www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK
ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI
KASUS PADA TJ MART PANGKALPINANG TAHUN
2016-2018)
KATHARINE NOVEBRIANIHendarti Tri Setyo Mulyani Rizal R. Manullang Accounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkalpinang, Indonesia
Abstrack- This research was written by Katharine Novebriani, NIM
130160005 majoring in Accounting with the title "Balanced Scorecard Analysis of Measuring Company Performance (Case Study on TJ Mart Pangkalpinang in 2016-2018)".
The purpose of this study is to determine the level of company performance at TJ Mart Pangkalpinang in terms of financial management in an existing period by measuring performance using the Balanced Scorecard method through four perspectives, namely financial perspective and non-financial perspective including customer perspective, internal business process perspective and learning and growth perspective. The analytical method used is descriptive quantitative analysis method.
The results of this study indicate that the financial perspective of the results of scores of 10 and 5 is considered to have increased from the previous period seen from ROA, ROE, Operating Income shows the ability of TJ Mart to generate profits has increased, but the Production Cost Efficiency has decreased and Total Asset Turn Over is still arguably pretty good, the customer perspective results of scores 2 and 2 based on cash performance receipts produced customer satisfaction has increased based on revenue each period, internal business process perspective results of scores of 3 and 1 the resulting performance is considered good because the amount of net income has increased quite large, and the learning perspective and the growth of the score 3 results and 1 the performance produced has been assessed as good, this is indicated by an increase in the amount of net income from the number of existing employees.
Based on the results of the research above, it can be concluded that the contemporary performance of companies in TJ Mart Pangkalpinang in the 2018-2017 period is better than in 2017-2016 if measured using the balanced scorecard method.
Keywords: Accounting, Performance Measurement, Balanced
Scorecard
I. PENDAHULUAN
Setiap orang yang ada di dalam perusahaan atau organisasi dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien sehingga mampu meningkatkan daya saing serta mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan supaya kesempatan untuk memajukan dan menjaga kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Salah satunya bisnis ritel yang ada baik bidang makanan, minuman maupun furniture yang semakin kompleks. Banyak perusahaan ritel Nasional yang membuka cabang daerah di Indonesia yang menjadikan pangsa pasar lokal
kalah bersaing. Namun saat ini perusahaan ritel sedang mengalami tekanan karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih relatif rendah, sehingga banyak perusahaan ritel yang mengalami kerugian hingga menutup usahanya. Karena dampak dari keterangan diatas menyebabkan kondisi kelas menengah di daerah termasuk Kota Pangkalpinang menahan diri untuk berbelanja dikarenakan cicilan rumah maupun kendaraan bermotor yang sekarang sangat mudah prosesnya.
Pergeseran gaya berbelanja masyarakat ke industri dagang elektronik inipun juga turut berpengaruh terhadap penjualan yang ada di bisnis ritel modern. Dunia bisnis ritel saat ini juga menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti pemasaran produk, pengelolaan sumber daya manusia, persaingan dalam produksi dan penanganan transaksi antar perusahaan dengan pelanggan juga perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini juga karena semakin berkembangnya teknologi yang semakin canggih supaya memudahkan pekerjaan itu sendiri sehingga perusahaan mampu bersaing terhadap lingkungan luar perusahaan.
