• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN STATUS KLINIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN STATUS KLINIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI

LAPORAN STATUS KLINIK

NAMA MAHASISWA : GANESA PUPUT DINDA KURNIAWAN

N.I.M. : P 27226009061

TEMPAT PRAKTIK : RSUP SOERADJI TIRTONEGORO PEMBIMBING : I. SULISTIYO, S.ST.FT

Tanggal Pembuatan Laporan : 7 Januari 2013

Kondisi/kasus : FT B

I.

KETERANGAN UMUM PENDERITA

N a m a : Ny. S.A

Umur : 69 th

Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Bakal, Karang Duren, Kebonarum, Klaten No. CM : 513837

II. DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT

(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, radiologi, dll)

Diagnosis medis : Osteoarthritis genue bilateral Medika mentosa : - Meloxicam

- Fitbon - Ranitidin Foto rontgen : tidak ada

(2)

III. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang

(Termasuk didalamnya lokasi keluhan, onset, penyebab, factor-2 yang memperberat atau memperingan, irritabilitas dan derajad berat keluhan, sifat keluahan dalam 24 jam, stadium dari kondisi)

 Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada pada kedua lututnya, tetapi terasa lebih nyeri pada lutut kanannya bagian depan medial dan lateral apabila berdiri dari posisi duduk dan berjalan yang lama.

 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri pada lutut kanannya bagian depan medial dan lateral. Oleh karena faktor usia dan aktivitas sehari hari. Nyeri pada lututnya sejak tahun 2010. Nyeri dirasakan bertambah saat dari posisi duduk yang lama ke berdiri dan jika pasien berjalan jauh. Untuk mengurangi rasa sakitnya pasien mulai berobat ke RSUP SOERADJI TIRTONEGORO pada mei 2011 untuk mendapatkan pengobatan dan terapi oleh fisioterapi. Sampai saat ini pasien masih rutin ke fisioterapi RSUP SOERADJI TIRTONEGORO sekali dalam seminggu.

2. Riwayat Keluarga Dan Status Sosial

(Lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, aktivitas rekreasi dan diwaktu senggang, aktivitas sosial)

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal dengan suami beserta anaknya. Sehari – harinya kegiatan pasien melakukan aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan

(3)

membersihkan rumah. Pasien juga aktif di kemasyarakatan seperti mengikuti pengajian di sekitar rumahnya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta

Pasien tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung,

diabetes militus (+), dan darah tinggi (-).

B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Tanda Vital

(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan) o Tekanan darah : 150 / 90 mmHg

o Denyut nadi : 84 x / menit o Pernapasan : 20 x / menit o Temperatur : - o Tinggi badan : 156 cm o Berat badan : 68 Kg

2. Inspeksi / Observasi

 Statis :

Pada posisi pasien tidur terlentang di dapat hasil : 1. Terpasang dekker

2. Tampak udema 3. Deformitas(-) 4. Tampak obesitas

Dinamis :

Pola jalan pasien seirama, pasien terlihat menahan nyeri. Setelah dari posisi duduk pasien merasa kesulitan untuk berdiri mengeluhkan nyeri bertambah.

3. Palpasi

 Palpasi ada spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor .  Terdapat nyeri tekan.

(4)

 Ada atrofi otot quadriceps dan hamstring.

 Suhu pada lutut kanan suhu lebih hangat dibanding lutut sebelah kiri.

 Terdengar bunyi krepitasi pada lutut kanan saat pasien diminta untuk menekuk dan meluruskan lututnya dan krepitasi pada patela kanan

 Non pitting udema pada lutut kanan

 Terdapat spasme otot sekitar sendi lutut kanan bagian medial.

4. Joint Test

a. Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis)

o Gerak aktif

Dari pemeriksaan gerak aktif diperoleh hasil gerakan tidak full ROM dikarenakan ada nyeri pada sendi lutut kanan dan terdengar bunyi krepitasi pada sendi lutut kanan saat pasien diminta menekuk dan meluruskan lututnya.

o Gerak pasif

terdapat nyeri dan terdengar bunyi krepitasi pada akhir gerakan fleksi lutut kanan saat terapis menekuk dan meluruskan lutut secara bergantian. Saat menekuk endfeel sendi lutut kanan adalah lunak dan keras saat diluruskan.

o Gerak isometris melawan tahanan

Terdapat nyeri gerak pada lutut kanan bagian depan sebelah medial. Terdapat penurunan kekuatan otot.

c. Pemeriksaan Gerak Pasif Accessory

Tidak dilakukan.

5. Muscle Test

(kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi nyeri, lingkar otot)

Kelompok otot Kanan Kiri

Fleksor Knee 4- 5

Ekstensor Knee 4 5

Adductor hip 4- 5

Fleksor hip 4 5

(5)

6. Neurological Test

(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, dll) Tidak dilakukan.

7. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas

o Kemampuan Fungsional

Pasien tidak mampu melakukan aktivitas duduk ke berdiri jika lama, jongkok lama ke berdiri, dan berjalan jauh karena merasakan nyeri pada lutut kanannya.

o Aktivitas Fungsional

Pasien mengalami nyeri pada lutut kanannya sehingga merasa terganggu untuk BAB dan BAK.

o Lingkungan Aktivitas

Di rumah pasien tidak terdapat trap – trapan , rumah pasien menggunakan WC duduk

8. Pemeriksaan Spesifik

o Pemeriksaan nyeri dengan VAS

Posisi Derajat Nyeri

Diam 1

Gerak 3

Tekan 1

o Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi dengan Goneometer

Kanan Kiri LGS Normal

LGS Aktif S 0º - 0º - 100º S 0º - 0º - 120º S 0º - 0º - 130º LGS Pasif S 0º - 0º - 110º S 0º - 0º - 130º o Pengukuran antopometri Patokan pengukuran Kanan (cm) Kiri (cm) 5 cm diatas patella 44 42 Patella 41 38 5cm distal patella 36 34 10 cm proksimal 46 48

(6)

patella

20 cm proksimal patella

59 62

o Pemeriksaan Stabilitas Sendi Lutut

- Test hiperekstensi sendi lutut pasif Kanan ( - ), Kiri ( - ) - Laci sorong Kanan ( + ), Kiri ( - )

- Graviti sign ( + )

- Hipermobilitas Valgus ( + ) , Varus ( - )

o Tes Meniskus

- Appley test Kanan ( - ), Kiri ( - )

o IMT = 27.93(obesitas)

Tinggi badan : 156 cm Berat badan : 68 Kg IMT= 68/(1.56)2

(7)

HASIL PEMERIKSAAN SKALA JETTE

Bentuk Aktivitas Kemampuan beraktivitas Nilai

Berdiri dari posisi duduk

Nyeri 3 ( nyeri ) Kesulitan 2 ( agak mudah ) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan ) Berjalan 15 meter Nyeri 2 ( nyeri ) Kesulitan 2 ( agak mudah ) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan )

Naik tangga tiga trap

Nyeri 2 ( nyeri ) Kesulitan 2 ( agak mudah) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan )

(8)

C. UNDERLYING PROCCESS

(CLINICAL REASONING)

D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment

DEGENERASI

Sklerosis (pemadatan tulang pada kartilago yang rusak) Penipisan kartilago (rusak)

Terbentuk osteofit pada subkondral

Penebalan membran synovial dan peningkatan

cairan synovial

NYERI Peradangan pada

bagian synovial Pasien enggan

bergerak

Penetrasi & perubahan suhu lebih terkonsentrasi pd jaringan otot

Sintesis enzim hyoloridase

meningkat EXERCISE (TM Lutut, penguatan otot quadriceps

dengan PNF

NYERI BERKURANG

Penurunan kekuatan otot, LGS menurun

Kekuatan otot meningkat dan posisi sendi diperbaiki serta

memperbaiki joint play movement Sirkulasi menjadi lancar

Vasodilatasi

Gerak aktif

Homeostatis cairan sendi diperbaiki

Pengangkutan substansi

P meningkat Membantu remisi / perbaikan

Spasme otot sekitar sendi Massage (efflaurage) Otot menjadi rileks Spasme berkurang Penekanan nociceptor berkurang Kemampuan Fungsional Meningkat IR

(9)

Nyeri pada lutut kanan, keterbatasan LGS pada lutut kanan dan penurunan kekuatan otot sekitar sendi lutut kanan dan oedema.

Spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor

2. Functional Limitation

Mengalami penurunan ADL karena kesulitan berdiri dari posisi duduk, kesulitan jongkok berdiri, kesulitan naik turun tangga, dan tidak bisa berjalan jauh.

3. Disability / Participation restriction

Pasien mengeluh sakit saat mengikuti pengajian di lingkungan sekitar rumahnya karena harus duduk bersimpuh.

E. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Panjang

Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari – hari dengan normal dan tanpa keluhan.

2. Tujuan Jangka Pendek

Mengurangi udema atau bengkak pada lutut kanan, nyeri pada sendi lutut kanan,

meningkatkan kekuatan otot sekitar sendi lutut kanan, mengurangi keterbatasan LGS sendi lutut kanan.

3. Teknologi Intervensi Fisioterapi

 Strengthening Quadriceps

 Terapi Manipulasi pada lutut – Mobilisasi sendi lutut – Traksi lutut

– Translasi patela kearah medial, lateral dan dorsal – Translasi tulang tibia kearah anterior dan posterior

( Tujuan untuk memperbaiki joint play movement knee joint )  IR

(10)

F. RENCANA EVALUASI

Pengukuran nyeri dengan skala VAS, pengukuran kekuatan otot dengan MMT, pengukuran LGS dengan goneometer, Skala Jette, pengukuran antopo metri.

G. PROGNOSIS

- Quo ad vitam : baik

- Quo ad sanam : baik

- Quo ad functionam : baik - Quo ad cosmeticam : baik

H. PELAKSANAAN TERAPI

Tindakan Fisioterapi yang digunakan a. Terapi manipulasi pada lutut Pelaksanaan terapi

Beri penjelasan kepada pasien tentang terapi yang diberikan dan tujuan dari terapi Gerakan mobilisasi fleksi dan ekstensi lutut

Posisi pasien : tidur terlentang

Pegangan : tangan terapis memegang kaki pasien bagian bawah atau ankle Gerakan : berikan gerakan kearah fleksi dan ekstensi pada regio lutut Gerakan traksi non spesifik tibia searah dengan axis longitudinal tibia

Posisi pasien :tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300 Posisi terapis : berdiri di distal pasien

Fiksasi :pada tungkai atas

Pelaksanaan : terapis memegang tungkai bawah pasien (di proksimal ankle). Kemudian lakukan traksi searah axis longitudinal tibia (6/8 kali traksi), berikan traksi dengan diikuti gerakan eksorotasi dan endorotasi lutut

Gerakan translasi spesifik patela ke distal (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien :terlentang dengan lutut fleksi

(11)

Pelaksanaan : bagian pangkal palmar tangan heterolateral diletakkan pada tepi proksimal patella memberi dorongan( translasi patela) kearah distal, tangan homolateral memegang patella dengan ibu jari dan jari jari dari distal berfungsi mengarahkan gerak patella

Gerakan translasi spesifik patela ke medial dan lateral (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien : terlentang dengan lutut fleksi

Posisi terapis : berdiri disamping lutut sisi yang diterapi

Fiksasi : kaki pasien difiksasi dengan ditindih dengan lutut terapis Pelaksanaan : ibu jari homolateral diletakkan pada tepi lateral patella dan mendorong patella (translasi patella) kearah medial. Ibu jari heterolateral membantu mendorong

Translasi patella ke lateral dilakukkan dengan cara yang sama, ibu jari dari tepi medial patella

Gerakan translasi non spesifik tibia anterior

Posisi pasien : tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300

Posisi terapis : duduk di distal pasien dengan bahu menyangga tungkai bawah pasien

Fiksasi : pada tungkai atas sedistal mungkin

Pelaksanaan : terapis memegang tungkai bawah pasien dari dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan tarikan kearah ventral atau anterior

Gerakan translasi non spesifik tibia posterior atau dorsal

Posisi pasien : terlentang tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 300 Posisi terapis :berdiri di sebelah medial dan distal lutut pasien Fiksasi : pada tungkai atas

Pelaksanaan tangan terapis homolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan kearah dorsal saat yang sama tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki mengikuti gerakan yang terjadi

b. Penguatan otot quadriceps dengan PNF

Rhytmichal Stabilization adalah suatu tehnik stabilisasi yang ritmis, terasa nyaman, menggunakan kontraksi isometrik dari kelompok agonis dan antagonis.

Pelaksanaan - Dimulai pada tempat dimana pasien belum memiliki stabilitas yang bagus.

- Aproksimasi diberikan terus menerus (melalui tangan Terapis atau berat badan pasien).

(12)

- Kesempatan pertama diberikan pada pola gerak yang lebih kuat. - Aba-aba: … pertahankan disini! , tidak boleh terjadi pergerakan

maupun rotasi.

- Mulai pada arah gerak yang kuat, tahanan secara perlahan dipindahkan.

- Tahanan secara perlahan ditingkatkan.

- Saat perpindahan, tidak boleh ada aproksimasi yang baru. - Penahanan oleh pasien tidak boleh dihentikan/diputus c. Infra Merah

- Pasien tidur terlentang

- Posisikan IR tegak lurus pada kedua lutut

(13)

I.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Evaluasi Nyeri dengan VAS

T1 T2 T3 T4

Nyeri diam 1 1 1 -

Nyeri gerak 3 3 2 -

Nyeri tekan 1 1 1 -

LGS dengan goneometer, setelah 3 kali terapi

Kanan Kiri LGS Normal

LGS Aktif S 0º - 0º - 100º S 0º - 0º - 120º

S 0º - 0º - 130º LGS Pasif S 0º - 0º - 110º S 0º - 0º - 130º

Kekuatan otot dengan MMT Hasil:

Kelompok otot Pre Post

Kanan Kiri Kanan Kiri

Fleksor 4 5 4+ 5 Ekstensor 4 5 4+ 5 Fleksor hip 4 5 4 5 Ekstensor hip 4 5 4 5 Adductor hip 4- 5 4 5 Abductor hip 4- 5 4 5

HASIL EVALUASI PEMERIKSAAN SKALA JETTE Bentuk Aktivitas Kemampuan beraktivitas Nilai

Berdiri dari posisi duduk

Nyeri 2 ( nyeri ) Kesulitan 2 ( agak mudah ) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan ) Berjalan 15 meter Nyeri 1 ( Tidak nyeri ) Kesulitan 1( mudah ) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan )

(14)

Naik tangga tiga trap Nyeri 2 ( nyeri ) Kesulitan 2 ( agak mudah) Ketergantungan 1 ( tanpa bantuan )

J. HASIL TERAPI AKHIR

Pasien tersebut datang dengan keluhan nyeri pada lutut akibat dari penipisan bantalan sendi dan penumpuan beban yang berlebihan pada lutut akibat obesitas. Nyeri dirasakan pasien terutama saat melakukan aktivitas duduk ke berdiri, naik turun tangga, berdiri lama, berjalan terlalu jauh serta aktivitas fungsional lainnya yang membebani sendi lutut secara berlebihan. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 3x dengan intervensi exercise serta obat - obatan dari dokter, nyeri berkurang, kekuatan otot sekitar sendi lutut meningkat sehingga lutut lebih stabil dan oedema menurun.

Klaten, Januari 2013 Mengetahui,

Pembimbing, Praktikan,

I. SULISTIYO, S.ST.FT GANESA PUPUT DINDA K.

Referensi

Dokumen terkait

Panduan Kerja Praktik Lapangan (PKL) ini disusun oleh Tim Penyusun Panduan Kerja Praktik Lapangan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kemudian melakukakan tahap perencanaan penelitian, kemudian tahap selanjutnya ialah pelaksanaan penelitian dan pengambilan data dari sampel dengan melakukan tes dan

Di Desa Sekabuk Kecamatan Sadaniang Kabupaten Pontianak, masyarakat secara tradisional mengobati berbagai macam penyakit dengan menggunakan tumbuhan yang ada disekitarnya sebagai

[r]

Developed the X-0 complex in Kuningan: a 5-star Gran Meliã Hotel and Graha Surya Internusa Office Building 1991 Developed 1,400 hectare industrial estate development in

Tabel 3 menunjukan penurunan rata-rata diameter uterus berdasarkan hasil pemeriksaan USG setelah dua minggu perlakuan atau post-test palinggi pada kelompok kotrol yaitu dengan

Pada hari ini Jumat tanggal lima belas bulan April tahun dua ribu enam belas, dimulai pada pukul 10.00 s/d 12.00 Wib melalui aplikasi SPSE pada LPSE Kabupaten

Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingga konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan dan apakah ego state yang