• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI GORONTALO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI GORONTALO

A. Gambaran Umum Institusi

Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo merupakan salah satu unit pelaksana teknis Badan POM di Propinsi, yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang Pengawasan produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen, keamanan pangan dan Bahan Berbahaya.

Dalam bidang pengawasan ini masih banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh Balai POM di Gorontalo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengawas sekaligus pembina dibidang obat dan makanan agar dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dari kemungkinan beredarnya produk yang tidak bermutu dan tidak aman yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

Sebagai implementasi dari hal tersebut perlu dilakukan peningkatan di beberapa sisi antara lain penajaman sasaran pengawasan, tindakan proaktif terhadap masalah yang terjadi di wilayah kerja disamping juga meningkatkan pembinaan dan pelayanan kepada pelaku usaha dibidang obat dan makanan yang didukung oleh kemampuan uji mutu dan keamanan yang handal serta didukung pula oleh sumber daya termasuk sumber daya manusia yang ada harus mampu melaksanakan tugas dengan sebaik–baiknya, sehingga apa yang diharapkan organisasi dapat tercapai.

Upaya khusus untuk mengembangkan komitmen seluruh anggota organisasi perlu adanya koordinasi dan komunikasi dengan stake holder sebagai faktor sukses kunci terus

(2)

diupayakan ditingkatkan melalui peningkatan komunikasi efektif dan pertemuan dengan seluruh stake holder yang ada didaerah baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten / Kota. Untuk itu Balai POM di Gorontalo akan selalu berupaya untuk mampu memenuhi harapan masyarakat sekaligus mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

Pada tanggal 19 Januari 2011 Badan POM RI menerima sertifikat ISO 9001 : 2008 tentang Quality Manajemen System (QMS). Hal ini berarti Badan POM RI, termasuk Balai POM di Gorontalo telah berkomitmen untuk melaksanakan pelayanan bermutu, terstandar dan selalu berupaya untuk berubah ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu (continous improvement). Selain itu untuk Sertifikasi laboratorium, Laboratorium Pengujian Balai POM di Gorontalo telah mendapatkan sertifikat dari KAN untuk penerapan ISO 17025.

Dalam rangka menegakkan Reformasi Birokrasi, Balai POM di Gorontalo telah melakukan penyusunan dokumen mengenai SPIP (Sistem Pengawasan Internal Pemerintah). Dalam komitmen antikorupsi Badan POM RI telah menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK pada tahun 2012. Hal ini berarti Badan POM RI beserta seluruh jajarannya telah berkomitmen untuk melaksanakan penggunaaan anggaran dengan cara yang baik dan benar, serta tidak melakukan penyimpangan yang berhubungan dengan korupsi.

Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Gorontalo

Penyelenggaraan upaya pengawasan obat dan makanan mencakup aspek yang sangat luas, mulai dari penyusunan standar sarana dan produk, penilaian produk yang didaftarkan (Registrasi), pengambilan contoh produk dilapangan, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, pengujian laboratorium dari contoh produk yang diambil di lapangan, hingga ke penyelidikan dan proses penegakan hukum terhadap berbagai pihak yang melakukan penyimpangan cara produksi dan distribusi, maupun pengedaran produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 64 tahun 2005 tentang perubahan ke 6 (enam) atas keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, maka Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Gorontalo adalah sebagai berikut.

TUGAS POKOK :

Melaksanakan kebijakan di bidang Pengawasan Produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplimen, Keamanan

(3)

Pangan dan Bahan Berbahaya.

FUNGSI :

1. Penyusunan Rencana dan Program Pengawasan Obat dan Makanan

2. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, Kosmetik, Produk Komplimen, Pangan dan Bahan Berbahaya.

3. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi.

4. Pelaksanan Pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi.

5. Pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.

6. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan.

7. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.

8. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.

10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugasnya.

B. VISI dan MISI Balai POM di Gorontalo

Balai POM di Gorontalo mempunyai visi dan misi mengacu pada pernyataan visi & misi Badan POM RI, mengingat Balai POM di Gorontalo merupakan UPT dari Badan POM RI.

VISI :

MISI :

Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi

masyarakat.

Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi

masyarakat.

Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market berstandar Internasional.

Menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.

Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.

Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization) Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market berstandar Internasional.

Menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.

Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.

Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

(4)

Misi Balai POM di Gorontalo disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tuntutan pada masyarakat yang menginginkan perlindungan dan keamanan diri dan keluarganya dari penggunaan produk sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat keamanan dan mutu serta melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, psikotropik, zat adiktif serta bahan kimia yang merugikan masyarakat.

C. Budaya Organisasi Balai POM di Gorontalo

Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi merupakan pedoman yang harus selalu dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas. Nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam suatu organisasi menjadi semangat bagi anggota organisasi dalam berkarya. Nilai budaya tersebut tercermin sebagai berikut:

Menegakkan Profesionalisme dengan integritas, objektifitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi.

Dengan Kredibilitas yang terpercaya yang diakui oleh masyarakat luas, Sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kebutuhan yang sesungguhnya yang diharapkan oleh masyarakat.

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

PROFESIONAL

KREDIBEL

CEPAT TANGGAP

(5)

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.

Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.

D. Sasaran Pengawasan

Sasaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan strategis pengawasan obat dan makanan adalah :

1. Terawasinya mutu, keamanan dan manfaat produk terapetik, obat tradisional, kosmetik, PKRT, produk komplemen dan pangan yang beredar serta dipatuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang produksi, distribusi dan peredaran produk terapetik/obat, kosmetik, PKRT, obat tradisional, produk komplemen dan pangan.

2. Tercegahnya penyalahgunaan dan penggunaan yang salah terhadap obat keras, narkotika, psikotropika, serta bahan berbahaya lainnya dan Terkendalinya penyaluran narkotika, psikotropika dan obat keras yang digunakan untuk pengobatan.

3. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga mampu membentengi dirinya dari resiko penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat mutu, keamanan, dan manfaat serta terhindarinya masyarakat dari informasi OMKABA yang tidak objektif dan menyesatkan.

4. Terakuinya kemampuan laboratorium Balai POM Gorontalo dalam sistem akreditasi nasional.

5. Terwujudnya jaringan kerjasama lintas sektor termasuk dengan pemerintah daerah yang efektif dan efisien.

E. Data Umum Wilayah Kerja 1. Luas Wilayah

Provinsi Gorontalo memiliki luas wilayah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah propinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Secara geografis Provinsi Gorontalo berada di bagian utara pulau Sulawesi, yaitu berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah timur dan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah barat, sedangkan di sebelah utara berhadapan langsung dengan Selat Sulawesi dan sebelah selatan berbatasan

(6)

dengan Teluk Tomini.

Peta Provinsi Gorontalo

2. Wilayah Kerja Balai POM di Gorontalo

Wilayah kerja BPOM di Gorontalo meliputi 1 Kota dan 5 Kabupaten dengan rincian luas masing-masing wilayah sebagai berikut :

• Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 1.735,93 km2 • Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km2 • Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.291,81 km2 • Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km2 • Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.777,03 km2 • Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km2

3. Pola Transportasi

Pola Transportasi yang digunakan ke semua kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo adalah melalui transportasi darat.

4. Lama Waktu Perjalanan ke Wilayah Kerja

Tergantung wilayah kerja yang akan dikunjungi, waktu tempuh tercepat dari ibu kota Provinsi adalah sekitar ± 1 jam dengan kendaraan umum, sedangkan waktu tempuh terjauh selama ± 8 jam yaitu ke Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato.

5. Kependudukan

Jumlah penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2011 adalah 1.062.883 jiwa, di mana perempuan mencakup angka tertinggi yang berjumlah 534.027 jiwa sementara laki-laki berjumlah 528.856 (Sumber BPS : Gorontalo Dalam Angka 2012). Laju pertumbuhan penduduk Gorontalo tahun 2011 mencapai 2,28 persen (Data berdasarkan sensus terakhir BPS pada tahun 2010). Pada tahun 2011 jumlah terbesar berdasarkan kelompok umur adalah usia 0 - 4 tahun yaitu sebesar

(7)

111.388 jiwa sedangkan yang terendah adalah usia diatas 75+ tahun yaitu sebesar 9.976 jiwa.

6. Data Demografi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2011 sebesar 7,68% dengan persentase penduduk miskin sebesar 12,87 % dan persentase rumah tangga yang menggunakan penerangan listrik sebesar 77,71%. Sumber : BPS (Gorontalo Dalam Angka 2012).

F. Kapasitas Balai POM di Gorontalo 1. Lingkungan Internal

Balai POM di Gorontalo terletak di Jl. Prof. DR. B.J. Habibie, Desa Toto Selatan, Kec. Kabila, Kab. Bone Bolango yang berbatasan dengan wilayah Kota Gorontalo.

2. Luas Tanah

1.

Kantor Lama (Pos POM) : 333 m2 2. Kantor Baru : 5.630,12 m2

3. Luas Bangunan

1.

Kantor Lama (Pos POM) : 100 m2 2. Kantor Baru : 2.277,60 m2

4. Status Kepemilikan Tanah

1. Kantor Lama (Pos POM) : Hak milik Badan POM RI 2. Kantor Baru : Hak Pakai

5. Penerangan

PLN : 82 KVA

(8)

Genset : 135 KVA

6. Sarana Komunikasi

Nomor Telepon : (0435) 822052; (0435) 8703732 Nomor Fax : (0435) 822052

Alamat E-mail : ulpk_gorontalo@yahoo.co.id; bpom_gorontalo@pom.go.id Jaringan Internet : VPN

7. Kendaraan (Laik Pakai)

Kendaraan Roda Empat

1. Suzuki APV Arena GL : Tahun perolehan 2008 2. Toyota Rush : Tahun perolehan 2009

3. Toyota Kijang Innova G : Tahun perolehan 2010 Kendaraan Roda Dua

1. Kawasaki : Tahun perolehan 2007

2. Yamaha Jupiter Z : Tahun perolehan 2009

8. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo per 31 Desember 2012 adalah 43 orang di tambah 12 Orang Pegawai Non PNS dengan rincian sebagai berikut :

Pegawai PNS

• Tata Usaha : 9 pegawai • Teranokoko : 13 pegawai • Pangan & Mikro : 10 pegawai • Pemdik Serlik : 11 pegawai Pegawai Non PNS

• Satpam : 5 orang

• Laboran : 4 orang

• Cleaning Service : 1 orang

• Sopir : 2 orang

9. Jenis Pendidikan

Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo dengan jumlah pegawai 43 Pegawai berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda sebagai berikut :

• Strata Dua (S2) : 1 orang • Apoteker : 16 orang

(9)

• Strata Satu (S1) : 9 orang • Diploma Tiga (D3) : 17 orang

dan terbagi di Unit kerja Sub. Bag. Tata Usaha, Seksi Pengujian dan Seksi Pemdik Serlik.

10. Peralatan Laboratorium

Jumlah Peralatan utama Laboratorium dan peralatan laboratorium Pengujian di Balai POM Gorontalo sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 sebagai berikut :

Laboratorium Teranokoko Laboratorium Mikrobiologi

(10)

No Alat/instrumentNama PengadaanTahun Jumlah Total Jumlah Standar Minimum Laboratorium Ket

Baik Terkaliberasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 A A S 2011 1 - - 1 1

-2 Aflatest Equipment 2011 1 - - 1 -

-3 Anaerobic Jar 2011 2 - - 2 4

-4 Antibiotic Zone Reader 2011 1 - - - 1

-5 Autoclave 2009,2011 &2012 2 1 1 4 2

-6 Automated TLC System 2011 1 - - 1 -

-7 Aqua demineralisator 2011 2 - - 2 2

-8 Automatic titrator/Karl-Fisher 2011 1 - - 1 1

-9 Bejana Kromatografi 2009 & 2012 18 - - 18 14

-10 Bunsen Burner 2011 4 - - 4 -

-11 Chemical Storage Cabinet 2011 4 - - 4 -

-12 Centrifuge Eks pos pom*,2011 & 2012 3 - - 3 5 Optimalisasi2009

13 Colony Counter 2009&2011 2 - - 2 1

-14

Conductivity meter

2009 - 1 - 1 1

-15 Dehumidifier 2011 10 - - 10 6

-16 Desiccator (besar) Eks pos pom* &2011 7 - - 7 8 Optimalisasi2009

17 Desiccator (kecil) Eks pos pom* 1 - - 1 10

-18 Destillation app. (aquadest) Eks pos pom*,2011 & 2012 3 - - 3 4

-19 Disintegration Tester 2011 1 - - 1 2

-20 Dissolution Tester 2009&2011 - 3 - 3 2

-21 Fluorometer * - - - 1

-22 Fogging System 2011 1 - - 1 -

(11)

-No Nama Alat/instrument Tahun Pengadaan Jumlah Total Jumlah Standar Minimum Laboratorium Ket

Baik Terkaliberasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

24 FTIR - - - 1

-25 Funnel Shaker 2011 3 - - 3 5

-25 GC (det. ECD, FID, NPD) 2011 1 - - 1 2

-26 GC MS - - - 1

-27 Glass Filter Holder + Vacuum 2009&2011 4 - - 4 5

-28 Gutzeit App. - - - 2

-29 Heating Mantle 2009&2011 6 - - 6 7

-30 HPLC 2009&2011 6 1 - 7 7 -31 Inkubator 20-25°C 2011 - 1 - 1 4 -32 Inkubator 30°C 2011 - 1 - 1 1 -33 Inkubator 35-37°C 2009 - 1 - 1 2 -34 Inkubator 41-42°C 2011 - 1 - 1 1 -35 Inkubator 43°C - - - 1 -36 Inkubator 44-44.5°C 2011 - 1 - 1 1

-37 Laminar Air Flow (BSL*) 2008, 2009,2011 4 - - 4 3

-38 Lampu UV λ 254 & 366 nm 2009 2 - - 2 3 Optimalisasi2009

39 Lemari asam 2009&2011 6 - 1 7 7

-40 Lemari Pendingin 2011 4 - - 4 9

-41 Magnetic Stirrer + Hot Plate 2009&2011 6 - - 6 6

-42 Magnetic Stirrer Bar - - - 15

-43 Micropipette (Berbagai ukuran) 2011 21 - - 21 -

-44 Micropippette Holder 2011 3 - - 3 -

-45 Microsyringe 5 μl for GC - - - 2

(12)

-No Nama Alat/instrument PengadaanTahun Jumlah Total Jumlah Standar Minimum Laboratorium Ket

Baik Terkaliberasi Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 47 Microsyringe 25 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -48 Microsyringe 50 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -49 Microsyringe 100 μl for TLC 2009 10 - - 10 25 -50 Microsyringe 100 μl for HPLC 2009 1 - - 1 25 -51 Microwave Digestor 2011 1 - - 1 1

-52 Microscope Tinocular & Digital Camera 2009 1 - - 1 2

-53 Moisture Balance 2011 - 2 - 2 -

-54 Muffle Furnace Eks pos pom* &2011 - 3 - 3 4

-55 Nitrogen Analyzer (kjeldahl) 2009&2011 1 1 - 2 2

-56 Oven 2009&2011 - 3 - 3 9 1*

57 Oven Sterilisasi 2009 - 1 - 1 3

-58 Particle Counter * 2011 1 - - 1 1

-59 pH. Meter 2011&20122009, 1 2 - 3 6

-60 Piknometer 5 ml Eks pos pom 1 - - 1 4

-61 Piknometer 10 ml Eks pos pom &2012 4 - - 4 4

-62 Piknometer 25 ml 2012 5 - - 5 -

-63 Pipette Dispenser 2011&2012 61 - - 61 -

-64 Pipette Washer (ultrasonic) 2009 1 - - 1 4

-65 Polarimeter - - - 1

-66 Refraktometer - - - 2

-67 Rotary Evaporator 2009 1 - - 1 2

(13)