Menurut Tunggal (2001), balanced scorecard adalah laporan akuntansi yang di dalamnya terdapat empat faktor dari perusahaan agar perusahaan itu sukses yang pertama adalah kinerja finansial, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan pembelajaran. Balanced scorecard (BSC) merupakan salah satu alat yang biasa dipakai oleh manajer untuk mengukur kinerja dalam perusahaan yang memiliki sifat yaitu koheren koprehensif seimbang dan terukur, serta mampu mendorong mewujudkan visi dan misi perusahaan yang ingin diraih. Balanced scorecard juga bisa digunakan untuk mengukur layanan korporasi kepada konsumennya dengan begitu karyawan juga bisa menilai pelayanan yang diberikannya selama ini sudah cukup memuaskan pelanggan atau belum sehingga dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
Selama ini yang kita ketahui umumnya perusahaan hanya menggunakan perspektif keuangan untuk menilai tingkat kemajuan laba yang dicapai dan juga untuk menilai kinerja perusahaan. Perspektif keuangan memang penting tetapi belum cukup untuk mengevaluasi. Apakah kinerja aset-aset nirwujud dan aset
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK intelektual perusahaan mampu memberikan sumbangsih
kepada perusahaan sehingga dibutuhkannya beragam perspektif lain yang dipakai yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dalam membuktikan penciptaan nilai terwujud pada kinerja sesungguhnya di perusahaan. Namun dalam konsep balanced scorecard ini perusahaan akan mengukur setiap perspektif tersebut guna kemajuan keuangan, minat dari konsumen terhadap perusahaan, juga berlangsungnya proses bisnis internal perusahaan dan pembelajaran dan pertumbuhan dalam persaingan dalam dunia bisnis.
TJ Mart Pangkalpinang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel yaitu salah satu supermarket yang terdapat di Pangkalpinang yang telah berdiri sejak tahun 2012 di Jl. Solihin GP, tahun 2014 pada cabang di Kolong Ijo Bukit Intan dan pada tahun 2019 di Selindung Baru. Namun tidak menutup kemungkinan walaupun TJ Mart Pangkalpinang ini merupakan supermarket yang besar sekarang inipun telah banyak pesaing-pesaing yang ada di Pangkalpinang dengan kualitas kinerja yang baik, sehingga TJ Mart Pangkalpinang harus lebih meningkatkan kinerja perusahaannya guna kemajuan persaingan di dunia bisnis ritel.
TABEL I.1
Laba Bersih TJ Mart Pangkalpinang Periode 2016-2018
Tahun Jumlah
2016 Rp 194.867.892
2017 Rp 169.883.820
2018 Rp 269.652.189
Berdasarkan tabel 1.1 diatas selama tiga tahun terakhir TJ Mart Pangkalpinang membukukan laba sebesar Rp 194.867.892 pada tahun 2016 kemudian terjadi penurunan laba sebesar Rp 24.984.072 menjadi Rp 169.883.820 pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan laba sebesar Rp 99.768.189 sehingga laba bersih pada tahun 2018 menjadi 269.652.189. Hal ini menunjukkan bahwa laba bersih dalam 3 tahun terakhir mengalami fluktuatif/berubah-ubah. Kondisi ini menyebabkan kinerja keuangan pada perusahaan tidak stabil karena laba bersih yang naik turun tidak efektif dalam perusahaan.
Selama ini TJ Mart Pangkalpinang belum melakukan pengukuran kinerja perusahaan sehingga sulit untuk mengidentifikasikan penyebab atau masalah-masalah terjadinya penurunan kinerja sehingga untuk mengatasi masalah ini TJ Mart Pangkalpinang diharapkan menggunakan metode balanced scorecard dalam mengukur kinerjanya. Pengukuran kinerja ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penerapan strategi yang telah dilakukan organisasi tersebut dapat menilai keberhasilan manajemen organisasi dalam melakukan aktivitas, serta dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem/reward system dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyadi dan Setyawan, 2002).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dengan mengacu dengan balanced scorecard dalam perspektif keuangan.
2. Untuk mengetahui tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dengan mengacu dengan balanced scorecard dalam perspektif pelanggan.
3. Untuk mengetahui tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dengan mengacu dengan balanced scorecard dalam perspektif proses bisnis internal. 4. Untuk mengetahui tingkat kinerja TJ Mart
Pangkalpinang dengan mengacu dengan balanced scorecard dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
II. LANDASAN TEORI
1. Akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi dan berdasarkan standar yang diakui umum. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang diperlukan, sehingga dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari berbagai tindakan alternatif di bidang ekonomi. Akuntansi dikatakan suatu seni karena diibaratkan beberapa pelukis hendak menggambar atas objek yang sama, maka pelukis tersebut akan menggunakan cara sesuai dengan kemampuannya dan minimal akan menghasilkan gambar sesuai dengan objek gambar. Begitu juga dalam akuntansi, para pelaku bisa membuat laporan sesuai dengan kemampuannya tetapi tetap berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku (Syaiful, 2016).
2. Akuntansi Manajemen
Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Kamaruddin Ahmad, (2005) Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi peencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian.
Menurut Etty (2018), akuntansi manajemen berkaitan erat dengan masalah penyajian informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi. Berdasarkan dari berbagai macam bentuk atau tipe informasi, salah satunya adalah akuntansi manajemen. Pemakai informasi keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi pihak internal dan pihak eksternal.
3. Laporan Keuangan
Menurut Wastam Wahyu Hidayat (2018), Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Munawair, laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK diharapkan akan membantu para pengguna (user) untuk
membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
4. Balanced Scorecard
Menurut Tunggal (2001), balanced scorecard adalah laporan akuntansi yang di dalamnya terdapat empat faktor dari perusahaan agar perusahaan itu sukses yang pertama adalah kinerja finansial, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan pembelajaran. jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dapat aspek keuangan dan non keuangan yaitu keuangan, pelanggan, proses internal perusahaan dan pertumbuhan dan pembelajaran.
5. Perspektif Balanced Scorecard
Banyaknya kelemahan pengukuran kinerja dengan sistem tradisional mendorong terciptanya balanced scorecard yang memperhatikan empat perspektif pengukuran, yaitu : a. Perspektif Keuangan
Tolak ukur finansial adalah penting, akan tetapi tidak cukup mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai bagi organisasi. Balanced scorecard dalam implementasi sistemnya berusaha mencari suatu keseimbangan dari tolak ukur kinerja, baik finansial maupun non finansial untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
b. Perspektif Pelanggan
Menurut Freddy Rangkuti (2011), perspektif pelanggan balanced scorecard, manajemen harus dapat mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Perspektif ini terdiri dari berbagai ukuran utama keberhasilan perusahaan. Ukuran utama tersebut adalah :
1) Kepuasan pelanggan 2) Retensi pelanggan 3) Akuisisi pelanggan baru 4) Profitabilitas pelanggan 5) Pangsa pasar di segmen sasaran
Selain perspektif pelanggan, identifikasi perusahaan juga mencakup berbagai ukuran yang menjelaskan tentang proposisi nilai yang akan diberikan perusahaan kepada pelanggan segmen pasar tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk berpindah atau tetap loyal kepada pemasoknya.
c. Perspektif Proses Bisnis
Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan. Di dalam perspektif proses bisnis internal ini ada tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu:
1) Tahap Inovasi
Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektivitas serta ketetapan waktu dari proses ini akan mendorong terjadinya efiesiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan.
2) Tahap Operasi
Pada tahapan ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari penerimaan order dari customer, pembuatan produk/jasa sampai
dengan pengiriman produk/jasa tersebut kepada pelanggan.
3) Tahap Purna Jual
Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk memberikan manfaat tambahan terhadap para pelanggan yang telah menggunakan produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan agar para customer mempunyai loyalitas terhadap perusahaan.
d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini mengukur hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Terdapat tiga dimensi yang harus diperhatikan di dalam perspektif ini, yaitu: kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi dan motivasi, pemberian wewenang, dan pembatasan wewenang karyawan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diantaranya bertugas mempersiapkan sumber daya manusia atau orang instansi pemerintah untuk memiliki kapabilitas menjalankan sistem yang terbangun dalam perspektif internal proses.
Ukuran utama yang terdapat pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini sebagai berikut : 1) Kepuasan karyawan
2) Retensi karyawan 3) Produktivitas karyawan 6.Kerangka Berpikir
Gambar 1.
Kinerja Jangka Panjang Atas Penciptaan Nilai TJ Mart Pangkalpinang Bagi Pemangku Kepentingan
Perspektif Keuangan Mengelola efisiensi biaya Meningkatkan pertumbuhan pendapatan Perspektif Pelanggan Memelihara kepuasan pelanggan Memperluas pangsa saham
Meningkatkan akuisisi
pelanggan
Meningkatkan akuisisi
Meningkatkan akuisisi
pelanggan
Meningkatkan akuisisi pelangganPerspektif Proses Bisnis Internal
Mencapai keunggulan operasional Mendorong permintaan melalui manajemen hubungan pelanggan Mengelola pertumbuhan dramatis melalui invoasi Menerapkan kebijakan lingkungan yang baik Perspektif Pelanggan Mengembangkan kepuasan karyawan Meningkatkan produktifitas karyawan Meningkatkan sistem penilaian karyawan
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK 7. Hipotesis
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan perspektif keuangan terhadap kinerja perusahan pada TJ Mart Pangkalpinang.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan perspektif pelanggan terhadap pengukuran kinerja perusahaan pada TJ Mart Pangkalpinang.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan perspektif proses bisnis internal terhadap pengukuran kinerja perusahaan pada TJ Mart Pangkalpinang.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap pengukuran kinerja perusahaan pada TJ Mart Pangkalpinang.
III. METODOLOGI PENELITIAN Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan usaha dasar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan/atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Jenis Data dan Sumber Data
Menurut Juhana Nasrudin (2019), jenis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Penelitian kuantitatif didasarkan pada asumsi bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental, dan cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi serta variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan baku. Kemudian untuk sumber data yang digunakan adalah data sekunder, merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain. Data sekunder yang diperoleh peneliti dari TJ Mart Pangkalpinang untuk digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Laporan Laba Rugi untuk tahun berakhir 2016-2018 2. Neraca per 31 Desember 2016-2018
3. Jumlah karyawan tahun 2016-2018
4. Data-data yang menyangkut perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan selama tahun 2016-2018 dan profil perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dimaknai sebagai kegiatan penelitian dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk men
1. Data Primer
Data primer yang digunakan adalah dengan cara wawancara kepada narasumber dari TJ Mart Pangkalpinang. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dialog langsung antara peneliti dengan narasumber penelitian. Hasil wawancara tersebut akan dituangkan oleh peneliti dalam bentuk tulisan dari setiap butir pertanyaan kepada narasumber dari TJ Mart Pangkalpinang tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara dokumentasi yaitu berupa data laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi), serta data yang mencakup perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan terhadap dokumen TJ Mart Pangkalpinang.
Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dalam 3 tahun terakhir (2016-2018).
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Variabel Penelitian
Tabel 1. N
o
Variabel Dimensi Keterangan 1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan menggambarkan prestasi perusahaan yang diukur dari sisi keuangan
ROA ROE
Operating Income Efficiency Cost Total Asset Turnover
2 Perspektif Pelanggan Perpektif pelanggan yang menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk, harga, distribusi dan pelayanan Penerimaan Kas Pelanggan 3 Perspektif Proses Perspektif proses bisnis internal Operating Profit
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK Bisnis Internal menggambarkan proses internal yang memberikan nilai bagi pelanggan dan pemilik 4 Perspektif Pembelajara n dan Pertumbuha n Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan individu perusahaan dalam meningkatkan laba dan nilai perusahaan
Net Income per Employee
IV. PEMBAHASAN Hasil Analisis dan Pembahasan
Informasi yang digunakan untuk menganalisa adalah informasi yang terdapat pada laporan keuangan CV. TJ Mart Pangkalpinang tahun 2016-2018. Dalam melakukan pengukuran kinerja maka akan dilakukan perbandingan antara pencapaian dalam suatu periode dengan periode sebelumnya. Adapun pengukuran tersebut dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:
Pengukuran kinerja dapat dibuat dengan menggunakan tabel score berdasarkan range pencapaian peningkatan kinerja disbanding tahun sebelumnya (Diana Riyana, 2017), sebagai berikut:
Tabel 2.
Penentuan Score Berdasarkan Range Hasil Pengukuran Kinerja
Range Kinerja Rate In Score
< 0 % D 1
0 – 50 C 2
51% - 100% B 3
> 100% A 4
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan untuk mengukur performa managerial TJ Mart Pangkalpinang, maka akan digunakan laporan keuangan TJ Mart Pangkalpinang yang berupa laporan laba rugi TJ Mart Pangkalpinang dan neraca TJ Mart Pangkalpinang. Laporan keuangan yang akan digunakan adalah laporan keuangan selama tiga tahun terakhir yaitu periode 2016 sampai dengan tahun 2018. Data yang dihasilkan seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.
NERACA TJ Mart Pangkalpinang
Keterangan Tahun 2018 (Rp) 2017 (Rp) 2016 (Rp) Aset Lancar 1.588.702.361 1.262.557.521 1.181.870.300 Aset Tidak Lancar 2.907.419.735 2.979.815.180 2.782.964.000 Total Aset 4.496.122.096 4.242.372.701 3.964.834.300 Kewajiban Lancar 1.150.717.706 1.194.520.554 976.741.837 Kewajiban 407.423.812 320.663.437 340.201.300 Tidak Lancar Modal 2.937.980.578 2.727.188.710 2.647.891.163 Total Kewajiban 4.496.122.096 4.242.372.701 3.964.834.300
Sumber: Diolah oleh peneliti (2020) Tabel 4.
Laporan Laba Rugi TJ Mart Pangkalpinang
Keterangan Tahun 2018 (Rp) 2017 (Rp) 2016 (Rp) Penjualan 4.315.585.589 3.959.252.834 3.770.716.985 Harga Pokok Penjualan (2.257.260.035) (2.170.052.325) (2.028.086.285) Laba (Rugi) Kotor 2.058.325.554 1.789.200.509 1.742.630.700 Beban Operasional (1.756.278.077) (1.611.264.291) (1.534.537.420) Laba (Rugi) Operasional 302.047.477 177.936.218 208.093.280 Pendapatan dan Beban Non Operasional 17.488.774 16.044.747 15.280.711 Laba bersih sebelum pajak 319.536.251 193.980.965 223.373.991 Pajak Penghasilan (49.884.062) (24.097.145) (28.506.099) Laba bersih setelah pajak 269. 652.189 169.883.820 194.867.892
Sumber: Diolah oleh peneliti (2020) Tabel 5.
Rasio Keuangan TJ Mart Pangkalpinang Tahun2016-2018 C 2018 2017 2016 Average Keterangan Return Of Assets (ROA) 6,00 4,00 4,91 4,97 ROA = Laba Bersih/ Total Aset Return Of Equity (ROE) 9,18 6,23 7,36 7,59 ROE = Laba Bersih/ Ekuitas Operating Income 7,00 4,49 5,52 5,67 OI = (Laba Kotor – Beban Operasional)/ Total Penjualan Efficiency Cost 85,33 90,05 88,06 87,81 EC = Beban Operasional/ Laba Bersih Total Asset Turn Over 95,98 93,33 95,10 94,80 ATO = Total Penjualan/ Total Aktiva
Sumber: Diolah oleh Peneliti (2020) Tabel 6.
Scorecard Perspektif Keuangan 2018-2017 2017-2016 Score 2018-2017 Score 2017-2016 Return On Assets (ROA) 50 % - 19% C D Return On Equity (ROE) 47 % - 15 % C D Operating 56 % - 19 % B D
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK Income
Efficiency Cost - 5% 2 % D D
Total Asset Turn
Over 1,92 % - 2 % C D
Total Scorecard 10 5
Sumber: Diolah oleh peneliti (2020)
Dari data tabel 4.9 diatas analisa penilaian terhadap
performance kinerja perspektif keuangan periode 2018-2017
mendapatkan score 10 yang berarti mengalami peningkatan dibanding dengan periode 2017-2016 mendapatkan score 5. 2. Perspektif Pelanggan
Dari perspektif pelanggan, data laporan keuangan yang digunakan adalah penerimaan kas dari pelanggan TJ Mart Pangkalpinang. Penerimaan kas dari pelanggan ini merupakan indikator keberhasilan dari penjualan produk yang di realisasikan dengan banyaknya pendapatan yang diterima dari pelanggan. Semakin besar penerimaan kas dari pelanggan, maka semakin baik pula rationya.
