anak usia dini, mahasiswa dapat terbantu untuk dapat melatih kepekaan unsur rupa setiap individu. Selanjutnya, diharapkan juga dari hasil pembelajaran seni rupa anak usia dini mahasiswa dapat terdorong untuk dapat mengembangkan unsur-unsur rupa tersebut terhadap pembelajaran seni rupa lainnya.

Selain itu, penyusunan bahan ajar seni rupa anak usia dini diharapkan dapat memberikan referensi bagi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan kurikulum pendidikan anak usia dini nantinya. Seperti dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa dalam analisis kurikulum, hampir sebagian besar pada KI-4 mengacu pada Kompetensi Dasar pembelajaran seni rupa. Pembelajaran seni rupa menjadi dasar dalam setiap kompetensi, maka dengan analisis ini dapat diidentifikasi materi-materi pembelajaran seni rupa di PAUD, di antaranya: pembelajaran jenis karya seni rupa untuk anak usia dini,

menampilkan tehnik pembuatan karya, mengekspresikan diri melalui pengolahan bahan dan media, berkarya menggunakan berbagai media dalam konteks bermain. Dalam proses pembelajaran seni rupa anak usia dini, mahasiswa dapat mengetahui metode pembelajaran seni rupa anak usia dini dan bahan ajar seni rupa anak usia dini yang nantinya dapat mereka terapkan sesuai dengan kebutuhan di sekolahnya masing-masing.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini peneliti akan kesimpulan dari hasil penelitian dan penyusunan bahan ajar seni rupa anak usia dini bagi mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Seni rupa anak usia dini

merupakan pembelajaran seni yang bertujuan mendorong peserta didik / mahasiswa untuk berlatih

(10)

mengolah bahan dan media karya dengan memperhatikan unsur estetis yang tepat dan benar, mengemukakan gagasan dan mencurahkannya ke dalam karya seni rupa, baik karya dua dimensi maupun tiga dimensi.

2. Karakteristik bahan ajar seni rupa anak usia dini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini. Kondisi ini meliputi keadaan mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini yang memiliki kemampuan seni beragam.

3. Karakteristik bahan ajar seni rupa anak usia dini mengacu pada kurikulum PAUD 2013 yang berlaku di pendidikan anak usia dini. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan seluruh materi pembelajaran seni rupa di pendidikan anak usia dini dapat terlaksana sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. 4. Setelah melalui tahap uji coba

produk dan validasi produk dilakukan perbaikan produk guna

menyempurnakan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, hingga kemudian produk tersebut layak untuk diimplemetasikan dan digunakan pada mahasiswa pendidikan guru pendidikan anak usia dini.

5. Bentuk akhir produk dari penelitian dan penyusunan bahan ajar ini adalah berupa buku bahan ajar seni rupa anak usia dini yang berisi materi teori jenis karya seni rupa anak usia dini, tahapan pengerjaan yang diilustrasikan lewat gambar cerita melalui tokoh Moza dan Gami, beserta latihan-latihan pengerjaan. Produk bahan ajar tersebut di desain berupa tutorial karya seni rupa anak usia dini dengan ilustrasi gambar komik untuk lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Bahan ajar ini merupakan rangkaian materi yang disusun secara sistematis agar pembelajaran seni rupa dapat terlaksana dengan baik.

(11)

Berdasarkan pertimbangan hasil penelitian dan penyusunan bahan ajar seni rupa anak usia dini, maka peneliti merekomendasikan hasil penelitian dan penyusunan bahan ajar ini kepada: 1. Mahasiswa Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Dari hasil penelitian dan penyusunan bahan ajar ini diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang seni rupa anak usia dini. Selain itu. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan dan menjadikan bahan ajar seni rupa anak usia dini sebagai refernsi dalam pembelajaran seni rupa di pendidikan anak usia dini.

2. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dijadikan sebagai pedoman materi dalam mata kuliah seni rupa anak usia dini, sehingga proses perkuliahan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 3. Lingkungan Institusi / Universitas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kajian ilmu dan bahan referensi yang ada kaitannya dengan mata kuliah seni rupa anak usia dini, baik itu pada jurusan Seni Rupa ataupun pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. 4. Peneliti berikutnya

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menstimulus pada penelitian berikutnya dengan tema penelitian penyusunan bahan ajar seni rupa anak usia dini. Maka dari itu, dapat terciptanya suatu penelitian yang saling melengkapi secara komperhensif.

E. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2008). Perencanaan

Pembelajaran. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Sadiman, Arief. (1990). Media

Pendidikan : Pengertian,

Pengembangan Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan

Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

(12)

Widodo, S. Chomsin dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun

Bahan Ajar Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Elex

Gambar

Gambar 1. Tampilan cover bahan ajar

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari beberapa struktur bangunan yang menerima beban secara berulang seperti pada bangunan anjungan lepas pantai, struktur jembatan serta

Sekretaris Jenderal, u.p Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama, Komisi Pengawas Persaingan

Saya memilih lokasi tersebut karena banyak terdapat warga dari golongan etnis Cina muslim dan juga masyarakat pribumi yang mempelajari atau mendalami agama Islam

tentang pengangkatan anak yang dilakukan oleh kakek-neneknya sendiri karena ibu kandung dari anak tersebut masih kuliah dan belum mempunyai pekerjaan karena waktu

Dari hasil pengamatan dan wawacara tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, mahasiwa BKI khususnya semester tujuh sangat banyak mengemban tugas, baik

Secara garis besar "Respon Jamaah Majelis Taklim Terhadap Dai Humoris di Minasa Upa Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini (Tinjauan Problematika Dakwah)" mendapat

Pemodelan regresi PLS dengan pra-pemrosesan GA yang melibatkan peubah bebas atau persen transmitan berpengaruh berdasarkan karakteristik gugus spektrum memberikan

* terbentuk pada bagian sebelah dalam dari dinding primer * terbentuk pada sel atau bagian sel, yang telah