• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bidang ekonomi, pada abad ke 17 di Inggris pertanian kurang berkembang dan rakyat sulit memperoleh lahan untuk dikerjakan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dalam bidang ekonomi, pada abad ke 17 di Inggris pertanian kurang berkembang dan rakyat sulit memperoleh lahan untuk dikerjakan."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN KUBA

2.1 Amerika Serikat

Amerika Serikat dikenal sebagai bangsa yang menganut paham liberalisme yang mencakup prinsip demokrasi dalam sistem politik, kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan hak asasi manusia. Memiliki ekonomi industri yang maju, jumlah kelas menengah yang cukup besar dan tingkat pendidikan yang tinggi, merupakan bentuk kesuksesan demokrasi yang dimiliki Amerika Serikat. Liberalisme memberikan tempat terhormat pada hak asasi manusia sebab paham Liberalisme mengedepankan kebebasan kepada setiap individu untuk mengekspresikan dirinya. Negara yang tidak hanya merupakan tempat bagi pemerintahan berdasarkan hukum tapi juga tempat perlindungan kebebasan individual. Berdasarkan pemahaman ini Liberalisme membentuk masyarakat yang individualistis.38

Proses pembentukan ideologi liberalisme Amerika Serikat ini tidaklah melalui proses yang mudah, pembentukan ideologi tersebut dipengaruhi oleh faktor historis Amerika Serikat yang sangat panjang. Pemikiran liberalisme ini bersumber pada motivasi kedatangan bangsa Eropa khususnya Inggris ke benua Amerika. Sebelumnya telah bermukim berbagai bangsa India dan bangsa Eropa lainya seperti bangsa Portugis, Spanyol dan Meksiko. Kedatangan bangsa Eropa ke benua Amerika dilandasi oleh kebebasan demi kesejahteraan dan kebahagiaan serta melepaskan diri dari belenggu dan tekanan di bidang ekonomi, politik dan agama.39

Dalam bidang ekonomi, pada abad ke 17 di Inggris pertanian kurang berkembang dan rakyat sulit memperoleh lahan untuk dikerjakan. Mata pencarian 38

Yusi A. Pareanom, Amerika Dan Dunia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hal. 193.

39

Albertine Minderop, Pragmatisme Sikap Hidup dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika Serikat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, hal.4.

(2)

masyarakat hanya terpusat pada industri bulu domba. Tanah milik rakyat yang dirampas oleh para rentenir karena mereka tidak mampu melunasi utang, akibatnya pengangguran pun membengkak. Banyaknya emas dan perak yang beredar turut serta membuat harga barang-barang kebutuhan hidup meningkat. Keadaan ini membuat rakyat frustasi dan menuntut adanya kesempatan yang sama dan persaingan yang sehat dalam ekonomi.

Kedua, masalah kebebasan menjalankan kehidupan beragama. “Orang-orang Eropa pada abad ke-16 sedang dilanda oleh permasalahan agama, masyarakat beranggapan bahwa penguasa suatu negeri akan menentukan bukan saja agamanya tapi juga akan melenyapkan ibadah-ibadah palsu.” Di Inggris, keberadaan Anglican Crunch (agama negara) sudah mapan. Namun ada beberapa kelompok yang tidak sepaham dengan sistem gereja ini, mereka adalah kaum Protestan dan kaum Puritans. Kelompok Protestan yang tidak sepaham ini kemudian berpetualang yang akhirnya menghuni pantai timur yang kemudian menjadi Amerika Serikat. Kelompok ini adalah kelompok pertama yang datang dari ribuan orang yang datang ke Benua Amerika untuk mencari kebebasan beragama. Kaum Puritans sendiri menempati permukiman-permukiman awal di Amerika Utara pada abad ke-17. Kaum Puritan adalah orang Protestan garis keras yang lebih terdidik dan tegas.

Ketiga, masalah politik. Ketika raja ataupun ratu pada masa itu berkuasa dengan sangat sewenang-wenang dan tidak memberikan kesempatan berpolitik kepada rakyat, terutama kepada mereka yang membanggakan kekuasaan gereja. Situasi yang seperti inilah yang membuat mereka mengadu nasib ke wilayah yang sama sekali tidak dikenal. Hanya keberanian yang luar biasa yang merupakan modal utama untuk mewujudkan cita-cita Liberalisme mereka. Berdasarkan pengalam historis ini pula lah yang membawa bentuk pragmatisme dalam politik luar negeri Amerika Serikat.

(3)

Politik luar negeri Amerika Serikat dapat dibagi dalam kedua fase, yaitu Politik isolasionis dan internasionalisme (intervensionisme). Sejak terbentuknya negara Amerika Serikat yaitu pada akhir abad ke-17 hingga perang dunia kedua, politik luar negeri Amerika Serikat bersifat Isolasionis. Sepanjang periode 1800 hingga 1945 terjadi konflik internasional diwilayah Eropa. Dalam konflik ini Amerika Serikat menetapkan politik isolasionis yaitu dengan tidak melibatkan diri kepada konflik tersebut. Para pemimpin pertama Amerika Serikat memandang konfliktual antar negara di Eropa merupakan budaya politik yang tidak sejalan dengan tujuan utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yakni pencapaian demokrasi tanpa menggunakan kekerasan sebagaimana dipraktekkan oleh bangsa Eropa pada abad ke-19. Presiden George Washington menegaskan bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam kerja sama yang mengikat merupakan haluan dasar kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Negara juga pada masa itu disibukkan dengan urusan masalah dalam negerinya.

