2.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 6494) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 6626);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 tahun 2020 tentang
Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 328);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
10 tahun 2020 tentang Akreditasi Asosiasi Badan Usaha Jasa
Konstruksi, Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi, dan Asosiasi Terkait
Rantai Pasok Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 329);
5.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor
1792/KPTS/M/2020
tentang
Pengurus
Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Periode 2021-2024;
6.
Keputusan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor
01/KPTS/LPJK/I/2021 tentang Koordinator Bidang Pembagian
Tugas Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Periode
2021-2024.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Surat Edaran ini adalah:
1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Akreditasi Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Terkait
Rantai Pasok Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi, serta sebagai panduan
pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi terhadap asosiasi terakreditasi.
2. Pedoman ini bertujuan untuk membantu peserta Akreditasi dalam
mengajukan permohonan serta menyiapkan data dan dokumen
persyaratan pengajuan Akreditasi, membantu Pokja dalam melakukan
verifikasi dan validasi, serta mengevaluasi kesesuaian pemenuhan
standar Akreditasi, hak dan kewajiban serta kinerja asosiasi
D.
RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1.
Pedoman Teknis Akreditasi Asosiasi Badan Usaha Jasa
Konstruksi;
2.
Pedoman Teknis Akreditasi Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi;
3.
Pedoman Teknis Akreditasi Asosiasi Terkait Rantai Pasok Jasa
Konstruksi; dan
4.
Pedoman Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Asosiasi Badan
Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi Terkait Rantai Pasok
Terakreditasi.
A. PEDOMAN TEKNIS AKREDITASI ASOSIASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Jasa Konstruksi : Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi;
2. Akreditasi : Kegiatan penilaian dan bentuk pengakuan formal untuk
menentukan kelayakan; 3. Akreditasi
Asosiasi
: Kegiatan penilaian dan bentuk pengakuan formal sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu asosiasi untuk menentukan kelayakan asosiasi;
4. Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
: Organisasi berbadan hukum yang mewadahi BUJK, yang selanjutnya disebut Asosiasi Badan Usaha;
5. Ketua Asosiasi Badan Usaha
: Penanggungjawab Badan Usaha, Komisaris, Direktur, atau pemilik perusahaan yang tertera pada akta perusahaan dan memiliki kartu tanda anggota Asosiasi Badan Usaha;
6. Pengarah : Tim yang ditetapkan untuk memberikan arahan dan
evaluasi dalam pelaksanaan Akreditasi Asosiasi; 7. Kelompok Kerja
(Pokja)
: Sekelompok penilai yang memiliki tugas membantu Pengarah dalam melaksanakan proses Verifikasi dan Validasi;
8. Sekretariat : Unit yang bertugas melaksanakan administrasi
pelaksanaan Akreditasi Asosiasi; 9. Aplikasi
Akreditasi
: Aplikasi perangkat lunak sistem permohonan Akreditasi secara elektronik berbasis web yang terpasang di server
PUPR yang dapat diakses melalui website
https://akreditasijakon.pu.go.id
10. Isian elektronik : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang dapat diisi oleh pengguna aplikasi; 11. Format Isian
Elektronik Data Persyaratan Akreditasi
: Format isian elektronik pada aplikasi Akreditasi yang
digunakan peserta pemohon Akreditasi untuk
memasukkan dan mengirimkan data persyaratan
Akreditasi.
LAMPIRAN
01/SE/LPJK/2021 SURAT EDARAN KETUA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS AKREDITASI SERTA
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
ASOSIASI BADAN USAHA, ASOSIASI
PROFESI, DAN ASOSIASI TERKAIT RANTAI PASOK JASA KONSTRUKSI TERAKREDITASI.
Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Pedoman ini adalah:
1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan Akreditasi Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi.
2. Pedoman ini bertujuan untuk membantu peserta Akreditasi dalam
mengajukan permohonan serta menyiapkan data dan dokumen persyaratan pengajuan Akreditasi Asosiasi Badan Usaha, serta membantu Pokja dalam melakukan verifikasi dan validasi.
Bagian Ketiga Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. Pengajuan permohonan dan persyaratan Akreditasi; 2. Verifikasi dan validasi;
3. Penilaian dan penetapan; 4. Penilaian;
5. Jadwal; dan 6. Penutup.
BAB II
PENGAJUAN PERMOHONAN DAN PERSYARATAN AKREDITASI
1. Pengumuman pelaksanaan Akreditasi Asosiasi Badan Usaha tercantum pada
running text dan microsite situs WEB KEMENTERIAN PUPR (www.pu.go.id)
dan WEB LPJK (www.lpjk.pu.go.id) serta surat resmi dari Ketua LPJK kepada
seluruh pimpinan Asosiasi Badan Usaha yang disampaikan secara elektronik.
2. Pemohon menyampaikan permohonan Akreditasi asosiasi, dokumen
persyaratan Akreditasi, dan dokumen tambahan secara elektronik melalui
aplikasi Akreditasi dengan laman pendaftaran
https://akreditasijakon.pu.go.id.
3. Dalam hal aplikasi Akreditasi belum tersedia atau terdapat kendala mengakses aplikasi, permohonan Akreditasi disampaikan kepada Pengarah melalui Sekretariat dengan cara mengisi format registrasi sesuai format 1, format 2 dan format 3 sebagaimana tercantum dalam lampiran angka XI Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 melalui email akreditasijakon@pu.go.id.
4. Pemohon Akreditasi adalah:
a. Permohonan Akreditasi terbuka dan dapat diikuti oleh Asosiasi Badan Usaha yang memiliki jenis usaha pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi konstruksi, dan pekerjaan konstruksi terintegrasi;
b. Asosiasi Badan Usaha yang memiliki jenis usaha pekerjaan konstruksi terdiri atas kategori Asosiasi Badan Usaha Umum dan Asosiasi Badan Usaha Khusus;
c. Asosiasi Badan Usaha Umum merupakan Asosiasi Badan Usaha yang mewadahi Badan Usaha pada lebih dari 1(satu) klasifikasi usaha, baik yang memiliki cabang maupun tidak memiliki cabang;
d. Asosiasi Badan Usaha Khusus merupakan Asosiasi Badan Usaha yang mewadahi Badan Usaha pada 1 (satu) subklasifikasi usaha atau 1 (satu) klasifikasi usaha, baik yang memiliki cabang maupun yang tidak memiliki cabang.
5. Larangan Pertentangan Kepentingan
Pengurus Asosiasi Badan Usaha tidak merangkap sebagai pengurus pada Asosiasi Badan Usaha lain yang mengikuti proses Akreditasi yang sama, dan dibuktikan dengan surat pernyataan.
6. Satu Data Peserta
a. Setiap Asosiasi Badan Usaha hanya diperbolehkan untuk menyampaikan satu data permohonan Akreditasi;
b. Data Asosiasi beserta seluruh cabang disampaikan oleh Asosiasi tingkat pusat;
c. Setiap Asosiasi cabang yang menjadi anggota dari satu Asosiasi Badan Usaha dilarang menjadi pemohon Akreditasi Asosiasi Badan Usaha secara sendiri.
7. Biaya Akreditasi
a. Peserta sepenuhnya menanggung biaya untuk mengikuti proses Akreditasi; b. Tim Akreditasi tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta;
c. Setiap permohonan yang lengkap dikenakan biaya Akreditasi yang besarannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penerimaan negara bukan pajak;
d. Tata cara pembayaran biaya Akreditasi mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara;
e. Pembayaran biaya Akreditasi paling lambat 5 (lima) hari sejak bukti tagihan diterbitkan.
