• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Bab Dua

Kajian Pustaka

Pengantar

Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada ruang pasar. Beberapa konsep teoritis tersebut digunakan untuk mempertegas penjelasan pada bagian analisis atau sintesis sehingga pada bagian ini tiga konsep yang dianggap relevan untuk dibahas antara lain Strategi (strategy), Relasi (relations), dan Kebutuhan (needs). Ketiga konsep ini selain sebagai penerang juga merupakan dasar argumen untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua. Dengan demikian ketiga konsep tersebut akan dibahas sebagai berikut.

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Mama-mama asli Papua merupakan sebuah kelompok masya-rakat yang mempunyai kegiatan baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam kegiatan ini tentu memerlukan cara atau strategi agar setiap kegiatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan sukses. Strategi yang dimiliki pedagang mama-mama asli Papua terlahir dari sebuah tantangan dan kondisi yang kurang berpihak pada kegiatan mereka. Tantangan dan kondisi tersebut menciptakan perilaku dalam kehidup-an mereka untuk bisa beradaptasi dengkehidup-an lingkungkehidup-an ykehidup-ang semakin hari semakin berkembang dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (Rangkuti, 1998)

(2)

menyatakan “strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi”.

Adaptasi membutuhkan sebuah kekuatan pribadi baik secara modal maupun strategi, secara kelompok maupun individu, untuk mampu menemukan solusi (jalan keluar) dari persoalan tersebut. Solusi yang menjadi strategi secara sadar atau tidak telah menciptakan perilaku pedagang mama-mama asli Papua baik secara individu maupun kelompok. Kreativitas yang muncul dari sebuah rangsangan situasi telah membentuk persaingan dalam memanfaatkan peluang dan kesempatan yang terjadi. Kondisi persaingan harus dijawab dan diatasi dengan kerja keras disertai strategi yang sesuai dan tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Grant (1999), menyatakan bahwa strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Strategi menjadi bagian dari upaya pedagang mama-mama asli Papua untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Strategi itu terlahir bukan melalui sebuah planning, namun keadaan dan situasilah yang memaksa mereka harus bisa melakukan sesuatu. Dari sini muncul kebiasaan-kebiasaan yang mendatangkan keuntungan, sehingga pada akhirnya menjadi sebuah perilaku yang terarah untuk mencapai tujuan. Adapun strategi itu sendiri tidak terlepas dari berbagai bagian yang saling terkait satu dengan lainnya dan mempunyai kekuatan secara kelompok atau organisasi. Secara umum strategi menurut Bryson (2001), didefinisikan sebagai pola, tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan alokasi sumber daya dari organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi melakukannya.

Berbagai strategi yang digunakan pedagang mama-mama asli Papua dalam proses mencapai tujuan merupakan sebuah pola yang disesuaikan dengan orientasi individu maupun kelompok dalam bentuk organisasi baik secara formal maupun informal. Semua tujuan yang diharapkan tentu bernilai positif atau bermanfaat sehingga memotivasi setiap tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam rangka mencapai target. Begitu pun pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

(3)

pedagang mama asli Papua di pasar, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok juga merupakan strategi untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Hamel dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Tindakan dalam berbagai sudut pandang yang berbeda dilandasi dengan sebuah harapan yang mengarah pada perubahan yang diingin-kan. Tindakan yang berupa perilaku dalam hal melakukan kegiatan ekonomi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Strategi pintu utama merupakan sebuah strategi oleh pedagang mama-mama asli Papua dalam melakukan kegiatan ekonominya yang bertu-juan untuk mempertahankan pendapatan dan kehidupan keluarga. Kutanegara (2006) dalam penelitiannya tentang bakul gendong di Jatinom menunjukkan bahwa pilihan perempuan untuk terlibat di sektor perdagangan merupakan salah satu alternatif yang dapat dila-kukan ketika mereka harus mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Penelitan El Kari Panannangan (2011), mengkaji tentang strategi yang diterapkan oleh para pedagang pasar terapung Muara Kuin. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa strategi mempertahan-kan kelangsungan hidup (rumah tangga) menggunamempertahan-kan segenap ke-mampuan setiap anggota keluarga, modal, dan aset untuk memperta-hankan kelangsungan hidupnya. Strategi yang digunakan oleh rumah tangga pedagang pasar terapung Muara Kuin antara lain adalah strategi Konsolidasi. Hal yang sama juga terlihat pada penelitian Cramb et al. (2009), yang menunjukkan bahwa strategi nafkah rumah tangga petani menjadi sangat bergantung pada pasar komoditas yang diusahakan.

Pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan sebagai anggota dan pengelola rumah tangga. Mereka mempunyai peran dan fungsi yang berbeda namun dengan tujuan yang sama. Dalam hal mencari nafkah rumah tangga, seorang perempuan juga mempunyai peranan yang sesuai dengan peluang dan kesempatan yang dimiliki, dan dengan

(4)

peran tersebut akan memberi konstribusi pada pendapatan keluarga. Konstribusi yang diperoleh melalui berbagai kegiatan, baik pada pertanian maupun kegiatan jual beli di pasar. Tani maupun jual beli menjadi sebuah peranan yang dilakukan oleh seorang wanita sebagai anggota keluarga untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

White (Sajogyo 1994), mengemukakan bahwa peranan wanita tani dapat didukung oleh pendekatan curahan waktu atau tenaga yang imbalannya akan memiliki nilai ekonomi (menghasilkan pendapatan) maupun nilai sosial (mengurus dan mengatur rumah tangga dan solidaritas mencari nafkah dalam menghasilkan pendapatan rumah tangga). Dengan demikian pekerjaan wanita merupakan pekerjaan produktif karena selain mencari nafkah, mengurus rumah tangga, juga menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.

Wanita sebagai bagian dari keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup rumah tangga, baik dari segi ekonomi maupun nilai-nilai sosial yang berlaku. Posisi produktif yang dimiliki oleh seorang wanita dalam rumah tangga mempunyai peran ganda, antara lain mengurus dan mengatur rumah tangga, mencari nafkah, mendidik anak-anak, juga harus mampu memanage waktu (waktu untuk bekerja dan untuk keluarga). Fungsi dan peran tersebut merupakan sebuah strategi untuk mengatasi kehidupan rumah tangga agar tujuan yang diinginkan untuk mencapai perubahan kehidupan keluarga dapat terwujud.

Demikian pula yang terjadi pada pedagang mama-mama asli Papua. Berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi persoalan keluarga merupakan langkah dan pertimbangan rasional. Salah satu strategi yang bertahun-tahun mereka gunakan untuk mempertahankan kegiatan jual beli di Pasar Remu adalah strategi pintu utama. Strategi ini cukup rasional, bahkan mampu menghasilkan nilai tambah (penghasilan) dalam kehidupan keluarga mereka. Menurut Popkin (Rustinsyah, 2009), strategi rasional adalah cara untuk memaksimalkan usahanya demi mendapatkan keuntungan.

Perilaku merupakan sebuah usaha yang didasari oleh keinginan maupun tujuan untuk mencapai sebuah kepentingan yang berkaitan

(5)

dengan kebutuhan. Perilaku menjadi sebuah strategi yang mengarah pada proses kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat untuk indi-vidu maupun kelompok, berdasarkan pertimbangan rasional. Perilaku sebagai pertimbangan rasional yang berkaitan dengan kegiatan eko-nomi akan memperhitungkan kegiatan yang dilakukan pada posisi maksimal untuk mendapat keuntungan. Maksimal dalam keuntungan menjadi pertimbangan utama dalam sebuah kegiatan ekonomi. Untuk mendapatkan selisih antara usaha dan keuntungan memerlukan sebuah strategi yang berkaitan dengan unsur modal, keterampilan, peluang, kondisi, kerjasama, dan kerja keras. Dengan berbagai unsur tersebut akan memungkinkan terjadinya peluang dalam kegiatan atau usaha yang dilakukan. Dengan kekuatan strategi yang bersifat rasional akan mempercepat apa yang menjadi tujuan dalam proses kegiatan yang dilakukan yang dijalani baik secara individu maupun secara bersama-sama.

Membangun Hubungan di antara Pedagang melalui Relasi

Sosial

Dalam berbagai kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia tidak terlepas dari keterlibatan pihak lain. Keterlibatan dalam kehidupan sosial baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan bagian terpenting dari suatu kehidupan sosial. Keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat dilalui dalam berbagai situasi dan motivasi. Situasi dan motivasi akan mempertemukan berbagai keperluan dan kepentingan di antara individu maupun antara individu dengan kelompok. Situasi kerjasama yang semakin kuat dan kokoh akan terjalin sebuah pema-haman yang bermanfaat bagi kehidupan individu itu sendiri. Relasi dalam kerjasama tentu didorong oleh berbagai motivasi-motivasi dalam konteks yang berbeda. Relasi pada ruang pasar akan memberi peluang yang mengarah pada kerjasama yang saling memberi manfaat.

Menurut Abdullah (2006), di dalam ruang itulah berbagai etnis dapat belajar berkomunikasi dengan cara yang dapat diterima secara umum, mereka saling belajar untuk menerima perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh kelompok lainnya. Nagara (2008), mengatakan

(6)

bahwa efektivitas komunikasi antar etnis merupakan salah satu upaya yang dapat menunjang hubungan harmonis dalam masyarakat multi-kultur. Sementara Suharto (2008), menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki modal sosial tinggi cenderung bekerja secara gotong royong, merasa aman, dan mampu mengatasi perbedaan-perbedaan untuk mencapai tujuan bersama.

Relasi antar pedagang dalam ruang pasar mempunyai tujuan masing-masing yang menjadi motif terciptanya sebuah interaksi. Motif yang mendorong terciptanya sebuah interaksi terutama di antara para pedagang baik secara individu maupun kelompok merupakan sebuah modal sosial yang mendukung proses kerjasama, baik antara pedagang dan pedagang maupun pedagang dengan konsumen (pembeli). Modal sosial yang terjadi pada kehidupan pasar bertujuan untuk memberikan manfaat sekaligus memperkuat arah pada pengembangan kegiatan jual beli yang dilakukan. Kerjasama dalam suatu ruang kegiatan tentu didukung dengan nilai dan norma serta dituntut sebuah kepercayaan dan kejujuran demi menjaga nilai maupun norma yang terjadi dalam bentuk relasi kerjasama. Sebagaimana Laksono (2009) katakan, bahwa modal sosial di lingkungan pasar tradisional dengan mengembangkan pola usaha yang memelihara nilai dan norma kejujuran, saling mem-percayai, kerjasama pedagang dengan konsumen, maupun di antara sesama pedagang. Fukuyama (1995) mengemukakan, modal sosial adalah asosiasi dari individu-individu yang menyadari dan menerima nilai-nilai bersama bila dikembangkan akan memiliki nilai ekonomis yang besar dan terukur.

Interaksi dalam bentuk kerjasama yang terjadi di antara para pedagang berada dalam berbagai latar belakang berbeda. Perbedaan etnis, pola mata pencarian, dan pengalaman menjadikan interaksi akan semakin baik namun juga berpeluang terjadi gesekan. Interaksi yang baik akan memposisikan masing-masing individu untuk saling mem-butuhkan serta membuka ruang kerja sama, sedangkan interaksi yang berpeluang terjadinya gesekan masing-masing individu menonjolkan dan mempertahankan perbedaan dalam berinteraksi, sehingga pada posisi ini tidak terjadi ruang kerjasama. Suharto (2008) mengartikan modal sosial sebagai sumber yang timbul dari adanya interaksi antara

(7)

orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian pengukuran kuat atau lemahnya modal sosial bukan pada interaksinya tetapi pada hasil interaksinya, yaitu ikatan-ikatan emosional yang menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan.

Coleman (2008) menyatakan bahwa modal sosial diperlukan untuk mengantisipasi pandangan bahwa manusia harus bersaing bebas, yang pada kasus-kasus tertentu ternyata mendatangkan kesengsaraan pada manusia. Modal sosial bersifat produktif yang me-mungkinkan pencapaian tujuan dengan kebersamaan. Sementara Putnam (1993), mengatakan bahwa modal sosial terdiri dari jejaring sosial (social network), dan norma-norma yang berasosiasi dengan jejaring tersebut yang memiliki dampak terhadap produktivitas dari masyarakat.

Interaksi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai ruang dan kegiatan bertujuan untuk memberikan konstribusi pada setiap individu dan kelompok yang membangun sebuah kerja-sama. Konstribusi yang diharapkan dari sebuah kegiatan akan bertu-juan memberikan manfaat pada perubahan kehidupan secara ekonomi pada suatu masyarakat maupun individu, sehingga modal sosial mempunyai posisi yang sangat kuat pada sebuah interaksi yang terjadi. Menurut Muriel Aza (2001), modal sosial adalah produk dari interaksi sosial dengan potensi untuk berkontribusi terhadap sosial, kemasya-rakatan atau kesejahteraan ekonomi dari suatu masyarakat.

Hubungan sosial berawal dari relasi yang dibangun di antara individu dan kelompok yang dimulai dengan berbagai kesempatan dan kegiatan. Kesempatan melalui kegiatan akan mempertemukan berbagai individu dan kelompok dan berpeluang terjadinya sebuah kerjasama dengan melibatkan berbagai modal yang dimiliki. Modal tersebut berasal dari usaha yang diperoleh dengan mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang ada, baik secara individu maupun kelompok. Perpaduan antara kekuatan individu maupun kelompok yang berupa pengalaman dan potensi yang dimiliki akan menghasilkan kekuatan modal bersama. Sebagaimana Hasbullah (2006) yang mengkaitkan antara modal sosial, modal manusia, modal alam, dan modal ekonomi. Menurutnya kaitan antara keempat modal tersebut akan menghasilkan

(8)

community capital. Bordieu dan Wackman (Field, 2005) menjelaskan tentang modal sosial yaitu sebagai berikut: Modal Sosial adalah jumlah sumber-sumber daya, aktual atau virtual (tersirat) yang berkembang pada seorang individu atau sekelompok karena kemampuan untuk memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan yang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan pengenalan timbal balik.

Individu dan masyarakat menjadi bagian terpenting suatu tatanan kehidupan sosial. Tatanan sosial dihidupkan oleh individu maupun masyarakat dengan berbagai kegiatan dan tujuan dari setiap individu dan masyarakat dalam kehidupan sosial. Masyarakat dan individu menjalin sebuah relasi atau interaksi yang mengarah kepada kerjasama dan kepentingan bersama dan tidak terlepas dari ide dasar yang dibangun lewat modal sosial. Ide dasar berawal dari kelompok yang kecil, anggota keluarga, maupun teman. Sebagaimana Woolcock et.al (2000), menjelaskan bahwa ide mendasar dari modal sosial adalah keluarga, teman dan asosiasi yang memiliki aset penting, sesuatu yang dapat digunakan dalam krisis, dinikmati sebagai milik sendiri, dan digunakan untuk mendapatkan keuntungan material. Menurut Franke (2007), konsep dari modal sosial cenderung diasosiasikan pada partisipasi sosial masyarakat dengan jaringan-jaringan kerja-sama dan solidaritas.

Kebersamaan dalam kehidupan sosial ekonomi akan diikuti dengan keterlibatan bersama baik secara kelompok maupun individu dengan berbagai kegiatan yang mengarah kepada tujuan menciptakan relasi-relasi sosial yang bernilai positif untuk memperkuat modal. Kekuatan sebuah modal sosial akan melibatkan berbagai sumber daya yang dimiliki baik pada diri sendiri maupun orang lain. Lewat interaksi yang berbentuk kerjasama akan saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Gaag (2005) menjelaskan bahwa, hubungan-hubungan sosial ini dapat menjadi simpanan yang berharga (a store of value) karena melalui hubungan sosial ini memungkinkan seseorang meman-faatkan sumber daya yang dimiliki oleh orang lain. Lin (2001), menyimpulkan bahwa premis di balik modal sosial adalah sederhana,

(9)

yaitu investasi dalam hubungan sosial dengan mengharapkan keun-tungan dalam suatu pasar.

Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat dengan mengguna-kan berbagai modal sosial, baik secara fisik maupun non fisik bertujuan untuk mempertahankan dan menghidupkan interaksi sosial di antara individu maupun kelompok pada posisi yang saling menguntungkan. Keakraban pada ruang kegiatan pasar yang terjadi di antara para pedagang merupakan salah satu proses pemanfaatan modal sosial yang ada. Para pedagang menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pribadi atau memberikan peluang bagi pedagang lain memanfaatkan modal tersebut. Pemanfaatan modal di antara para pedagang lebih pada memperkuat sebuah kegiatan ekonomi yang dila-kukan. Penggunaan modal yang dimiliki baik dari orang lain maupun sumber daya sendiri, tujuan utamanya adalah memposisikan dan mempertahankan serta mengharapkan peluang keuntungan dari apa yang dilakukan.

Kebutuhan sebagai Motivasi Beraktivitas

Dalam setiap kehidupan yang dilalui oleh manusia mempunyai harapan dan tujuan. Untuk mencapai harapan dan tujuan, tentu diikuti dengan suatu usaha lewat berbagai kegiatan dan kesempatan. Usaha dan kesempatan menjadi sebuah peluang yang dimanfaatkan oleh setiap manusia baik secara individu maupun kelompok. Untuk meman-faatkan kesempatan yang ada, harus dilakukan dengan suatu usaha yang baik dan terarah. Sementara usaha atau aktivitas yang dilakukan tentu didorong oleh suatu tujuan yang harus dicapai dengan kemam-puan dan kesiapan yang juga dalam porsi yang sama. Peluang dan kemampuan maksimal yang dilakukan secara terarah dan baik akan mendorong perubahan pada setiap tujuan yang diinginkan oleh indi-vidu, kelompok dan keluarga. Perubahan yang menjadi harapan dalam kehidupan manusia mempunyai porsi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dan kesempatan yang diman-faatkan, sehingga faktor utama yang menggerakkan seseorang untuk sampai pada tujuan dengan suatu usaha adalah tuntutan kebutuhan.

(10)

Tuntutan menimbulkan kekuatan untuk melakukan usaha atau kegiatan demi mempertahankan kehidupan. Secara umum Yuwono (2013) menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia itu sebenarnya terbatas jenisnya. Kebutuhan dapat dikelompokkan dalam dua jenis. Pertama, kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan yang langsung diperlukan untuk mempertahankan hidup dan martabat kemanusiaan (pangan, layanan kesehatan, layanan keamanan, sandang, papan, dan pendidikan). Kedua, kebutuhan bantu, yaitu kebutuhan yang tidak langsung diperlukan untuk membantu terpenuhinya kebutuhan pokok. Secara umum kebutuhan bantu ini disebut bekerja. Orang bekerja – apa pun jenis pekerjaannya – adalah untuk memperoleh sarana (penghasilan) memenuhi kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan keamanan, sandang, papan, dan pendidikan. Tetapi orang bisa saja bertani, berolahraga, berlatih beladiri, menenun, bergotong royong memba-ngun rumah, atau belajar mandiri untuk memperoleh pengetahuan. Inipun dapat dikategorikan sebagai bekerja.

Mama-mama asli Papua dengan kegiatan jual belinya merupakan sebuah usaha atau kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kebutuhan hidup yang lebih baik. Untuk mencapai kebutuh-an hidup secara maksimal didukung dengkebutuh-an sebuah semkebutuh-angat usaha yang maksimal pula. Kegiatan jual beli yang dilakukan secara tidak langsung merupakan tujuan dan tuntutan dari kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang diharapkan pun perlu ada kekuatan bersama di antara anggota keluarga yang menjadi bagian dari suatu kehidupan dalam tatanan masyarakat. Kebutuhan yang mendorong seseorang melakukan suatu pekerjaan tidak terlepas dari tuntutan pemenuhan kebutuhan secara material maupun spiritual.

Campbell, (1979) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuh-an spiritual dkebutuh-an material diperlukkebutuh-an mkebutuh-anajemen ykebutuh-ang baik. Di dalam pendekatan manajemen keluarga, diperlukan kerjasama antara suami, istri, anak, dan anggota lainnya. Tujuan hidup akan tercapai apabila semua subsistem secara fungsional melaksanakan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Keberfungsian subsistem sangat didorong oleh apa yang menjadi tujuan hidup. Di sisi lain, pencapaian tujuan hidup dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki. Tujuan hidup yang ingin

(11)

dicapai adalah pendidikan anak yang baik, memiliki status sosial, mempunyai keluarga sakinah, memiliki tabungan, memiliki rumah, dan lain-lain. Gerungan (2002) mengatakan, keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan seorang anak, dimana keluarga adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan individu sebagai tempat seseorang untuk belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.

Kebutuhan menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia yang mendorong seseorang melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan yang diinginkan. Dalam proses men-capai kebutuhan tersebut dilakukan melalui kegiatan yang berbeda dan pemenuhannya pun secara bertahap melalui peluang yang diterima. Peluang dan kesempatan tidak terlepas dari interaksi yang terjadi dalam kehidupan sosial, baik individu maupun kelompok. Keluarga menjadi bagian dari kehidupan sosial mempunyai fungsi berbeda yang berkaitan dengan kebutuhan. Deacon & Firebouugh (1988), menjelas-kan, paling tidak terdapat dua fungsi keluarga yaitu fungsi instrumental dan fungsi ekspresif. Fungsi instrumental berkaitan dengan fungsi memperoleh sumberdaya eksternal seperti pendapatan dan akses ekonomi lainnya serta dukungan dari luar. Keberfungsian instrumental berkaitan dengan keberfungsian ekspresif yaitu pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, kesehatan, interaksi dalam keluarga, juga pengasuhan anak.

Berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu maupun kelompok, memaksa dan mendorong mereka untuk melakukan kegiat-an dengkegiat-an memkegiat-anfaatkkegiat-an berbagai pelukegiat-ang ykegiat-ang ada. Aktivitas ykegiat-ang dilakukan dalam berbagai ruang dan peluang melibatkan berbagai sumber daya yang dimiliki, baik pada diri individu maupun dalam lingkungan sosial yang tersedia. Untuk mencapai dan memantapkan tujuan ke arah perubahan maka diperlukan kolaborasi di antara berbagai sumber yang tersedia secara efektif dan efisien. Untuk meng-efektifkan dan mengefisienkan kolaborasi, setiap individu dan masya-rakat dituntut kemampuan berupa keterampilan, relasi, dan kerja keras. Mereka harus mampu memanfaatkan peluang secara kreatif dan

(12)

berdaya saing untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu dalam kehidupan manusia.

Untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan dan persaingan pada kehidupan sosial diperlukan sebuah keinginan yang tinggi. Robbin (2002) mengemukakan bahwa, motivasi adalah keinginan untuk mela-kukan sesuatu sebagai upaya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Sementara Handoko (2001) mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Berbagai ke-mampuan dan peluang yang dimiliki untuk mencapai keinginan perlu memanfaatkan kekuatan-kekuatan individu maupun kelompok, baik secara formal maupun informal.

Referensi

Dokumen terkait

Manajer investasi akan berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti T/D, SBI,

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang akan di teliti dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah representasi seksualitas dalam lirik

sebesar 22,94% dari target 17,06% atau mencapai 134,5% dari target yang ditetapkan (formula perhitungan terlampir). Operasi kapal pengawas di Wilayah Timur dilaksanakan

Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya

Kesesuaian terapi antiviral yang diberikan oleh dokter untuk pasien mengacu pada Persatuan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) yang merekomendasikan pemberian antiviral untuk

Prosedur pengolahan nilai dibagi menjadi lima, yang pertama prosedur penginputan data siswa, orang Tua atau Wali murid datang ke SMP Islam Al-Falah Bekasi lalu

Sedangkan partisi pembeda Π memastikan representasi berbeda untuk semua simpul di graf G, yaitu dengan menunjukkan jarak simpul v ∈ V (G) ke semua kelas partisi dalam Π dan