• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-03 = ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-03 = ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.5233.212.26.03.07– Judul : Analisis dan Desain Struktur

PELATIHAN

AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG

(STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS)

2007

(2)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

Jakarta, November 2007

Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE

NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

(4)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Struktur Baja Bangunan

Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja

yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel

Structure Engineer Of Buildings) ini terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5

(lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung

(Steel Structure Engineer Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL ... ix

SPESIFIKASI PELATIHAN ... x

PANDUAN PEMBELAJARAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul ... I-2 1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-6 1.4. Panduan Penilaian ... I-6 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-6 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-7 1.4.3. Konteks penilaian ... I-8 1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-8 1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-8

BAB II : PERHITUNGAN BEBAN MATI DAN BEBAN HIDUP,BEBAN ANGIN, BEBAN GEMPA DAN BEBAN KHUSUS SERTA KOMBINASI PEMBEBANANNYA... II-1

2.1. Umum ... II-1 2.2. Perhitungan Berat Sendiri Plat, Atap, Dinding, Berat Sendiri

Balok, Beban Hidup, Beban (Mekanikal & Elektrikal) ... II-2 2.3. Perhitungan Beban Angin, Beban Gempa Dan Beban Khusus

(Jika Ada) ... II-4 2.3.1 Beban angin ... II-4 2.3.2 Beban gempa ... II-7 2.3.3 Beban khusus (Aksi-aksi lainnya) ... II-8 2.4. Perhitungan Kombinasi Pembebanan (Beban Mati, Beban Hidup,

(6)

RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB III: MENGHITUNG BESARAN MOMEN LENTUR, MOMEN PUNTIR, GAYA LINTANG DAN GAYA NORMAL BAIK SECARA MANUAL ATAU PROGRAM kOMPUTER... III-1 3.1. Umum ... III-1 3.2. Perhitungan luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas

tiap elemen struktur ... III-1 3.2.1. Sifat-sifat dan mutu baja ... III-1 3.2.2. Profil-profil baja yang digunakan ... III-3 3.2.3. Perhitungan luas penampang ... III-4 3.3. Perhitungan momen primer, kekakuan, faktor distribusi ... III-8 3.4. Perhitungan gaya dalam untuk tiap kombinasi pembebanan secara

manual ... III-9 3.5. Program komputer ... III-10 3.6. Model struktur bangunan, input data struktur dan proses analisis

struktur dengan program komputer yang tepat ... III-10 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: MENENTUKAN GAYA-GAYA DALAM MAKSIMUM SECARA

MANUAL ATAU PROGRAM KOMPUTER ... IV-1 4.1. Umum ... IV-1 4.2. Momen (Lentur Dan Puntir) Maksimum Utuk Tiap Elemen Struktur . IV-1 4.2.1. Perencanaan untuk lentur ... IV-1 4.2.2. Kuat nominal lentur penampang dengan pengaruh tekuk

lokal ... IV-3 4.2.3. Kuat lentur nominal penampang dengan pengaruh tekuk

lateral ... IV-4 4.3. Gaya Lintang Maksimum Untuk Tiap Elemen Struktur ... IV-8 4.4. Gaya Normal Maksimum Untuk Tiap Elemen Struktur ... IV-10 4.4.1. Batang tarik aksial sentris ... IV-10 4.4.1.1 Kuat tarik rencana ... IV-10 4.4.1.2 Penampang efektif (Ae) ... . IV-11 4.4.2. Batang tekan aksial sentris ... IV-15

(7)

4.4.2.2 Kuat tekan rencana ... IV-15 4.4.2.3 Batas kestabilan elastis ... IV-16 4.4.2.4 Faktor panjang tekuk ... IV-18 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB V: PEMERIKSAAN TERHADAP KEKUATAN, KEKAKUAN DAN

STABILITAS SERTA FATIQUE ... V-1

5.1. Umum ... V-1 5.2. Pemeriksaan Tegangan Maksimum Yang Timbul Pada Elemen

Struktur ... V-1 5.3. Pemeriksaan Lendutan Maksimum ... V-5 5.4. Pemeriksaan Bahaya Tekuk, Lipat, Kip Dan Fatique ... V-5 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB VI: PERHITUNGAN SAMBUNGAN BAUT, LAS, SAMBUNGAN DAN KEKUATAN PENGAKU, IKATAN ANGIN, DAN PELAT

KOPEL ... VI-1 6.1. Umum ... VI-1 6.2. Sambungan Baut ... VI-1 6.2.1. Jenis baut mutu tinggi ... VI-1 6.2.2. Cara penempatan baut ... VI-5 6.2.3. Jenis keruntuhan ... VI-6 6.2.4. Sambungan baut memikul gaya aksial ... VI-8 6.2.4.1. Sambungan tipe tumpu ... VI-8 6.2.4.2. Sambungan tipe geser/sambungan tanpa slip ... VI-9 6.2.5. Sambungan baut memikul momen tegak lurus sumbu baut VI-12 6.2.6. Sambungan baut memikul momen searah sumbu baut ... VI-17 6.3. Sambungan Las ... VI-22 6.3.1. Jenis-jenis pengelasan ... VI-22 6.3.1.1. Pengelasan busur nyala logam terlindung ... VI-22 6.3.1.2. Pengelasan busur nyala terbenam ... VI-22 6.3.1.3. Pengelasan busur nyala logam gas ... VI-22 6.3.1.4. Pengelasan busur nyala berinti fluks ... VI-22 6.3.1.5. Pengelasan Terak listrik ... VI-23

(8)

6.3.2. Notasi sambungan las ... VI-24 6.3.3. Cacat-cacat pada sambungan las ... VI-26 6.3.4. Kekuatan las dan tegangan ijin elektroda ... VI-28 6.3.5. Sambungan las tumpul ... VI-29 6.3.6. Las sudut (filled weld) ... VI-30 6.3.6.1. Ukuran minimum las sudut ... VI-30 6.3.6.2. Syarat – syarat las ... VI-30 6.3.6.3. Kuat las sudut ... VI-30 6.3.6.4. Kuat las pengisi dalam bentuk lubang terisi

dengan metal las ... VI-31 6.3.7. Sambungan las eksentris (las memikul momen terhadap

sumbu z ... VI-33 6.3.8. Gaya geser eksentris (geser dan torsi) ... VI-33 6.4. Menghitung Sambungan Dan Kekuatan Pengaku, Ikatan Angin

Dan Pelat Kopel ... VI-37 6.5. Menghitung Sambungan Dan Kekuatan Angkur ... VI-39 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tipe Pembebanan Ditinjau Dari Penyebarannya ... II-2 Gambar 2.2 Nilai Koefisien Angin Berbagai Bentuk Atap ... II-7 Gambar 3.1 Kurva Tegangan – Reganan ... III-1 Gambar 3.2 Elemen-Elemen Tariknya Tidak Sebidang ... III-8 Gambar 4.1 Diagram Tegangan ... IV-8 Gambar 4.2 Penampang Efektif ... IV-11 Gambar 6.1 Tipe-tipe Baut ... VI-3 Gambar 6.2 Grafik Titik Leleh Baja ... VI-4 Gambar 6.3 Penempatan Baut ... VI-6 Gambar 6.4 Jenis-Jenis Keruntuhan ... VI-7 Gambar 6.5 Sambungan Baut Memikul Momen Tegak Lurus Sumbu Baut ... VI-12 Gambar 6.6 Sambungan Baut Memikul Momen Searah Sumbu Baut ... VI-17 Gambar 6.7 Geser Dan Tarik Akibat Eksentris ... VI-19 Gambar 6.8 Pengelasan Busur Nyala Terlindung ... VI-22 Gambar 6.9 Pengelasan Busur Nyala Terbenam ... VI-22 Gambar 6.10 Pengelasan Busur Nyala Logam Gas ... VI-22 Gambar 6.11 Berbagai Jenis Bentuk Las ... VI-23 Gambar 6.12 Simbol Pengelasan Standar ... VI-24 Gambar 6.13 Pemakaian Simbol Pengelasan ... VI-25 Gambar 6.14 Cacat Pada Sambungan Las ... VI-26 Gambar 6.15 Berbagai Jenis Cacat Hasil Las ... VI-27 Gambar 6.16 Sambungan Las Eksentris ... VI-33

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Berat Sendiri Dari Berbagai Material ... II-3 Tabel 2.2 Beban Hidup Merata Tipikal ... II-4 Tabel 2.3 Faktor Reduksi ... II-11 Tabel 3.1 Mutu Baja Yang Digunakan ... III-2 Tabel 4.1 Momen Kritis Untuk Tekuk Lateral ... IV-4 Tabel 4.2 Bentang Untuk Pengekangan Lateral ... IV-5 Tabel 5.1 Batas Lendutan Maksimum ... V-5 Tabel 6.1 Sifat-Sifat Baut ... VI-2 Tabel 6.2 Dimensi Baut A325 dan A 490 ... VI-4 Tabel 6.3 Tarikan Baut Minimum ... VI-5 Tabel 6.4 Syarat Logam Pengisi Sepadan ... VI-28 Tabel 6.5 Ukuran Minimum Las Sudut ... VI-30

DAFTAR BAGAN

Halaman

(11)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu Melaksanakan pekerjaan

yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan struktur baja. Mencakup pembuatan konsep dan analisis struktur, pemantauan serta pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan bahan baja.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

2. Menentukan konsep dan sistem struktur berdasarkan Peraturan-peraturan Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku. 3. Melakukan analisis dan desain struktur.

4. Menentukan dan melaksanakan metode pelaksanaan pekerjaan struktur. 5. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.

6. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Analisis Dan Desain Struktur mempresentasikan unit kompetensi : “Melakukan analisis dan desain struktur”.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Melakukan Analisis Dan Desain

Struktur.

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menghitung beban mati dan beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus serta kombinasi pembebanannya

2. Menghitung besaran momen lentur, momen puntir, gaya lintang dan gaya normal baik secara manual atau program komputer

(12)

4. Melakukan pemeriksaan atas dasar kekuatan, kekakuan dan stabilitas (bahaya tekuk, lipat, kip) serta fatigue

5. Menghitung sambungan (baut, paku keling/rivet atau las dan angkur) 6. Membuat gambar sketsa dan laporan hasil perhitungan struktur serta

(13)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 SSEB – 01 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)

2 SSEB – 02

Menentukan Konsep Dan Sistem Struktur

Berdasarkan Peraturan-peraturan Nasional dan Internasional Tentang Perenc. Struktur Baja

3

SSEB – 03 Melakukan Analisis Dan Desain Struktur

4 SSEB – 04 Menentukan Dan Melaksanakan Metode

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

5 SSEB – 05 Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

Struktur

6 SSEB – 06 Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

B.2 Uraian Modul

 Seri / Judul : SSEB-03 / Analisis dan desain struktur

 Deskripsi Modul : Analisis dan desain struktur merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) dengan harapan dapat : Menghitung beban mati dan beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus serta kombinasi pembebanannya, menghitung besaran momen lentur, momen puntir, gaya lintang dan gaya normal baik secara manual atau program komputer, Menentukan gaya-gaya dalam maksimum (momen lentur, momen puntir, gaya lintang, gaya normal) secara manual atau program komputer, Melakukan pemeriksaan atas dasar kekuatan, kekakuan dan stabilitas (bahaya tekuk, lipat, kip) serta fatigue, menghitung sambungan (baut, paku

(14)

keling/rivet atau las dan angkur), Membuat gambar sketsa dan laporan hasil perhitungan struktur serta spesifikasi teknik.

C.PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan analisis dan desain struktur.

 Menjelaskan pengertian melakukan analisis dan desain struktur.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan melakukan analisis dan desain struktur.

 Mengikuti penjelasan pengertian melakukan analisis dan desain struktur.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah : Bab II, Sistem Pembebaban Pada Struktur Baja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Klasifikasi perdagangan  Sifat-sifat Dan Mutu Baja  Profi-profil baja yang

digunakan

 Konsep Keamanan Struktur Waktu : 90 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

3. Ceramah : Bab III, Konsep Perencanaanbatang Tarik Dan Batang Tekan Aksial Sentris

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Batang Tarik Aksial Sentris  Batang Tekan Aksial Sentris Waktu : 90 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(15)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

4. Ceramah : Bab IV, Batang Lentur

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Perencanaan untuk lentur  Kuat nominal lentur

penampang dengan pengaruh tekuk lokal

 Kuat lentur nominal

penampang dengan pengaruh tekuk lateral

Waktu : 70 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

5. Ceramah : Bab V, Pemeriksaan Terhadap Kekuatan, Kekakuan Dan Stabilitas Serta Fatique

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Kombinasi batang lentur dan aksial

 Pemeriksaan lendutan maksimum

 Pemeriksaan bahaya tekuk, lipat, kip dan fatique

Waktu : 65 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

6. Ceramah : Bab VI, Perhitungan Sambungan Baut, Las,

Sambungan Dan Kekuatan Pengaku, Ikatan Angin, Dan Pelat Kopel

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Sambungan Baut  Sambungan Las

 Menghitung sambungan dan kekuatan pengaku, ikatan angin dan pelat kopel

 Menghitung sambungan dan kekuatan angkur

Waktu : 90 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Dalam melakukan analisis disain struktur baja bangunan gedung harus mengacu kepada peraturan-peraturan yang berlaku baik Nasional maupun Internasional, agar diperoleh suatu disain bukan saja aman tapi juga ekonomis. Metode yang tepat dalam melakukan perhitungan sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang telah disebutkan diatas. Penggunaan program computer (software) untuk mempercepat proses perhitungan sangatlah penting dikuasai oleh seorang perencana struktur baja, misalnya SAP, STADPRO, SANSPRO, dll. Namun dalam modul ini tidak dibahas secara khusus mengenai penggunaan software tersebut mengingat waktu dalam pelatihanpun relative singkat, sehingga disarankan kepada perencana struktur baja dapat menguasainya secara mandiri.

Modul SSEB-03: Melakukan Analisisis dan desain struktur mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings).

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Berat sendiri plat, atap, dinding, berat sendiri balok, beban hidup, beban (Mekanikal) & (Elektrikal) dihitung, Beban angin, beban gempa dan beban khusus (jika ada) dihitung, Kombinasi (pembebanan) (beban mati, beban hidup, beban angin, beban khusus dan beban gempa) dihitung sesuai ketentuan / code, luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas tiap elemen struktur dihitung, Momen primer, kekakuan, faktor distribusi secara manual dihitung, gaya dalam untuk tiap kombinasi beban secara manual dihitung, program komputer yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan model struktur, model struktur bangunan, input data struktur dan proses analisis struktur dengan program komputer yang tepat dilaksanakan, Momen (lentur dan puntir) maksimum untuk tiap elemen struktur ditentukan, Gaya lintang maksimum untuk tiap elemen struktur ditentukan, gaya normal maksimum untuk tiap elemen struktur ditentukan, Tegangan maksimum yang timbul pada elemen struktur diperiksa dan dikontrol terhadap tegangan lentur, geser puntir dan normal, sebagai dasar pemeriksaan kekuatan., Lendutan maksimum yang timbul pada balok, pelat dan sway dikontrol terhadap lendutan ijin. sebagai dasar pemeriksaan kekakuan, bahaya

(17)

tekuk, lipat, kip serta fatigue (jika ada) diperiksa sebagai dasar pemeriksaan stabilitas, sambungan baut dan atau paku keling /rivet dihitung, dan kekuatan pelat sambungan diperiksa sesuai ketentuan / code, Sambungan las dihitung sesuai ketentuan / code, sambungan dan kekuatan pengaku, ikatan angin, dan atau pelat kopel dihitung sesuai ketentuan / code, Sambungan dan kekuatan angkur dihitung sesuai ketentuan / code, gambar sketsa denah hasil perhitungan struktur dibuat, Gambar sketsa potongan hasil perhitungan struktur dibuat, Gambar sketsa detail hasil perhitungan struktur dibuat, laporan hasil perhitungan struktur dan spesifikasi teknik berdasarkan hasil perhitungan struktur dibuat.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam perencanaan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung(Steel Structure Engineer Of

Buildings) adalah :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi I. KOMPETENSI UMUM

1. INA.5233.212.26.01.07

Menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

II. KOMPETENSI INTI

2. INA.5233.212.26.02.07

Menentukan konsep dan sistem struktur

berdasarkan Peraturan-peraturan

Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku. 3. INA.5233.212.26.03.07 Melakukan analisis dan desain struktur.

4. INA.5233.212.26.04.07

Menentukan dan melaksanakan metode pelaksanaan pekerjaan struktur.

5. INA.5233.212.26.05.07

Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.

6. INA.5233.212.26.06.07

Membuat laporan pelaksanaan

pekerjaan struktur.

III. KOMPETENSI PILIHAN -

1.2. RINGKASAN MODUL

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

(18)

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit

dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya

menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk

kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

1. KODE UNIT : INA.5233.212.26.03.07

2. JUDUL UNIT : Melakukan analisis dan desain struktur 3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu melakukan analisis dan desain struktur

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menghitung beban mati dan beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus serta kombinasi

1.1 Berat sendiri plat, atap, dinding, berat sendiri balok, beban hidup, beban (Mekanikal) & (Elektrikal) dihitung.

(19)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

pembebanannya. 1.2 Beban angin, beban gempa dan

beban khusus (jika ada) dihitung. 1.3 Kombinasi (pembebanan) (beban

mati, beban hidup, beban angin, beban khusus dan beban gempa) dihitung sesuai ketentuan / code. 2. Menghitung besaran momen

lentur, momen puntir, gaya lintang dan gaya normal baik secara manual atau program komputer.

2.1 Luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas tiap elemen struktur dihitung.

2.2 Momen primer, kekakuan, faktor distribusi secara manual dihitung. 2.3 Gaya dalam untuk tiap kombinasi

beban secara manual dihitung

2.4 Program komputer yang akan

digunakan ditentukan sesuai dengan model struktur.

2.5 Model struktur bangunan, input data struktur dan proses analisis struktur dengan program komputer yang tepat dilaksanakan.

3. Menentukan gaya-gaya

dalam maksimum (momen lentur, momen puntir, gaya lintang, gaya normal) secara

manual atau program

komputer.

3.1 Momen (lentur dan puntir)

maksimum untuk tiap elemen

struktur ditentukan.

3.2 Gaya lintang maksimum untuk tiap elemen struktur ditentukan.

3.3 Gaya Normal maksimum untuk tiap elemen struktur ditentukan.

4. Melakukan pemeriksaan

atas dasar kekuatan,

kekakuan dan stabilitas (bahaya tekuk, lipat, kip) serta fatigue.

4.1 Tegangan maksimum yang timbul pada elemen struktur diperiksa dan dikontrol terhadap tegangan lentur, geser puntir dan normal, sebagai dasar pemeriksaan kekuatan.

(20)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

4.2 Lendutan maksimum yang timbul pada balok, pelat dan sway dikontrol terhadap lendutan ijin. sebagai dasar pemeriksaan kekakuan. 4.3 Bahaya tekuk, lipat, kip serta fatigue

(jika ada) diperiksa sebagai dasar pemeriksaan stabilitas.

5. Menghitung sambungan

(baut, paku keling/rivet atau las dan angkur)

5.1 Sambungan baut dan atau paku keling /rivet dihitung, dan kekuatan pelat sambungan diperiksa sesuai ketentuan / code.

5.2 Sambungan las dihitung sesuai ketentuan / code.

5.3 Sambungan dan kekuatan pengaku, ikatan angin, dan atau pelat kopel dihitung sesuai ketentuan / code 5.4 Sambungan dan kekuatan angkur

dihitung sesuai ketentuan / code. 6. Membuat gambar sketsa

dan laporan hasil

perhitungan struktur serta spesifikasi teknik

6.1 Gambar sketsa denah hasil

perhitungan struktur dibuat

6.2 Gambar sketsa potongan hasil perhitungan struktur dibuat

6.3 Gambar sketsa detail hasil

perhitungan struktur dibuat

6.4 Laporan hasil perhitungan struktur dan spesifikasi teknik berdasarkan hasil perhitungan struktur dibuat

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan

(21)

1.3. BATASAN / RENTANG VARIABEL

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan.

2. Ketentuan, persyaratan teknis, standar, manual dan pedoman perencanaan struktur baja dipahami.

3. Pedoman, standar dan manual mengenai analisis struktur baja harus dipahami. 4 Data-data yang berkaitan dengan analisis struktur baja harus tersedia.

5 Program komputer untuk analisis struktur baja harus dipahami.

6 Penyusunan laporan dan spesifikasi teknis hasil perhitungan dipahami.

1.4. PANDUAN PENILAIAN

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi).

 Melaksankan penilaian dan  Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

(22)

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi

terdiri dari :

1. Pengetahuan tentang persyaratan teknis, standar, manual dan pedoman perencanaan struktur baja.

2. Pengetahuan tentang analisis struktur baja baik manual maupun program komputer.

3. Pengetahuan tentang teknologi bahan.

4. Pengetahuan tentang pembuatan gambar rencana. 5. Penyusunan laporan hasil perhitungan struktur baja. 6. Penyusunan spesifikasi teknis.