8. Dokumen Persyaratan Akreditasi terdiri dari:
a. Surat Permohonan Akreditasi ditandatangani Ketua Umum atau sebutan lain sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi, sesuai format 1 yang tercantum pada lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
b. Data administrasi Asosiasi, sesuai format 2 yang tercantum pada lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
c. Salinan Akta Notaris atas pendirian Asosiasi;
d. Salinan Pengesahan badan hukum perkumpulan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Salinan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga-tata Kelola organisasi;
f. Surat Keterangan Domisili atau keterangan lain yang menunjukkan tempat
kantor asosiasi berada;
g. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama asosiasi;
h. Salinan daftar pegawai beserta salinan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan karyawan serta bukti pembayaran bulan terakhir;
i. Data Jumlah dan sebaran anggota untuk asosiasi yang memiliki cabang atau jumlah anggota untuk asosiasi yang tidak memiliki cabang dilengkapi Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)/Nomor Induk Berusaha (NIB) yang masih berlaku efektif dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku;
j. Bukti program pemberdayaan dilengkapi Salinan:
1) Program pengembangan usaha atau pengembangan profesi
berkelanjutan untuk 5 (lima) tahun kedepan;
2) Laporan pelaksanaan pengembangan usaha atau pengembangan profesi berkelanjutan dalam 2 (dua) tahun terakhir;
k. Bukti pemilihan pengurus secara demokratis dilampiri salinan:
1) Berita acara musyawarah nasional atau sejenisnya yang dilengkapi dengan publikasi, Surat Keputusan penyelenggaraan, surat undangan, hasil keputusan, dokumentasi foto, dan daftar hadir musyawarah nasional atau sejenisnya;
2) Struktur kepengurusan organisasi asosiasi pusat dan/atau cabang. l. Sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah yang memiliki cabang
berupa kantor dan sumber daya manusia dan perlengkapan kantor yang dilampiri:
1) Salinan bukti status kepemilikan kantor atau perjanjian sewa/kontrak; 2) Foto kantor asosiasi secara keseluruhan dengan tampak depan memuat
papan nama asosiasi;
3) Salinan keputusan kepengurusan dan karyawan asosiasi; 4) Foto dan daftar kepemilikan peralatan kantor.
m. Surat pernyataan tidak dalam sengketa kepengurusan asosiasi yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan format 4 yang tercantum dalam lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
n. Surat pernyataan kebenaran isi dokumen, ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan format 5 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
o. Pakta Integritas yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain sesuai dengan Format 6 yang tercantum dalam lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
p. Salinan Laporan Kinerja Tahunan Asosiasi atau Surat Kesanggupan penyampaian laporan tahunan yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan Format 7 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021;
q. Salinan dokumen kode etik, dokumen tata laku, dan keberadaan dewan etik atau sebutan lain;
s. Salinan laporan keuangan tahun terakhir asosiasi sebelum pengajuan permohonan Akreditasi yang telah diaudit kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; t. Surat Pernyataan Pengurus Asosiasi tidak merangkap sebagai pengurus
pada Asosiasi Badan Usaha lain yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan Format 9 yang tercantum dalam lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021.
9. Dokumen tambahan persyaratan terdiri atas:
a. Salinan dokumen Sistem manajemen mutu atau dokumen mutu;
b. Salinan perjanjian kerjasama/nota kesepahaman bersama dengan
organisasi internasional;
c. Salinan perjanjian kerjasama/nota kesepahaman bersama dengan
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/instansi lainnya;
d. Salinan laporan pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial; e. Salinan dokumen partisipasi perumusan kebijakan;
f. Situs web dan/atau pangkalan data sistem informasi. 10. Penyampaian Data Persyaratan Akreditasi
a. Pemohon mengirimkan data persyaratan Akreditasi dalam bentuk digital melalui aplikasi Akreditasi kepada Pokja sesuai jadwal yang ditetapkan; b. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan persyaratan Akreditasi yang
disampaikan. Kelalaian menyampaikan keterangan yang disyaratkan dalam dokumen persyaratan Akreditasi sepenuhnya merupakan risiko peserta. c. Sekretariat memeriksa kelengkapan data persyaratan Akreditasi;
d. Dalam persyaratan lengkap atau belum lengkap sekretariat akan
menyampaikan pemberitahuan kelengkapan atau ketidaklengkapan
dokumen secara tertulis melalui aplikasi https://akreditasijakon.pu.go.id
atau email asosiasi yang terdaftar pada aplikasi;
e. Dalam hal persyaratan dinyatakan belum lengkap, pemohon harus melengkapi kekurangan persyaratan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pemberitahuan ketidaklengkapan dokumen diterima;
f. Dalam hal pemohon tidak melengkapi kekurangan persyaratan dalam batas waktu yang ditetapkan, permohonan dinyatakan gugur.
11. Surat permohonan dan surat pernyataan ditandatangani secara digital melalui Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang telah diakui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Surat permohonan dan surat pernyataan yang membutuhkan tanda tangan digital, meliputi:
a. Surat permohonan Akreditasi;
b. Surat pernyataan kebenaran isi dokumen;
c. Surat pernyataan tidak dalam sengketa kepengurusan asosiasi; d. Pakta integritas;
e. Surat pernyataan pengurus Asosiasi tidak merangkap;
f. Surat pernyataan dari Sekretaris/Sekretaris Umum atau sebutan lain sesuai AD/ART dalam hal Ketua Umum berhalangan.
12. Dalam hal provider tanda tangan digital belum beroperasi, maka dilakukan
penandatangan di atas materai (cap basah). Seluruh surat permohonan dan
surat pernyataan asli beserta bukti bahwa tanda tangan digital belum
selesai diproses (dibuktikan dengan screenshoot bukti registrasi ke seluruh PSrE yang diakui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika atau bukti belum diverifikasi) agar dipindai serta dikirimkan ke Sekretariat
Tim Akreditasi dengan alamat:
Sekretariat Tim Akreditasi Kantor LPJK
Jl. Wijaya I Nomor 68 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Dokumen diterima oleh Sekretariat Tim Akreditasi setiap hari kerja dan paling lambat diterima tiap periode Akreditasi:
b. Periode 2 pada tanggal 20 Juli;
c. Periode 3 pada tanggal 20 November.
13. Dalam hal Ketua Umum berhalangan, maka dokumen surat permohonan Akreditasi ditandatangani oleh Sekretaris/Sekretaris Umum atau sebutan lain sesuai AD/ART dan dilengkapi dengan Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa Ketua Umum berhalangan.
14. Setelah batas waktu pemasukan data persyaratan Akreditasi tiap periode berakhir, maka aplikasi Akreditasi akan menerima data kembali untuk periode akreditasi selanjutnya 1 (satu) hari setelah tanggal penetapan periode tersebut berakhir.
BAB III
VERIFIKASI DAN VALIDASI
1. Pokja akan melakukan Verifikasi dan Validasi terhadap data persyaratan Akreditasi dan data tambahan Akreditasi.
2. Verifikasi dan Validasi oleh Pokja, dapat dilakukan melalui:
a. Klarifikasi dan konfirmasi kepada pemohon dan/atau pihak terkait; dan/atau
b. Peninjauan lapangan. 3. Klarifikasi dan Konfirmasi
a. Pokja dapat melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam data persyaratan Akreditasi dan data tambahan kepada pemohon. Pemohon harus memberikan tanggapan atas klarifikasi secara tertulis;
b. Pokja dapat melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam data persyaratan Akreditasi dan data tambahan kepada pihak- pihak/instansi terkait.
4. Peninjauan Lapangan
a. Peninjauan lapangan meliputi peninjauan administrasi, sarana, dan prasarana;
b. Hasil peninjauan lapangan akan dituangkan dalam berita acara peninjauan lapangan terkait ada dan tidak adanya syarat administrasi, sarana dan prasarana;
c. Dalam hal tidak dimungkinkan untuk dilakukan peninjauan lapangan, pemohon wajib mengirimkan bukti keberadaan administrasi, sarana, dan prasarana yang dimilikinya berupa foto terutama untuk sarana dan prasarana;
d. Hasil peninjauan lapangan dan hasil pemeriksaan persyaratan dan dokumen lain dituangkan dalam berita acara hasil Verifikasi dan Validasi. 5. Hasil verifikasi dan validasi dituangkan dalam berita acara hasil verifikasi dan
validasi dengan menggunakan Format 8 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. 6. Dalam hal hasil Verifikasi dan Validasi menyatakan tidak benar atau tidak sah
atau tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Tabel 1 lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021, permohonan
dinyatakan gugur.
