• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR. ... xi

DAFTAR LAMPIRAN. ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian...8

1.3 Tujuan Penelitian ...8

1.4 Manfaat Penelitian ...9

1.5 Sistematika Penulisan……….... ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ...12

2.1.1 Teori Peristiwa Afektif. ...12

2.1.2 Teori Harapan ...12

2.2 Kelelahan Emosional ...13

2.2.1 Definisi Kelelahan Emosional ...13

2.2.2 Dimensi Kelelahan Emosional ...14

2.2.3 Dampak Kelelahan Emosional ...15

(2)

2.3 Kepuasan Kerja ...17

2.3.1 Definisi Kepuasan Kerja ...17

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ....18

2.3.3 Dimensi Kepuasan Kerja ...19

2.3.4 Indikator Kepuasan Kerja ...20

2.4 Komitmen Organisasional ...20

2.4.1 Definisi Komitmen Organisasional ...20

2.4.2 Faktor Penentu Komitmen Organisasional ...21

2.4.3 Dimensi Komitmen Organisasional ...22

2.4.4 Indikator Komitmen Organisasional ...23

2.5 Hipotesis Penelitian ...23

2.5.1 Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja 23 2.5.2 Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Komitmen Organisasional ...24

2.5.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional 25 2.6 Kerangka Berfikir Penelitian ...26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...27

3.2 Lokasi Penelitian ...27

3.3 Objek Penelitian ...27

3.4 Identifikasi Variabel ...27

3.5 Definisi Operasional Variabel ...30

3.6 Jenis dan Sumber Data ...30

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...31

3.8 Metode Pengumpulan Data ...32

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ...32

3.9.1 Instrumen Penelitian ...32

3.9.2 Uji Validitas ...33

3.9.1 Uji Realibilitas ...34

(3)

3.10.1 Uji Asumsi Klasik ...34

3.10.2 Analisis Jalur ...36

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umun Subjek Penelitian ... 41

4.1.1 Deskripsi Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ... 42

4.1.2 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali 42 4.1.3 Deskripsi pekerjaan atau tugas di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ... 43

4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi ... 46

4.1.6 Tujuan ... 47

4.1.7 Sasaran... 47

4.1.8 Kebijakan... 47

4.2 Karakteristik Responden... 47

4.3 Hasil Pengujian Instrumen... 49

4.3.1 Uji validitas ... 50

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 50

4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 51

4.4.1 Kelelahan Emosional ... 52

4.4.2 Kepuasan Kerja ... 53

4.4.3 Komitmen Organisasional ... 54

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.6 Hasil Analisis Jalur ... 58

4.7 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 63

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

4.8.1 Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja ...65

(4)

4.8.2 Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Komitmen Organisasional

...66

4.8.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional 66 4.6.4 Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ...68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...68

5.2 Saran ...69

DAFTAR RUJUKAN ...70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...76

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Data Jumlah Pegawai Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 ...5

1.2 Hari dan Jam Kerja Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 ...7

4.1 Data pegawai UPT PUSDALOPS PB. ...44

4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ...48

4.3 Karakteristik Responden Menurut Umur ...48

4.4 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ...49

4.5 Uji Validitas...50

4.6 Uji Realiabilitas ...51

4.7 Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Kelelahan Emosional ...52

4.8 Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Kerja...53

(5)

4.10 Hasil Uji Normalitas Struktur 1 ...55

4.11 Hasil Uji Normalitas Struktur 2 ...56

4.12 Hasil Uji Multikoleniaritas ...56

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Struktur 1...57

4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Struktur 2...57

4.15 Hasil Analisis Jalur Struktur 1 ...59

4.16 Hasil Analisis Jalur Struktur 2 ...59

4.17 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung serta Pengaruh Total Kelelahan Emosional (X), Kepuasan Kerja (Y1), dan Komitmen Organisasional (Y2)63 4.18 Uji Anova Struktur 1 ...64

(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(7)

DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Instrumen Penelitian………..76 2 Tabulasi Data………..… 80 3 Uji Validitas ……… 82 4 Uji Reliabilitas.……… ……..……….…… 85

5 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ………….………89

6 Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)………93

7 Hasil Uji Normalitas………...………96

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pegawai merupakan aset perusahaan yang sangat berharga yang harus dikelola dengan baik oleh organisasi agar dapat memberikan konstribusi yang optimal. Pegawai saat ini cenderung mempunyai tekanan di tempat kerja sehingga gampang terpengaruh tingkat emosionalnya. Para atasan harus bisa menanggapi emosional bawahannya agar tidak terjadi konflik di tempat kerja dan karyawan tidak menjadi frustasi.

Karyawan yang frustasi dapat disebabkan oleh kelelahan emosional (Usman, 2012). Kelelahan emosional muncul karena stres berlebihan, dan sulit diatasi yang dapat menghantarkan individu pada keadaan yang lebih buruk dimana muncul apatisme, sinisme, dan frustasi (Widiastuti dan Kamsih, 2008). Sumber kelelahan emosional dapat muncul pada individu yang memiliki kecenderungan kepribadian perfeksionis atau menginginkan kesempurnaan pada setiap pekerjaannya (Caputo, 1991).