-G. Tantangan Lingkungan

Dengan makin gencarnya globalisasi dan era pasar bebas, maka ke depan tugas pengawasan obat dan makanan akan semakin luas dan kompleks. Seiring dengan itu, ekspetasi masyarakat juga terus meningkat untuk mendapatkan perlindungan yang semakin baik terhadap resiko penggunaan produk obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat. BPOM di Gorontalo dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan makanan tidak lepas dari berbagai tantangan antara lain :

1. Sumber Daya Manusia

Luasnya wilayah cakupan (catchment area) dan luasnya jangkauan pengawasan Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo cukup optimum dengan jumlah tenaga yang ada, terutama tenaga di Pemeriksaan dan Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen, di Laboratorium Pengujian serta Tata Usaha sehingga perlu penambahan pegawai baru agar kinerja Balai bisa lebih baik kedepannya.

2. Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang peningkatan kinerja. Kendala yang dihadapi balai POM di Gorontalo terkait dengan sarana dan prasarana antara lain terbatasnya biaya pemeliharaan Baik Gedung Bangunan, Peralatan Gedung dan perbaikan alat laboratorium, tidak adanya tenaga teknisi khusus perbaikan alat laboratorium. Penyediaan sarana sistem informasi pada era saat ini mutlak diperlukan untuk kepentingan komunikasi dan informasi yang efektif, sistem pelaporan yang singkat dan efisiensi kertas, jasa pos dan lain sebagainya. Hal tersebut mengingat banyaknya kegiatan yang harus dilaporkan dan dikoordinasikan dengan Badan POM pusat serta meningkatkan kecepatan tindak lanjut yang harus diambil dalam menghadapi suatu permasalahan.

3. Koordinasi Lintas Sektor

Koordinasi dengan Lintas Sektor masih perlu ditingkatkan terutama dalam memberantas peredaran obat palsu, produk yang tidak terdaftar dan mengandung bahan berbahaya serta peredaran produk ilegal yang dapat merugikan kesehatan masyarakat.

Permasalahan yang berhubungan dengan keamanan produk, manfaat dan mutu produk obat dan makanan adalah sangat komplek sehingga penanganannya pun harus dilakukan bersinergi dengan berbagai pihak. Kerjasama yang harus ditingkatkan antara lain dengan instansi kepolisian, dinas perdagangan dan perindustrian, dinas kesehatan, badan narkotika nasional, lembaga masyarakat lainnya, media masa serta pihak lain yang berhubungan dengan fungsi dan tugas balai POM. Penguatan jejaring sosial ini mutlak diperlukan agar fungsi

(14)

pengawasan baik pre market maupun post market dapat berjalan secara efektif dan optimal. Peran masyarakat dan media dalam membantu pengawasan produk obat dan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan juga harus ditingkatkan untuk menciptakan rasa aman dan terlindungi dari produk obat dan makanan yang merugikan kesehatan.

4. Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat

Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan produk, manfaat dan mutu produk obat dan makanan masih kurang Berdasarkan Data BPS Masyarakat Gorontalo yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan dimana angka kemiskinan masih tergolong tinggi yaitu 20 % (data BPS 2012) serta tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan faktor penghambat dalam hal peningkatan wawasan tentang pentingnya penggunaan dan konsumsi obat dan makanan secara baik dan benar. Kebanyakan masyarakat hanya melihat dari segi ekonomi dalam menggunkan atau mengkonsumsi obat dan makanan serta kurang memperhatikan keamanan produk itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus seperti

Peran semantis apa saja yang melekat dalam nama hewan Hund di

KUMPULAN CARPON GEULANG KORONCONG KARANGAN HOLISOH M.E PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP KELAS IX (ULIKAN FÉMINISME). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik Dengan SPSS, Yogyakarta: Gava Media.. Bimbingan dan Konseling di Istitusi

Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan Tahun 2014 (ST2013 STU) yang meliputi latar belakang kegiatan,

Dalam persoalan industri farmasi/obat di Indonesia, pergeseran termaksud akan terjadi pada produk obat-obatan ala Barat, khususnya yang berasal dari obat dengan cap dagang asli dan

Hubungan Pemahaman Mengenai Manfaat Belajar Bahasa Jerman dengan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Hubungan intensitas menonton film berbahasa Jerman dengan kemampuan menyimak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |