• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 40

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS

DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara dapat diindentifikasi beberapa permasalahan maupun kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan sector kebinamargaan di Sumatera Utara : 1. Sebagian topografi wilayah Sumatera Utara khususnya di kawasan

Pantai Barat dan Kepulauan Nias sangat berbukit dan bergelombang dan memiliki struktur tanah yang tidak stabil. Kondisi ini sangat menyulitkan pembangunan prasarana jalan, jembatan sehingga membutuhkan dana yang lebih besar.

2. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat rawan bencana alam seperti gempa, banjir, longsor sehingga menimbulkan biaya pemeliharaan prasarana jalan lebih besar. 3. Kondisi sebagian besar jalan provinsi di seluruh wilayah Sumatera

Utara yang kondisinya rusak.

4. Masih lemahnya kesadaran pengguna jalan dalam pemanfaatan prasarana jalan.

5. Masih banyaknya kenderaan yang over kapasitas yang beroperasi melebihi daya dukung jalan yang ada, sehingga umur rencana jalan semakin pendek.

6. Rendahnya peran serta pengguna, masyarakat dalam menjaga, memelihara dan memanfaatkan fungsi jalan.

7. Masih rendahnya kemampuan pembiayaan infrastruktur jalan dibandingkan panjang jalan dan tingkat kerusakan jalan.

8. Sulitnya proses ganti rugi tanah karena kesesuaian harga dan eksekusi. 9. Koordinasi antara Dinas Bina Marga Provinsi dengan Dinas PU Kabupaten Kota belum optimal dalam penanganan jalan dan status jalan.

10. Masih lemahnya data akurat terhadap inventarisasi jalan dan jembatan di Provinsi Sumatera Utara.

(2)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 41

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Pembangunan Jangka Menengah Tahap-III Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, merupakan bagian yang tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025, yang diarahkan kepada pemantapan pembangunan secara menyeluruh dengan penekanan pada pembangunan daya saing kompetitif, perekonomian berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Sumatera Utara yang berkualitas yang berkemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat.

Sejalan dengan itu dan berangkat dari motto Provinsi Sumatera Utara yakni Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya, maka dirumuskan Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, sebagai berikut

VISI :

VISI SUMATERA UTARA TAHUN 2013-2018 :

“MENJADI PROVINSI YANG BERDAYA SAING MENUJU SUMATERA UTARA SEJAHTERA”

Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah:

1) Menjadi, bermakna melakukan upaya pembangunan menuju kearah

yang lebih baik;

2) Provinsi, bermakna pemerintah daerah otonom yang memiliki

kewenangan untuk membina dan mengkoordinasikan pemerintah kabupaten/kota;

3) Sumatera Utara, bermakna seluruh wilayah dan komponen/lapisan

masyarakat yang berdiam di Sumatera Utara, yang berasal dariberbagai ragam adat budaya, etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan;

4) Berdaya Saing, bermakna kondisi perekonomian dan sosial

kemasyarakatan berada diatas capaian nasional yang berdaya saing dan menuju terbaik;

(3)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 42

5) Sejahtera, bermakna masyarakat Sumatera Utara memiliki pendapatan

perkapita riil yang lebih baik dari nasional dan menurunkan kesenjangan tingkat pendapatan masyarakat.

MISI :

1) Membangun reformasi birokrasi secara berkelanjutan guna mewujudkan

tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih serta pelayanan publik yang prima (good gevernance and clean govermen);

2) Membangun sumber daya manusia yang memiliki integritas dalam

berbangsa dan bernegara, religious dan berkompetensi tinggi;

3) Membangun dan meningkatkan kualitas insfrastruktur daerah untuk

menunjang kegiatan ekonomi melalui kerjasama antar daerah, swasta, regional dan internasional;

4) Meningkatkan kualitas standar hidup layak, kesetaraan dan keadilan serta

mengurangi ketimpangan antar wilayah.

5) Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengelolaan

sumberdaya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penjelasan makna atas pernyataan misi dimaksud adalah :

1. Pembinaan aparatur pemerintahan yang profesional dan berkompetensi, mendorong penegakan hukum yang konsisten dengan dukungan sistem kepemerintahan yang baik (Good

Governance), bermakna bahwa untuk menunjang pembinaan aparatur pemerintahan yang profesional dan berkompetensi, mendorong penegakan hukum yang konsisten maka arah kebijakan pembangunan kedepan diarahkan kepada pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam rangka peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Menciptakan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing, memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkompetensi tinggi (Pengamalan IMTAQ dan Penguasaan IPTEK), bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi

masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan berdaya saing, memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkompetensi tinggi, maka arah kebijakan pembangunan kedepan difokuskan pada penciptaan suasana kehidupan intern dan antar umat yang saling menghormati dan mencegah konflik antar umat beragama serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat, agar tercipta manusia yang

(4)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 43 sehat jasmani dan rohani dan pembangunan karakter melalui pendidikan yang berkualitas dan berkompetensi sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja;

3. Membangun prasarana dan sarana daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi daerah melalui kerjasama antar daerah, kerjasama dengan swasta dan kerjasama regional dan internasional, bermakna

bahwa untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejehteraan dan pemerataan pembangunan antar wilayah, maka arah kebijakan pembangunan kedepan difokuskan kepada pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi, menghimpun dan menggerakkan semua potensi yang ada dimasyarakat dan menggalang kerjasama antar daerah, kerjasama antara pemerintah dengan swasta dan kerjasama regional dan internasional, pengembangan sarana dan prasarana pendukung pengembangan wilayah pada kawasan cepat tumbuh dan Kawasan Ekonomi Khusus;

4. Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memenuhi standar hidup layak, kesetaraan dan keadilan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah, bermakna bahwa untuk menunjang peningkatan kualitas layanan

masyarakat dalam rangka peningkatan kenyamanan sesuai standard hidup layak, setara dan berkeadilan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah, maka arah kebijakan pembangunan kedepan difokuskan kepada peningkatan pelayanan masyarakat melalui pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, jalan, transportasi, perhubungan, pengairan, air minum dan sanitasi, ketenagalistrikan, telematika, rehabilitasi rumah tidak layak huni;

5. Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengelolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, produktif dan memiliki etos kerja yang tinggi, bermakna bahwa untuk menunjang pembangunan dan

pengembangan ekonomi daerah, maka arah kebijakan pembangunan kedepan diarahkan kepada peningkatan pengelolaan sumber daya alam terbaharukan, menciptakan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, peningkatan produksi untuk penguatan sistem ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat petani/nelayan, penciptaan lapangan kerja baru melalui pengembangan industri dan perdagangan;

(5)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 44

Tujuan dan Sasaran 1). Tujuan :

a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik b. Membangun domokrasi dan partisipasi sosial

c. Menciptakan kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harmoni dalam keberagamaan d. Mewujudkan pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial

e. Mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang berkeadilan

f. Menciptakan masyarakat maju, mandiri, dan berdaya saing dan berwawasan lingkungan

2). Sasaran :

a. Terwujudnya sistem tata kepemerintahan yang baik berlandaskan hukum

b. Terwujudnya peningkatan indeks demokrasi dan partisipasi masyarakat di dalam pembangunan

c. Terwujudnya masyarakat Sumateta Utara yang cerdas, sehat, beriman, bermoral, beretika dan berbudaya

d. Terwujudnya infrastruktur sosial ekonomi dan pengembangan wilayah e. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat

yang berkeadilan

f. Terwujudnya peningkatan daya saing Provinsi Sumatera Utara baik di bidang ekonomi maupun sosial buadaya

Peran Dinas Bina Marga sesuai dengan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

Sejalan dengan Misi ke-3 Gubernur Sumatera Utara Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kerjasama antar daerah, swasta, regional dan internasional, yang bermakna bahwa untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejehteraan dan pemerataan pembangunan antar wilayah, maka arah kebijakan pembangunan kedepan difokuskan kepada pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi, menghimpun dan menggerakkan semua potensi yang ada dimasyarakat dan menggalang kerjasama antar daerah, kerjasama antara pemerintah

(6)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 45 dengan swasta dan kerjasama regional dan internasional, pengembangan sarana dan prasarana pendukung pengembangan wilayah pada kawasan cepat tumbuh dan Kawasan Ekonomi Khusus;

Memasuki era melenium dewasa ini, seluruh daerah memasuki era kompetisi antar daerah, dan dapat dikatakan peran daerah dalam konteks perekonomian banyak ditentukan oleh daya saing, semakin baik daya saing suatu daerah maka semakin diperhitungkan pula peran dan posisi daerah tersebut serta semakin besar peluang untuk menarik investasi asing. Salah satu faktor yang menentukan daya saing antar daerah adalah ketersediaan dan kualitas infranstrukturnya,

Infranstruktur terutama jalan dan jembatan yang menghubungkan antar wilayah dan kawasan adalah merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, disamping sektor lainnya seperti pertanian, perkebunan dan industri serta sektor lainnya. Melalui kebijakan dan komitment pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut dapat diyakini dapat mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi kesenjangan antar kawasan maupun antar wilayah, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi tekanan urbanisasi yang secara keseluruhan akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan infrastruktur jalan mempunyai manfaat langsung dalam peningkatan taraf hidup masyarakat, karena semenjak tahap pembangunan saja telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa pelayanan dan penggunaan dapat membangkitkan perekonomian dengan lancarnya transportasi barang dan jasa antar kawasan dan antara wilayah.

Disamping itu pembangunan infrastruktur jalan berperan sebagai pendukung kelancaran distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun pembentuk ruang wilayah dalam pengembangan kegiatan pembangunan pertanian, industri, dan jasa lainnya. Oleh sebab itu upaya pembangunan yang berkesinambungan dan konsisten perlu perencanaan yang matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu daerah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misinya suatu daerah termasuk dengan pencapaian sasaran dan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

(7)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 46 Oleh karenanya pembangunan jalan dan jembatan harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi harus juga berkualitas agar mampu menciptakan peluang untuk keuntungan ekonomi, keuntungan sosial, peningkatan pelayanan public serta partisipasi dalam peningkatan politik segenap masyarakat. Serta pembangunan itu sendiri harus selaras dan bersinegri dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara target pencapaian kondisi jalan mantap pada akhir perioden masa jabatan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018 ditargetkan sebesar 95 %. Maka Dinas Bina Marga Sumatera Utara sebagai salah satu SKPD di bawah kepemimpinan Gubernur yang mempunyai tugas pokok dan fungsinya mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah/Kewenangan Provinsi dalam urusan wajib, dibidang Pengaturan dan Evaluasi, Pembinaan Pembangunan dan Peningkatan, Pemeliharaan, Pemanfaatan Kebinamargaan (jalan dan jembatan) serta tugas Pembantuan, dengan menyusun rencana program dan kegiatan peningkatan kemantapan jalan provinsi secara bertahap sejak tahun pertama RPJMD hingga akhir RPJMD Tahun 2018.

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DAN RENSTRA DINAS BINA MARGA

Hubungan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara dengan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Bina Marga Kementerian PU mempunyai keterkaitan yang sangat erat dilihat dari tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara jalan sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dituang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 – 2014.

A. Tantangan dan Isu Strategis Bidang Jalan Kementerian

Pekerjaan Umum RI.

(8)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 47

 Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi nasional harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik nasional.

 Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia.

 Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada.

 Menjaga integrasi nasional melalui sistem jaringan jalan nasional, keseimbangan pembangunan antarwilayah terutama percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI), daerah tertinggal, daerah perbatasan, serta mengurangi kesenjangan dalam pulau maupun antara kota dan desa.

 Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagaipengungkit dan pengunci dalam pengembangan wilayah di antara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet.  Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan

jalan yang telah mencapai 11: 0,4 (pendekatan demand approach) yang terus akan mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global, terutama pada lintas utama dan wilayah perkotaan khususnya 8 (delapan) kota metropolitan.

penyelenggaraan secara umum jalan daerah di tengah-tengah desentralisasi dan otonomi daerah dan situasi kelembagaan penyelenggaraan jalan yang masih memerlukan perkuatan terutama dalam menyiapkan produk-produk pengaturan, fasilitasi jalan daerah, dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan.

 Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses -bidang jalan, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya

Isu strategis sub bidang jalan

 Jaringan jalan di lintas utama 4 (empat) pulau besar, yaitu Lintas Timur Sumatera, Pantai Utara Jawa, Lintas Selatan Kalimantan, dan Lintas Barat Sulawesi masih belum memadai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional, dan 11

(9)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 48 (sebelas) ruas strategis di Papua masih sangat kurang dalam mendukung pengembangan potensi wilayah.

 Jaringan jalan tol Trans Jawa (koridor Jakarta – Surabaya) yang masih belum tersambung dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi.

 Masih banyaknya titik kemacetan lalu-lintas pada jaringan jalan di perkotaan terutama di 8 (delapan) kota metropolitan (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar) dan kota-kota non-metropolitan. Demikian pula jalan akses yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan nasional, seperti kawasan industri, pelabuhan laut (outlet) dan pelabuhan udara yang masih mengalami kemacetan.

 Sebagian ruas-ruas baru yang dibangun belum dapat berfungsi karena hambatan penyediaan tanah dan kekurangan alokasi dana.

 Pembebanan berlebih ( overloading) masih terjadi terutama pada lintas Pantura Jawa dan lintas Timur Sumatera.

 Meningkatkan aksesibilitas bagi daerah terisolasi dan terpencil, serta jaringan jalan di kawasan perbatasan dan di pulau-pulau terdepan/terluar terutama pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena belum sepenuhnya berfungsi untuk mendukung transportasi lintas pulau dan melayani mobilitas dan aksesibilitas masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga pertahanan nasional.  Meningkatkan/mempertahankan tingkat kenyamanan prasarana

jalan di tengah-tengah keterbatasan alokasi pendanaan untuk penanganan jaringan jalan.

 Meningkatkan koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan antara penyelenggaraan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan).

Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan dengan amanat RTRWN, yang meliputi pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer

(10)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 49

B. Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum RI.

Visi Kementerian Pekerjaan Umum :

Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang:

“Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”.

Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2025, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.

Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal merupakan perwujudan dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang pekerjaan umum dan permukiman yang penjabarannya meliputi:

1. Kondisi dan fungsi sarana dan prasarana sumber daya air yang dapat memberikan pelayanan yang mendukung terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan;

2. Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimum yang mencakup aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata;

3. Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yaitu penyediaan air minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusia dan dalam jumlah yang memadai serta jaminan pengaliran 24 (dua puluh empat) jam per hari;

4. Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan

menggunakan metode yang ramah lingkungan serta sesuai standar teknis;

5. Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan;

6. Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur PU dan permukiman yang andal tersebut berbasis penataan ruang; dan

(11)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 50 7. Jasa konstruksi nasional yang berdaya saing dan mampu

menyelenggarakan pekerjaan konstruksi yang lebih efektif dan efisien. Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan, sehingga tercipta kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.

Misi Kementerian Pekerjaan Umum RI.

Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian PU, maka untuk mencapai Visi Kementerian PU “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025 ”, ditetapkan Misi Kementerian PU tahun 2010 – 2014, yaitu:

1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan.

4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

5. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.

6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.

7. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.