Isolasionis mengajarkan Amerika Serikat harus lebih mementingkan perkembangan tenaga dan konsepsinya sendiri mengenai kemerdekaan dan

kemajuan, pembangunan sosial dan ekonomi yang lebih bermanfaat.40

Dengan intervensionisme yang mengacu kepada apa yang mereka yakini sebagai penggerak perdamaian dan kedamaian global, memasyarakatkan demokrasi ke luar negeri, harus menghasilkan kesejahteraan bagi umat manusia, tetapi tentunya lebih mengacu kepada kepentingan Amerika Serikat. Prinsip ini Perkembangan politik internasional pada akhir 1941 mengubah secara drastis politik isolasionis Amerika Serikat menjadi Internasionalisme (intervensionisme). Perubahan prinsip luar negeri ini disebabkan oleh peristiwa pengeboman Pearl Harbour oleh armada pesawat tempur Jepang. Peristiwa inilah yang mengakibatkan Amerika Serikat merasa penting ikut turut campur dalam perang dunia II karena keamanan negara mereka teleh terancam.

40

(4)

juga dilandasi oleh Idealisme Amerika yang tercetus sejak tahun 1620 ketika para pendatang ke Amerika Serikat mengusung konsep City Upon A Hill yang senantiasa bercita-cita untuk menjadi model dan pemimpin dunia. Demokratisasi dan perdamaian merupakan idealisme bangsa Amerika. Mereka yakin kebahagiaan dan perdamaian akan tercapai jika demokrasi diterapkan di segala penjuru dunia yang kerap kali tanpa memperhatikan kondisi masing-masing negara.41

Kredibilitas dan citra baik yang dinikmati Amerika Serikat setelah berakhirnya Perang Dunia ke II muncul adri negara ke negara lainnya melalui intervensi demi intervensi. Tiga pilar Amerika yakni militer, industri dan intelijen yang menyebabkan intervensi terhadap negara lain tidaklah terhindarkan. Kekayaan dan pengaruh Amerika Serikat didampingi dengan ketundukan media yang diperlakukan untuk memelihara ketakutan terhadap komunisme atau terorisme yang telah berlangsung bertahun-tahun. Retorika dan program sosialis-revolusioner selalu merupakan ancaman yang harus dihentikan demi memelihara prinsip negara. Komunis sering menjadi alasan bagi negara-negara yang dianggap menghalangi terwujudnya ambisi Amerika Serikat. Untuk melenyapkan hal itu, diciptakanlah istilah “keamanan nasional” yang kemudian menjadi alasan untuk menghancurkan negara yang memilih berdiri diatas paham mereka sendiri tanpa ketergantungan ekonomi dan kepatuhan politis kepada Amerika Serikat.42

41

Albertine Minderop, Pragmatisme Sikap Hidup dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika Serikat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006, hal.122.

42

(5)

2.2 Kuba

Kuba merupakan suatu negara yang terletak di Karibia Utara. Kuba berada pada 9 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di barat dan terletak di pintu masuk Meksiko antara Florida dan Amerika Tengah. Kuba merupakan pulau terluas di Hindia Barat. Secara geografis Kuba memiliki kondisi daratan yang berbeda dengan negara Amerika lainnya, mayoritas daratan Kuba adalah dataran rendah dan dikelilingi oleh perbukitan. Puncak tertinggi Kuba adalah Pico Turquino di bagian selatan pulau dengan ketinggian 2005 m. Pulau ini mempunyai dua suku bangsa pribumi yakni Suku Taino (Arawak) dan Suku Siboney. Kedua suku bangsa ini memiliki kebudayaan neolitikum prasejarah dan budaya zaman perunggu. Sekitar 16.000 hingga 60.000 kedua suku bangsa ini menghuni Kuba sebelum kolonisasi. Suku bangsa Taino adalah mereka para petani-petani yang cakap dan Suku bangsa Siboney adalah masyarakat pemburu. Kedua suku bangsa tersebut mempunyai adat istiadat yang serupa, yaitu ritual suci yang dilakukan dengan menggunakan tembakau yang disebut cohoba atau merokok.43

Ketika Christopher Coloumbus tiba di pulau tersebut pada tanggal 28 Oktober 1492, jumlah populasi suku asli Kuba kurang lebih 112.000, dengan 92.000 sub-Tainos, 10.000 Tainos, 10.000 Siboney. Coloumbus mengklaim pulau tersebut dikuasai Spanyol, bangsa yang telah mendukung perjalanannya. Pada tahun 1508, Sebastian de Ocampo membuat peta keseluruhan garis pantai dan menentukan bahwa daratan tersebut adalah Kuba. Sejak invasi Spanyol dimulai, penduduk pribumi Kuba dipaksa masuk ke dalam encomiaendas (tempat perlindungan) seperti Guanabacoa, yang menyebabkan Suku bangsa Taino dan Siboney harus tersingkir ditanah mereka sendiri. Banyak dari mereka yang kemudian dijadikan budak Spanyol ditanah-tanah perkebunan tebu dan tembakau. Diantara mereka juga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh Spanyol,

43

(6)

terlebih para kaum perempuan yang dijadikan sebagai istri tidak resmi untuk pemuas kebutuhan seksual mereka.44

Gula adalah produk andalan dari negara Kuba yang kemudian menjadi incaran dari negara-negara kolonial. Pada 1740, Kuba menghasilkan keuntungan yang besar dari produksi gula. Akan tetapi keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh segelintir elit Spanyol yang memonopoli produksi gula Kuba. Monopoli tersebut terjadi akibat lahan serta pabrik penyulingan tebu yang tadinya dimiliki oleh petani diambil alih oleh Spanyol. Selama pendudukan Spanyol, tercatat banyak perlawanan yang muncul dari pihak-pihak yang menuntut akan kesetaraan hak dan ekonomi. Pada saat itu terjadi berbagai pemberontakan penduduk pribumi, termasuk pemberotakan yang dipimpin oleh Guama, salah satu pemimpin Taino terakhir yang melakukan perlawanan terhadap Spanyol hingga paruh kedua abad ke-19. Perjuangan kemerdekaan kemudian dilancarkan oleh para pemberontak pribumi dan perjuangan pertama yang menghasilkan Perang Sepuluh Tahun yang dimulai pada 10 Oktober 1868. Perang tersebut berlanjut hingga pemberontakan yang dipimpin Jose Marti mendarat di Kuba bersama para buangan pemberontak pada 1895, namun lebih dari sebulan kemudian terbunuh dalam pertempuran. Sejak itulah Jose Marti dianggap sebagai Pahlawan Nasional Kuba untuk menghargai bentuk perjuangannya.

Kuba terkenal sebagai negara sosialis yang selama ini diperjuangkan dari masuknya pengaruh liberalisme Amerika Serikat. Konstitusi Kuba terdiri dari partai Komunis yang merupakan kekuatan pembimbing utama masyarakat Kuba. Para anggota partai adalah mereka yang terpilih dianggap sebagai warga negara teladan karena dipandang sebagai pendukung kuat revolusi. Partai Komunis Kuba adalah satu-satunya partai politik yang legal, partai lain tidak diizinkan untuk berdiri. Pemilihan umum diadakan dengan surat suara rahasia, dan rakyat berusia 16 tahun keatas berhak memilih. Rakyat mencalonkan dan memilih kandidat

44

(7)

municipal. Kandidat-kandidat untuk Dewan Nasional dicalonkan oleh Dewan munisipal dan dipilih dengan ya atau tidak. Bila calon tidak mendapatkan lebih dari 51% suara maka pemilu akan diulang.

Kekuasaan legislatif secara nominal berada di tangan Dewan Nasional Kekuasaan Rakyat. Namun untuk dua sesi dalam setahun, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh 31 orang anggota dari Dewan Negara yang dipilih oleh Majelis Nasional dari anggota-anggotanya. Kekuasaan Eksekutif resminya berada pada Dewan Menteri, sebuah kabinet besar yang terdiri dari 8 anggota Dewan Negara, Kepala-kepala Departemen Nasional dan orang-orang lainnya. Sebuah Komite yang lebih kecil, terdiri dari anggota-anggota yang lebih penting dari Dewan Menteri yang mengawasi urusan-urusan biasa.

Mengenai Hak Asasi Manusia di Kuba, pemerintah Kuba dituduh melakukan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, pengadilan yang tidak adil dan hukuman mati yang dijatuhkan tanpa proses peradilan. Tak satu pun kelompok hak asasi manusia yang memiliki status legal. Kuba merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia dan satu-satunya dibelahan bumi barat yang tidak memberikan akses kepada Komisi Palang Merah Internasional ke penjara-penjaranya.45

Pemerintah Kuba hanya mengakui satu serikat buruh yakni, Sentral Buruh Kuba (Central de Trabajadores de Cuba). Serikat-serikat buruh independen tidak diberikan status resmi dan anggota-anggotanya dilecehkan. Keamanan negara yang sangat efektif dengan jaringan informan dan mata-matanya terus memegang kendali secara efektif. Kuba merupakan negara berkembang yang menjadi penghasil gula terbesar di dunia setelah Brazil. Kuba juga bisa mencapai indikator kesehatan yang sangat baik. Di Kuba kesehatan rakyat merupakan salah satu aspek yang bisa dibanggakan. Kesehatan rakyat adalah sesuatu yang didapat secara gratis dan dampaknya juga sangat dirasakan oleh masyarakat Kuba. Begitu 45

(8)

juga dengan pendidikan yang setiap tahun dibangun 160 buah gedung sekolah baru untuk rakyat.46

2.2.1 Masa Pemerintahan Fidel Castro

Hal ini terbukti dari Kuba berhasil menciptakan dokter-dokter handal yang dipakai bukan hanya untuk kepentingan dalam negeri Kuba saja namun juga dikirim ke negara-negara lain termasuk Indonesia sebagai bentuk perhatian negara tersebut akan dunia internasional.

Fidel Castro merupakan tokoh rakyat Kuba yang popular dengan perjuangan revolusionernya. Tokoh yang biasa dengan jaket hijau dan dasinya ini merupakan kombinasi dari seorang revolusioner retoris khas Amerika Latin. Fidel Alejandro Castro Ruz lahir 13 Agustus 1926 di Biran, Provinsi Oriente. Ayahnya seorang tuan tanah bernama Angel Castro Y. Argiz dan Ibunya Lina Ruz Gonzales. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Fidel Castro memulai pendidikannya saat ia berusia tujuh tahun, disekolah yang terletak di Santiago de Cuba, Colegio La Selle dan kemudian melanjutkannya ke Colegio Dolores. Pada tahun 1942, Fidel Castro pindah ke Belen, Havana untuk melanjutkan sekolah menengah atas disana. Kemudian pada tahun 1945, Fidel Castro menjadi Mahasiswa Hukum di Universitas Havana. Selama menjadi mahasiswa, Fidel Castro pernah terlibat dalam sebuah upaya kudeta di negara orang. Di tahun 1947, Fidel bergabung dengan kelompok revolusioner yang merencanakan penggulingan diktator Republik Dominika, Jendral Rafael Truijillo.