(23)

1.4.3. Konteks penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek penting penilaian

1. Kemampuan dalam menerapkan persyaratan teknis, standar, manual dan pedoman perencanaan struktur baja yang disyaratkan.

2. Kemampuan melakukan analisis struktur baja baik manual maupun program komputer secara tepat.

3. Kemampuan membuat sketsa gambar rencana.

4. Kemampuan menyusun dokumen perencanaan umum.

5. Kemampuan menyusun dokumen perencanaan teknis termasuk spesifikasi teknis, desain, dan gambar rencana.

1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran. - Multimedia.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan struktur baja bangunan.

(24)

BAB II

PERHITUNGAN BEBAN MATI DAN BEBAN HIDUP, BEBAN

ANGIN, BEBAN GEMPA DAN BEBAN KHUSUS SERTA

KOMBINASI PEMBEBANANNYA

2.1. UMUM

Dalam merencanakan struktur bangunan, beban-beban yang bekerja pada struktur yang akan dianalisis, harus ditentukan oleh perencana.

Ada 3 (tiga) tipe pembebanan yang berbeda ditinjau dari penyebarannya bekerja pada struktur, yaitu beban terpusat, beban garis, dan beban permukaan. Beban terpusat adalah beban yang bekerja pada suatu titik tertentu atau pada suatu luasan yang sangat kecil, beban garis adalah beban yang bekerja terbatas pada suatu lebar strip yang kecil dan memanjang, sedangkan beban permukaan adalah beban yang tersebar di seluruh permukaan struktur.

Beban – beban yang diperhitungkan dalam struktur baja, diantaranya :  Beban Mati  Beban Hidup  Beban kejut  Beban hujan  Beban Gempa  Beban Angin

 Beban Tekanan Tanah

 Beban akibat tekanan hidrostatik  Perubahan temperature

 Penurunan pondasi  Kesalahan pemasangan  Toleransi konstruksi

Beban tersebut dikelompokan menjadi :  Beban Mati

 Beban Hidup  Beban Gempa  Beban Angin

Beban Statis

Beban statis ekivalen (akibat pengaruh

(25)

 Beban tekanan tanah dan air  Beban Khusus

Gambar 2.1 Tipe pembebanan ditinjau dari penyebarannya

2.2. PERHITUNGAN BERAT SENDIRI PLAT, ATAP, DINDING, BERAT SENDIRI BALOK, BEBAN HIDUP, BEBAN (MEKANIKAL & ELEKTRIKAL)

a) Beban Mati

Beban mati adalah beban kerja akibat gravitasi yang posisinya tetap. Berat struktur dipandang sebagai beban mati , demikian juga perlengkapan yang digantungkan pada struktur seperti pipa air, pipa listrik, saluran pendingin dan pemanas ruangan, lampu, penutup lantai, penutup atap, dan plafon.

Berat sendiri beberapa bahan/material dan dari berbagai konstruksi bangunan, seperti lantai, penutup atap, berat konstruksi sendiri dihitung berdasarkan berat jenisnya menurut keadaan dan bentuknya. Berat sendiri seperti yang dipaparkan diatas termasuk beban mati, yang umumnya diketahui secara tepat setelah perencanaan selesai.

Untuk berat struktur atau elemen struktur harus ditaksir, penampang praperencana dipilih, berat dihitun ulang, dan pemilihan batang diubah jika perlu.

c. Beban permukaan

a. Beban terpusat

b. Beban garis

q

P

(26)

Tabel 2.1 Berat sendiri dari berbagai material

b) Beban Hidup

Beban gravitasi pada struktur yang besar dab lokasinya bervarasi disebut beban hidup. Contoh dari beban hidup yaitu manusia, mebel,peralatan yang dapat bergerak, kendaraan dan barang-barang dalam gudang (Struktur Baja, Charles G Salmon, Cs). Beban hidup didasarkan pada pengalaman dan kebiasaan, sedangkan pada analisis struktur besarnya diambil nilai yang maksimum, termasuk

(27)

penuh. Pada tabel 2.1 diperlihatkan beban hidup merata tipikal yang diambil dari Buku Peraturan Muatan Indonesia (PMI).

Tabel 2.2 Beban Hidup Merata Tipikal

2.3. PERHITUNGAN BEBAN ANGIN, BEBAN GEMPA DAN BEBAN KHUSUS (JIKA ADA)

2.3.1. Beban Angin

Semua struktur bangunan gedung memikul beban angin, tetapi umumnya hanya pada bangunan gedung yang lebih dari tiga atau empat tingkat diperlukan peninjauan secara khusus tentang beban angin.

Sifat beban angin pada bangunan tipikal dengan denah dan tampak segi empat akan menimbulkan tekanan pada sisi di pihak angin (windward) dan hisapan pada sisi belakang angin (leeward), serta tekanan keatas atau ke bawah pada atap. Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 pada Bab 4, dinyatakan :

Pasal 4.1

Beban angin ditentukan dengan anggapan adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisap) yang bekerja tegak lurus bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan ini

(28)

Pasal 4.2

(1) Tekanan tiup minimum = 25 kg/m2

(2) Tekanan tiup untuk lokasi di laut atau tepi laut (sampai sejauh 5 km dari pantai) minimum = 40 kg/m2. Kecuali yang ditentukan pada ayat (3) dan (4). (3) Untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah lain dimana

kecepatan-kecepatan angin mungkin mengahasilkan tekanan tiup yang lebih besar daripada yang ditentukan pada ayat (1) dan (2), maka tekanan tiup harus ditentukan dengan rumus :

) / ( 16 2 2 m kg V

P  ; V = kecepatan angin (m/det)

(4) Untuk cerobong, tekanan tiup = (42,5 + 0,6.h) Kg/m2; dimana h = tinggi cerobong seluruhnya.

(5) Jika suatu gudang terlindung effektir terhadap tekanan angin oleh karena adanya hutang pelindung, atau gedung lain, maka tekanan tiup angin dapat direduksi sebesar 50%.

Pasal 4.3 Koefisien Angin

(29)

Tanda negatif ( - ) artinya hisap

Catatan : Untuk bentuk atap lainnya lihat tabel 4.1 PPI 1983

(2) Untuk gedung yang terbuka sebelah (dinding hanya ada pada satu sisi saja)

Dinding terbuka pada arah angin

(30)

(3) Atap tanpa dinding

a. Atap pelana biasa tanpa dinding Cara I

Cara II

Gambar 2.2 Nilai Koefisien angin berbagai bentuk atap

2.3.2. Beban Gempa

Parameter beban gempa (SNI, 15.2)

Gaya geser dasar rencana total, V, pada statu arah ditetapkan sebagai berikut :

Wt I Cy

(31)

Gaya geser dasar rencana total, V, tidak perlu lebih besar daripada nilai berikut ini, Wt R I Ca Vmaks V 2,5. . Keterangan :

V : adalah gaya geser dasar rencana total, N Vmaks : adalah gaya geser dasar rencana maksimum, N

R : adalah faktor modifikasi respons (lihat tabel 15.2-1, SNI) T : adalah waktu getar dasar struktur, detik

Wt : adalah berat total struktur, N

I : adalah faktor kepentingan struktur yang ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku dalam butir 3.1 dan 3.2 (SNI)

Ca dan Cv : adalah koefisien percepatan gempa yang ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku dalam butir 3.1 dan 3.2

Berat total struktur W, ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut ini : 1) Beban mati total dari struktur bangunan

2) Bila digunakan dinding partisi pada petencanaan lantai maka harus diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 kPa.

3) Pada gudang-gudang dan tempat-tempat penyimpanan barang maka sekurang-kurangnya 25 % dari beban hidup rencana harus diperhitungkan.

4) Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan harus diperhitungkan.

2.3.3. Beban khusus (Aksi-aksi lainnya)

Setiap aksi yang dapat mempengaruhi kestabilan, kekuatan, dan kemampuan layan struktur, termasuk beban khusus, diantaranya :

Gerakan-gerakan pondasi Perubahan temperatur

Deformasi aksial akibat ketaksesuaian ukuran Pengaruh-pengaruh dinamis

(32)

2.4. PERHITUNGAN KOMBINASI PEMBEBANAN (BEBAN MATI, BEBAN HIDUP, BEBAN ANGIN, BEBAN KHUSUS DAN BEBAN GEMPA)

Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat dari beban-beban berikut ini (SNI,2000) :

1) Beban hidup dan mati seperti disyaratkan pada SNI 03-1727-1989 atau penggantinya.

2) Untuk perencanaan keran (alat pengangkat), semua beban yang relevan yang disyaratkan pad SNI 03-1727-1989 atau penggantinya.

3) Untuk perencanaan pelataran tetap, lorong pejalan kaki, tangga, semua beban yang relevan yang disyaratkan pada SNI 03-1727-1989, atau penggantinya. 4) Untuk perencanaan lift, semua beban yang relevan yang disyaratkan pada SNI

03-1727-1989, atau penggantinya.

5) Pembebanan gempa sesuai dengan SNI 03-1727-1989, atau penggantinya. 6) Beban-beban khusus lainnya, sesuai kebutuhan.

Kombinasi beban yang harus diperhitungkan dalam penentuan struktur baja sesuai metode LRFD, adalah sebagai berikut :

- 1,4 D

- 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)

- 1,2 D + 1,6 (la atau H) + (γL.L atau 0,8.W)

- 1,2 D + 1,3 W + γL.L + 0,5 (La atau H)

- 1,2 D ± 1,0 E + γL.L

- 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)

Keterangan :

D : Adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tanga, dan peralatan layan tetap.

L : Adalah beban hidup yang ditimbulakn oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.

La : Adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.

H : Adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air. W : Adalah beban angin

(33)

E : Adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau penggantinya.

Pada table di bawah ini dicantumkan berbagai kombinasi beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur baja, menurut konsep Tata Cara

Perencanaan Konstruksi Baja untuk Bangunan Gedung yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya Dept. PU.

A. Kuat perlu U yang menahan beban mati D dan beban hidup L paling tidak harus sama dengan

U = 1,2 D + 1,6 L

B. Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L dan W berikut harus dipelajari untuk menentukan nilai U yang terbesar.

U = 0,75 (1,2D + 1,6L + 1,6W)

Dimana kombinasi beban harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya dan

U = 0,9D + 1,3W

Dengan catatan bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L, dan W akan diperoleh kekuatan U yang tidak kurang dari

U = 1,2D + 1,6L.

Disamping itu factor reduksi kekuatan, yang memperhitungkan ketidakpastian besarnya kekuatan nominal yang dimiliki elemen-elemen struktur dapat dilihat pada table di bawah ini :

(34)

Tabel 2.3 Faktor Reduksi

No. Kapasitas Rencana Faktor

Reduksi

1. Komponen yang menerima momen lentur o Tumpuan lateral penuh

o Segmen tanpa tumpuan lateral penuh o Pelat badan yang memikul geser o Pelat badan yang memikul geser o Pelat badan pada tumpuan o Pengaku 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 2. Komponen yang menerima gaya aksial

o Kapasitas penampang o Kapasitas komponen struktur

0,85 0,85 3. Komponen yang menerima gaya tarik aksial

o Terhadap kuat tarik leleh o Terhadap kuat tarik lentur

0,90 0,75 4. Komponen yang menerima aksi-aksi kombinasi

o Kuat lentur atau geser o Kuat tarik

o Kuat tekan

0,90 0,90 0,85 5. Komponen sambungan selain baut, pasak, atau las 0,90 6. o Sambungan di baut

o Baut yang memikul geser o Baut yang memikul tarik

o Baut yang memikul kombinasi geser dan tarik o Lapis yang memikul tumpu

o Group baut (kelompok baut)

0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 7. Sambungan Pasak dan Sambungan Pen

o Pasak yang memikul geser o Pasak yang memikul tumpu o Pasak yang memikul momen o Lapis yang memikul tumpu

0,80 0,80 0,80 0,90 8. Sambungan Las

o Las tumpul penetrasi penuh

o Las sudut dan tumpul penetrasi tidak penuh o Las slot dan sumbat

0,90 0,75 0,75

(35)

RANGKUMAN

Beban-beban yang umum terjadi pada struktur baja dapat dikelompokan menjadi : - Beban mati.

- Beban hidup.

- Beban gempa.

- Beban angin.

- Beban tekanan tanah dan air. - Beban khusus.

Beban mati adalah beban kerja akibat gravitasi yang posisinya tetap.Contoh beban mati diantaranya : berat struktur, penutup lantai, penutup atap, dinding, plafon, perlengkapan yang digantungkan pada struktur.

Beban hidup adalah beban pada struktur yang besar dan lokasinya berpindah-pindah, contohnya : kendaraan, barang-barang dalam gudang dsbnya.

Beban khusus adalah setiap aksi yang dapat mempengaruhi kestabilan, kekuatan dan kemampuan layan struktur, diantaranya : perubahan temperatur, deformasi aksial akibat ketaksesuaian ukuran dsbnya.

Dalam menghitung gaya-gaya dalam akibat beban luar dan berat sendiri struktur, maka kombinasi pembebanan perlu dilakukan (beban mati, beban hidup, beban angin, beban khusus dan beban gempa).

(36)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA UNJUK KERJA (KUK)

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

1. Menghitung beban mati dan beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus serta kombinasi pembebanannya

1 Berat sendiri plat, atap, dinding, berat sendiri balok, beban hidup, beban (Mekanikal) & (Elektrikal) dihitung.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan beban mati dan berilah contohnya.

2. Sebutkan tipe pembebanan yang saudara ketahui.

3. Berikan contoh tentang beban hidup

2 Beban angin, beban

gempa dan beban khusus (jika ada) dihitung.

1. Jelaskan sifat beban angin pada bangunan gedung.

2. Apa yang dimaksud dengan beban mati dan beban hidup?

3. Sebutkan beberapa contoh yang termasuk beban khusus

3 Kombinasi (pembebanan) (beban mati, beban hidup,

beban angin, beban

khusus dan beban gempa) dihitung sesuai ketentuan / code.

1. Sebutkan akibat dari beban-beban dalam SNI 2000

2. Sebutkan kombinasi beban yang harus diperhitungkan dalam penentuan struktur baja sesuai metode LRFD.

3. Sebutkan komponen-komponen dalam factor reduksi.

(37)

BAB III

MENGHITUNG BESARAN MOMEN LENTUR, MOMEN

PUNTIR, GAYA LINTANG DAN GAYA NORMAL BAIK

SECARA MANUAL ATAU PROGRAM KOMPUTER

3.1. UMUM

Untuk mampu menghitung momen lentur,momen puntir, gaya lintang dan normal, maka pemahaman terhadap ilmu gaya sangat penting dikuasai.

Selain pengetahuan tentang sifat-sifat baja (profil) sangat mendukung dalam menentukan besaran-besaran daripada gaya-gaya dalam.

3.2. PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG, MOMEN INERSIA, MODULUS ELASTISITAS TIAP ELEMEN STRUKTUR

3.2.1. Sifat-sifat dan Mutu baja

Sifat-sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang (karbon), semakin bertambah kadar carbonnya semakin naik tegangan patah dan regang .

Yang terpenting dari bahan baja untuk diketahui sehubungan dengan analisis metode LRFD adalah sifat-sifat mekanik baja yang umumnya dinyatakan dengan kurva tegangan-regangan yang diperoleh dari hasil pengujian tarik suatu baja lunak (ASTM A-36, atau BJ 33-52, dan yang sejenis lainnya) seperti gambar.

Strain

Gambar 3.1 Kurva Tegangan - Reganan Plastic Strain Hardening Elastic Fy Fu Fy Stress 0 0.1 0.2 0 0.01 0.02 0.03

(38)

Terminologi elastic, plastic atau inelastic, strain hardening, modulus elastistas, tegangan leleh (Fy), tegangan batas (Fu), dan daktilitas, merupakan perilaku dan besaran-besaran yang umum dipakai dalam menentukan kekuatan dan perubahan bentuk struktur.

a. Domain elastik adalah domain dimana bahan atau struktur mempunyai kemampuan untuk kembali pada bentuk asalnya, setelah beban-beban yang bekerja padanya dihilangkan.

b. Domain inelastik adalah lawan dari domain elastik, yaitu bahan atau struktur tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mengembalikan struktur kembali ke bentuk asalnya, sehingga terjadi perubahan bentuk permanen (residual

deformation, sehingga terjadi sejumlah tegangan, residual stress).

c. Daktilitas adalah kemampuan bahan atau struktur untuk melakukan perubahan bentuk dalam domain inelastik, dinyatakan dengan nilai perbandingan antara perubahan bentuk batas dengan perubahan bentuk pada saat keadaan leleh (inelastik) yang pertama kali dicapai.

Sifat Mekanis Baja :

Modulus elastisitas : E = 200.000 Mpa = 2,1 . 106 Kg/cm2 Modulus geser : G = 80.000 Mpa

Angka Poisson : = 0,30

Koefisien Pemuaian : = 12 . 10-6 /˚C

Untuk baja, tegangan leleh/kekuatan leleh dibatasi oleh regangan 0,2%. Mutu baja yang digunakan :

Tabel 3.1. Mutu baja yang digunakan

Jenis Baja Tegangan Putus Minimum fu (Mpa) Tegangan leleh Minimum fy (Mpa) Peregangan Minimum (%) Bj 34 340 210 22 Bj 37 370 240 20 Bj 41 410 250 18 Bj 50 500 290 16 Bj 55 550 410 13

(39)

3.2.2. Profil-Profil Baja Yang Digunakan

A. Profil IWF, HF

Cara penulisan : WF 500 x 300 x 9 x 11

Dipakai pada elemen struktur : balok, kolom portal.

B. Profil Siku-Siku/Angle (sama kaki atau tidak sama kaki) Cara penulisan : L 60 x 60 x 6

Digunakan pada elemen struktur : rangka batang, baik untuk kolom, balok, dan sebagai sambungan.

C. Profil Kanal/Channel

Cara penulisan : C 200 x 75 x 8,5 x 11,5

Digunakan pada elemen struktur : rangka batang pada jembatan, kolom, dan balok.

D. Profil Kanal Kait/Lip Channel

Cara penulisan : C 150 x 50 x 3,2 x 20 Digunakan pada elemen struktur : gording.

E. Profil Pipa/Tabung

Cara penulisan :  50,8 / 3

Digunakan pada elemen struktur : rangka batang bidang maupun ruang, kolom.

tf = 11 bf = 300 tw = 9 d = 500 6 60 60 11,5 8,5 200 75 20 50 3,2 150 3

(40)

F. Profil Tabung/Tube/”Hollow Section”

Cara penulisan : HS 100 x 50 x 2,3

Digunakan pada elemen struktur : balok-balok ringan, rangka batang, jika berukuran besar dapat digunakan untuk kolom.

G. Profil T (Tee)

Cara penulisan : 198 x 199 x 7 x 11

Digunakan pada elemen struktur : rangka-rangka batang dan sambungan.

3.2.3. Perhitungan Luas Penampang

Luas penampang baja sangat berpengaruh terhadap kekuatan baja akibat gaya yang harus dipikul oleh baja tersebut.

Ada beberapa pengertian tentang luas penampang yang harus diketahui, diantaranya :

 Luas bruto : A bruto

 Luas netto : A netto

 Luas netto effektif a. Luas bruto (A bruto)

Luas bruto adalah luas penampang utuh dari suatu profil baja, tanpa adanya perlemahan (lubang). A = b . t t b b

b. Luas Netto (A netto)

Lubang Segaris

Luas netto adalah luas penampang utuh dari suatu baja profil dikurangi luas lubang (perlemahan akibat lubang baut).

2,3 50 100 198 7 199 11

(41)

Jumlah lubang = n (dalam 1 baris)

A netto = b . t – n. A lubang A lubang = d1 . t (d1 = diameter lubang)

Jika letak lubang tidak segaris :

Kasus 1

Caranya :

Kita tinjau beberapa potongan dan luas penampang netto untuk setiap potongan kita hitung dan ambil nilai yang terkecil.

Tinjau potongan yang melalui No. 1 ---- pot a – a

A netto = A bruto – 1 . A lubang

- Tinjau potongan yang melalui 1 dan 4, yaitu pot b – b : Jarak horizontal luang 1 dan 4 dinamakan s

Jarak vertikal lubang 1 dan 4 dinamakan u

A netto = A bruto – 2 . A lubang + (s2.t)/(4 . u); dimana t = tebal pelat

- Bandingkan dengan syarat PPBBI ps : 3.2.3 A netto = 85 % . A bruto

(42)

Kasus 2 :

Tinjau potongan 1 yang melalui A dan B : A netto = A bruto – 2 . A lubang

Tinjau potongan 2 ang melalui A – C – B :

2 2 1 1 2 1 lub . 4 . . 4 . . 3 u t S u t S A A

Anettobrutoang  

Tinjau potongan 3 yang melalui lubang A – C – D :

2 2 2 1 2 1 lub . 4 . . 4 . . 3 u t S u t S A A

Anettobrutoang  

Bandingkan dengan syarat PPBBI : A netto = 85 % . A bruto

(43)

Kasus 3 :

Jarak lubang dalam arah horizontal = s

Jarak lubang dalam arah vertkal adalah u1 dan u2

U2 = gb + ga – t

Tinjau potongan 1 – 1, yang melalui A dan E : Anetto 1-1 = A profil – 2 A lubang

Tinjau potongan 2 – 2, yang melalui lubang B,D,F :

2 2 1 2 lub 2 2 . 4 . . 4 . . 3 u t s u t s A A

Anetto profilang  

dimana u2 = gb + ga – t

Bandingkan hasilnya dengan syarat PPBBI, dimana : A netto = 85 % . A profil, ambil nilai yang terkecil

(44)

c. Luas netto effektif

Pada batang tarik dimana elemen-elemen tariknya tidak sebidang seperti gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Elemen-elemen tariknya tidak sebidang

Gaya N (tarik) disalurkan dari pelat 1 ke profil 2 melalui sarana penyambungan (baut, paku keling, dll).

Harga N yang diijinkan lebih kecil daripada A netto . σ rata-rata Jadi ada harga luas netto efektif (Ae)

Ae = Ct . An

Dimana : Ae : luas netto efektif Ct : faktor reduksi An : luas netto

Untuk semua bentuk dan penampang “ built up”, dimana julah baut dalam 1 baris searah gaya minimum 3 buah, maka Ct = 0,85

Untuk batang dimana jumlah baut dalam 1 baris searah gaya minimum 2 buah, maka Ct = 0,75.

(45)

3.3. PERHITUNGAN MOMEN PRIMER, KEKAKUAN, FAKTOR DISTRIBUSI

Dalam menghitung nilai-nilai momen primer, kekakuan dan faktor distrubusi sangat tergantung pada bentuk konstruksinya dan baja profil yang digunakan dalam perencanaan, termasuk metode perhitungan gaya-gaya dalamyang akan digunakan. Beberapa metode klasik dalam mekanika teknik yang bisa digunakan, diantaranya :

- Metode Cross - Slope deplection - Metode Kany - Metode Takabeya

Metode diatas efektif digunakan jika konstruksi baja yang akan dianalisis cukup sederhana, namun jika konstruksi yang akan dianalisis cukup kompleks maka metode klasik tidak efektif lagi digunakan, karena selain sulit juga memakan waktu yang lama. Untuk itu penggunaan metode modern sangat membantu dalam menghitung besar-besaran yang diinginkan, yaitu metode dengan menggunakan sistem matrix. Metode ini dikembangkan dengan bantuan komputer untuk mempercepat proses perhitungannya.

3.4. PERHITUNGAN GAYA DALAM UNTUK TIAP KOMBINASI BEBAN SECARA MANUAL

Seperti telah dijelaskan pada subbab 3.3, bahwa subbab inipun termasuk dalam materi mekanika teknik (Ilmu Gaya), sehingga diharapkan kepada para peserta pelatihan agar dapat menguasai bidang mekanika teknik, agar dapat mendukung penguasaan terhadap perencanaan struktur baja.

Dibawah ini disajikan langkah-langkah dalam menghitung gaya-gaya dalam, yaitu  Identifikasi beban-beban yang harus dipikul oleh struktur, diantaranya :

- Beban akibat berat sendiri struktur. - Beban akibat tekanan angin.

- Beban akibat penutup atap, dinding, plafon dsbnya.

- Beban akibat peralatan atau asesoris dari mekanikal & elektrikal. - Beban akibat gaya gempa.

- Beban hidup.

- Beban akibat tekanan tanah dan atau hidorstatik.  Hitung besarnya beban-beban tersebut.

 Rencanakan baja profil yang akan digunakan sebagai asumsi awal.

 Tentukan besaran nielai momen inersia (Ix, Iy), momen kelembaman (Wx, Wy) dan luas penampang profil (A) (dapat dilihat pada tabel baja).

(46)

 Tentukan metode yang akan digunakan dalam menghitung gaya-gaya dalam, misalnya Takabeya (metode klasik).

 Hitung nilai distribusi momen (sesuai metode yang digunakan).  Lakukan perhitungan gaya-gaya dalam.

3.5 PROGRAM KOMPUTER

Untuk menghitung struktur baja, pada saat ini sudah banyak program-program komputer yang digunakan (software), diantaranya :

- SAP

- STADPRO

- SANSPRO

- Dsbnya

Dalam modul pelatihan ini, tidak mungkin dijelaskan tentang penggunaan program komputer (software) untuk analisis struktur baja, mengingat waktu pelatihan relatif singkat. Untuk itu kepada peserta pelatihan, diharapkan dapat menguasai salah satu software diatas.

3.6 MODEL STRUKTUR BANGUNAN, INPUT DATA STRUKTUR DAN PROSES ANALISIS STRUKTUR DENGAN PROGRAM KOMPUTER YANG TEPAT

Dalam menentukan software yang tepat yang akan digunakan dalam analisis struktur baja tidak ada ketentuan yang khusus, namun tergantung pada kebiasaan dan pengalaman dari perencana itu sendiri.

Untuk menganalisis struktur baja dengan menggunakan program komputer, maka data-data yang perlu dimasukkan diantaranya :

 Sistem Struktur (dua dimensi atau tiga dimensi).

 Geometrik (Bentuk bangunan, dengan skala yang benar).

 Beban-beban (beban mati, beban hidup, beban gempa, beban angin, beban khusus jika ada, dsbnya).

 Kombinasi pembebanan.

 Data profil baja yang direncanakan (dimensi penampang).  Jenis tumpuan.

Untuk proses analisis strukturnya, disarankan para peserta pelatihan sudah menguasai salah satu dari program komputer diatas.

(47)

RANGKUMAN

Sifat mekanis baja yang penting dalam perencanaan struktur baja, adalah : - Modulus elastisitas E = 200.000Mpa = 2,1 . 106 Kg/cm2

- Modulus geser G = 80.000 Mpa

- Angka Poisson μ = 0,30

- Koefisien Pemuaian α = 12.10-6/oC

Luas penampang baja sangat berperan dalam mempertahankan stabilitasnya akibat gaya yang harus dipikulnya.

Beberapa istilah mengenai luas penampang baja, diantaranya :

- Luas bruto, adalah luas total penampang baja (profil) tanpa adanya perlemahan akibat lubang.

- Luas netto, adalah luas penampang baja (profil) sesudah dikurangi luas lubang untuk penyambungan (baut, paku keling)

- Luas efektif, adalah luas penampang utuh dari baja profil dikurangi luas lubang dikalikan dengan faktor reduksi akibat gaya yang bekerja tidak sebidang dengan baja profil.

Langkah-langkah menghitung gaya-gaya dalam, adalah : - Identifikasi beban-beban yang harus dipikul oleh struktur - Hitung beban-beban tersebut

- Rencanakan baja profil yang akan dipakai

- Tentukan besaran momen inersia, momen kelembaman dan luas penampang

- Hitung factor kekakuan dari masing-masing struktur (batang)

- Tentukan metode yang akan digunakan dalam menghitung gaya-gaya dalam

- Hitung besaran distribusi momen - Lakukan perhitungan gaya-gaya dalam

Program komputer yang umum digunakan untuk menganalisis struktur baja, diantaranya :

- SAP

- STADPRO

(48)

Input data untuk analisis dengan program komputer, adalah : - Sistem struktur (dua dimensi atau tiga dimensi). - Geometrik (bentuk bangunan).