7. Dalam hal hasil Verifikasi dan Validasi menyatakan benar, sah, dan memenuhi persyaratan, dilanjutkan ke tahap penilaian.
8. Dalam hal asosiasi gugur pada tahap Verifikasi dan Validasi, Pokja akan memberikan catatan penyebab asosiasi dinyatakan gugur.
9. Tatacara Verifikasi dan Validasi Dokumen Persyaratan Akreditasi 9.1 Jumlah dan Sebaran Asosiasi Badan Usaha
a. Jumlah dan sebaran anggota dinilai dari jumlah anggota tetap Asosiasi Badan Usaha yang memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)/Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku;
b. Pokja memeriksa Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)/Nomor Induk Berusaha (NIB) dan masa berlaku Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan ketentuan:
1) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diakui adalah yang sudah konversi dalam bentuk elektronik dan tertuang dalam Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) (https://siki.lpjk.go.id) berdasarkan baseline ketetapan cut off dari Pokja.
2) Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diakui adalah yang tertuang dalam Sistem Online Single Submission (https://oss.go.id)
3) Dalam hal Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang terbitnya sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
dan masih berlaku, maka IUJK tetap dihitung dan sah.
c. Pokja memeriksa kesesuaian Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) anggota tiap cabang yang didapat dari layanan daring (online) milik penerbit dokumen yang tersedia.
1) Jasa Konsultansi Konstruksi
a) pengecekan keabsahan cabang paling sedikit 17 (tujuh belas) cabang, dimana cabang yang dinilai sah adalah:
- Memiliki kantor cabang; - memiliki prasarana kantor; - memiliki karyawan.
b) Cek keabsahan masing-masing cabang mempunyai paling sedikit 15 (lima belas) anggota di setiap cabang. Ketentuan anggota yang sah adalah yang terdaftar pada SIKI LPJK
(https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
2) Pekerjaan Konstruksi
a) Keabsahan Kategori Umum Cabang
Pengecekan keabsahan cabang paling sedikit 10 (sepuluh) cabang, dimana cabang yang dinilai sah adalah:
- Memiliki kantor cabang - memiliki prasarana kantor - memiliki karyawan
- masing-masing cabang memiliki paling sedikit 100 (seratus) anggota disetiap cabang;
- telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan
sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
b) Keabsahan Kategori Umum Tanpa Cabang:
- pengecekan keabsahan memiliki anggota paling sedikit 40 (empat puluh) anggota
- telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan
sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
c) Keabsahan kategori Khusus Cabang:
Pengecekan keabsahan cabang paling sedikit 10 (sepuluh) cabang, dimana cabang yang dinilai sah adalah:
- Memiliki kantor cabang - memiliki prasarana kantor - memiliki karyawan
- memiliki anggota paling sedikit 10 (sepuluh) anggota di setiap cabang
- telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan
sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
d) Keabsahan Kategori Khusus Tanpa Cabang:
- pengecekan keabsahan memiliki anggota paling sedikit 30 (tiga puluh) anggota
- telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan
sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
3) Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi:
b) telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan
sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1)
9.2 Pemberdayaan Anggota
a. Jenis-jenis kegiatan yang termasuk kegiatan pemberdayaan anggota adalah :
1) Focus Group Discussion, yang mengeksplorasi masalah/isu strategis yang spesifik, yang relevan/berkaitan dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi.
2) Workshop baik skala nasional maupun internasional yang sifatnya
membahas mengenai permasalahan/isu strategis/sosialisasi
pengaturan yang selalu muncul terkait dengan Badan Usaha jasa konstruksi serta ada perumusan penyelesaian masalah yang diambil baik mengikat kepada peserta ataupun tidak mengikat kepada peserta.
3) Seminar/Konferensi baik skala nasional maupun internasional dengan topik/tema seminar relevan dengan Badan Usaha jasa konstruksi
4) Pertemuan Ilmiah baik skala nasional maupun internasional dengan topik/tema pertemuan ilmiah relevan dengan Badan Usaha jasa konstruksi.
5) Pelatihan yang bersifat non formal yang relevan dengan penunjang kegiatan Badan Usaha jasa konstruksi.
6) Pendidikan yang bersifat formal yang relevan dengan penunjang kegiatan Badan Usaha jasa konstruksi.
7) Pendampingan Hukum baik itu berupa konsultasi hukum ataupun penyuluhan hukum
8) Bimbingan Teknis Dan/Atau Pendampingan Insentif.
9) Pembelajaran Tekstual Dan/Atau Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi Jarak Jauh.
b. Satu kegiatan Focus Group Discussion, Workshop,
Seminar/Konferensi, Pertemuan Ilmiah, Pelatihan atau Pendidikan dinilai sah disertai bukti:
1) undangan 2) daftar hadir 3) Laporan
4) Foto Dokumentasi
c. Tidak seluruh jenis kegiatan Pemberdayaan Anggota harus
dilaksanakan, namun harus sudah dilaksanakan paling sedikit 10
(sepuluh) kegiatan per tahun sehingga selama periode 2 (dua) tahun terakhir paling sedikit 20 (dua puluh) kegiatan;
d. Program Pengembangan Usaha Berkelanjutan untuk 5 (lima) tahun kedepan paling sedikit 10 (sepuluh) kegiatan per tahun.
9.3 Pemilihan Pengurus Secara Demokratis
a. Pengecekan nama kegiatan pemilihan pengurus yang tercantum dalam AD/ART, seperti Munas, Musda dan lain-lain;
b. Asosiasi membuat ringkasan mekanisme pemilihan pengurus secara demokratis sesuai AD/ART;
c. Dalam hal ketentuan mengenai periode musyawarah nasional, kongres, atau sejenisnya tidak tertuang dalam AD/ART, maka musyawarah atau kongres dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun; d. Pelaksanaan pemilhan pengurus melalui munas atau kongres
disertakan bukti berita acara serta dokumen pendukungnya yang mencakup:
1) publikasi
2) surat Keputusan penyelenggaraan 3) surat undangan
4) hasil keputusan atau hasil musyawarah 5) dokumentasi foto
7) laporan
9.4 Struktur kepengurusan organisasi asosiasi pusat dan/atau cabang
Struktur kepengurusan organisasi asosiasi baik pusat dan/atau cabang dinyatakan sah apabila sesuai dengan AD/ART, untuk posisi Ketua, Sekretaris, Sekjen, Bendahara dan Dewan Etik.
9.5 Sarana dan Prasarana Pusat dan Daerah
Pemohon Akreditasi dinyatakan gugur bila tidak memenuhi ketentuan 3 (tiga) kategori utama yaitu kepemilikan bangunan gedung kantor, peralatan kantor, dan SDM. Kepemilikan website dan pangkalan data sistem akan menambah skoring asosiasi.
a. Bangunan Kantor (Wajib)
1) pengecekan alamat kantor apakah ada persamaan alamat kantor dengan asosiasi lain;
2) pengecekan konsistensi alamat kantor dengan Surat Keterangan Domisili;
3) pengecekan foto kantor asosiasi secara keseluruhan dengan tampak depan yang memuat papan nama asosiasi;
4) dalam hal beberapa asosiasi berkantor pada satu alamat kantor yang sama, maka peserta yang dinyatakan sah adalah yang melakukan perjanjian sewa dengan pemilik bangunan kantor, yang dibuktikan dengan salinan dokumen kontrak perjanjian sewa;
5) dalam hal asosiasi menyatakan melakukan penggunakan kantor virtual, maka kepemilikan kantor dinyatakan tidak sah.
b. Perlengkapan Kantor (Wajib)
1) pengecekan bahwa kantor minimal memiliki meja, kursi, telp/fax, komputer, printer dan jaringan internet;
2) pengecekan kepemilikan cabang;
3) cabang yang diakui yang memiliki perlengkapan kantor minimal sesuai poin (1) di atas.
c. Sumber Daya Manusia (Wajib) 1) Cek daftar karyawan asosiasi;
2) Salinan keputusan atau perjanjian kerja karyawan asosiasi; d. Website
1) Adanya Kepemilikan website akan menambah skoring asosiasi; 2) Dengan minimal konten website adalah kegiatan dan produk
asosiasi.
3) dapat dibuktikan dengan screen shoot dan/atau bukti lainnya seperti menulis alamat website asosiasi.
e. Pangkalan data sistem informasi
1) Cek adanya pangkalan data sistem informasi dalam website.
2) Adanya Kepemilikan pangkalan data sistem informasi dalam website asosiasi akan menambah skoring asosiasi.
9.6 Pelaksanaan Kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan a. Akta notaris atas pendirian asosiasi:
1) memeriksa nama, tanggal pendirian asosiasi, kedudukan asosiasi pada akta notaris dan notaris yang membuat;
2) memeriksa akta bila terjadi perubahan pengurus;
3) pengecekan kesesuaian data yang disampaikan dengan data dalam
https://ahu.go.id.
b. Pengesahan badan hukum perkumpulan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia:
1) keabsahan dokumen yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain pejabat yang menandatangani Kepmen dan stempel/barkode pengesahan.
2) apabila pengesahan badan hukum perkumpulan asosiasi disebut sebagai “perkumpulan”, maka tetap dianggap sah;
3) Bila ada keraguan maka dilakukan pengecekan keaslian dokumen yang disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM.
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dicek keabsahannya bersamaan dengan akta pendirian asosiasi.
d. Surat keterangan domisili atau keterangan lain yang menunjukkan tempat kantor asosiasi berada dengan pengecekan konsistensi Surat Keterangan Domisili dengan alamat kantor sesuai butir 9.5 huruf a. e. Nomor pokok wajib pajak atas nama asosiasi:
1) pengecekan NPWP dengan cara online Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP);
2) SPT tahun terakhir;
3) bila ditemukan dalam KSWP NPWP yang bersangkutan tidak valid maka asosiasi harus menyerahkan surat pernyataan clear pajak dari kementerian keuangan.
f. Seluruh karyawan asosiasi telah terdaftar sebagai anggota aktif badan
penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan dan badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan:
1) pengecekan daftar karyawan asosiasi di pusat dan daerah (cabang); 2) pengecekan ada atau tidaknya salinan Kartu badan penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan seluruh karyawan asosiasi;
3) bila ada keraguan Pokja akan melakukan pengecekan ke instansi yang mengeluarkan dokumen;
4) pengecekan ada atau tidaknya bukti pembayaran bulan terakhir untuk BPJS.
g. Surat pernyataan bahwa tidak dalam sengketa kepengurusan asosiasi: 1) pengecekan keabsahan Surat Pernyataan Tidak Ada Sengketa; 2) apakah ada informasi bahwa Asosiasi yang diperiksa sedang ada
sengketa? Bila ada informasi tentang sengketa maka perlu dilakukan klarifikasi baik kepada asosiasi yang bersangkutan maupun kepada pihak yang bersengketa.
h. Dokumen kode etik, dokumen kode tata laku, dan keberadaan dewan etik:
1) pengecekan dokumen kode etik atau tata laku;
2) pengecekan dokumen penunjukan dan nama-nama dewan etik; 3) dalam hal Dewan Etik bersifat ad hoc atau dirangkap oleh pengurus,
maka ketentuan tersebut harus sesuai dengan AD/ART;
4) apabila ditemukan ada keraguan terhadap keberadaan dewan etik maka perlu dilakukan klarifikasi.
i. Dokumen program kerja masa bakti kepengurusan asosiasi:
1) pengecekan ada atau tidaknya program kerja masa bakti kepengurusan asosiasi;
2) pengecekan rasionalitas program kerja masa bakti kepengurusan asosiasi setiap tahunnya sesuai dengan bidangnya;
3) pengecekan program kerja asosiasi pada masa kepengurusan berjalan.
j. Laporan keuangan tahun terakhir asosiasi sebelum pengajuan permohonan Akreditasi yang telah diaudit kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) pengecekan laporan keuangan asosiasi pusat dan cabang yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik;
k. Surat pernyataan bahwa pengurus Asosiasi Badan Usaha tidak merangkap sebagai pengurus pada Asosiasi Badan Usaha lain:
1) Surat pernyataan yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain;
2) pengecekan apakah pengurus asosiasi merangkap sebagai pengurus pada asosiasi lain bila ya maka perlu dilakukan klarifikasi;
3) pengecekan terhadap pengurus inti asosiasi pusat (ketua, sekretaris, dan bendahara) terkait rangkap jabatan;
4) bila diduga merangkap akan diklarifikasi dan bila benar merangkap maka akan digugurkan.
9.7 Dokumen tambahan lain
Pengecekan ada atau tidaknya dokumen tambahan lain yang akan menambah skoring asosiasi.
a. sistem manajemen mutu atau dokumen mutu;
1) pengecekan Salinan system manajemen mutu atau dokumen mutu yang dimiliki Asosiasi.
b. afiliasi dengan organisasi internasional yang terkait dengan Jasa Konstruksi;
1) pengecekan bukti asosiasi berafiliasi dengan organisasi internasional sejenis.
c. Kerjasama pemberdayaan anggota dengan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, atau instansi lainnya;
1) pengecekan bukti berupa dokumen kerjasama. d. pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial;
1) pengecekan bukti berupa kegiatan Coorporate Social Responsibility (CRS)-nya dalam bentuk dokumentasi dan laporan kegiatan.
e. partisipasi dalam perumusan Kebijakan pemerintah;
1) pengecekan bukti berupa keikutsertaan dalam forum perumusan kebijakan pemerintah.
f. dokumen rapat pengurus terjadwal:
1) pengecekan jenis-jenis rapat yang ada dalam AD/ART;
2) pengecekan apakah jadwal rapat pengurus sesuai dengan jenis rapat yang ada dalam AD/ART.
g. Ketua Asosiasi Badan Usaha merupakan penanggung jawab Badan Usaha, komisaris, direktur, atau pemilik perusahaan yang tertera pada akta perusahaan dan memiliki kartu tanda anggota Asosiasi Badan Usaha:
1) pengecekan keabsahan Kartu tanda Anggota untuk Ketua Asosiasi, Komisaris, direktur atau pemilik perusahaan;
2) pengecekan salinan sertifikat Badan Usaha atau bukti pendukung lainnya.
BAB IV PENILAIAN
1. Penilaian terhadap Asosiasi Badan Usaha yang memenuhi persyaratan diatas dilakukan penilaian lanjutan terhadap kriteria sebagai berikut:
i. Jumlah dan sebaran anggota dengan bobot 20%
ii. Pemberdayaan kepada anggota dengan bobot 25%
iii. Pemilihan pengurus secara demokratis dengan bobot 15%
iv. Sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah dengan bobot 10%
v. Pelaksanaan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan bobot 30%.
2. Penilaian dari masing-masing kriteria tersebut diatas menggunakan pembobotan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah dan Sebaran Anggota
Kategori Skor 2 3 4 Jumlah Cabang (min.) Jumlah Anggota per Cabang (min.) Jumlah Anggota Total (min.) Jumlah Cabang (min.) Jumlah Anggota per Cabang (min.) Jumlah Anggota Total (min.) Jumlah Cabang (min.) Jumlah Anggota per Cabang (min.) Jumlah Anggota Total (min.) Jasa Konsultansi 17 15 - 18-20 16-50 - >20 >50 - Pekerjaan Konstruksi Umum Cabang 10 100 - 11-17 101-125 - >17 >125 - Umum Tanpa Cabang - - 40 - - 41-75 - - >75 Khusus Cabang 10 10 - 11-15 11-30 - >15 >30 - Khusus Tanpa Cabang - - 30 - - 31-40 - - >40 Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi - - 30 - - 31-40 - - >40
a. Dalam hal Asosiasi Badan Usaha yang akan mengajukan permohonan akreditasi tidak dapat memenuhi jumlah dan sebaran anggota sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 di atas, maka Asosiasi Badan Usaha tersebut dapat melakukan penggabungan (merger) bersama Asosiasi Badan Usaha lainnya dengan membentuk entitas baru.
Tabel 2a. Pemberdayaan kepada Anggota
Kategori Skor
2 3 4
Jumlah Kegiatan Pemberdayaan
Anggota (per tahun) 10 kegiatan 11-12 kegiatan >12 kegiatan
Tabel 2b. Program Pengembangan Usaha Berkelanjutan 5 Tahun Kedepan
Kategori Skor
2 3 4
Program PUB 5 Tahun kedepan
Tabel 3. Pemilihan Pengurus secara Demokratis
Penilaian Skor
2 3 4
Musyawarah Nasional/ sejenisnya
Musyawarah Nasional/ sejenisnya sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Susunan Pengurus Terdapat minimal Ketua,
Sekretaris/Sekjen, Sendahara, dan Dewan Etik
Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Tingkat Pusat dan Daerah
Kategori Skor 2 3 4 Gedung Kantor* Memenuhi 3 Kategori wajib Memenuhi 4 Kategori Memenuhi 5 Kategori Sumber Daya Manusia*
Perlengkapan Kantor* Situs Web
Pangkalan Data
*wajib
Tabel 5. Pelaksanaan Kewajiban sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Penilaian
Skor (Memenuhi)
2 3
4
11 persyaratan wajib dan
5 dokumen tambahan 11 kategori wajib 12-15 kategori
16 kategori
b. Nilai akhir Akreditasi merupakan hasil penjumlahan dari seluruh hasil penilaian kriteria tersebut diatas yang dengan menggunakan ketentuan pada tabel diatas.
c. Asosiasi Badan Usaha yang dinyatakan sebagai asosiasi terakreditasi, apabila nilai akhir Akreditasi memenuhi passing grade 2.75.
3. Penilaian Akreditasi Asosiasi dibuat oleh Pokja dan dituangkan dalam laporan penilaian Akreditasi Asosiasi yang mencakup berita acara Verifikasi dan Validasi dan hasil penilaian Akreditasi Asosiasi;
4. Laporan penilaian Akreditasi Asosiasi disampaikan kepada Pengarah;
5. Pengarah menyampaikan laporan pelaksanaan Akreditasi Asosiasi kepada Ketua LPJK, berdasarkan hasil kajian terhadap laporan penilaian Akreditasi Asosiasi;
6. Ketua LPJK menetapkan status Akreditasi Asosiasi dalam Keputusan Ketua LPJK;
7. Hasil setelah ditetapkan oleh Ketua LPJK diumumkan oleh Sekretariat melalui aplikasi Akreditasi.
BAB V JADWAL
Jadwal Pelaksanaan Akreditasi 1. Periode Akreditasi :
a. Periode 1 pada Januari - April (Penetapan pada tanggal 20 April) b. Periode 2 pada Mei - Agustus (Penetapan pada tanggal 20 Agustus)
c. Periode 3 pada September - Desember (Penetapan pada tanggal 20 Desember)
2. Batas Akhir Penerimaan Permohonan Tiap Periode : a. Periode 1 paling lambat tanggal 20 Maret
b. Periode 2 paling lambat tanggal 20 Juli c. Periode 3 paling lambat tanggal 20 November
B. PEDOMAN TEKNIS AKREDITASI ASOSIASI PROFESI JASA KONSTRUKSI. BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Jasa Konstruksi : Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi;
2. Akreditasi : Kegiatan penilaian dan bentuk pengakuan formal untuk
menentukan kelayakan; 3. Akreditasi
Asosiasi
: Kegiatan penilaian dan bentuk pengakuan formal sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu Asosiasi untuk menentukan kelayakan Asosiasi;
4. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi
: Organisasi dan/atau himpunan individu profesional dalam suatu bidang keilmuan tertentu di bidang Jasa Konstruksi, berbadaan hukum, dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan profesi tersebut, yang selanjutnya disebut Asosiasi Profesi;
5. Ketua Asosiasi Profesi
: Penanggungjawab Asosiasi Profesi yang memiliki latar belakang bidang keilmuan terkait Jasa Konstruksi dan memiliki kartu tanda anggota Asosiasi Profesi;
6. Pengarah : Tim yang ditetapkan untuk memberikan arahan dan
evaluasi dalam pelaksanaan Akreditasi Asosiasi; 7. Kelompok Kerja
(Pokja)
: Sekelompok penilai yang memiliki tugas membantu Pengarah dalam melaksanakan proses Verifikasi dan Validasi;
8. Sekretariat : Unit yang bertugas melaksanakan administrasi
pelaksanaan Akreditasi Asosiasi; 9. Aplikasi
Akreditasi
: Aplikasi perangkat lunak Sistem Permohonan Akreditasi secara elektronik berbasis web yang terpasang di server
PUPR yang dapat diakses melalui website
https://akreditasijakon.pu.go.id;
10 Isian elektronik : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang dapat diisi oleh pengguna aplikasi; 11. Format Isian
Elektronik Data Persyaratan Akreditasi
: Format isian elektronik pada aplikasi Akreditasi yang digunakan peserta pemohon Akreditasi untuk memasukkan dan mengirimkan data persyaratan Akreditasi.
Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Pedoman ini adalah:
1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan Akreditasi Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi.
2. Pedoman ini bertujuan untuk membantu peserta Akreditasi dalam
mengajukan permohonan serta menyiapkan data dan dokumen persyaratan pengajuan Akreditasi Asosiasi Profesi, serta membantu Pokja dalam melakukan verifikasi dan validasi.
Bagian Ketiga Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. Pengajuan permohonan dan persyaratan Akreditasi; 2. Verifikasi dan validasi;
3. Penilaian dan penetapan; 4. Penilaian;
5. Jadwal; dan 6. Penutup.
BAB II
PENGAJUAN PERMOHONAN DAN PERSYARATAN AKREDITASI
1. Pengumuman pelaksanaan Akreditasi Asosiasi Profesi tercantum pada running
text dan microsite situs WEB KEMENTERIAN PUPR (www.pu.go.id) dan WEB LPJK (www.lpjk.pu.go.id) serta surat resmi dari Ketua LPJK kepada seluruh
pimpinan Asosiasi Profesi yang disampaikan secara elektronik.
2. Pemohon menyampaikan permohonan Akreditasi Asosiasi, dokumen
persyaratan Akreditasi Asosiasi Profesi, dan dokumen tambahan secara
elektronik melalui Aplikasi Akreditasi dengan laman pendaftaran
https://akreditasijakon.pu.go.id.
3. Dalam hal aplikasi Akreditasi belum tersedia atau terdapat kendala mengakses aplikasi, permohonan Akreditasi disampaikan kepada Pengarah melalui Sekretariat dengan cara mengisi format registrasi sesuai Format 1, Format 2 dan Format 3 sebagaimana tercantum dalam lampiran angka XI Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi melalui email
akreditasi@lpjk.pu.go.id. 4. Pemohon Akreditasi adalah:
a. Permohonan Akreditasi terbuka dan dapat diikuti oleh Asosiasi Profesi berdasarkan bidang keilmuan yang terkait Jasa Konstruksi baik kategori umum ataupun khusus;
b. Asosiasi Profesi umum merupakan Asosiasi Profesi yang mewadahi tenaga kerja konstruksi ahli pada lebih dari 1 (satu) subklasifikasi dalam 1 (satu) klasifikasi bidang keilmuan, baik yang memiliki cabang maupun tidak memiliki cabang;
c. Asosiasi Profesi khusus merupakan Asosiasi Profesi yang mewadahi tenaga kerja konstruksi ahli pada 1 (satu) subklasifikasi dalam 1 (satu) klasifikasi bidang keilmuan, baik yang memiliki cabang maupun tidak memiliki cabang.
5. Larangan Pertentangan Kepentingan
Pengurus Asosiasi Profesi tidak merangkap sebagai pengurus pada Asosiasi Profesi lain yang mengikuti proses Akreditasi yang sama, dan dibuktikan dengan surat pernyataan.
6. Satu Data Peserta
a. Setiap Asosiasi Profesi hanya diperbolehkan untuk menyampaikan satu data permohonan Akreditasi;
b. Data Asosiasi beserta seluruh cabang disampaikan oleh Asosiasi tingkat pusat;
c. Setiap Asosiasi cabang yang menjadi anggota dari sebuah Asosiasi Profesi dilarang menjadi pemohon Akreditasi Asosiasi Profesi secara sendiri.
7. Biaya Akreditasi:
a. Peserta sepenuhnya menanggung biaya untuk mengikuti proses Akreditasi; b. Tim Akreditasi tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta;
c. Setiap permohonan yang lengkap dikenakan biaya Akreditasi yang besarannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penerimaan negara bukan pajak;
d. Tata cara pembayaran biaya Akreditasi mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang Keuangan Negara;
e. Pembayaran biaya Akreditasi paling lambat 5 (lima) hari sejak bukti tagihan diterbitkan.
8. Dokumen Persyaratan Akreditasi terdiri dari:
a. Surat Permohonan Akreditasi ditandatangani ketua umum atau sebutan lain sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi, sesuai Format 1 yang tercantum pada Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
b. Data administrasi Asosiasi, sesuai Format 2 yang tercantum pada Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Salinan Akta Notaris atas pendirian Asosiasi;
d. Salinan Pengesahan badan hukum perkumpulan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Salinan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga-tata kelola organisasi;
f. Surat Keterangan Domisili atau keterangan lain yang menunjukkan tempat
kantor Asosiasi berada;
g. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama Asosiasi;
h. Salinan daftar pegawai beserta salinan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan karyawan serta bukti pembayaran bulan terakhir;
i. Data Jumlah dan sebaran anggota untuk Asosiasi yang memiliki cabang atau jumlah anggota untuk Asosiasi yang tidak memiliki cabang
j. Bukti program pemberdayaan dilengkapi salinan:
1) Program pengembangan usaha atau pengembangan profesi
berkelanjutan untuk 5 (lima) tahun kedepan;
2) Laporan pelaksanaan pengembangan usaha atau pengembangan profesi berkelanjutan dalam 2 (dua) tahun terakhir.
k. Bukti Pemilihan pengurus secara demokratis dilampiri salinan:
1) Berita acara musyawarah nasional atau sejenisnya yang dilengkapi dengan publikasi, Surat Keputusan penyelenggaraan, surat undangan, hasil keputusan, dokumentasi foto, dan daftar hadir musyawarah nasional atau sejenisnya;
2) Struktur kepengurusan organisasi Asosiasi pusat dan/atau cabang. l. Sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah yang memiliki cabang
berupa kantor dan sumber daya manusia dan perlengkapan kantor yang dilampiri:
1) Salinan bukti status kepemilikan kantor atau perjanjian sewa/kontrak; 2) Foto kantor Asosiasi secara keseluruhan dengan tampak depan
memuat papan nama Asosiasi;
3) Salinan keputusan kepengurusan dan karyawan Asosiasi; 4) Foto dan daftar kepemilikan peralatan kantor.
m. Surat Pernyataan tidak dalam sengketa kepengurusan Asosiasi yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan format 4 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
n. Surat Pernyataan Kebenaran Isi Dokumen, ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan Format 5 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
o. Pakta Integritas yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain sesuai dengan Format 6 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
p. Salinan Laporan Kinerja Tahunan Asosiasi atau Surat Kesanggupan penyampaian laporan tahunan yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan Format 7 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
q. Salinan dokumen kode etik, dokumen tata laku profesi, dan keberadaan dewan etik atau sebutan lain;
r. Salinan dokumen program kerja masa bakti kepengurusan;
s. Salinan laporan keuangan tahun terakhir Asosiasi sebelum pengajuan permohonan Akreditasi yang telah diaudit kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; t. Surat Pernyataan Pengurus Asosiasi tidak merangkap sebagai pengurus
pada Asosiasi Profesi lain yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain, sesuai dengan Format 9 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
u. Salinan pedoman praktik profesi milik Asosiasi Profesi. 9. Dokumen tambahan persyaratan terdiri atas:
a. Salinan dokumen Sistem manajemen mutu atau dokumen mutu;
b. Salinan perjanjian kerjasama/nota kesepahaman bersama dengan
organisasi internasional;
c. Salinan perjanjian kerjasama/nota kesepahaman bersama dengan
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/instansi lainnya;
d. Salinan laporan pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial; e. Salinan dokumen partisipasi perumusan kebijakan;
f. Publikasi ilmiah;
g. Situs web dan/atau pangkalan data sistem informasi. 10. Penyampaian Data Persyaratan Akreditasi
a. Pemohon mengirimkan data persyaratan Akreditasi dalam bentuk digital melalui aplikasi Akreditasi kepada Pokja sesuai jadwal yang ditetapkan; b. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan persyaratan Akreditasi yang
disampaikan. Kelalaian menyampaikan keterangan yang disyaratkan dalam dokumen persyaratan Akreditasi sepenuhnya merupakan risiko peserta; c. Sekretariat memeriksa kelengkapan data persyaratan Akreditasi;
d. Dalam persyaratan lengkap atau belum lengkap sekretariat akan
menyampaikan pemberitahuan kelengkapan atau ketidaklengkapan
dokumen secara tertulis melalui aplikasi https://akreditasijakon.pu.go.id
atau email Asosiasi yang terdaftar pada aplikasi;
e. Dalam hal persyaratan dinyatakan belum lengkap, pemohon harus melengkapi kekurangan persyaratan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pemberitahuan ketidaklengkapan dokumen diterima;
f. Dalam hal pemohon tidak melengkapi kekurangan persyaratan dalam batas waktu yang ditetapkan, permohonan dinyatakan gugur.
11. Surat permohonan dan surat pernyataan ditandatangani secara digital melalui Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) yang telah diakui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Surat permohonan dan surat pernyataan yang membutuhkan tanda tangan digital, meliputi:
a. Surat Permohonan Akreditasi;
c. Surat Pernyataan Tidak Dalam Sengketa Kepengurusan Asosiasi; d. Pakta Integritas;
e. Surat Pernyataan Pengurus Asosiasi tidak Merangkap;
f. Surat Pernyataan dari Sekretaris/Sekretaris Umum atau sebutan lain sesuai AD/ART dalam hal Ketua Umum berhalangan.
12. Dalam hal provider tanda tangan digital belum beroperasi, maka dilakukan
penandatangan di atas materai (cap basah). Seluruh surat permohonan dan
surat pernyataan asli beserta bukti bahwa tanda tangan digital belum
selesai diproses (dibuktikan dengan screenshoot bukti registrasi ke seluruh PSrE yang diakui oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika atau bukti belum diverifikasi) agar dipindai serta dikirimkan ke Sekretariat
Tim Akreditasi dengan alamat:
Sekretariat Tim Akreditasi Kantor LPJK
Jl. Wijaya I Nomor 68 Kebayoran Baru JakartaSelatan
Dokumen diterima oleh Sekretariat Tim Akreditasi setiap hari kerja dan paling lambat diterima tiap periode Akreditasi:
a. Periode 1 pada tanggal 20 Maret; b. Periode 2 pada tanggal 20 Juli; c. Periode 3 pada tanggal 20 November.
15. Dalam hal Ketua Umum berhalangan, maka dokumen surat permohonan Akreditasi ditandatangani oleh Sekretaris/Sekretaris Umum atau sebutan lain sesuai AD/ART dan dilengkapi dengan Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa Ketua Umum berhalangan.
16. Setelah batas waktu pemasukan data persyaratan Akreditasi tiap periode berakhir, maka aplikasi Akreditasi akan menerima data kembali untuk periode akreditasi selanjutnya 1 (satu) hari setelah tanggal penetapan periode tersebut berakhir.