Pada tahun 1947 keadilan sosial Kuba sangat tidak merata. Castro mulai menggabungkan dirinya ke dalam Partai Ortodoks yang baru dibentuk oleh Eduardo Chibas pada saat itu. Eduardo Chibas merupakan sosok figur kharismatik dan emosional yang ikut berpartisipasi dalam merebut kursi presiden saat itu melawan Ramon Grau San Martin yakni tokoh penguasa Kuba yang korupsi saat pemerintahannya. Partido Ortodoks menunjukan kepada publik berbagai bentuk

46

Seruan Buruh FNPBI, Ada Apa dengan Kuba, Sebuah Contoh Pemerintahan Rakyat Miskin, edisi XIX, 2002 hal. 18-19.

(9)

korupsi dan reformasi sosial pemerintahan Kuba. Hal ini bertujuan membangkitkan pemahaman identitas nasional yang kuat diantara masyarakat, yang bisa membentuk indepedensi ekonomi Kuba dan kebebasan dari cengkraman Amerika Serikat, serta membongkar kekuatan elite politik atas Kuba.

Kemudian dia berangkat ke Bogota, Colombia, sebagai seorang delegasi kongres mahasiswa anti kolonial, anti imperialis, yang bertemu untuk berdemonstrasi di Konfrensi Pan American Union Kesembilan. Pada Oktober 1948, Fidel Castro menikahi Mirta Diaz Balart de Nunez dan memiliki satu anak yaitu, Fidelito Castro Junior yang lahir pada tanggal 1 September 1949. Namun pernikahan itu tidak berlangsung lama, karena Mirta menceraikan Castro saat ia berada di penjara karena aktivitas politiknya. Setelah bercerai dengan Mirta, Castro menikahi Dalia Solo del Valle dan memiliki lima orang anak yaitu, Angel, Anthonio, Alejandro, Alexis, dan Alex. 47

Pada tahun 1952, Fulgencio Batista membangun sebuah pemerintahan yang diktator yang menindas. Akibatnya, banyak kelompok sipil dan gerilya yang mulai menentangnya. Pergerakan itu dimulai pada tahun 1953, sosok Fidel Castro muncul sebagai revolusioner dengan penyerangan terhadap Barak Moncada. Barak Moncada merupakan markas besar para tentara militer Kuba. Didorong oleh rasa kecewanya yang berlebihan pada kudeta Batista, Fidel Castro mendirikan sebuah kelompok pemberontakan bersenjata. Ia bergabung bersama Abel Santama Cuadrado dan mereka membentuk sebuah organisasi revolusioner yang terdiri dari lebih 200 orang muda. Selama setahun mereka berlatih secara rahasia di tempat tinggal salah seorang anggota mereka di Havana, yang berada di dekat sel introgasi intelijen Kuba. Biaya yang mereka dapatkan berasal dari hasil Dalam pemilihan umum berikutnya di tahun 1952, Castro dipilih untuk menjadi kandidat anggota kongres daerah pemilihan Havana. Tapi hal ini kandas setelah beberapa bulan sebelum pemilihan umum resmi akan digelar karena Fulgencio Batista melancarkan kudeta.

47

(10)

penjualan buku dan perhiasan mereka hingga mereka mendapatkan uang sebesar 15.000 dolar A.S yang mereka gunakan untuk membeli senjata dan seragam militer.

Pada tanggal 26 Juli 1953, mereka menyerang markas militer tersebut. Mereka hanya ingin masuk ke gudang senjata dan mengambil senjata-senjata yang lebih canggih untuk melanjutkan pemberontakan serta menguasai stasiun radio untuk mengajak rakyat Kuba agar mau bergabung dalam pemberontakan. Namun penyerangan tersebut gagal, banyak para pemberontak yang tewas terbunuh termasuk Abel Santamaria. Hanya beberapa orang yang berhasil selamat termasuk Fidel Castro dan Raul Castro adik kandung Castro. Mereka melarikan diri ke pegunungan Sierra Maestrra namun berhasil juga ditangkap dan dihukum selama 15 tahun di penjara Isle of Pines. Namun hukuman tersebut tidak dijalani sepenuhnya oleh Fidel Castro dan para tahanan lainnya, karena ketika di dalam penjara Fidel Castro bertemu dengan Letnan Pedro Manuel Sarria, yang telah ia kenal sejak kuliah. Letnan Pedro yang kemudian menyelamatkan mereka lalu mereka dibuang ke Meksiko.