- Beban-beban (beban mati, beban hidup, beban gempa, beban angin, beban khusus).

- Kombinasi pembebanan.

- Data profil baja yang direncanakan. - Jenis tumpuan.

(49)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA UNJUK KERJA (KUK)

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

2. Menghitung besaran momen lentur, momen puntir, gaya lintang dan gaya normal baik secara manual atau program komputer

1 Perhitungan luas

penampang, momen

inersia, kodulus

elastisitas tiap elemen struktur

1. Apa yang terpenting dari bahan baja untuk diketahui sehubungan dengan analisis metode LRFD.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan Domain

elastik.

3. Ada beberapa pengertian tentang luas penampang yang anda ketahui ?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan luas bruto.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan luas netto ?

2 Perhitungan momen

promer, kekauan, faktor distribusi

1. Sebutkan beberapa metode klasik dalam mekanika teknik yang bisa digunakan ? 2. Metode klasik lebih efektif digunakan pada

konstruksi baja yang bagaimana ?

3. Metode modern apa digunakan dalam

menghitung besar-besaran yang

diinginkan ?

3 Perhitungan gaya dalam untuk tiap kombinasi

pembebanan secara

manual

1. Sebutkan langkah-langkah menghitung gaya-gaya dalam ?

2. Identifikasi beban-beban apa saja yang harus dipikul oleh struktur ? :

3. Sebutkan metode yang akan digunakan dalam menghitung gaya-gaya dalam ? Yaitu :

4 Program komputer yang

akan digunakan

1. Sebutkan program komputer apa yang umum digunakan untuk menganalisis

(50)

ditentukan sesuai dengan model struktur.

struktur baja ?

5 Model struktur

bangunan, input data struktur dan proses analisis struktur dengan program computer yang tepat

1. Data-data yang perlu dimasukkan Untuk menganalisis struktur baja dengan menggunakan program komputer ?

2. Beban apa saja yang dgunakan pada struktur bangunan ?

(51)

BAB IV

MENENTUKAN GAYA-GAYA DALAM MAKSIMUM SECARA

MANUAL ATAU PROGRAM KOMPUTER

4.1. UMUM

Kekuatan struktur suatu bangunan merupakan kriteria utama dalam perencanaan bangunan. Tanpa kekuatan , bangunan tidak dapat berdiri, bahkan bangunan yang direncanakan tidak akan pernah terbangun.

Untuk itu perlu diketahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur, sehingga stabilitas struktur yang merupakan faktor kinerja mampu menerima gaya-gaya luar. Gaya-gaya dalam yan harus diperhitungkan, diantaranya adalah :

- Momen lentur dan puntir - Gaya lintang

- Gaya Normal (Tarik dan Tekan)

Salah satu metode analisis struktur baja yang sering digunakan pada saat ini adalah metode LRFD.

4.2. MOMEN (LENTUR DAN PUNTIR) MAKSIMUM UNTUK TIAP ELEMEN STRUKTUR

4.2.1. Perencanaan Untuk Lentur

1) Lentur terhadap sumbu utama kuat

Suatu komponen struktur yang memikul lentur terhadap sumbu kuat (sumbu x), dan dianalisis dengan metode elastis harus memenuhi

M ux  Mn

Keterangan:

Mux : Adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu-x  : Adalah faktor reduksi = 0.9

Mn : Adalah kuat nominal dari momen lentur penampang

Mn : Diambil nilai yang labih kecil dari kuat nominal penampang untuk momen lentur terhadap sumbu-x yang ditentukan oleh Butir 2.2, atau kuat nominal komponen struktur untuk momen lentur terhadap sumbu-x yang

(52)

ditentukan oleh Butir 8.3 pada balok biasa atau Butir 8.4 khusus untuk balok pelat berdinding penuh, N-mm.

2) Momen lentur terhadap sumbu lemah

Suatu komponen struktur yang memikul momen lentur pada sumbu lemahnya (sumbu-y), dan dianalisis dengan metode elastis harus memenuhi

M uy  Mn

Keterangan:

Muy adalah momen lentur perlu terhadap sumbu-y

Mn adalah kuat lentur nominal penampang terhadap sumbu-y

3) Analisis plastis

Suatau komponen struktur yang dianalisis dengan metode plastis harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Berpenampang kompak (lihat Tabel 7.5.1 halaman 30. Tatacara Perencanaan Struktur Baja untuk Gedung / SNI Baja

b) Memenuhi L  Lp (lihat Tabel 8.3-2);SN1 Baja

c) Memenuhi syarat d) Memenuhi persyaratan berikut ini:

Mu   Mn

Keterangan:

Mu adalah momen lentur rencana yang dihitung menurut Butir 2.1.3 Mn adalah kuat lentur nominal penampang yang ditentukan pada Butir 2.2

4) Lentur terhadap sumbu sembarang (bukan sumbu utama)

a) Suatu komponen struktur yang karena adanya kekangan, melentur pada suatu sumbu yang bukan sumbu utamanya harus memenuhi ketentuan pada Butir 11; SNI Baja

b) Suatu komponen struktur yang tanpa dikekang melentur terhadap suatu sumbu yang bukan sumbu utamanya harus memenuhi ketentuan Butir 11 SNI Baja

h

Efy

tw

24.08

Rb

3

Gambar

Gambar 2.1  Tipe pembebanan ditinjau dari penyebarannya
Tabel 2.1 Berat sendiri dari berbagai material
Tabel 2.2  Beban Hidup Merata Tipikal
Gambar 2.2 Nilai Koefisien angin berbagai bentuk atap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga tidak dapat dipi¬sah¬kan dari kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci untuk hidup dan untuk keberadaan dalam

Berdasarkan hasil kesepakatan peneliti dengan guru mitra, rencana yang disusun untuk tindakan kelas siklus II adalah sebagai berikut. 1) Guru membuat suasana kelas

Berdagang dengan menggunakan area yang bukan semestinya Kurangnya tempat yang dapat digunakan untuk berdagang Kurangnya tempat untuk berdagang berakibat pada penggunaan

Karena banyak bangunan yang berada di daerah pinggiran tanah sungai, maka kekuatan pondasi pada bangunan yang berada di pinggiran daerah sungai ini harus didukung

Dari hasil analisis metode deterministik dengan analisis probabilitas (Crystal Ball), didapatkan angka keamanan yang paling besar pada variasi bidang longsor 5,

Variabel yang diamati untuk mawar Lembang dan Malang adalah pertumbuhan panjang tangkai tanaman dan perkiraan masa panen, sedangkan mawar Jepang berupa panjang tangkai,

Pengembangan produk atau perluasan kegiatan usaha telah direncanakan pada tahun ini, yakni produk Konvensional, dimana Perseroan akan menyediakan fasilitas pembiayaan

Dengan sistem bagi hasil migas konvensional dan harga gas saat ini sangat kurang cocok untuk diterapkan pada industri Shale Hidrokarbon, karena dari perhitungan keekonomian