BAB III
VERIFIKASI DAN VALIDASI
1. Pokja akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap data persyaratan Akreditasi dan data tambahan Akreditasi.
2. Verifikasi dan validasi oleh Pokja, dapat dilakukan melalui:
a. Klarifikasi dan konfirmasi kepada pemohon dan/atau pihak terkait; dan/atau
b. Peninjauan lapangan. 3. Klarifikasi dan Konfirmasi
a. Pokja dapat melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam data persyaratan Akreditasi dan data tambahan kepada pemohon. Pemohon harus memberikan tanggapan atas klarifikasi secara tertulis;
b. Pokja dapat melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam data persyaratan Akreditasi dan data tambahan kepada pihak- pihak/instansi terkait.
4. Peninjauan Lapangan
a. Peninjauan lapangan meliputi peninjauan administrasi, sarana, dan prasarana;
b. Hasil peninjauan lapangan akan dituangkan dalam berita acara peninjauan lapangan terkait ada dan tidak adanya syarat administrasi, sarana dan prasarana;
c. Dalam hal tidak dimungkinkan untuk dilakukan peninjauan lapangan, pemohon wajib mengirimkan bukti keberadaan administrasi, sarana, dan prasarana yang dimilikinya berupa foto terutama untuk sarana dan prasarana;
d. Hasil peninjauan lapangan dan hasil pemeriksaan persyaratan dan dokumen lain dituangkan dalam berita acara hasil Verifikasi dan Validasi. 5. Hasil verifikasi dan validasi dituangkan dalam berita acara hasil verifikasi dan
validasi dengan menggunakan Format 8 yang tercantum dalam Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. 6. Dalam hal hasil verifikasi dan validasi menyatakan tidak benar atau tidak sah
atau tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Tabel 1 Lampiran angka XI, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, permohonan dinyatakan gugur.
7. Dalam hal hasil verifikasi dan validasi menyatakan benar, sah, dan memenuhi persyaratan, dilanjutkan ke tahap penilaian.
8. Dalam hal Asosiasi gugur pada tahap Verifikasi dan Validasi, Kelompok Kerja akan memberikan catatan penyebab Asosiasi dinyatakan gugur.
9. Tatacara Verifikasi dan Validasi Dokumen Persyaratan Akreditasi 9.1 Jumlah dan Sebaran Asosiasi Profesi
a. Jumlah dan sebaran anggota dinilai dari jumlah anggota tetap Asosiasi Profesi yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang masih berlaku. b. Pokja memeriksa masa berlaku masa berlaku SKA dengan ketentuan:
1) SKA masih berlaku berdasarkan masa berlaku yang tertera/tertulis pada dokumen SKA tersebut;
2) SKA yang dianggap sah adalah SKA yang telah konversi dalam bentuk elektronik dan tertayang pada database Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) (https://siki.lpjk.pu.go.id) berdasarkan
baseline ketetapan cut off dari Pokja.
c. Pokja memeriksa kesesuaian SKA dengan cabang dan anggota tiap cabang yang didapat dari layanan daring (online) SIKI LPJK yang tersedia. Ketentuan untuk Akreditasi adalah sebagai berikut.
1) Asosiasi Profesi Umum
a) Asosiasi Profesi wajib memiliki paling sedikit 17 (tujuh belas) cabang, dimana cabang yang dinilai sah adalah:
- memiliki kantor
- memiliki prasarana kantor - memiliki karyawan
b) Asosiasi Profesi wajib memiliki jumlah total anggota tetap paling sedikit 750 (tujuh ratus lima puluh), kecuali Klasifikasi Sipil paling sedikit 1000 (seribu). Anggota yang sah merupakan anggota tetap yang telah memiliki SKA. Ketentuan pemegang SKA yang sah adalah yang telah terdaftar pada SIKI LPJK
(https://siki.lpjk.pu.go.id) dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1) .
2) Asosiasi Profesi Khusus
Asosiasi Profesi wajib memiliki jumlah total anggota tetap paling sedikit 100 (seratus) kecuali Klasifikasi Sipil paling sedikit 300
(tiga ratus). Anggota yang sah merupakan anggota tetap yang telah
memiliki SKA. Ketentuan pemegang SKA yang sah adalah yang telah terdaftar pada SIKI LPJK (https://siki.lpjk.pu.go.id)
dengan batas penetapan baseline SIKI adalah akhir bulan sebelum bulan surat permohonan (bulan n-1).
9.2 Pemberdayaan Anggota
a. Jenis-jenis kegiatan yang termasuk kegiatan pemberdayaan anggota adalah :
1) Focus Group Discussion, yang mengeksplorasi masalah/ isu strategis yang spesifik, yang relevan/berkaitan dengan keprofesian. 2) Workshop baik skala nasional maupun internasional yang sifatnya
membahas mengenai permasalahan/isu strategis/sosialisasi
pengaturan yang selalu muncul terkait dengan keprofesian serta ada perumusan penyelesaian masalah yang diambil baik mengikat kepada peserta ataupun tidak mengikat kepada peserta.
3) Seminar/Konferensi baik skala nasional maupun internasional dengan topik/tema seminar relevan dengan keprofesian.
4) Pertemuan Ilmiah baik skala nasional maupun internasional dengan topik/tema seminar relevan dengan keprofesian.
5) Pelatihan yang bersifat non formal yang relevan dengan penunjang kegiatan keprofesian.
6) Pendidikan yang bersifat non formal yang relevan dengan penunjang kegiatan keprofesian.
7) Pendampingan Hukum baik itu berupa konsultasi hukum ataupun penyuluhan hukum.
b. Satu kegiatan Focus Group Discussion, Workshop, Seminar/Konferensi, Pertemuan Ilmiah, Pelatihan atau Pendidikan dinilai sah disertai bukti :
1) undangan 2) daftar hadir 3) Laporan
4) Foto Dokumentasi
c. Tidak seluruh jenis kegiatan Pemberdayaan Anggota harus
(dua belas) kegiatan per tahun untuk asosiasi profesi umum atau 6 (enam) kegiatan per tahun untuk asosiasi profesi khusus sehingga
selama periode 2 (dua) tahun terakhir paling sedikit 24 (dua empat
belas) kegiatan per tahun untuk asosiasi profesi umum atau 12 (dua belas) kegiatan per tahun untuk asosiasi profesi khusus;
d. Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang telah
dilaksanakan selama 2 (dua) tahun terakhir dinyatakan sah apabila
telah terdaftar dalam sistem PPKB Online LPJK
(https://ppkb.lpjk.pu.go.id);
e. Program Pengembangan Usaha Berkelanjutan untuk 5 (lima) tahun kedepan paling sedikit 12 (dua belas) kegiatan per tahun untuk
Asosiasi Profesi umum dan paling sedikit 6 (enam) kegiatan per tahun untuk Asosiasi Profesi khusus.
9.3 Pemilihan Pengurus Secara Demokratis
a. Pengecekan nama kegiatan pemilihan pengurus yang tercantum dalam AD/ART, seperti Munas, Musda dan lain-lain;
b. Asosiasi membuat ringkasan mekanisme pemilihan pengurus secara demokratis sesuai AD/ART;
c. Dalam hal ketentuan mengenai periode musyawarah nasional, kongres, atau sejenisnya tidak tertuang dalam AD/ART, maka musyawarah atau kongres dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun;
d. Pelaksanaan pemilhan pengurus melalui munas atau kongres disertakan bukti berita acara serta dokumen pendukungnya yang mencakup:
1) Publikasi;
2) surat Keputusan penyelenggaraan; 3) surat undangan;
4) hasil keputusan atau hasil musyawarah; 5) dokumentasi foto;
6) daftar hadir; dan 7) laporan.
9.4 Struktur kepengurusan organisasi Asosiasi pusat dan/atau cabang
Struktur kepengurusan organisasi Asosiasi baik pusat dan/atau cabang dinyatakan sah apabila sesuai dengan AD/ART, untuk posisi Ketua, Sekretaris, Sekjen, Bendahara dan Dewan Etik.
9.5 Sarana dan Prasarana Pusat dan Daerah
Pemohon Akreditasi dinyatakan gugur bila tidak memenuhi ketentuan 3 (tiga) kategori utama yaitu kepemilikan bangunan gedung kantor, peralatan kantor, dan SDM. Kepemilikan website dan pangkalan data sistem akan menambah skoring Asosiasi.
a. Bangunan Kantor (Wajib)
1) pengecekan alamat kantor apakah ada persamaan alamat kantor dengan Asosiasi lain;
2) pengecekan konsistensi alamat kantor dengan Surat Keterangan Domisili;
3) pengecekan foto kantor Asosiasi secara keseluruhan dengan tampak depan yang memuat papan nama Asosiasi;
4) dalam hal beberapa Asosiasi berkantor pada satu alamat kantor yang sama, maka peserta yang dinyatakan sah adalah yang melakukan perjanjian sewa dengan pemilik bangunan kantor, yang dibuktikan dengan salinan dokumen kontrak perjanjian sewa;
5) dalam hal Asosiasi menyatakan melakukan penggunakan kantor virtual, maka kepemilikan kantor dinyatakan tidak sah.
b. Perlengkapan Kantor (Wajib)
1) pengecekan bahwa kantor minimal memiliki meja, kursi, telp/fax, komputer, printer dan jaringan internet;
2) pengecekan kepemilikan cabang;
3) cabang yang diakui yang memiliki perlengkapan kantor minimal sesuai poin (1) di atas.
c. Sumber Daya Manusia (Wajib) 1) cek daftar karyawan Asosiasi;
2) salinan keputusan atau perjanjian kerja karyawan Asosiasi; d. Website
1) adanya Kepemilikan website akan menambah skoring Asosiasi;
2) dengan minimal konten website adalah kegiatan dan produk Asosiasi; 3) dapat dibuktikan dengan screen shoot dan/atau bukti lainnya seperti
menulis alamat website Asosiasi. e. Pangkalan data sistem informasi
1) cek adanya pangkalan data sistem informasi dalam website;
2) adanya Kepemilikan pangkalan data sistem informasi dalam website Asosiasi akan menambah skoring Asosiasi.
9.6 Pelaksanaan Kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan a. Akta notaris atas pendirian Asosiasi:
1) memeriksa nama, tanggal pendirian Asosiasi, kedudukan Asosiasi pada akta notaris dan notaris yang membuat;
2) memeriksa akta bila terjadi perubahan pengurus;
3) pengecekan kesesuaian data yang disampaikan dengan data dalam
https://ahu.go.id.
b. Pengesahan badan hukum perkumpulan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia:
1) keabsahan dokumen yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain pejabat yang menandatangani Kepmen dan stempel/barkode pengesahan.
2) apabila pengesahan badan hukum perkumpulan Asosiasi disebut sebagai “perkumpulan”, maka tetap dianggap sah;
3) Bila ada keraguan maka dilakukan pengecekan keaslian dokumen yang disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM;
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dicek keabsahannya bersamaan dengan akta pendirian Asosiasi.
d. Surat keterangan domisili atau keterangan lain yang menunjukkan tempat kantor Asosiasi berada dengan pengecekan konsistensi Surat Keterangan Domisili dengan alamat kantor sesuai butir 9.5 huruf a. e. Nomor pokok wajib pajak atas nama Asosiasi:
1) pengecekan NPWP dengan cara online Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP);
2) SPT tahun terakhir;
3) Bila ditemukan dalam KSWP NPWP yang bersangkutan tidak valid maka Asosiasi harus menyerahkan surat pernyataan clear pajak dari kementerian keuangan.
f. Seluruh karyawan Asosiasi telah terdaftar sebagai anggota aktif badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan dan badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan:
1) pengecekan daftar karyawan Asosiasi di pusat dan daerah (cabang); 2) pengecekan ada atau tidaknya salinan Kartu badan penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan seluruh karyawan Asosiasi;
3) bila ada keraguan Pokja akan melakukan pengecekan ke instansi yang mengeluarkan dokumen;
4) pengecekan ada atau tidaknya bukti pembayaran bulan terakhir untuk BPJS.
g. Surat pernyataan bahwa tidak dalam sengketa kepengurusan Asosiasi: 1) pengecekan keabsahan Surat Pernyataan Tidak Ada Sengketa;
2) apakah ada informasi bahwa Asosiasi yang diperiksa sedang ada sengketa? Bila ada informasi tentang sengketa maka perlu dilakukan
klarifikasi baik kepada Asosiasi yang bersangkutan maupun kepada pihak yang bersengketa.
h. Dokumen kode etik, dokumen kode tata laku, dan keberadaan dewan etik:
1) pengecekan dokumen kode etik atau tata laku;
2) pengecekan dokumen penunjukan dan nama-nama dewan etik;
3) Dalam hal Dewan Etik bersifat ad hoc atau dirangkap oleh pengurus, maka ketentuan tersebut harus sesuai dengan AD/ART;
4) apabila ditemukan ada keraguan terhadap keberadaan dewan etik maka perlu dilakukan klarifikasi.
i. Dokumen program kerja masa bakti kepengurusan Asosiasi:
1) pengecekan ada atau tidaknya program kerja masa bakti
kepengurusan Asosiasi;
2) pengecekan rasionalitas program kerja masa bakti kepengurusan Asosiasi setiap tahunnya sesuai dengan bidangnya;
3) Pengecekan program kerja Asosiasi pada masa kepengurusan berjalan.
j. Laporan keuangan tahun terakhir Asosiasi sebelum pengajuan permohonan Akreditasi yang telah diaudit kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengecekan laporan keuangan Asosiasi pusat dan cabang yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik;
k. Surat pernyataan bahwa pengurus Asosiasi Profesi tidak merangkap sebagai pengurus pada Asosiasi Profesi lain:
1) Surat pernyataan yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain;
2) pengecekan apakah pengurus Asosiasi merangkap sebagai pengurus pada Asosiasi lain bila ya maka perlu dilakukan klarifikasi;
3) pengecekan terhadap pengurus inti Asosiasi pusat (ketua, sekretaris, dan bendahara) terkait rangkap jabatan;
4) bila diduga merangkap akan diklarifikasi dan bila benar merangkap maka akan digugurkan.
9.7 Dokumen tambahan lain
Pengecekan ada atau tidaknya dokumen tambahan lain yang akan menambah skoring Asosiasi
a. sistem manajemen mutu atau dokumen mutu;
1) pengecekan Salinan sistem manajemen mutu atau dokumen mutu yang dimiliki Asosiasi.
b. afiliasi dengan organisasi internasional yang terkait dengan Jasa Konstruksi;
1) pengecekan bukti Asosiasi berafiliasi dengan organisasi internasional sejenis.
c. kerjasama pemberdayaan anggota dengan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, atau instansi lainnya;
1) pengecekan bukti berupa dokumen kerjasama. d. pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial;
1) pengecekan bukti berupa kegiatan Coorporate Social Responsibility (CRS)-nya dalam bentuk dokumentasi dan laporan kegiatan.
e. Publikasi Ilmiah
1) pengecekan salinan publikasi ilmiah yang telah diterbitkan dan sitasi publikasi tersebut.
f. partisipasi dalam perumusan Kebijakan pemerintah;
1) pengecekan bukti berupa keikutsertaan dalam forum perumusan kebijakan pemerintah.
g. Dokumen rapat pengurus terjadwal:
1) pengecekan jenis-jenis rapat yang ada dalam AD/ART;
2) pengecekan apakah jadwal rapat pengurus sesuai dengan jenis rapat yang ada dalam AD/ART
h. Ketua Asosiasi Profesi wajib memiliki kartu tanda anggota:
1) pengecekan keabsahan Kartu Tanda Anggota Ketua Asosiasi Profesi. 10. Alur Tata Cara Akreditasi