Di Meksiko, Fidel Castro dan Raul Castro membentuk organisasi revolusionernya. Dengan bantuan pelatihan oleh Alberto Bayo, seorang ahli perang gerilya Spanyol, kelompok revolusioner ini mempersiapkan pergerakannya. Meksiko juga menjadi tempat bertemunya Castro dengan Ernesto “Che” Guavara, seorang teoretisi dan ahli taktik perang gerilya yang berasal dari Argentina. Di bulan Maret 1956, Castro secara resmi memisahkan diri dari partai Ortodoks dan mendirikan Movimiento 26 de Julio (Gerakan M-26-7), sebuah gerakan revolusioner yang independen dan berjuang untuk menjatuhkan Batista.48

Nama Gerakan M-26-7 dipilih untuk menghormati para veteran penyerangan markas militer Moncada yang gagal pada tanggal 26 Juli. M-26-7 menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi penentang Batista 48

(11)

lainnya. Accion Nasional Revolucionaria (ANR), organisasi yang dipimpin oleh Frank Isaac Pais dan beroperasi di sepanjang Provinsi Oriente dan Directorio Revolucionari (DR), sebuah organisasi mahasiswa revolusioner, bersedia bergabung dengan Castro dan siap membantu Castro dalam pemberontakannya sekembalinya Castro dari Meksiko ke Kuba. Mereka membuat sebuah kesepakatan yang kemudian dikenal dengan Pakta Meksiko. Dalam kesepakatan itu dijelaskan bahwa ANR akan membuat kerusuhan dan mengisolasi Provinsi Oriente di hari Fidel Castro mendarat di Kuba untuk mengalihkan perhatian para tentara Kuba.

Pada November 1956 dengan memakai sebuah kapal kecil yang bernama Granma, yang mengangkut 82 orang ditambah dengan peralatan senjata, mereka berlayar menuju Kuba. Namun karena keadaan kapal yang tidak memadai, mereka terpaksa mendarat di Playa de Los Colorados dengan keadaan darurat. Sesampainya disana ternyata mereka telah dikepung dan dibombardir oleh tentara Kuba. Dari 82 orang robongan tersebut, yang tersisa hanyalah 12 orang termasuk didalamnya Castro, Raul dan Che Guavara yang terluka akibat terkena tembakan. Mereka selamat dan bersembunyi di perkebunan tebu tanpa makanan dan air selama lima hari dan terus menuju Sierra Maestra. Sementara di Kuba perlawanan yang dilakukan oleh Frank Pais sebagaimana kesepakatan sebelumnya, ternyata gagal. Elemen penting dalam rombongan itu yang bertugas membawa mortir tertangkap dan Frank Pais menarik mundur orang-orangnya.

Di Sierra Maestra, Castro bertemu dengan Crescencio Perez yang begabung dalam gerakan M-26-7, dan menjadi letnan kepercayaan Castro. Cressencio Perez yang membantu mereka mendapatkan makanan dari petani dan meminjamkan alat pendukung seperti senjata dan amunisi.49

49

Iman Hidayah Usman, Ibid, Hal. 43.

Masa-masa Gerilya terjadi sepanjang tahun 1956 hingga 1958. Gerakan revolusioner yang dipimpin Fidel Castro ternyata berhasil menjatuhkan pemerintahan Fulgencio Batista dan

(12)

membuat Batista melarikan diri ke Republik Dominika. Pada 27 Januari 1959 misi militer Amerika Serikat berhasil diusir.

Setelah gerakan revolusioner yang dipimpin Fidel Castro sejak Januari 1959, Fidel membangun Kuba sebagai negara sosialis dengan sistem satu partai. Fidel Castro telah menjadi kepala negara Kuba pada tahun 1959. Pertama-tama ia menjadi perdana menteri dan setelah dihapuskannya jabatan itu dengan disahkannya Konstitusi 1976, sebagai Presiden Dewan Negara yang juga berfungsi sebagai kepala negara. Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba, dan sejak tahun1976 menjadi anggota Majelis Nasional dari munisipalitas Santiago de Cuba.

Kuba dipimpin oleh Fidel Castro seorang pemimpin yang kharismatik, statis, otoriter, nasionalistik dan peduli dengan keadaan sosial serta mampu menggerakan semua warga negara Kuba. Model Kuba memerlukan perubahan ekonomi swasta kearah ekonomi sosialis yang terencana. Ini karena sistem tersebut dianggap mampu meningkatkan produksi dan pemerataan secara rasional lebih bermoral. Rezim ini lebih menekankan kepada akumulasi secara cepat dapat menghancurkan musuh-musuh politiknya dan kemudian menciptakan suatu sistem dimana kebutuhan dasar menjadi perhatian utama.

Namun pada kenyataannya Kuba tidak berhasil sepenuhnya dalam mengubah prioritas kebijakannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dicapai melalui investasi pertanian khususnya gula dan produksi nikel, tetapi kurang berhasil dikarenakan oleh manajemen yang lemah, produktivitas tenaga buruh rendah dan blokade amerika Serikat yang terjadi terus menerus. Sejak ekonomi kapitalis berhasil dihancurkan setelah Fidel Castro berkuasa, kemajuan kemudian ditunjukan oleh sejumlah pembuat kebijakan dipuncak pemerintahan dan efisiensi birokrasi. Kesulitan yang selanjutnya dialami Castro adalah kebijakannya yang menjadi sangat birokrasi.

(13)

Menjelang tahun 1960-an Fidel Castro telah menciptakan suatu keadaan dimana kemajuan yang sangat tergantung pada peningkatan kemampuan administratif. Lebih jauh lagi, Castro telah membuat kebijakan administratif dibidang pekerjaan, produksi, dan pemerataan. Kegagalan ekonomi dan akibat tekanan dari negara bekas Uni Soviet, akhirnya memberikan keyakinan pada Castro akan perlunya kader-kader teknis dan administratif yang berguna mendukung revolusi sosial. Dalam pandangan Castro, gagalnya ekonomi Kuba ditahun 1960-an diakibatkan oleh kurangnya kemampuan administratif. Namun demikian Castro menolak menciptakan suatu teknologi negara yang ia yakini akan melumpuhkan proses revolusi.

Castro memainkan begitu banyak peran dalam revolusi termasuk dalam strategi militer, administrator, diplomat, ahli pertanian, hakim, guru dan satu-satunya pemimpin oposisi ketika negara memerlukan suatu perubahan kebijakan. Kemampuan Castro memanfaatkan simbol-simbol nasionalis dan tindakan pemerataannya telah memungkinkan pemerintah untuk mengerakan rakyat Kuba dalam mendukung kebijakan umum melawan musuh-musuh Kuba. Menjelang tahun 1960 semua oposisi politik terhadap Castro dinyatakan illegal. Pada pertengahan tahun tersebut kesempatan-kesempatan untuk menentang pemerintah ditekan dan rakyat hanya dapat dimobilisasi untuk tidak menentang kebijakan yang ada.

Menurut Joerge I. Dominiguez, dalam mobilisasi wewenang hierarki melumpuhkan kritisme terhadap tujuan dan kebijakan negara. Pengertian tentang prioritas dan perencanaan dalam suatu suasana krisis menjadi begitu penting. Kesetiaan terhadap kebijakan sangat mendesak sehingga suatu pendekatan yang evolusioner terhadap perubahan kebijakan menjadi sangat sulit untuk dicapai. Perubahan kebijakan sering mengikis seluruh program yang ada dibandingkan dengan melakukan perubahan hanya pada beberapa aspek tertentu. Sementara itu, gaya mobilisasi dalam mendorong kebijakan publik secara serius telah memperbaiki problem-problem yang ditangani. Usaha mobilisasi muncul menjadi

(14)

cara yang efisien dalam mencapai tujuan khusus, tujuan jangka pendek tetapi kurang berhasil dalam mencapai tujuan jangka panjang.

2.3 Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba.

Bentuk intervensi Amerika Serikat ke dalam kawasan Amerika Latin dimulai sejak perang saudara di Meksiko. Dalam amanatnya kepada Kongres Amerika Serikat pada tanggal 2 Desember 1823, Presiden Monroe menyatakan bahwa setiap campur tangan negara-negara Eropa terhadap negara-negara yang baru merdeka di kawasan Amerika, akan dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat. Pernyataan ini kemudian dikenal dengan “Doktrin Monroe” yang semula bersifat defensif, tetapi lambat laut dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat. Bahkan terdapat bukti-bukti bahwa Amerika Serikat melakukan intervensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara-negara Amerika Latin.

Bagi Amerika Serikat, Amerika Latin pada umumnya Meksiko, Amerika Tengah, dan wilayah Karibia khususnya merupakan garis pertahanannya baik dalam artian militer, ekonomi maupun politik terutama dalam menanggulangi perluasan pengaruh komunis. Dengan alasan itulah yang kemudian Amerika Serikat membantu kawasan Amerika Latin. Amerika Serikat banyak memberikan bantuan militer misalnya dibawah Marshall Plan (1949-1952), Mutual Security Act (1953-1961), Foreign Assistanc Act (1962-1964) melalui perjanjian bilateral atau secara tidak langsung melalui lembaga seperti OAS. Tidak dapat disangkal lagi bahwa juga lembaga-lembaga seperti Dewan Pertahanan Antar Amerika (Junta Intraamerica-na de Defensa) sedikit banyak juga mewakili kepentingan Amerika Serikat.

Pada umumnya, alasan yang lazim dipergunakan adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar negeri atau ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Hal inilah yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kuba. Pada umumnya Amerika Serikat memberikan bantuan kepada gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan Kuba atas Spanyol sejak tahun 1868.

(15)

Bantuan itu dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjataan dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol. Pecahnya Revolusi 1895 yang memunculkan tokoh Jose Martii, seorang pejuang kemerdekaan Kuba yang begitu mengagumi Amerika Serikat yang dalam surat-suratnya kepada Harian La Nacion di Buenos Aires, meyebutkan kekhawatirannya terhadap ekspansi Amerika Serikat.50

Intervensi Amerika Serikat terhadap Kuba telah dimulai sejak negara tersebut membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi gula Kuba. Kemenangan Amerika Serikat terhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi politiknya terhadap Kuba. Untuk menjamin bahwa pemerintahan baru Kuba mengikuti kebijakannya, Amerika Serikat merancang agar para pemimpin baru Kuba merupakan orang-orang yang tunduk terhadap pengaruh negara tersebut. Pada tahun 1900, dibentuk Dewan Konstitusional yang akan merumuskan konstitusi baru Kuba. Untuk menyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak pengaruh Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat meminta dengan tegas bahwa konstitusi baru harus memasukkan sejumlah syarat yang menjelaskan hubungan antar kedua bangsa tersebut.

Syarat-syarat ini yang kemudian dikenal dengan Platt amandemen yang diambil dari nama penginisiatifnya, senator Amerika Serikat, Orville Platt. Amandemen itu menetapkan bahwa Kuba tidak akan membuat perjanjian untuk menggurangi kedaulatannya, tidak ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari pajak biasa, menjamin Amerika Serikat berhak untuk turut campur dalam melindungi kedaulatan Kuba dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi kehidupan, kemerdekaan dan hak milik serta mengijinkan Amerika Serikat membeli atau menyewa tanah untuk stasiun-stasiun batu bara dan laut. Amerika Serikat juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai Kuba menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru.

50

(16)

Sebagai balasannya dari penerimaan amandemen tersebut, Amerika Serikat mensahkan suatu beban pajak yang memperluas peluang bagi pasar tebu Kuba. Tindakan inilah yang akhirnya mendorong produksi gula mendominasi ekonomi Kuba sementara konsumsi domestik Kuba diintegrasikan ke dalam pasar Amerika Serikat yang lebih luas. Tidak mengherankan hal ini yang kemudian menjadi kebencian para nasionalis Kuba terhadap Amerika Serikat. Mayoritas masyarakat Kuba menolak dengan tegas terhadap pemberlakuan Platt Amandemen tersebut. Anggota-anggota perwakilan dan rakyat Kuba melakukan protes karena menganggap bahwa amandemen tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Kuba dan memberi kesempatan terhadap Amerika Serikat untuk memperluas kekuasaannya terhadap Kuba.

Hubungan ini makin memburuk saat embargo ekonomi Amerika Serikat mulai diberlakukan di Kuba. Segala kerjasama antar kedua negara sudah tidak lagi terjalin dengan baik. Kedua negara yang sama-sama mempunyai perbedaan ideologi yang mencolok tetap pada ideologinya. Apalagi saat Kuba diperintah oleh Fidel Castro, seorang pemimpin yang sangat membenci kapitalisme Amerika Serikat. Pada awalnya bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat mulai saat Kuba melakukan perlawanan terhadap Spanyol seolah-olah menjadikan Amerika Serikat sebuah negara yang mempunyai peran penting dalam kemerdekaan Kuba. Ambisi Amerika Serikat untuk mendominasi seolah-olah ditunjukan dengan alasan yang bertujuan untuk membangun demokrasi yang dalam ataupun kebebasan, dunia yang lebih adil, menghentikan kemiskinan atau kekerasan, namun Castro melihat hal itu lebih kepada pengaruh ekonomi dan ideologi untuk menguasai dunia. Hingga akhirnya Castro melakukan berbagai penolakan atas keikutsertaan Amerika Serikat dalam urusan politik dan ekonomi Kuba.

Saat negara-negara Amerika Latin membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Kuba, Amerika tetap pada prinsipnya, walaupun telah beberapa kali pertemuan negara-negara OAS yang menunjukan kemajuan untuk mendukung blokade terhadap Kuba. Di Amerika Serikat sendiri memperoleh banyak tanggapan pro dan kontra dari dalam negaranya mengenai Kuba.

(17)

Keputusan Amerika Serikat dalam konfrensi OAS di Costa Rica untuk menyetujui penghapusan blokade belum menunjukan Amerika Serikat mau memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Kuba. Posisi Amerika saat itu terjepit sehingga untuk menggurangi kebencian dari negara-negara Amerika Latin karena menolak penghapusan tersebut maka Amerika Serikat memilih jalan aman untuk mengambil suara pro terhadap penghapusan blokade.

Pada November 1974, Senator Jacob K Javits dan Senator Clairbone Pell datang ke Kuba. Mereka merupakan pejabat pertama Amerika Serikat yang datang ke Kuba sejak putusnya hubungan antara kedua negara itu di tahun 1961. Ditengah-tengah kritik oleh beberapa kalangan di Amerika Serikat dan kecaman dalam pidato Fidel Castro terhadap politik Amerika Serikat di Chili, kedua senator itu dengan tenang mendengarkan pidato Castro. Mereka bermaksud untuk mempelajari kemungkinan normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan Kuba. Sebagai akibat dari kunjungan ini Castro membebaskan 4 orang tahanan kriminal warga Amerika Serikat di Havana. Ini dilakukan Castro sekedar uluran tangan pribadi atas kunjungan kedua senator tersebut.

Dari kunjungan kedua senator itu diketahui bahwa Kuba menuntut sebagai syarat normalisasi kembali hubungan dengan Amerika Serikat yakni penghapusan blokade ekonomi dan politik serta penghapusan Pangkalan Guantanamo. Amerika Serikat sebaliknya ingin meminta ganti rugi atas perusahaan-perusahaannya yang dinasionalisasikan. Pemulihan hubungan diplomatik kedua negara ini tentunya juga akan disambut oleh Uni Sovyet, karena ini berarti akan membantu Uni Sovyet meringankan beban tanggungannya.

Belum sampai pada penghapusan blokade oleh Amerika Serikat, dunia khususnya Amerika Latin telah dikejutkan oleh tindakan Kuba yang terang-terangan mengirimkan pasukan resminya ke Angola untuk membantu Movimiento Popular de Liberacion de Angola (MPLA). Kuba telah mengirimkan pasukan tersebut dengan biaya Kuba ke Angola sebesar 12.000 orang. Mereka bertempur melawan UNITA (National Union for the Total Independence of Angola) dan National Front for The Liberation of Angola, yang didukung oleh Amerika

(18)

Serikat, Afrika Selatan dan negara-negara barat lainnya. Pengiriman pasukan ini dilakukan secara bertahap, mula-mula pada 1 November 1975 dengan menggunakan beberapa macan route perjalanan. Salah satunya adalah melalui Gander Airbase (New Foundland) Kanada yang mengakibatkan protes dari Menteri Luar Negeri Kanada, K. Allan Mac Eachen, atas ketidaksenangannya dan memperingati Kuba untuk tidak menggulanginya.

Alasan Kuba mengirimkan pasukan itu adalah karena pemerintah Afrika Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat telah melakukan intervensi terlebih dahulu dengan mengirimkan pasukannya ke Angola pada tanggal 14 Juli 1975. Karena permintaan pemerintah Angola, Kuba memandang penting untuk mengirim pasukannya guna membantu perjuangan revolusioner rakyat Angola melawan imperialisme Amerika Serikat. Kuba juga mengirimkan pasukan-pasukannya ke negara Afrika lainnya seperti Guinea Bissau, Guinea, Guine Khatulistiwa, Nambia Kongo, Somalia, Tanzania, sierra Lione dan Yaman Selatan.

Dipihak Amerika Serikat, peristiwa Angola ini menguatkan pandangan aliran yang menyatakan bahwa belum waktunya memulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba. Dalam keterangannya pada pers di Gedung Putih, presiden Ford antaranya mengatakan bahwa

“Pengiriman senjata-senjata Uni Sovyet ke Angola ditaksir seharga lebih dari US $ 100 juta akan merusak détente yang ada, dan pengiriman tentara Kuba ke Angola memperkecil harapan perbaikan hubungan Amerika Serikat dengan Kuba.”51

Lebih lanjut pada akhir bulan Februari 1976, didepan 1.161 orang Kuba yang baru memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat, Ford menamakan Castro adalah seorang “bandit” dan memperingatkan Castro bahwa intervensi lebih lanjut dari Kuba di kawasan barat akan dihadapi oleh Amerika Serikat secara tegas. Di amerika Serikat muncul kekhawatiran akan adanya tindakan terror yang mungkin didalangi oleh Castro. Beberapa dari panitia intelijen Senat menyatakan bahwa 51

(19)

sangat dapat diduga bahwa pembunuhan J.F. Keneddy (Dallas 22 November 1963) dan pembunuhan Senator R.F. Keneddy (Los Angeles 5 Juni 1968), dilakukan oleh agen-agen Castro sebagai bentuk balas dendam atas tindakan CIA untuk membunuhnya walaupun selalu gagal.

Reaksi Castro terhadap pernyataan ford itu diberikan pada saat penutupan Kongres Partai Komunis 22 Desember 1975 di Havana. Ia menyatakan bahwa,

“ Kita tetap akan terus membantu Angola dan Puerto Rico walaupun ada kecaman-kecaman dari Amerika Serikat. kita sudah siap untuk itu dan tidak akan ada lagi hubungan dengan Amerika Serikat. Amerika telah membantu rezim rasial di Afrika dan campur tangan di Angola karna ingin menguasai sumber-sumber alam dan minyaknya yang kaya. Kita suatu waktu mengirim senjata, suatu waktu mengirimkan orang, instruktur militer, dokter, tenaga pembangun dan akan tetap membantu mereka negara-negara yang progresif.”52

Tanpa memperhitungkan secara matang kemampuan yang ada didalam negeri dan faktor-faktor internasional sangat mempengaruhinya, Kuba semakin menitikberatkan pada tindakan-tindakan politik daripada melakukan konsolidasi sosial ekonomi. Di tahun 1977 diperkirakan jumlah penduduk mencapai 9.505.828 jiwa mengalami kemerosotan kehidupan ekonomi perdagangan. Akibat blokade Amerika Serikat yang telah terjadi selama 15 tahun dan juga karena masalah dalam negeri yang mendapat hambatan pada sektor produksi. Suku cadang dirasa sangat kurang, birokrasi makin menghimpit dan beban hidup buruh main berat sehingga banyak yang diantara mereka yang meninggalkan Kuba dan mengadu nasib di negara lain. Kurangnya buruh memaksa pemerintah untuk melakukan pengerahan tenaga secara missal tanpa imbalan yang diperlukan.

52

Referensi

Dokumen terkait

kepadamu beberapa latihan sadar penuh hadir utuh ( mindfulness ) yang selama ini saya lakukan, meskipun saya masih berusaha melatihnya dengan tekun dan sabar sampai

Untuk menjawab soal-soal dalam latihan ini, anda harus mempelajari kembali materi Kegiatan Belajar 3 tentang modifikasi bunga yang mencakup bahasan tentang berikut ini.

5edangkan penguraian tulang disebut as%r(si, ter+adi secara bersamaan dengan  pembentukan tulang. !enyerapan tulang ter+adi karena akti8itas sel-sel yang disebut

Rencana Kinerja Tahunan yang merupakan dokumen Perencanaan untuk periode 1 tahun yang memuat sasaran/capaian program, indikator kinerja, program dan kegiatan dimana merupakan

Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”..ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyeleksi atribut pengukuran dielektrik (parameter dielektrik, kondisi rangkaian alat dan frekuensi), memformulasi desain sensor

Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah: (1) Diharapkan kepada guru maupun peneliti selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran memori sebagai alternatif

Selain itu, dengan menulis di blog diharapkan pula guru-guru di Sekolah Dasar (SD) agar menuliskan kegiatan belajar mengajarnya. Selain itu, dapat mengajarkan ilmu yang