(12)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 51 8. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan

Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

Sejalan dengan Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum

Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal

untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”. Dan Misi ke-3 Kementerian Pekerjaan Umum “Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan” Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera

Utara tidak terlepas dari keterkaitan dan hubungan erat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara sesuai dengan kewenangan Provinsi yaitu terhadap Jalan Provinsi yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Dukungan dari pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai penyelenggara kebinamargaan sesuai dengan kewenangannya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah kementerian, tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara dan tujuan serta sasaran jangka menengah Pemerintah Kabupaten dan Kota harus saling keterkaitan.

Hubungan keterkaitan dapat dilihat dari beberapa aspek-aspek pembangungan sbb :

1. Koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan antara penyelenggara jalan nasional, jalan provinsi dan jalan Kabupaten/Kota serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan kewenangan, dan perizinanan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan disepanjang koridor jaringan jalan).

2. Koordinasi pembangunan jalan guna mendukung kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota, Pusat Kegiatan Wilayah di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota

3. Koordinasi pendanaan pembangunan dibidang jalan dan jembatan melalui pendanaan pusat, tugas pembantuan dan alokasi khusus maupun pinjaman.

4. Koordinasi penetapan status dan fungsi jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan kabupaten/kota.

5. Koordinasi pembangunan yang bersifat nasional seperti pembangunan jalan tol, pembangunan jalan arteri primer perkotaan dan pembangunan jalan akses mendukung program kegiatan pusat,

(13)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 52

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Kebijakan struktur, pola ruang dan penetapan kawasan strategis di dalam penyusunan RTRW Provinsi Sumatera Utara, dengan perkembangan jumlah penduduk, perkembangan permukiman, perluasan lahan pertanian/perkebunan akan menimbulkan masalah-masalah yang berdampak terhadap pola tata ruang itu sendiri dan lingkungan sekitarnya seperti :

1. Perkembangan jumlah penduduk yang berakibat terhadap perubahan alih fungsi lahan pertanian maupun lahan hutan.

2. Pertumbuhan wilayah, perkembangan pemukiman, perluasan kawasan pertanian dan perkebunan yang berdampak pada penurunan kawasan luas hutan.

3. Perluasan kawasan permukiman akan berdampak terhadap ketersediaan jaringan transportasi baik darat, laut maupun udara yang berdapak terhadap perkembangan pola ruang dan peruntukan.

Kebijakan Struktur Ruang dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara : 1. Pembangunan Bandara Kuala Namu di Kab. Deli Serdang 2. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kab. Batubara 3. Pembangunan jalan susur pantai timur Sumatera

4. Pembangunan Jalan lingkar Kawasan Danau Toba

5. Pembangunan Jaringan Jalan Bebas Hambatan Lintas Provinsi

6. Pembangunan Jaringan Jalan bebas Hambatan Lintas Barat Sumatera 7. Pembangunan Jaringan rel kereta api pantai timur dan pantai barat 8. Pembangunan Jalan alternative Medan – Berastagi

9. Pembangunan Jalan lingkar Pulau Nias.

Pusat-Pusat Kegiatan di Provinsi Sumatera Utara :

1. Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Mebidangro (Medan-Binjai,Deli Serdang-Karo)

2. Pusat Kegiatan Wilayah meliputi Tebing-Tinggi, Sidikalang, Pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Sitoli, Padang Sidempuan dan Sibolga.

3. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke Simalungun, Batubara dan Asahan.

(14)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 53

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Di bidang transportasi, Pemerintah telah menetapkan Bandara Kuala Namu sebagai Bandara Utama dan menjadi Hubungan Barang dalam Penerbangan. Demikian juga Pelabuhan Laut Kuala Tanjung yang ditetapkan sebagai pelabuhan Hubungan bagian Barat Indonesia. Kedua transfer point ini tidak akan berarti tanpa adanya sistem transportasi yang baik, terintegrasi dan berkesinambungan.

Pengembangan sejumlah kawasan dalam rangka optimalisasi potensi ekonomi, sosial dan budaya wilayah di Sumatera Utara khususnya wilayah-wilayah yang belum berkembang seperti wilayah-wilayah pedesaan, wilayah-wilayah dataran tinggi, wilayah pesisir dan pulau-pulau terpencil menuntut adanya prasarana transportasi yang cukup dan handal sebagai prasyarat. Kawasan-kawasan baru yang akan dibangun dalam RPJM-D 2013-2018 meliputi Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi dan Kawasan Agromarinpolitan didaerah pesisir dan pulau terluar Sumatera Utara. Sehubungan dengan itu, isu strategis yang perlu menjadi perhatian ialah:

1) Belum optimalnya infrastruktur transportasi (jalan/jembatan), perhubungan, sumber daya air, energi dan fasilitas lainnya, khususnya pada daerah kabupaten yang berada didaerah yang sulit dijangkau;

2) 2) Kondisi sebagian besar jalan-jalan di seluruh wilayah Sumatera Utara baik yang berstatus nasional, provinsi maupun kabupaten berada dalam keadaan yang kurang baik khususnya di Pantai Barat; 3) Pembangunan jalan tol antar provinsi Sumatera Utara,Provinsi Riau

Provinsi NAD dalam rangka pembangunan Kawasan Agropolitan, Agromarine Politan dan Kawasan Ekonomi lainnya.

4) Pembangunan jalan kelas I meliputi 3 jaringan jalan, yaitu: (1) jalan yang menghubungkan Merek - Seribudolok-Saran Padang - Bangun Purba - Lubuk Pakam - Medan, (2) menghubungkan Merek - Kaban Jahe - Bersatagi - Simpang Empat - Medan-Binjai, (3) menghubungkan Siborong-borong - Dolok Sanggul - Parbuluan-Tanjung Beringin/Sumbul – Merek

5) Dalam rangka pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, dibutuhkan pembangunan jalan kereta api dari pusat kawasan ke Kuala Tanjung sebagai Global Hubungan untuk pelabuhan ekspor. Jaringan kereta api tersebut meliputi Merek – Seribudolok - Raya - Tebing tinggi - Kuala Tanjung

6) Pembangunan jalan tol Merek – Seribudolok – Raya – Pematangsiantar -Tanjung Balai

(15)

Renstra Dinas Bina Marga Provsu 2013-2018 54 Toba.

8) Pembangunan dan peningkatan struktur jalan mendukung kawasan Agropolitan dan Kawasan Mebidangro

9) Pembangunan dan peningkatan struktur jalan lingkar pulau Nias. 10) Pembangunan jalan kawasan barat pulau Sumatera dan jalan status

baru sebagai jalan provinsi.

11) Pembangunan daerah tertinggal, daerah pemekaran dan terisolir. 12) Peningkatan Struktur Jalan Strategis Provinsi di Setiap Kab./Kota di

Referensi

Dokumen terkait

Capaian penerimaan Pajak Daerah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,43 persen dengan total 16,43 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, dimana pada Triwulan I

Menguji dan menganalisis pengaruh bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi penjuaalan, personal selling dan publisitas secara parsial terhadap kepuasan

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa konsep dakwah merupakan cerminan dari unsur-unsur dakwah, sehingga gagasan dan pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari suatu

Anak usia 3-6 tahun telah memperoleh kosakata, yaitu kosakata dasar (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, kata yang berhubungan dengan kekerabatan, dan

Secara fisik tampak pula bahwa populasi Alor menunjukkan kesamaan dengan populasi dari Papua .1 Penelitian lain 6,7 yang men- dasarkan pada analisis komposisi percampuran

58 LEUWILIANG CIBEBER II kampung Cibeber Opat RW 1 NON PROGRAM - Rehabilitasi Jalan Lingkungan DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH. 59 LEUWILIANG CIBEBER II kampung

Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian seni, pengertian desain, dan keterkaitan antara seni dan desain dilihat

Sehati tersebut penulis mendapatkan ide untuk membuat sebuah program perancangan sistem pendukung keputusan berbasis website menggunakan metode perhitungan SAW (Simple