• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: DEWI PUJIASTUTI STIE AUB SURAKARTA. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: DEWI PUJIASTUTI STIE AUB SURAKARTA. Abstract"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMUNIKASI KEDISIPLINAN KERJA DAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA

Oleh:

DEWI PUJIASTUTI STIE – AUB SURAKARTA

Abstract

The human resource represent the key factor to the success, because it becomes the first activator in operasionalizing a company. The aim of this research is to examine analysis of leadership, motivation, communication, job disciplin, and educatian as well as training influence toward the productivity of employee of District General Hospital of Doctor Moewardi Surakarta.

The Hypothesizing which have been formulated in this research is: there is an influence between leadership, motivation, communication, job disciplin, and educatian as well as training toward productivity of employee of District General Hospital of Doctor Moewardi Surakarta as partial and simultance. The research is a survey from 300 responden at District General Hospital of Doctor Moewardi Surakarta. Data have been collected through quesionary and processed with the multiple regression, t test, F test and test of R2.

Regression model in this research Y = -8,776 - 0,071 X1+ 0,694 X2+ 0,116 X3 + 0,362 X4 + 0,151 X5 + e. From t test showed that leadership, motivation, communication, job disciplin, and educatian as well as training influeness productivity of employee of District General Hospital of Doctor Moewardi Surakarta as partial. The F test showed that the fifth variable independents ie: leadership, motivation, communication, job disciplin, and educatian as well as training influeness productivity of employee of General District Hospital of Doctor Moewardi Surakarta as simultance. The R2 test showed that independent variable became the predictor to productivity of employee as 74,5%.

Keyword : leadership, motivation, communication, job disciplin, and educatian and training, productivity

(2)

RINGKASAN

Sumber daya manusia meru-pakan faktor kunci menuju sukses, oleh karena itu sumber daya manusia adalah penggerak utama dalam opera-sionalisasi lembaga. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh kepe-mimpinan, motivasi, komunikasi, ke-disiplinan kerja dan pendidikan dan latihan terhadap produktivitas kerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta. Hipotesa yang telah dirumuskan dalam pene-litian ini adalah: ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan, motivasi, komunikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan dan latihan terhadap pro-duktivitas kerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Su-rakarta secara parsial dan simultan.

Penelitian ini adalah peneli-tian survei di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta sebanyak 120 orang. Data yang sudah diperoleh dengan program SPSS dengan uji re-gresi linear berganda, uji t, uji F serta uji R2.

Model regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah Y = -8,776 +0,071 X1+ 0,694 X2+ 0,116 X3+ 0,362 X4 + 0,151 X5 + e. Hasil uji t menun-jukkan bahwa kepemimpinan, mo-tivasi, komunikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan dan latihan terhadap produktivitas kerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta secara parsial. Hasil uji F menunjukkan bahwa kelima variabel

yaitu: kepemimpinan, motivasi, ko-munikasi, kedisiplinan kerja dan pen-didikan dan latihan terhadap pro-duktivitas kerja pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Su-rakarta secara simultan. Hasil peng-ujian R2 yang dilakukan telah mem-buktikan bahwa kelima variabel terse-but di atas mampu menjadi prediktor terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 74,5%.

Kata kunci : kepemimpinan, motivasi, komunikasi, kedisiplinan kerja, pen-didikan dan latihan produktivitas.

PENDAHULUAN

Manajemen Sumber Daya Ma-nusia merupakan istilah yang akrab dengan aktivitas kita sehari-hari, baik dalam aktivitas manusia sebagai in-dividual maupun dalam berorganisasi. Sumber Daya Manusia merupakan faktor penentu sebuah organisasi da-lam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena manusia yang me-lakukan fungsi manajerial organisasi. Oleh karena itu, keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan tergantung ba-gaimana pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari peren-canaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam organisasi tersebut. Apabila salah satu komponen tersebut tidak dapat berjalan baik, maka akan menimbulkan ketimpa-ngan-ketimpangan dalam semua akti-vitasnya, sehingga akan mempenga-ruhi pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan faktor penting yang memberikan ba-nyak manfaat terhadap sebuah

(3)

orga-nisasi. Pemimpin diperlukan untuk menentukan tujuan dan mengalo-kasikan sumber daya manusia, mem-fokuskan perhatian pada tujuan-tujuan organisasi, mengkoordinasikan peru-bahan, membina kontak antara pribadi dengan lembaga, dan menetapkan a-rah yang benar atau yang paling baik bila kegagalan terjadi. Pemimpin ha-rus mampu mengelola sumber daya manusia yang ada menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat dipenuhi apa-bila terdapat pemimpin yang dapat mengarahkan dan mengembangkan usaha-usaha bawahan dalam menja-lankan kewajibannya sesuai dengan kekuasaan yang dimilikinya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang efektif dapat men-jalankan fungsi ini secara nyata. Ke-pemimpinan yang efektif tidak hanya dijelaskan oleh jumlah kekuasaan yang dimiliki dan bagaimana mengguna-kannya, tetapi ditunjukkan pula oleh perhatian pemimpin terhadap kesejah-teraan bawahan, mendisiplinkan ba-wahan, dan terutama sikap menga-yomi yang ditujukan untuk kemauan bawahan dalam pelaksanaan kerja guna mencapai sasaran organisasi.

Pemimpin yang memahami bawahan cenderung akan lebih diper-caya oleh bawahan, sehingga setiap arahan dan bimbingan yang diberikan akan mempunyai dampak positif ter-hadap pelaksanaan kerja dan penca-paian sasaran organisasi. Seorang pe-mimpin dapat berhasil apabila mampu mengindentifikasi kebutuhan-kebutu-han organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Pemimpin harus mampu

memberikan motivasi bagi bawahan untuk meningkatkan produktivitas kerja melalui tindakan-tindakan yang ditetapkan oleh organisasi.

Sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam manajemen se-buah unit usaha, baik pada organisasi yang berorientasi laba maupun non profit, oleh karena manusia adalah penggerak utama dalam menjalankan operasionalisasi instansi atau haan. Sebagai roda penggerak perusa-haan manusia harus senantiasa diber-dayakan dan dikembangkan agar men-jadi sumber daya yang memiliki daya saing. Kualitas sumber daya menjadi fokus utama dalam pening-katan pro-duktivitas kerja organisasional. Sema-kin baik kualitas seseorang, maka semakin baik pula kualitas organisa-sinya. Produktivitas kerja tidak akan muncul dengan mudah, produktivitas kerja akan muncul secara intern da-lam pribadi manusia sebagai individu dan secara ekstern dapat dimunculkan melalui stimulus kepada aspek-aspek yang menyebab-kan seorang individu tidak mampu atau produktivitasnya rendah.

Pemberian motivasi kerja, i-dentifikasi kemampuan bawahan dan pemberian kesempatan promosi jaba-tan adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemimpin untuk me-ningkatkan produktivitas bawahan. Motivasi merupakan dorongan bagi pegawai dalam melakukan tugasnya, semakin tinggi motivasi yang dimiliki, maka akan semakin produktif, demi-kian sebaliknya. Penempatan seorang individu sesuai dengan karakteristik pribadinya, pemberian penghargaan pada pegawai akan meningkatkan mo-tivasi kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

(4)

Selanjutnya agar setiap penu-gasan kepada bawahan menjadi lan-car, maka seorang pemimpin harus menciptakan saluran komunikasi yang efektif. Komunikasi merupakan ben-tuk hubungan antar anggota orga-nisasi, baik dengan pimpinan maupun antar bawahan. Dengan komunikasi yang baik diharapkan semua peker-jaan yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi akan berjalan seca-ra efektif dan efisien. Selain komu-nikasi, kedisiplinan seorang pegawai akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi. Seorang pegawai yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga akan produktif. Di samping itu, agar manusia tetap memiliki produktivitas yang tinggi perlu diberikan pendidikan dan lati-han agar sumber daya memiliki ke-trampilan sesuai dengan perkemba-ngan ilmu pengetahuan maupun pe-kerjaan yang dimilikinya.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Produktivitas

Produktivitas kerja meru-pakan suatu istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pe-ngembangan industri pada khu-susnya dan perencanaan pengem-bangan ekonomi nasional pada umumnya. Produktivitas dalam dunia birokrasi merupakan hal yang sangat penting, karena de-ngan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan ter-laksana secara efektif dan efisien. Produktivitas kerja pada hake-katnya sebuah motif ekonomi untuk memperoleh hasil sebanyak mungkin dengan biaya tertentu. Produktivitas kerja sebagai sebuah aksentuasi motif ekonomi dalam hal pelaksanaan kegiatan orga-nisasi yang banyak ditentukan oleh faktor manusia.

Konsep Produktivitas me-nurut Dwiyanto dalam Sulistyani (2004:318) menyatakan bahwa kon-sep produktivitas tidak hanya me-ngukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produkti-vitas pada umumnya dipahami se-bagai rasio antara input dengan output. Mulyono dalam Sulistyani (2004:319) menyatakan secara filo-sofis produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap men-tal yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Pengertian filosofisnya, produkti-vitas adalah sikap mental manusia untuk membuat hidup hari esok lebih baik daripada sekarang dan membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah su-atu upaya untuk mempengaruhi kegiatan pengikut (bawahan) mela-lui proses komunikasi untuk men-capai tujuan tertentu. Saat ini pola kepemimpinan banyak mengalami perubahan, pemimpin yang hanya mengandalkan kekuasaan untuk mengatur bawahan dianggap su-dah tidak efektif lagi. Pola pemim-pin yang hanya memikirkan ke-pentingan atasan tanpa mende-ngar dan memahami kepentingan bawahan sudah tidak tepat lagi dalam kondisi saat ini.

Sedangkan definisi gaya kepemimpinan telah diungkapkan oleh para ahli dan ilmuwan seba-gai upaya memperoleh pemaha-man yang sama atas definisi gaya kepemimpinan agar menghasilkan model yang efektif dan efisein

(5)

antara lain: Yulk (2005:12) men-definisikan gaya kepemimpinan merupakan proses untuk mempe-ngaruhi orang lain untuk mema-hami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Kreitner dan Kinicki (2005:298) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh sosial di mana pemimpin mengusahakan partisipasi sukarela dari para ba-wahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

Peters dan Austin dalam Kreitner dan Kinicki (2005:298) mendefinisikan gaya kepemimpi-nan berarti visi, pemberian sema-ngat, antusiasme, kasih, keperca-yaan, kegairahan diilustrasikan ol-eh isi kalender seseorang, drama luar, penciptaan para pahlawan pada semua tingkatan, bimbingan, dan berjalan keliling secara efektif. 3. Motivasi

Berbicara mengenai moti-vasi, maka akan selalu dihubung-kan dengan setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak terlepas dari daya dorong dan sikap yang membuat seseo-rang tersebut melakukan suatu kegiatan. Motivasi kerja menurut Daft (1999) yang dikutip oleh Safaria (2004:174) adalah doro-ngan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang menimbulkan antusiasme dan

ke-tekunan untuk mengejar tujuan-tujuan spesifik. Hodges dan Lut-hans dalam Handoko dkk (2005: 144) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan proses psikologis melalui keinginan yang belum terpuaskan, yang diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan, insentif. Menurut Luthans yang di-kutip oleh Setiati dalam Handoko dkk (2005:144) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan proses dasar yang dimulai dengan adanya suatu kebutuhan (needs).

Jadi motivasi berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan harapan yang dicapai oleh seseorang atas pekerjaan yang telah dilakukan, yaitu berupa ke-butuhan-kebutuhan baik yang ber-sifat material maupun non ma-terial.

4. Komunikasi

Stanovich dalam Kreitner dan Kinicki (2005:197) menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh eksekutif puncak akan men-jaga perusahaan tetap melakukan kegiatan etisnya dan para eksekutif ini harus menjamin iklim etis ini tetap konsisten dengan tujuan ke-seluruhan perusahaan.

Komunikasi dibutuhkan dalam menyediakan pedoman standar etika perusahaan dan ak-tivitas yang membentuk kesatuan antara wilayah fungsional dalam bisnis. Banyak penelitian yang te-lah dilakukan menyatakan bah-wa

(6)

komunikasi mempunyai kore-lasi yang positif dengan efektivitas kerja karyawan (Kreitner dan Ki-nicki, 2005:197). Wursanto (2004: 60) menyatakan komunikasi dalam organisasi merupakan jalinan hu-bungan antar anggota untuk mem-perlancar pelaksanaan pekerjaan. 5. Kedisiplinan Kerja

Manusia sukses adalah ma-nusia yang mampu mengatur, me-ngendalikan diri yang menyangkut pengaturan cara hidup dan me-ngatur cara kerja. Hal ini erat hu-bungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan kinerja, maka disiplin mempunyai peran sentral dalam membentuk pola kerja dan etos kerja. Disiplin kerja berkaitan dengan disiplin diri. Disiplin diri adalah suatu ciri atau tanda dari kematangan pri-badi yang begitu luas. Kepripri-badian manusia terdiri dari sejumlah as-pek yang masing-masing mengan-dung banyak unsur atau elemen

Muchdarsyah (2000:146) mendefinisikan disiplin sebagai la-tihan yang mengembangkan pe-ngendalian diri, watak, dan kepa-tuhan terhadap ketentuan dan pe-raturan atau kaidah yang berlaku. Sedarmayanti (2007:339) menya-takan bahwa disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas atau ke-berhasilan manajemen di samping unsur pemahaman dan komitmen. Disiplin dalam manajemen sumber

daya manusia adalah sebagai kua-litas usaha dan dihasilkan oleh se-seorang untuk memperoleh barang dan jasa.

6. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu cara untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul dan profesional. Di samping itu, pendidikan dan pela-tihan bagi karyawan baru mempu-nyai tujuan untuk mengenalkan akan tugas-tugas yang akan menja-di tanggungjawabnya. Sedangkan bagi karyawan lama, pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perkemba-ngan tugas-tugasnya yang sekar-ang ataupun tuntutan untuk mem-persiapkan diri berhubungan de-ngan promosi atau rotasi pada jenjang karier yang lebih tinggi.

Simmamora (2003:347) me-nyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karya-wannya dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan orga-nisasi. Pendidikan dan pelatihan terhadap karyawan mempunyai tujuan untuk membentuk sikap para karyawan agar mempunyai sikap, kemampuan, keahlian, pe-ngetahuan, dan perilaku yang spe-sifik dengan pekerjaan. Melalui pendidikan dan pelatihan ini diha-rapkan dapat membantu karyawan untuk bekerja lebih baik dan mem-percepat tercapainya tujuan peru-sahaan.

(7)

KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1 Kerangka pemikiran

HIPOTESIS

1. Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Ada pengaruh yang signifikan

an-tara motivasi terhadap produkti-vitas kerja pegawai pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

3. Ada pengaruh yang signifikan an-tara komunikasi terhadap produk-tivitas kerja pegawai pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

4. Ada pengaruh yang signifikan an-tara kedisiplinan kerja terhadap

produktivitas kerja pegawai pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 5. Ada pengaruh yang signifikan

an-tara pendidikan dan latihan terha-dap produktivitas kerja pegawai pada RSUD Dr. Moewardi Sura-karta.

6. Ada pengaruh yang signifikan an-tara kepemimpinan, motivasi, ko-munikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan terhadap produktivitas kerja secara bersama-sama pega-wai pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kepemimpinan (X1) Motivasi (X2) Komunikasi (X3) Kedisiplinan Kerja (X4) Produktivitas Kerja (Y) Pendidikan dan Latihan (X5)

(8)

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi Penelitian ini ada-lah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Obyek penelitian adalah pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruh-an kelompok orkeseluruh-ang, kejadikeseluruh-an, atau hal minat yang ingin peneliti in-vestigasi (Sekaran, 2006:121). Popu-lasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nasir, 2005:272). Populasi dalam penelitian ini ada-lah pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta sebanyak 1200 orang pegawai.

Sampel adalah bagian dari populasi. Roscoe yang dikutip oleh Widayat (2005:104) menyatakan bahwa untuk pengambilan sampel dapat digunakan dengan mengali-kan variabel independen dengan 10 atau diambil minimal 30 sampai 500 dari jumlah populasi. Arikunto (2000:145) menyatakan bahwa alah bagian dari populasi yang dapat diambil dengan jumlah 10 % -30 %. Atas dasar ini, maka sam-pel akan diambil sejumlah 10 % dari populasi, sehingga jumlah sampel adalah sejumlah 120 orang pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. 3. Metode Analisis Data

a. Pengujian Instrumen. 1) Pengujian Validitas

Pengujian validi-tas merupakan pengujian yang dilakukan untuk

me-ngukur apakah instrumen yang digunakan dalam pe-nelitian benar-benar mam-pu mewakili semua aspek yang dianggap sebagai ke-rangka konsep. Untuk me-nguji validitas akan diguna-kan uji korelasi Product Mo-ment Pearson dengan ban-tuan Program SPSS. Apabi-la niApabi-lai r hitung instrumen lebih besar dari r tabel, ma-ka dinyatama-kan valid. Secara manual rumus uji tersebut adalah : rxy=

   

 

 

 

2 2 2 2

X

n

Y

Y

X

n

Y

X

XY

n

2) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas di-gunakan untuk mengukur bahwa instrumen penelitian bebas dari kesalahan per-sepsi, sehingga menghasil-kan hasil yang konsisten dan dapat digunakan pada kondisi yang berbeda-beda. Untuk menguji reliabilitas akan digunakan Cronbach Alpha dengan program SPSS. Instrumen dinyata-kan valid apabila nilai al-pha lebih besar dari 0,6. Rumus Koefisien Alpha : (Umar, 2003:90) r =              

2 2 1 1 t b k k

(9)

b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Data

Uji Normalitas Data dimaksudkan untuk me-ngetahui apakah data yang digunakan dalam peneli-tian ini bersifat normal atau tidak. Apabila data yang di-pakai normal, maka didi-pakai uji statistika parametrik se-baliknya kalau data tidak normal, maka alat uji yang dipakai statistika non para-metrik. Pengujian Norma-litas Data akan digunakan alat uji Smirnov Kolmo-gorof dengan program SPSS. Data mempunyai dis-tribusi normal apabila nilai signifikansinya di atas 0,05 (Ghozali, 2005). Rumus ya-ng digunakan secara manu-al admanu-alah :

D = Maksimum [Sn1(x) – Sn2(x)] Keterangan :

D = nilai kritis

Sn1 = standar deviasi fu-ngsi distribusi em-piris

Sn2 = standar deviasi fu-ngsi distribusi ku-mulatif

(Sugiyono, 2004:239) 2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineari-tas dilakukan untuk meng-etahui korelasi antar varia-bel-variabel independen ya-ng digunakan dalam pene-litian. Pengujian multikoli-nearitas akan digunakan a-ngka Variance Inflation

Fac-tor (VIF) dan Ttolerance. Sebuah model regresi akan bebas dari Multikolinearitas apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2005). Se-cara manual perhitngan VIF dapat dilakukan dengan ru-mus sebagai berikut :

VIF =

2

j R -1 1 ; j = 1,2 ... k Keterangan: VIF = angka VIF

J = jumlah sampel 1,2 ...k

R2j = koefisien determi-nasi variabel bebas ke-j dengan variabel lain (Nachrowi, 2006:101)

3) Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian dalam model regresi adalah sama atau tidak. Ge-jala heteroskedastisitas ter-jadi sebagai akibat dari va-riasi residual yang tidak sama untuk semua penga-matan. Pada bagian ini, ca-ra mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai pre-diksi variabel terikat (Z-pred) dengan residualnya (Sresid). Deteksi ada tidak-nya gejala tersebut dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

(10)

pada grafik scatterplot. Mo-del regresi terbebas dari he-teroskedastisitas apabila ti-tik-titik tersebar di atas dan di bawah sumbu serta tidak ada pola tertentu pada scat-terplot (Ghozali,2005:105). 4) Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubu-ngan yang terjadi di antara variabel-variabel yang dite-liti. Untuk mengetahui hal tersebut akan digunakan angka Durbin Watson da-lam tabel derajat kebebasan dan tingkat signifikansi ter-tentu. Model regresi akan terbebas dari masalah auto-korelasi apabila mempu-nyai angka DW antara -2 dan 2 (Ghozali,2005). Secara manual rumus untuk me-nghitung DW adalah seba-gai berikut : DW =           

2 t 2 1 -t i n 2 t u u u Keterangan:

DW `= angka Durbin Wat-son

ûi = error pada waktu t ût–1`= error pada waktu t

– 1

n = jumlah sampel (Na-chrowi, 2006:190)

c. Pengujian Hipotesis

1) Analisa Regresi Berganda Analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linear berganda dengan ru-mus sebagai berikut :

Y = 0 + 1 X1 + 2X2+ 3X3 + 4X4+ 5X5+ e 2) Uji t.

Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel in-dependen (kepemimpinan, motivasi, komunikasi, kedi-siplinan kerja dan pendidi-kan dan latihan) terhadap variabel dependen (produk-tivitas kerja).

3) Uji F

Uji ini dilakukan dengan program SPSS. Uji ini digunakan untuk meng-uji keberartian koefisien re-gresi secara bersama-sama/ serentak.

4) Uji R2

Uji ini dilakukan dengan bantuan komputer, uji ini dilakukan untuk me-ngetahui berapa besar pe-ngaruh variabel indepen-den terhadap variabel de-penden. Nilai Koefisen De-terminasi ini mencermin-kan seberapa besar variasi dari variabel dependen da-pat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila Nilai Koefisien Determinansi

(11)

sa-ma dengan 0 sa-maka variasi dari variabel dependen ti-dak dapat dijelaskan oleh variabel independen. Seba-liknya apabila Nilai Koefi-sien Determinansi sama dengan 1 maka semua vari-asi variabel dependen da-pat dijelaskan secara

sem-purna oleh variabel inde-penden. Secara manual ru-mus uji tersebut adalah :

R2=

 2 i y 2 i 2

x

β

HASIL ANALISIS 1. Pengujian Data a. Pengujian Validitas

1) Uji Validitas item pertanyaan untuk Variabel Kepemimpinan (X1). Tabel 1

Korelasi item pertanyaan terhadapVariabel Kepemimpinan Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan

X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 0,237 0,496 0,243 0,651 0,586 0,514 0,546 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 7 item pertanyaan valid. 2) Uji Validitas item pertanyaan untuk Variabel Motivasi (X2).

Tabel 2

Korelasi item pertanyaan terhadap Variabel Motivasi Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 0,257 0,511 0,704 0,727 0,241 0,711 0,577 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

(12)

3) Uji Validitas item pertanyaan untuk Variabel Komunikasi (X3). Tabel 3

Korelasi item pertanyaan terhadap Variabel Komunikasi Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan

X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6 X3_7 0,596 0,854 0,749 0,870 0,622 0,770 0,476 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 7 item pertanyaan valid. 4) Uji Validitas item pertanyaan untuk Variabel Kedisiplinan (X4).

Tabel 4

Korelasi item pertanyaan terhadap Variabel KedisiplinanKerja

Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan X4_1 X4_2 X4_3 X4_4 X4_5 X4_6 X4_7 0,629 0,794 0,844 0,836 0,653 0,603 0,735 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 7 item pertanyaan valid. 5) Uji Validitas item pertanyaan untuk variabel Pendidikan dan

La-tihan (X5).

Tabel 5

Korelasi item pertanyaan terhadap Variabel Pendidikan dan Latihan

Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan X5_1 X5_2 X5_3 X5_4 X5_5 X5_6 X5_7 0,265 0,546 0,567 0,787 0,447 0,817 0,711 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

(13)

6) Uji Validitas item pertanyaan untuk Variabel Produktivitas (Y). Tabel 6

Korelasi item pertanyaan terhadap Variabel Produktivitas Kerja

Item Pertanyaan ritem rtabel Keterangan Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 0,662 0,494 0,582 0,785 0,391 0,695 0,443 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 0,178 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data yang diolah, 2008

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 7 item pertanyaan valid. b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Tabel 7

Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Alpha Cronbach Kriteria Keterangan Kepemimpinan Motivasi Komunikasi Kedisiplinan

Pendidikan dan Latihan Produktivitas 0,739 0,791 0,893 0,902 0,833 0,826 Alpha Cronbach> 0,60 maka reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Data yang diolah, 2008

Hasil uji reliabilitas data seperti tabel di atas menun-jukkan bahwa semua instru-men yang digunakan dalam

penelitian ini reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan Koefisien Alpha yang melebihi 0,6.

(14)

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tabel 8

Pengujian Normalitas Data menggunakan uji Kolmo-gorov-Smirnov dengan cara menguji apakah data residual berdistribusi normal. Dari hasil

di atas maka nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,148 de-ngan signifikansi 0,143 (di atas 5%), sehingga data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 9

Uji Multikolinearitas

Varibel Toleransi VIF Kesimpulan

Kepemimpinan 0,818 1,222 Non Multikolinearitas

Motivasi 0,819 1,221 Non Multikolinearitas

Komunikasi 0,599 1,669 Non Multikolinearitas

Kedisiplinan Kerja 0,823 1,216 Non Multikolinearitas Pendidikan dan Latihan 0,664 1,506 Non Multikolinearitas Sumber : data primer diolah,2008

Hasil pengujian yang telah dilakukan seperti pada tabel 13 di atas menunjukkan bahwa angka Varian Inflation Factor (VIF) di bawah 10 dan angka Toleransi di atas 0,10.

Oleh karena masing-masing angka VIF di bawah 10 dan angka Toleransi di atas 0,10 maka disimpulkan tidak terda-pat multikolinearitas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

120 .0000000 1.25003375 .105 .105 -.077 1.148 .143 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

(15)

c. Uji Hetereoskedastisitas

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 4 2 0 -2 Scatterplot

Dependent Variable: Produktivitas

Dari grafik Scatter-plots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak (ran-dom), baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bah-wa tidak terjadi heteroskedas-tisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Tabel 10 Uji Autokorelasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin -Watson 1 .869a .755 .745 1.277 2.086

Predictors: (Constant), Pendidikan dan Latihan, Kepemimpinan, Motivasi,

Kedisiplinan Kerja, Komunikasi Dependent Variable: Produktivitas

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin-Watson se-besar 2.086 akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat keperca-yaan 5 %, jumlah sampel 120 dan jumlah variabel bebas 5, maka di tabel Durbin-Watson

akan didapat nilai dL 1.571 dan dU 1.780. Nilai DW 2.086 terle-tak di antara dU dan 4-dU a-tau 1.780<2.086<2.220 maka di-terima. Hal ini dapat disimpul-kan bahwa tidak terdapat auto-korelasi pada model regresi.

(16)

3. Pengujian Hipotesis

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Y = -8,776 - 0,071 X1 + 0,694 X2 + 0,116 X3 + 0,362 X4 + 0,151 X5 + e (0,001)**(0,113) (0,000)** (0,026)** (0,000)** (0,008)** Keterangan :

 = -8,776, artinya bahwa apa-bila variabel kepe-mimpinan, motivasi, ko-munikasi, kedisiplinan kerja, dan pendidikan dan latihan sama deng-an nol, maka produk-tivitas kerja negatif. 1 = -0,071, artinya bahwa

terdapat pengaruh ne-gatif antara variabel ke-pemimpinan (X1) terha-dap produktivitas kerja. 2 = 0,694, artinya bahwa

ter-dapat pengaruh positif antara variabel motiva-si (X2) terhadap produk-tivitas kerja.

3 = 0,116, artinya bahwa ter-dapat pengaruh positif antara variabel

komu-nikasi (X3) terha-dap produktivitas kerja. 4= 0,362, artinya bahwa

ter-dapat pengaruh positif antara variabel kedisi-plinan kerja (X4) terha-dap produktivitas kerja. 5= 0,151, artinya bahwa

ter-dapat pengaruh positif antara variabel pendidi-kan dan latihan (X5) ter-hadap produktivitas kerja.

Dari persamaan di atas me-nunjukkan bahwa variabel ke-pemimpinan, motivasi, komu-nikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan dan latihan berpe-ngaruh terhadap produktivitas kerja Pegawai pada Rumah Sa-kit Umum Daerah Dr. Moewar-di Surakarta. b. Uji t Tabel 11 Uji t Coefficientsa Model Unstandardi zed Coefficients Standar dized Coeffici ents t Sig. Collinearity Statistic

B ErrorStd. Beta Toler-ance VIF

1 (Constant) -8.776 2.454 -3.567 .001 Kepemimpina n -.071 .044 -.082 -1.595 .113 .818 1.222 Motivasi .694 .051 .690 13.482 .000 .819 1.221 Komunikasi .116 .051 .135 2.251 .026 .599 1.669 Kedisiplinan Kerja .362 .044 .418 8.193 .000 .823 1.216 Pendidikan dan Latihan .151 .056 .153 2.688 .008 .664 1.506

(17)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan seperti pada tabel 11, maka dapat di-jelaskan hal-hal berikut:

1) Pengaruh Kepemimpinan terhadap Produktivitas Ker-ja

Hasil pengujian yang dila-kukan menunjukkan untuk variabel motivasi kerja di-peroleh nilai t hitungsebesar -1,595 < t tabel 1,66 dengan taraf signifikansi -0,113 > 0,05 artinya variabel kepe-mimpinan tidak mempu-nyai pengaruh secara signi-fikan terhadap produktivi-tas kerja. Kesimpulan dari uji ini adalah Ho tidak da-pat ditolak.

2) Pengaruh Motivasi terha-dap Produktivitas Kerja. Hasil pengujian yang dila-kukan menunjukkan untuk variabel motivasi mempu-nyai nilai t hitung sebesar 13,482 > t tabel 1,66 de-ngan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, artinya variabel mo-tivasi mempunyai penga-ruh secara positif signifikan terhadap produktivitas ker-ja. Kesimpulan dari peng-ujian ini Ho ditolak.

3) Pengaruh Komunikasi ter-hadap Produktivitas Kerja. Hasil pengujian yang dila-kukan menunjukkan untuk variabel komunikasi mem-punyai nilai t hitung sebe-sar 2,251 > t tabel 1,66

de-ngan taraf signifikansi 0,026 < 0,05 artinya variabel ko-munikasi mempunyai pe-ngaruh secara positif signi-fikan terhadap produktivi-tas kerja. Kesimpulan dari pengujian ini Ho ditolak. 4) Pengaruh Kedisiplinan

ker-ja terhadap Produktivitas Kerja.

Hasil pengujian yang dila-kukan menunjukkan untuk variabel kedisiplinan kerja mempunyai nilai t hitung sebesar 8,193 > t tabel 1,66 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 artinya variabel kedisiplinan kerja mempu-nyai pengaruh secara posi-tif signifikan terhadap pro-duktivitas kerja. Kesimpu-lan dari pengujian ini Ho ditolak.

5) Pengaruh Pendidikan dan Latihan terhadap Produk-tivitas Kerja.

Hasil pengujian yang dila-kukan menunjukkan untuk variabel pendidikan dan la-tihan mempunyai nilai t hi-tung sebesar 2,680 > t tabel 1,66 dengan taraf signifi-kansi 0,008 < 0,05 artinya variabel pendidikan dan latihan mempunyai penga-ruh secara positif dan signi-fikan terhadap produktivi-tas kerja. Kesimpulan dari pengujian ini Ho dinyata-kan ditolak.

(18)

c. Uji F Tabel 12 uji F (Anova) ANOVAb Model Sum of Square

df Mean Square F Sig.

1 Regression 574.419 5 114.884 70.433 .000a

Residual 185.948 114 1.631

Total 760.367 119

Predictors: (Constant), Pendidikan dan Latihan, Kepemimpinan, Motivasi, Kedisiplinan Kerja, Komunikasi

Dependent Variable: Produktivias Sumber : Data Primer yang diolah

Nilai F hitung pada tabel tersebut di atas menun-jukkan bahwa kelima variabel independen yaitu: kepemimpi-nan, motivasi, komunikasi, ke-disiplinan kerja dan pendidi-kan dan latihan secara serem-pak dan signifikan mempunyai

pengaruh terhadap produktivi-tas kerja. Hal ini didukung de-ngan besarnya nilai F hitung = 70,433 > F tabel 2,31, signi-fikansi 0,000 < 0,005. Kesimpu-lannya H nol ditolak dan mene-rima H alternatif. d. Koefisien Determinansi (R2) Tabel 13 Koefisien Determinansi R2 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .869a .755 .745 1.277 2.086

Predictors: (Constant), Pendidikan dan Latihan, Kepemimpinan, Motivasi, Kedisiplinan Kerja, Komunikasi

Dependent Variable: Produktivitas Dari uji R2 didapat-kan hasil sebesar 0.745 atau 74,5 %. yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas va-riabel independen sebesar 74,5 %, sedangkan sisanya (25,5 %)

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi

(19)

KESIMPULAN

1. Model Regresi Linier Berganda de-ngan menggunakan variabel inde-penden kepemimpinan, motivasi kerja, komunikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan dan latihan dalam penelitian ini dapat diguna-kan untuk memprediksi variasi va-riabel produktivitas kerja pegawai. Adapun model tersebut adalah : Y = -8,776 - 0,071 X1 + 0,694 X2 + 0,116 X3 + 0,362 X4 + 0,151 X5 + e 2. Secara parsial pengujian terhadap

hipotesis penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen (motivasi kerja, komunikasi, kedi-siplinan kerja dan pendidikan dan latihan) mempunyai pengaruh po-sitif dan signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas kerja) karena mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sedangkan kempemimpinan mempunyai pengaruh negatif terhadap produktivitas kerja. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan

secara serempak antara variabel independen yang terdiri dari: ke-pemimpinan, motivasi kerja, ko-munikasi, kedisiplinan kerja dan pendidikan dan latihan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

4. Nilai adjusted R2 didapatkan hasil sebesar 0.745 atau 74,5 %. yang berarti variabilitas variabel depen-den yang dapat dijelaskan oleh va-riabilitas variabel independen sebe-sar 74,5 %, sedangkan sisanya (25,5 %) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam mo-del regresi

REFERENSI

Cahayani, Ati, 2005. Strategi dan

Ke-bijakan Sumber Daya Manu-sia,

Jakarta : PT Indeks Kelom-pok Gramedia

Cahyonodan Indira, 2007. Pengaruh perencanaan terhadap produk-tivitas. Jurnal Riset Akuntansi, UMS, Vol 6 no.2.

Dessler, Gary, 1997. Manajemen

Sumber Daya Manusia (Edisi in-donesia), Edisi 7, Jakarta, PT Prenhallindo.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi

Ana-lisis Multivariate dengan SP-SS.

Semarang : Badan Penerbit : Undip Semarang

Gibson, Invancevich, and Donelly, 1997. Organization, Ninth Edi-tion, Irwin Inc

Gorda, IGN, 1996. Pengaruh

Kepe-mimpinan Terhadap Kepercayaan Masyarakat Deposan Lembaga Perkreditan Desa di Propinsi Bali.

Penelitian LP2M. Universitas Pendidikan Nasional Denpasar. Bali

Handoko, Hani dkk, 2005. Strategi

Organisasi, Yogyakarta, Amara Books.

Kreitner dan Kinivki, 2005. Perilaku

Organisasi. Jakarta, Salemba Empat

(20)

Luthans, Fred, 1995. Organizational

Behavior, New York, USA, Mc Graw Hill, Inc, San fransisco. Lako, Andreas, 2005.

Kepemimimpi-nan dan Efektivitas Kerja Organi-sasi : Isu, Teori, dan Solusi, Yog-yakarta, Amara Books,

Lasi, 2007. Pengaruh motivasi kerja,

karakteristik pekerjaan, budaya or-ganisasi, komunikasi efektif dan kedisiplinan kerja terhadap pro-duktivitas kerja di Dinas Pendidi-kan Kabuaaten Karanganyar, Te-sis MM, STIE - AUB Suarakarta.

Nachrowi, D Nachrowi, 2006.

Pen-dekatan Populer dan Praktis: Eko-nometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Prawirosentono, Suyadi,1999.

Kebija-kan Efektivitas kerja Karyawan. E-disi Pertama, Yogyakarta, BPFE

Pujiharjo, 2007. Pengaruh gaya

kepe-mimpinan, komunikasi atasan de-ngan bawahan, karakteristik peke-rjaan dan kedisiplinan kerja ter-hadap produktivtas Kerja Di SMK 4 Klten, Tesis MM, STIE-AUB Surakarta.

Samsudin, Sadili, 2005. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Ban-dung, Pustaka Jaya.

Suharyadi dan Purwanto, 2004.

Sta-titistika Untuk Ekonomi & Keu-angan Modern, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Suharsimi, Arikunto, 2000. Prosedur

Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta

Sugiarto, 2001. Pengaruh

Kepemimpi-nan dan Kemampuan Individual Terhadap Produktivitas Kerja (Studi empiris Pada kantor Caba-ng BRI di Yogyakarta), Jurnal Bis-nis dan Manajemen., Vol. 1 No. 3 Umar, Husein, 2003. Metode Riset

Akuntansi Terapan, Ghalia Indo-nesia

Wahana Komputer, 2005.

Pengem-bangan Analisis Multivariat SPSS 12, Jakarta, Penerbit Salemba Infotek

Wahyuni, Sri., 2007. Pengaruh antara

gaya kepemimpinan, motivasi ker-ja, kemampuan kerja dan promosi jabatan terhadap produktivitas ker-ja pegawai pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sra-gen, Tesis MM, STIE-AUB Su-rakarta.

Widayat, 2005. Metode Penelitian

Pe-masaran,Malang, UMM.

Yulk. Gary, 2005. Kepemimpinan

da-lam Organisasi, edisi kelima, terje-mahan, Jakarta, Indeks.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

e. Adanya tekanan yang menyebabkan khalifah tidak mampu lagi menangani urusan kaum muslimin sesuai pikiranya sendiri yagn sesuai dengan hukum syara’. Dalam kelima keadaan di

Komposisi Anggaran dan Daya Serap Universitas Syiah Kuala Berdasarkan Sumber

Ekosistem sawah merupakan salah satu ekosistem buatan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat .tumbuhan-tumbuhan yang di kembangkan pada ekosistem sawah umumnya

Secara umum tujuan Strategi Komunikasi Pencitraan adalah untuk membangun persepsi yang sama di antara perangkat pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, perguruan

Santoso (1998) menyebutkan secara fisis manisan kering nenas yang masih bertahan pada warna kuning keemasan dengan tekstur kenyal dan penampakan menarik selama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan prestasi kerja berdasarkan kepuasan kerja dan tingkat pendidikan karyawan pada PT Tiki Jalur

Terapi Gizi Medik adalah suatu proses pemberian makanan diet khusus kepada pasien yang bertujuan untuk penyembuhan pasien yang terdiri dari preskripsi diet dari dokter

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui ketuntasan belajar siswa melaui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPSpada materi penjumlahan pecahan di kelas V SDN 18