Tabel 7.
Penerimaan Pelanggan/Total Pelanggan 2018 2017 2016 Rata-rata 9.280.829 8.080.108 7.114.560 8.158.499
Tabel 8.
Scorecard Perspektif Pelanggan 2018-2017 2017-2016 Score 2018-2017 Score 2017-2016 15 % 14% C C Total Scorecard 2 2
Sumber: Diolah oleh peneliti (2020)
Berdasarkan dari laporan keuangan TJ Mart Pangkalpinang terjadi kenaikan penerimaan kas pelanggan pada setiap periode baik itu 2018-2017 dan 2017-2016. Tabel 4.11 terhadap analisa penerimaan kas dari pelanggan mendapat score yang sama periode 2018-2017 dan 2017-2016 yaitu 2.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Operating profit yang baik merupakan indikator keberhasilan suatu proses bisnis dalam periode tersebut karena pengelolaan perusahaan terhadap penjualan produk dan biaya yang terkait dapat dijaga keseimbangannya sehingga menghasilkan peningkatan pendapatan bagi perusahaan. Tabel 9. Operating Proft 2018 2017 2016 Rata-rata 302.047.477 177.936.218 208.093.280 229.358.992 Tabel 10.
Scorecard Perspektif Proses Bisnis Internal 2018-2017 2017-2016 Score 2018-2017 Score 2017-2016 70 % -15 B D Total Scorecard 3 1
Sumber: Diolah oleh Peneliti (2020)
Dari tabel 4.13 diatas dapat dilihat penilaian untuk
operating profit pada periode 2018-2017 dihasilkan score
3 dan periode 2017-2016 dihasilkan score
1.
4. Perspektif Pembelajaran dan PertumbuhanPerspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan melakukan pengukuran terhadap Income/Employee.
Produktivitas kerja karyawan suatu perusahaan bisa diukur dari laba bersih yang dihasilkan dibagi jumlah karyawan. Dengan peningkatan rasio tersebut maka kinerja karyawan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan bagi perusahaan. Tabel 11. Pendapatan Bersih 2018 2017 2016 Rata-rata 269. 652.189 169.883.820 194.867.892 211.467.967 Tabel 12. Total Karyawan 2018 2017 2016 Rata-rata 45 49 47 47 Tabel 13.
Pendapatan Bersih/Total Karyawan 2018 2017 2016 Rata-rata 5.992.271 3.467.017 4.146.125 4.535.138
Tabel 14.
Scorecard Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 2018-2017 2017-2016 Score 2018-2017 Score 2017-2016 72 % -16 % B D Total Scorecard 3 1
Sumber: Diolah oleh peneliti (2020)
Dari data tabel 4.13 penilaian terhadap kenaikan
income/employee pada periode 2018-2017 mendapatkan score
3 sedangkan pada periode 2017-2016 mendapatkan score 1. V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Analisis Balanced Scorecard Terhadap Pengukuran Kinerja Per usahaan (Studi Kasus pada TJ Mart Pangkalpinang Tahun 2016-2018), maka didapat kesimpulan dari hasil analisi dan pembahasan tersebut sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis perspektif keuangan untuk mengukur tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dapat diketahui masih jauh dari standarisasi dengan perhitungan ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), Laba Operasi (Operating Income), Efisiensi Biaya Produksi (Efficiency Cost), ATO (Total Assets Turn Over) dapat dilihat hasil score 10 pada tahun 2018-2017 yang mengalami peningkatan walaupun efisiensi biaya produksi mengalami penurunan -5% dibandingkan dengan peride 2017-2016 yang mendapat score 5 namun efisiensi biaya produksinya lebih baik dari periode 2018-2017.
2. Berdasarkan analisis perspektif pelanggan untuk mengukur tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dapat diketahui dengan menghitung penerimaan kas dari pelanggan dapat dilihat hasil score yang dicapai pada periode 2018-2017 yaitu 2 dengan persentase 9% walaupun sama dengan periode 2017-2016 mendapatkan score 2 namun persentase yang didapat 5%.
3. Berdasarkan analisis perspektif proses bisnis internal untuk mengukur tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dapat
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis dan Keuangan STIE-IBEK diketahui dengan menghitung operating profit dapat dijaga
keseimbangannya sehingga menghasilkan peningkatan pendapatan bagi perusahaan. Dari hasil score pada periode 2018-2017 yaitu 3 mengalami peningkatan sedangkan untuk periode 2017-2016 yaitu 1 masih jauh dibawah standar.
4. Berdasarkan analisis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan untuk mengukur tingkat kinerja TJ Mart Pangkalpinang dapat diketahui dengan perhitungan
income/employee yang ada dalam perusahaan dari hasil
pengukuran pada periode 2018-2017 dengan score 3 mengalami peningkatan dari periode 2017-2016 yang mendapat score 1 sehingga hal ini masih jauh dari standar. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Analisis Balanced Scorecard Terhadap Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada TJ Mart Pangkalpinang Tahun 2016-2018), maka saran dari peneliti yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan perspektif keuangan pada periode 2018-2017
mengalami peningkatan pengembalian aset (ROA) sudah baik karena mengalami peningkatan menjadi 50%, tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal meningkat menjadi 47%, laba bersih meningkat juga menjadi 56%, namun efisiensi biaya menurun menjadi -5% dan ATO mengalami peningkatan juga sebesar 1,92% yang seharusnya dapat ditingkatkan lebih lagi sehingga TJ Mart Pangkalpinang harus mengelola kembali keuangan dengan cara mengefisiensikan biaya yang mengalami penurunan. 2. Berdasarkan perspektif pelanggan dari pengukuran yang
dihasilkan score menunjukkan angka 2 pada periode 2018-2017 dan periode 2018-2017-2016 dengan persentase meningkat dari 5% menjadi 9% sehingga TJ Mart Pangkalpinang masih harus meningkatkan lagi penerimaan kas dari pelanggan supaya mencapai score yang lebih baik.
3. Berdasarkan perspektif proses bisnis internal dari pengukuran yang dihasilkan score pada periode menunjukkan angka 3 dari periode sebelumnya dengan score 1 dalam perspektif ini terjadi peningkatan yang lumayan besar sehingga TJ Mart Pangkalpinang harus mempertahankannya.
4. Berdasarkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam pengukuran kinerja terhadap score 3 dalam periode 2018-2017, ini berarti terjadi peningkatan dari periode 2017-2016 sebelumnya dengan score 1. Peneliti menyarankan tetap mempertahankan peningkatan yang terjadi supaya mencapai target yang ingin dicapai TJ Mart Pangkalpianng. Kontribusi dari karyawan itu merupakan salah satu indikator keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mulyadi. Setyawan, Johny. 2002. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Yogyakarta: Aditya Media.
[2] Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Pengukuran Kinerja
dengan Balanced Scorecard. Harvarido, Jakarta.
[3] Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
[4] Wahyu Hidayat, Wastam. 2018. Analisa Laporan
Keuangan. Ponorogo: Uwais Insprirasi Indonesia.
[5] Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard
Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
[6] Nasrudin, Juhana. 2019. Metodologi Penelitian
Pendidikan (buku ajar praktis cara membuat penelitian). Bandung: PT. Panca Terra Firma.
[7] Riyana H, Diana. 2017. Pengukuran Kinerja
Perusahaan PT. Indofood Dengan Menggunakan Balanced Scorecard. Tangerang: Universitas Pamulnag.
[8] Ahmad, Kamaruddin, 2005, Akuntansi Manajemen ;
Dasar-dasar Konsep Biaya Dan Pengambilan Keputusan, Jakarta ; Raja Grafindo.
[9] Indriani, Etty. 2018. Akuntansi Manajemen.