Nurjayadi (2004) mengatakan bahwa penurunan kerja individu merupakan dampak dari sikap dan perilaku negatif yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan akan menimbulkan kelelahan emosional. Kelelahan emosional merupakan respon individual yang unik terhadap stres yang dialami di luar kelaziman pada hubungan inter personal karena dorongan emosional yang kuat, timbulnya perasaan seakan tidak ada orang yang membantunya, depresi, perasaan terbelenggu dan putus asa (Zaglady, 2005). Kelelahan emosional berdampak buruk dan dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan, seperti keengganan untuk berangkat kerja, marah dan dendam, perasaan bersalah, adanya perasaan gagal, kecil hati dan masa bodoh, ketidakmampuan

(9)

untuk berkonsentrasi atau mendengarkan apa yang dikatakan atasan, sinis terhadap rekan kerja, bersikap menyalahkan, serta kaku dalam berpikir serta bertahan untuk tidak berubah (Cherniss, 2001).

Kelelahan emosional dalam diri seorang karyawan akan mempunyai konsekuensi atau dampak terhadap karyawan, utamanya pada tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasional (Churiyah, 2011). Hal ini berkaitan dengan teori peristiwa afektif, yang menyatakan sifat pekerjaan dan kebutuhan akan emosi tenaga kerja berpengaruh terhadap kebiasaan dan sikap kerja. (Weiss & Cropanzano,1996). Kombinasi dari konfilk sehari-hari dan peningkatan pengalaman pekerjaan dari karyawan dan kejadian lainnya akan menimbulkan efek emosi yang positif dan negatif yang mungkin akan mengarah pada sikap pekerjaan seperti kepuasan kerja dan komitmen organisasional (Ashkanasy et al., 2002).

Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi (Kowey, 2016). Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja maka tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi (Handoko, 2007:193).

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya yang dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja (Hasibuan, 2001: 202). Crossman (2003) mengatakan kepuasan kerja dapat diartikan sebagai hasil emosi yang positif dari rasa senang karyawan yang berasal dari pekerjaan dan sebagai bentuk sikap afektif dan kognitif dari karyawan tentang berbagai aspek dalam pekerjaan mereka kemudian secara tidak langsung kepuasan kerja berhubungan dengan komponen dari seluruh pekerjaan.

Untuk bisa mencapai kepuasan dalam bekerja, para karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersumber dari dalam diri karyawan maupun dari lingkungan organisasi

(10)

perusahaan tempat mereka bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Cregan et al. (2013) menyatakan terdapat hubungan yang negatif antara kelelahan emosional dan kepuasan kerja. Hal ini disebabkan karena pegawai yang mengalami kelelahan emosional akibat hubungan yang kurang harmonis dengan atasan, membuat pegawai merasa berat hati untuk melakukan pekerjaannya. Sikap atasan yang tidak acuh terhadap pegawai membuat pegawai merasa malas dan kehilangan semangat kerja, sehingga memunculkan sikap-sikap negatif seperti mudah marah dan perasaannya menjadi lebih sensitif yang berdampak pada penurunan kepuasan kerja (Yuliastini, 2015).

Menurut teori peristiwa afektif, variabel kelelahan emosional juga dapat mempengaruhi komitmen organisasional (Ashkanasy et al., 2002). Komitmen merupakan hal yang berlaku umum, tanpa memandang umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, gaji, status sosial dan lain-lain (Kusriyani, 2016). Komitmen organisasional merupakan dorongan yang tercipta dari dalam individu untuk berbuat sesuatu untuk dapat meningkatkan keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dengan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan individu (Arifin, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cho et al., (2012) menemukan adanya pengaruh negatif dari kelelahan emosional terhadap komitmen organisasional. Kelelahan emosional mempunyai pengaruh negatif terhadap komitmen organsiasional artinya semakin tinggi kelelahan emosional yang dihadapi pegawai, maka akan rendah komitmen organisasional akibat kelelahan emosional yang dialaminya. Sebaliknya, semakin rendah kelelahan emosional yang dihadapi pegawai, maka akan tinggi komitmen organisasional akibat rendahnya kelelahan emosional yang dirasakan pegawai (Riandini, 2014).

(11)

Penelitian lain juga menemukan variabel kepuasaan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional (Kartika, 2012). Kepuasaan kerja memiliki hubungan yang positif terhadap komitmen organisasional, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi komitmen organisasional, demikian sebaliknya apabila karyawan merasa tidak puas maka akan menurunkan komitmen mereka terhadap organisasi (Dwi, 2014).

Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali sebagai bagian dari organisasi pemerintah Daerah Provini Bali yang mempunyai peranan sebagai pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana di Provinsi Bali dalam pelaksanaan tugasnya juga sangat tergantung dari sumber daya manusia pegawai yang dimilikinya, jumlah pegawai yang bekerja di Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali sebanyak 56 pegawai, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Bali Tahun 2016

No. Bagian Jumlah Karyawan (Orang)

1 Tenaga Medis 9

2 Paramedis 21

3 Administrasi/Operator Radio 13

4 Sopir Ambulan 13

Total 56

Sumber: Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, 2016.

Tugas dari Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali yaitu memberikan pelayanan

(12)

pada masyarakat bila terjadi bencana atau kecelakaan, seperti kebakaran, kecelakaan lalu lintas, banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi. Instansi ini selalu siaga 24 jam setiap hari, adapun jam kerja dibagi menjadi tiga shift yaitu, setiap hari dibagi dalam 3 shift yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam. Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali juga bertugas untuk memberikan pelayanan kegawat daruratan bidang kesehatan yaitu dengan sesegera mungkin mendatangi tempat kejadian.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan pegawai di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, terdapat masalah yaitu rendahnya kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Hal ini dapat dilihat dari sikap atasan kepada bawahannya. Sikap atasan yang kurang memperhatikan bawahannya akan menurunkan kepuasan kerja karyawan, seperti peran ganda pada karyawan dan atasan tidak bisa memberi keputusan dalam memecahkan masalah, contoh terjadi kecelakaan dijalan orang yang ditempat kejadian menghubungi UPT Pusdalops BPBD Bali untuk menolong korban sedangkan bos atau atasan meminta sopir untuk mengantarkan pergi keluar kota, saat sopir menanyakan tugas mana yang saya kerjakan terlebih dahulu bos atau atasan tidak bisa memberi keputusan yang jelas.

Hasil wawancara yang dilakukan juga menunjukkan bahwa pegawai cenderung memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Komitmen yang rendah dapat menghambat tercapainya tujuan organisasi. Komitmen organisasional berhubungan dengan keterikatan emosional karyawan untuk organisasi (Harun et al., 2014). Hal ini ditandai dengan banyaknya pegawai yang pulang sebelum jam kerja berakhir.

(13)

Tabel 1.2 Hari dan Jam Kerja Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Bali Tahun 2016

No. Hari Jam kerja

1 Senin-Minggu (08.00-16.00), (16.00-24.00), (24.00-08.00)

Sumber: Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, 2016.

Pegawai yang pulang sebelum jam kerja selesai mengindikasikan rendahnya komitmen pegawai terhadap organisasi dan dapat menghambat organisasi untuk mencapai tujuannya. Rendahnya kepuasan kerja dan komitmen organisasional di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali tidak luput dari tingginya kelelahan emosional pegawai. Indikasi tingginya tingkat kelelahan emosional pegawai ditandai dengan meningkatnya stress pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan, pada saat pegawai libur dan ada panggilan darurat pegawai harus segera bekerja dan tidak mendapat libur.

Berdasarkan uraian dari teori dan permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kelelahan Emosional terhadap Kepuasaan Kerja dan Komitmen Organisasional Pegawai di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali.

1.2 Rumusan Masalah

(14)

1) Bagaimanakah pengaruh kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ?

2) Bagaimanakah pengaruh kelelahan emosional terhadap komitmen organisasional di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ?

3) Bagaimanakah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah, antara lain:

1) Untuk mengetahui pengaruh kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali.

2) Untuk mengetahui pengaruh kelelahan emosional terhadap komitmen organisasional di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali.

3) Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara langsung maupun tidak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait, antara lain:

(15)

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai subjek atau objek yang terkait di dalam penelitian ini serta mampu menjadi referensi tambahan bagi pengembangan penelitian ke depannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pendalaman teori-teori yang berhubungan dengan ilmu manajemen sumber daya manusia. Peneliti juga dapat belajar lebih banyak mengenai fakta-fakta dan isu-isu yang terjadi di lingkungan kerja saat ini.

2) Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan menjadi referensi bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan. Diharapkan penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran bagi perusahaan dalam menentukan kebijakannya khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia.

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang relevan sebagai acuan dan landasan untuk mendukung pokok permasalahan yang berkaitan Kelelahan

(16)

Emosional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan perumusan hipotesis penelitian yang didukung dengan penelitian sebelumnya.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, teknik analisis data dan pengujian hipotesis yang digunakan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum organisasi yang diteliti, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB V Penutup

Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran yang diberikan untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai Unit Pelayanan Teknis Pusat Pengendalian dan  Operasional Penanggulangan Bencana (UPT Pusdalops PB) Badan Penanggulangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Dapat dilihat bahwa ODHA dalam film ini ditampilkan sebagai sosok yang positif yang bisa memberikan semangat hidup pada orang lain, bukan seperti kecenderungan

Laporan Akhir ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikana Diploma III di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik

Pada undang-undang di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan legislasi tertentu adalah dalam fungsi pengajuan usul dan ikut membuat rancangan undang-undang adalah

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan 10% abu daun pinus dan berbagai variasi abu bata merah sebagai bahan penambah semen terhadap

Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan siswa kelas X, ditemukan bahwa siswa terdeteksi belum bijak dalam menggunakan sosial media. Banyak waktu yang dihabiskan untuk mengakses

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi