• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENELITIAN OLEH MARIATI G2G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENELITIAN OLEH MARIATI G2G"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII-3 SMPN 15 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

SALS (STUDENT ACTIVE LEARNING STRATEGI) JENIS CRITICAL INCIDENT DAN PREDICTION GUIDE

JURNAL PENELITIAN

OLEH

MARIATI

G2G1 14 002

PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

(2)

2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII-3 SMPN 15 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

SALS (STUDENT ACTIVE LEARNING STRATEGI) JENIS CRITICAL INCIDENT DAN PREDICTION GUIDE

JURNAL PENELITIAN

OLEH

MARIATI

G2G1 14 002

PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

(3)
(4)

4

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI SISWA KELAS VIII-3 SMPN 15 KENDARIMELALUI MODEL PEMBELAJARAN SALS (STUDENT

ACTIVE LEARNING STRATEGI) JENIS CRITICAL INCIDEN DAN PREDICTION GUIDE

Mariati

PROGRAM PASCASARJANA, UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

E-mail:ati.mariati g mail.com ABSTRACT

Mariati (G2G114002) Increasing Learning Outcomes of Economy to Students of Class VIII-3 SMPN 15 Kendari Through SALS (Students Actives Learning Strategy type of critical Incident and Prediction Guide) supervised by H. Mursidin as

Supervisor I and Nanik Hindaryatiningsih as Supervisor II.

The aims of the study were: 1) to improve the activity of teachers' learning of Economic Social of students class VIII-3 SMPN 15 Kendari through SALS learning model (students active learning strategy) type of critical indent and prediction

guide, 2) to improve the activity of students' learning of Economic social of

students class VIII-3 SMPN 15 Kendari through SALS learning model type of

critical indent and prediction guide, 3) to improve learning outcomes of

students class VIII-3 SMPN 15 Kendari through SALS learning model type of

critical indent and prediction guide.

The study was conducted in SMP Negeri 15 kendari class of VIII-3 semester II academic year 2015/2016. The study was action class employing SALS learning model type of critical indent and prediction guide. Subject of the study was the students of class VIII-3 with the total 20 students. Technique data collection used in the study was observation, interview, and objective test. Result of the study concluded that SALS learning model type of critical indent and prediction guide could increase: 1) teachers' teaching activity, 2) students' learning activity, 3) the outcomes of Economic social learning of students class VIII-3 SNIP Negeri 15 Kendari. The improvement of learning outcomes from 70%,75% and 90%.

Keywords : SALS learning model type of critical indent, prediction guide, students learning outcomes.

(5)

5 ABSTRAK

Mariati (NIM: G2G114002) “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari Melalui Model Pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction guide)”, dibimbing oleh H. Mursidin. T sebagai pembimbing I dan Nanik Hindaryatiningsih sebagai pembimbing II.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktifitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guid,. (2) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis

Critical Incident dan Prediction Guide. (3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran SALS (Student Active

Learning Strategi)) jenis Critical Incident dan Prediction Guide.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Kendari kelas VIII-3 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis

Critical Incident dan Prediction Guide. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas

VIII-3 SMP Negeri 15 Kendari berjumlah 20 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan tes obyektif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SALS

(Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide

dapat meningkatkan : 1) Aktivitas mengajar guru: 2) Aktivitas belajar siswa: 3) Hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 15 Kendari. Peningkatan hasil belajar mulai dari 70%, 75% dan 90%.

Kata Kunci: Pembelajaran SALS jenis critical incident, prediction guide, Hasil Belajar Siswa

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat meningkat apabila hasil belajar siswa di kelas juga meningkat. Hal ini sangat tergantung dari guru yang mengajar di kelas, karena guru merupakan fasilitator dan merupakan pemegang kendali dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

(6)

6

Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu atau anak didik karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Olehnya itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal dibutuhkan keterampilan guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Kesalahan dalam memilih model pembelajaran akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil obeservasi awal terungkap bahwa rata-rata hasil belajar IPS Ekonomi siswa SMP Negeri 15 Kendari khususnya pada kelas VIII-3 pada dua semester terakhir adalah 6,0 (tahun ajaran 2014-2015) dan 5,8 (tahun ajaran 2013- 2014). Nilai-nilai ini tentu masih sangat rendah dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPS Ekonomi di SMP Negeri 15 Kendari yakni > 73 dalam arti bahwa siswa dianggap telah tuntas belajar jika telah memperoleh nilai di atas 73. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Banyak jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah jenis

critical incident dan prediction guide. Strategi jenis critical incident adalah jenis

strategi yang digunakan untuk melibatkan perserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka (Zaini, 2008: 2). Sedangkan jenis prediction guide adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir (Zaini, 2008: 24).

Pemilihan model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) Jenis

Critical Incident dan Prediction Guiede ini anak sejak dini telah terlatih mampu

memprediksi dan mencocokkan konsep yang telah mereka alami atau pelajari baik disekolah maupun di rumah pada waktu dulu atau sekarang

(7)

7

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran SALS (Student Active Learning

Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide dapat meningkatkan

aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari ?.

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari ?

3.

4. Apakah penerapan model pembelajaran SALS (Student Active Learning

Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide dapat meningkatkan

hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari? Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan aktifitas pengajar guru dalam pembelajaran IPS Ekonomi siswa kelas III-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran SALS

(Student Active Learning Strategi) jenis Critic Incident dan Prediction Guide.

2. Meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS Ekonomi IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran

SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide.

3. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran 1PS Ekonomi IPS Ekonomi siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran

(8)

8

SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical Incident dan Prediction Guide.

4. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari melalui model pembelajaran SALS (Student Active Learning Strategi) jenis Critical

Incident dan Prediction Guide.

Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: a. Secara Teoritik

Secara teoritik hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran SALS (Student Active Learning

Strategi) karena temuan penelitian ini didukung oleh teori dan data empiris yang

diuji secara ilmiah. b. Secara Praktis 1. Bagi Guru

Sebagai referensi dalam proses belajar mengajar terhadap ketepatan dan keefektifan penggunaan strategi pengajaran.

2. Bagi Siswa

Menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa secara optimal dalam melaksanakan proses belajar agar lebih bermakna.

3. Bagi SMP Negeri 15 Kendari

Hasil penelitian ini memberi dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi di sekolah dan inisiatif. Sehingga dapat menjadikan SMP Negeri 15 Kendari sebagai lembaga pendidikan yang dinamis dan inisiatif.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang model-model pembelajaran beserta penerapannya dalam proses pembelajaran dan dapat menjadi salah satu masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

(9)

9

Menurut Wina Sanjaya (2013: 7) Critical Incindent Tecnic adalah cara fleksibel yang biasanya bergantung pada lima hal penting yaitu:

1. Menentukan dan mengkaji kejadian.

2. Pencarian fakta yang melibatkan pengumpulan rincian insiden dari para peserta.

3. Mengidentifikasi isu-isu.

4. Membuat cara untuk menyelesaikan masalah berdasarkan solusi berbagai kemungkinan.

5. Evaluasi, yang akan menentukan apakah solusi yang terpilih akan menyelesaikan akar penyebab situasi dan tidak akan menyebabkan masalah lebih lanjut.

Strategi ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dari penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Adapun langkah-langkah untuk melaksanakan strategi pembelajaran Critical

Incindent, Zaini (2008: 2) yaitu:

1. Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan.

2. Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

3. Tanyakan pengalaman yang tidak terlupakan menurut mereka.

4. Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan materi yang disampaikan.

Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Prediction Guide

Pelaksanaan strategi pembelajaran Prediction Guide adalah sebagai berikut:

a. Prosedur pertama pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi Prediction

Guide adalah guru menyampaikan topik yang akan diaampaikan dalam pertemuan

ini.

(10)

10

c. Setelah terbentuk beberapa kelompok kecil guru meminta peserta didik untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam pelajaran ini.

d. Siswa diminta untuk membuat pemikiran-pemikiran itu ide dalam kelompok kecil. e. Guru menyapaikan materi secara interaktif dengan siswanya.

f. Selama proses pembelajaran, siswa diminta untuk mengidentifikasi materi yang sesuai dengan tebakannya dengan mencentang atau melingkari atau menggaria bawahi materi yang sesuai dengan tebakannya.

g. Diakhir pembelajaran, siswa diminta menghitung beberapa materi yang sesuai dengan tebakannya.

Langkah-langkah Pembelajaran SALS Jenis Cricikal Incident dan Prediction Guide

Langkah 1angkah pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan prediction

Guide yaitu: (1) Guru membagi peserta didik kedalam kelompokkelompok kecil

(3-4 orang/kelompok); (2) Guru meminta siswa untuk menebak apa saja yang kira-kira mereka akan dapatkan dalam proses pembelajaran; (3) Guru menyuruh siswa membuat perkiraan-perkiraan itu dalam kelompok kecil; (4) Guru menyaruh siswa jika dalam proses pembelajaran nanti siswa mengidentifikasi prediksi mereka sesuai dengan materi yang ada; (5) Sebelum menjelaskan materi guru menyuruh siswa untuk mengingat pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan berkaitan dengan materi; (6) Guru menyuruh 1 atau 2 orang siswa untuk bercerita tentang pengalaman mereka yang tidak tcrlupakan, dan siswa yang lain disuruh mendengarkan, (7) Guru menjelaskan materi secara interaktif-, (8) Penjelasan guru dikaitkan dengan cerita pengalaman siswa; (9) Diakhir pelajaran, guru menanyakan berapa prediksi mereka yang benar; (10) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang prediksinya paling banyak yang benar; (11) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Hasil evaluasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran Siklus I pertemuan 1 masih tergolong rendah dengan perolehan skor 38 atau 55,88 %, sedangkan skor

(11)

11

idealnya adalah 68 atau 100%. Pada pertemuan II kegiatan guru sudah mengalami peningkatan yang signifikan karena memperoleh skor 54 atau 80% tetapi belum maksimal.

Kelemahan-kelemahan yang ditemukan adalah:

1. Dalam mempersiapkan materi dan jenis tugas, guru belum tampak melakukan

review pengetahuan awal siswa terhadap materi yang diajarkan. Guru tampak

mendominasi proses pembelajaran dan siswa hanya pasif menyimak apa yang dipaparkan oleh guru di depan kelas.

2. Guru belum memberikan motivasi kepada siswa serta belum menjelaskan metode yang digunakan.

3. Dalam pembahasan materi, guru masih cenderung menggunakan metode ceramah, tidak melibatkan siswa secara interaktif.

4. Guru belum memberikan penghargaan bagi kelompok yang prediksinya paling banyak dan paling benar.

5. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

6. Diakhir proses pembelajaran, guru tidak menyimpulkan materi yang diajarkan, sehingga siswa belum mengerti apa sebenarnya inti materi. Hasil evaluasi kegiatan guru pada pertemuan II sudah mengalami kemajuan dengan perolehan skor 54 atau 80% sudah tercapai, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki yaitu poin memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hanya memperoleh skor 2 atau 10%.

Dengan demikian rata-rata aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 55,88% untuk pertemuan I, sedangkan pertemuan II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 80%.

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Hasil dari pengamatan terhadap aktivitas siswa menunjukan bahwa proses pembelajaran belum mengarah pada kegiatan siswa akan tetapi kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Kelemahan lain yang diamati, siswa belum terlalu memperlihatkan penjelasan guru, sehingga diberi skor 65% untuk pertemuan I, tetapi

(12)

12

pada pertemuan II siswa sudah mulai memperlihatkan penjelasan guru sehingga diberi skor 75% pertemuan II terjadi penin gkatan yang signifikan yaitu menjadi 80%. Jadi secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa selama siklus I berlangsung hanya 59,20%. Nilai Hasil Belajar Siklus I

Hasil analisis nilai ulangan pada siklus I menunjukkan bahwa hanya 70% siswa yang tuntas, sedangkan target yang hendak dicapai adalah 85% siswa harus tuntas. Jadi penelitian ini dilantutkan ke siklus II.

Berdasarkan data tersebut diatas terlihat bahwa secara individual, masih banyak siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar atau masih dibawah indikator keberhasilan yang ditetapkan.

2. Refleksi dan Perencanaan Ulang

Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan ecaluasi hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa proses pembelajaran belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Ini berarti masih ada kekurangan atau kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I.

Adapun kelemahan atau kegaalan yang terjadi pada siklus I adalah : (1) guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan prediction guide. Hal ini diperoleh dari observasi terhadap kegiatan guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai 68,44%, (2) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan prediction guide. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hanya mencapai 59,20 dan (3) Evaluasi hasil belajar siswa vasi hanya 70% yang mencapai ketuntasan belajar.

A. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 1). Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dipandang belum tuntas pada pembelajaran siklus I.

(13)

13 Pelaksanaan Tindakan

1. Pengamatan dan Evaluasi 1. Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan ditujukan pada aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan aktifitas guru dilakukan untuk melihat kemampuan guru mengajar dalam mengajarkan mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan prediction Guide. Pengamtan dilakukan pada semua tahapan dapat dilihat kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya aspek pengamatan dapat dilihat pada table berikut:

Hasil evaluasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus II pertemuan I sudah tergolong tinggi, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan dengan perolehan skor 61 atau 90%, tetapi pada pertemuan II sudah mengalami tetapi belum mencapai indicator keberhasilan dengan perolehan skor 61 atau 90%, tetapi pada pertemuan II sudah mengalami peningkatan sehingga sudah tercapai indikator keberhasilan.. Hal ini tampak bahwa performance guru dalam menerapkan model pembelajaran SALS jenis critical incident dan prediction guide sudah mulai maksimal dengan perolehan skor 65 atau 96% pada pertemuan II.

Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Faktor lain yang menjadi bahan observasi dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa. Aspek yang diamati dari aktivitas siswa terdiri dari 5 aspek yaitu:

(1) aktivitas mendengarkan penjelasan guru, (2) aktivitas ketika melakukan prediksi (menebak pelajaran), (3) aktivitas mengingat pengalaman, (4) aktivitas ketika kegiatan bercerita tentang pengalaman, (5) aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pelajaran. Data ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mengarah pada kegiatan siswa, akan tetapi kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Kelemahan lain yang diamati, siswa sudah

(14)

14

memperhatikan penjelasan guru, sehingga diberi skor 80% untuk pertemuan pertemuan I, dan pada pertemuan II siswa sudah tambah serius memperhatikan penjelasan guru sehingga diberi skor 90% . Pada kegiatan berikutnya siswa belum aktif dalam kelompok untuk membuat prediksi/menebak pelajaran, masih ada sebagian siswa yang kurang aktif sehingga di beri skor 65% tetapi pada pertemuan II siswa sudah lebih aktif sehingga diberi skor 85%. Kegiatan aktif mengingat pengalaman penting yang berhubungan dengan materi permintaan dan penawaran sebagian besar siswa aktif baik pertemuan I sudah mulai aktif dan diber skor 75%, dan pada pertemuan II semakin meningkat sehingga diberi skor 95%, tetapi untuk kegiatan aktif bercerita tentang pengalaman siswa masih malu-malu menyampaikan/bercerita tentang pengalaman pentingnya terlihat dari skor yang diberikan hanya 40% untuk pertemuan I dan 70% untuk pertemuan II. Siswa bekerjasama untuk merumuskan prediksi mereka yang benar, kegiatan ini guna mengamati dalam kegiatan bekerja sama dengan teman sekelompok dalam memprediksi pendapat mereka yang benar sebagian besar sudah melaksanakan tetapi pada pertemuan pertama masih ada beberapa yang kurang aktif, sehingga nilai yang diberikan pada pertemuan pertama 65% tetapi pertemuan II 80%. Pada akhir pelajaran siswa masih malu untuk bertanya tentang materi yang sudah diajarkan ini terlihat dari hasil observasi nilainya hanya 50% untuk pertemuan pertama sedangkan pertemuan II hanya 65%.

Dengan demikian rata-rata aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 64,52% untuk pertemuan I, sedangkan pertemuan II terjadi peningkatan walaupun hanya sedikit yaitu menjadi 82,14%. Jadi secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa selama siklus II berlangsung adalah 73,33%.

Hasil Belajar Siswa

Pada pertemuan ketiga siklus II dilakukan tes hasi belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan. Hasil belajar siswa

(15)

15

pada siklus II diperoleh dengan menggunakan tes pada lampiran penelitian ini. Keberhasilan tindakan diukur melalui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja pada BAB III sebelumnya.

Persentase rata-rata hasil belajar siswa mencapai 77,75 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60. Dari 20 siswa ada 5 siswa atau 65% memperoleh nilai kurang dari 73 dan dinyatakan tidak tuntas belajar, sedangkan 15 orang lainnya atau 75% memperoleh nilai >73 dan dinyatakan tuntas belajar

Refleksi dan Perencanaan Ulang

Adapun kelemahan atau kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah : (1) Sebagian siswa masih canggung dengan kondisi belajar menggunakan model pembelajaran SALS jenis critical incident dan prediction guide. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hanya mencapai 73,33, dan (3) Evaluasi hasil belajar siswa hanya 75% yang mencapai ketuntasan belajar.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada pembelajaran silkus II adalah sebagai berikut: . (1) Guru harus mampu dalam memfasilitasi dan membimbing siswa bekerja dalam kelompok masih kurang teramati terutama siswa yang kurang aktif masih luput dari perhatian guru, (2) Guru harus mampu mcngarahkan diskusi kelompok yang efektif, (3) Guru harus mampu untuk memanfaatkan waktu guna melakukan bimbingan kepada siswa dalam memahami materi, dan (4) Guru haru s mampu untuk memberikan penguatan belajar.

Pelaksanaan Tindakan

Dalam pembelajaran siklus III, guru kembali berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai skenario pembelajaran yang ditetapkan. Selain itu, guru juga harus melaksakan tindakan perbaikan sebagaimana yang telah direncanakan pada

(16)

16

tahap perencanaan. Mekanisme pelaksanan pembelajaran siklus III sama dengan mekanisme pelaksanaan pembelajaran siklus II.

Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan ditujukan pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan aktivitas guru dilakukan untuk melihat kemampuan guru mengajar dalam mengajarkan mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran SALS jenis critical incident dan prediction guide.

Hasil evaluasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran Siklus III pertemuan 1 sudah memenuhi kriteria dengan perolehan skor 66 atau 97%, sedangkan skor idealnya adalah 68. Hal ini tampak bahwa performance guru dalam menerapkan model pembelajaran SALS jenis critical incident dan prediction guide sudah maksimal, juga pada siklus III kegiatan guru sudah mulai maksimal dengan perolehan skor 68 atau 100%.

Kelemahan-kelemahan sudah tidak terlalu tampak. Hasil evaluasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus III pertemuan I dan II sudah mendekati 100%. Dari skor ideal 20 (100%), skor perolehan rata-rata mencapai 98,5%.

Aktivitas Siswa

Proses pembelajaran sudah mengarah pada kegiatan siswa, guru tinggal mengarahkan jalannya kegiatan pembelajaran. Kelemahan-kelemahan sudan diminimalisir sehingga siswa sudah memperhatikan penjelasan guru. Skor 80% untuk pertemuan I, dan pada pertemuan II siswa sudah aktif semua memperhatikan penjelasan guru sehingga diberi skor 100%. Pada kegiatan berikutnya siswa belum aktif dalam kelompok untuk membuat prediksi/menebak pelajaran, masih ada sebagian siswa yang kurang aktif sehingga di beri skor 75% tetapi pada pertemuan II siswa sudah lebih aktif sehingga di beri skor 85%. Kegiatan aktif mengingat pengalaman penting yang berhubungan dengan materi permintaan dan penawaran

(17)

17

sebagian besar siswa aktif baik pertemuan I sudah mulai aktif dan diber skor 85% , dan pada pertemuan II semakin meningkat dan semua aktif sehingga diberi skor 100%, tetapi untuk kegiatan aktif bercerita tentang pengalaman siswa masih ada yang malu-malu menyampaikan/bercerita tentang pengalaman pentingnya terlihat dari skor yang diberikan hanya 75% untuk pertemuan I dan 90% untuk pertemuan II. Siswa bekerjasama untuk merumuskan prediksi mereka yang benar, kegiatan ini guru mengamati siswa dalam kegiatan bekerja sama dengan teman sekelompok dalam memprediksi pendapat mereka yang benar sebagian besar sudah melaksanaka tetapi pada pertemuan pertama masih ada beberapa yang kurang aktif, sehingga nilai yang diberikan pada pertemuan pertama 85% tetapi pertemuan 11 95%. Pada akhir pelajaran siswa masih malu untuk bertanya tentang materi yang sudah diajarkan ini terlihat dari hasil observasi nilainya hanya 85% untuk pertemuan pertama sedangkan pertemuan II hanya 95%.

Dengan demikian rata-rata aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 78,76% untuk pertemuan 1, sedangkan pertemuan 11 terjadi peningkatan walaupun hanya sedikit yaitu menjadi 93,33%. Jadi secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa selama siklus III berlangsung adalah 86,04%.

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III

Persentase rata-rata hasil belajar siswa mencapai 90% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Dari 20 siswa ada 2 siswa atau 10% memperoleh nilai kurang dari 73 dan dinyatakan tidak tuntas belajar, sedangkan 18 orang lainnya atau 90% memperoleh nilai >73 dan dinyatakan tuntas belajar. Kegiatan penelitian ini dihentikan pada siklus III.

Hasil penelitian ini juga menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide, maka hasil belajar siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Dengan demikian model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide dapat menjadi pertimbangan bagi guru-guru secara umum dan guru IPS secara khusus untuk menjadikan model pembelajaran

(18)

18

SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasipelaksanan pembelajaran siklus III nampak bahwa model pembelajara SALS jenis Critical Inciden dan Prediction

Guide sudah tepat maka penelitian ini dihentikan pada siklus III, namun masih ada

beberapa komponen yang harus dilaksanakan guru khususnya pada siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yakni dengan melaksanakan perbaikan, pengayaan dan peningkatan motivasi belajar. Pembahasan

Kegiatan guru dalam pembelajaran

Analisis hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran SALS jenis critical incident dan Prediction guide pada materi permintaan dan penawaran memiliki dampak positif dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran pada setiap siklus. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran hanya mencapai persentase 55,88%, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu. 91,17% dan pada siklus III terus mengalami peningkatan yakni sebesar 97,58%. Adanya peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran juga memiliki dampak positif dalam peningkatan basil belajar siswa.

Kegiatan dalam pembelajaran

Analisis basil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan babwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran SALS jenis Critical

Incident dan Prediction Guide memiliki dampak positif dalam meningkatkan

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam kegiatan pembelajaran

(19)

19

pada setiap siklus. Berdasarkan basil observasi pada siklus I kegiatan siswa dalam pembelajaran hanya mencapai 59,3%, kemudia pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,1% menjadi 78,3% dan pada siklus III kegiatan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu mencapai 87,96%. Adanya peningkatan kualitas kegiatan siswa dalam pembelajaran juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan memahami materi permintaan dan penawaran pada siswa kelas VIII-3 SMPN 15 Kendari. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan basil belajar siswa pada setiap siklus. Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I hingga siklus III, yaitu pada siklus I hanya mencapai 70%, kemudia meningkat pada siklus II mencapai 75% dan pada siklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu mencapai 90%. Pada siklus III ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai KKM > 73 sebesar 85%.

Untuk siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dibutuhkan program khusus dari guru antara lain melaksanakan pengajaran perbaikan, pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan peningkatan motivasi belajar. Kegiatan pokok dalam program khusus terletak pada usaha memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang terjadi pada siswa berkenaan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Pengajaran dipusatkan pada kompetensi dasar yang belum dikuasi oleh siswa yang bersangkutan.

PENUTUP Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat memperoleh kesimpulah bahwa : Model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide pada pembelajaran IPS mampu meningkatkan: a) aktivitas mengajar guru yaitu pada Siklus I mencapai 67,94%, Siklus II 93% dan Siklus III

(20)

20

98,5%, b) Aktivitas belajar siswa pada Siklus I mencapai 59,20%, Siklus II 73,33%, dan Siklus III 86,04%, c) Hasil belajar siswa pada Siklus I sebesar 70%, Siklus II sebesar 75%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 90%. Kepada guru dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat: Mengetahui, memahami dan menerapkan model pembelajaran SALS jenis Critical Incident dan Prediction Guide dalam upaya peningkatan hasil belajar IPS, khususnya pada pokok bahasan permintaan dan penawaran dan harga pasar. Untuk mencapai hasil belajar yang baik dan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS maka kita harus selalu berinovasi.

DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya Wina (2013:7) “Implementasi Strategi Belajar Critical Inciden Pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa” at http://Sanjaya. blogspot.com (diakses 10 April 2016)

Zaini, Hisyam, Bernwi Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yokyakarta;CJSD.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang dilakukan pada 63 mahasiswa fakultas kedokteran Unsrat yang mengalami obesitas didapatkan hubungan yang kuat antara Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Nilai-nilai keagamaan teraplikasi dalam berbagai wujud kebudayaan, mengindikasikan bahwa pola pengajaran dan pendidikan agama selain didapat dari lembaga pendidikan

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, beberapa aspek yang akan dikaji dalam penelitian adalah: (1) Bagaimana pengaruh ROA dan skala perusahaan (Size) terhadap

Jurnal ini diterbitkan dengan memuat artikel Fitur Form Emailer Dalam Memaksimalkan Penggunaan Rinfo Form Pada Perguruan Tinggi, Implementasi Fgr (First Generation

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh perusahaan yang sedang berkembang mira kerjasama dan persoalan faktual yang dialami oleh pengusaha tour , travel dan tiicketing yang

K1 (konsentrasi air kelapa 20%) berpengaruh pada jumlah tunas diduga karena sitokinin, auksin dan giberelin dalam larutan mampu mendukung pertumbuhan tunas cabang

untuk mengetahui kemampuan tumbuh jamur ligninolitik dan selulolitik asal tanah gambut Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar Riau yang telah diisolasi dari

menganggap bahwa prisma tegak segitiga termasuk apa yang diketahui. Delection Menghapus representasi informasi yang sempat terpikirkan Subjek S5 tidak melakukan inhibisi