Laporan
Nomor
:
R-Rev/0411[/11l(antor Akuntan Publit
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
RSM AAJ Associates Jl. [layjen Sungkono
Komplek Darmo Park I Blok lll B 17-19 Surabaya 50256 - lndonesia T +62 31 566 8437; 566 4818, F +62 31 561 5587
www.rsm.aajassociates.com
Laporan
Review
Akuntan lndependen
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
PT. Jaya Pari Steel Tbk.
Kami telah melakukan review atas laporan posisi keuangan interim PT. Jaya Pari Steel Tbk. (i'Perusahaan") tanggal 31 Maret 2011, serta laporan laba rugi komprehensif interim, laporan perubahan ekuitas interim, dan
laporan arus kas interim untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan
interim adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan.
Kami melaksanakan review berdasarkan standar yang ditetapkan lnstitut Akuntan Publik lndonesia ("lAPl'),
Review
atas
laporan keuangan interim terutama meliputi penerapan prosedur analitik terhadap datakeuangan
dan
permintaan keterangan kepada orang yang bertanggung jawab atas berbagaihal
yangberkaitan dengan akuntansi
dan
keuangan. Lingkup reviewini
sangat sempit bila dibandingkan denganlingkup
audit
berdasarkan standar auditingyang
ditetapkanlAPl yang
bertujuanuntuk
memberikanpendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat
seperti itu.
Berdasarkan review kami, kami tidak menemukan indikasi perlunya modifikasi material terhadap laporan
keuangan interim tanggal 31 Maret 2011 serta hasil usaha interim dan arus kas interim untuk periode tiga
bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, agar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia.
Efektif tanggal
1
Januari2011,
Perusahaantelah
menerapkanrevisi
Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan ('PSAK') yang diterapkan secara prospektif atau retrospektif sebagaimana diungkapkan pada
Catatan 2.aatas laporan keuangan interim.
Laporan keuangan Perusahaan tanggal
31
Desember 2010 dan31
Desember 200911 Januari 2010 danuntuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut telah kami audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan lAPl, dan kami menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan
tersebut dalam laporan kami tanggal 23 Maret 2011, namun kami tidak melakukan prosedur audit apapun
RSM
AAJ
Associates
Laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas,
dan
laporan aruskas
Perusahaan untukperiode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 tidak kami audit, dan oleh karena itu, kami
tidak menyatakan pendapat atas laporan-laporan tersebut.
Endang Pramuwati
lzin Akuntan Publik No.: 99.'l .07.04
Catatan 31 Maret 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
Rp Rp Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2.f, 3, 23 11.919.740.836 12.552.313.911 1.429.771.131
Investasi Sementara 2.g, 4, 23 1.245.484.831 36.785.927.623
-Piutang Usaha 2.h, 5
Pihak Ketiga - Setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 262.441.890 pada 31 Maret 2011 dan sebesar nihil pada 31 Desember 2010 dan
31 Desember 2009/1 Januari 2010 40.286.062.993 29.122.987.058 71.547.069.635
Pihak Berelasi 2.c, 21, 23 194.620.434.374 64.490.483.237 56.400.000.000
Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga 179.421.530 611.150 64.886.230
Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga 179.421.530 611.150 64.886.230
Persediaan 2.i, 6 34.111.311.504 116.709.942.157 78.938.647.768
Uang Muka Pembelian 7 11.895.088.900 10.723.970.800 8.157.729.600
Pajak Dibayar di Muka 18.a 5.010.021.291 6.071.140.088 996.705.737
Uang Muka Lain-lain
-Biaya Dibayar di Muka 2.j 216.538.912 42.203.027 40.900.837
Pendapatan Bunga yang Masih
Akan Diterima - 415.156.422
-Piutang Pajak 2.r, 18.b 8.595.353.807 8.609.353.807
-Jumlah Aset Lancar 308.079.458.978 285.524.089.280 217.575.710.938 ASET TIDAK LANCAR
Piutang Pajak 2.r, 18.b 3.221.325.480 3.312.442.230 8.609.353.807
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 2.r, 18.d 2.094.033.681 1.875.214.463 5.571.272.955
Investasi Saham 2.k, 8, 21 102.879.698.646 102.879.698.646 102.879.698.646
Aset Tetap - Setelah dikurangi
Akumulasi Penyusutan sebesar
Rp 54.632.244.753 pada 31 Maret 2011, Rp 54.153.878.548 dan Rp 52.139.814.359 pada 31 Desember 2010 dan
31 Desember 2009/1 Januari 2010 2.l, 2.m, 9 17.147.106.070 17.618.852.275 19.191.931.767
Aset Tidak Lancar Lainnya 2.l, 2.n, 10 66.239.647 71.301.302 123.041.464
Jumlah Aset Tidak Lancar 125.408.403.524 125.757.508.916 136.375.298.639 JUMLAH ASET 433.487.862.502 411.281.598.196 353.951.009.577
PT. JAYA PARI STEEL Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
31 Desember 2009/ Catatan 31 Maret 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
Rp Rp Rp
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang Usaha - Pihak Ketiga 11 89.302.455.868 92.618.713.482 73.137.559.038
Hutang Lain-lain 101.683.780 99.617.998 147.432.270
Hutang Pajak 2.r, 18.c 2.940.991.043 292.638.684 284.473.296
Biaya yang Masih Harus Dibayar 12 2.673.097.776 2.181.305.532 2.154.243.228
Uang Muka Penjualan 13 6.138.487.588 7.948.597.196
-Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 101.156.716.055 103.140.872.892 75.723.707.832 LIABILITAS JANGKA PANJANG
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2.q, 19 8.266.400.428 8.006.464.443 6.538.621.392
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 8.266.400.428 8.006.464.443 6.538.621.392 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 8.266.400.428 8.006.464.443 6.538.621.392 JUMLAH LIABILITAS 109.423.116.483 111.147.337.335 82.262.329.224 EKUITAS
Modal Saham - Nilai Nominal Rp 100 per Saham
Modal Dasar - 1.500.000.000 Saham Modal Ditempatkan dan Disetor
-750.000.000 Saham 14 75.000.000.000 75.000.000.000 75.000.000.000
Agio Saham 348.000.000 348.000.000 348.000.000
Saldo Laba 248.716.746.019 224.786.260.861 196.340.680.353
Jumlah Ekuitas 324.064.746.019 300.134.260.861 271.688.680.353 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 433.487.862.502 411.281.598.196 353.951.009.577
Lihat Laporan Review Akuntan Independen Catatan atas Laporan Keuangan Terlampir
Rp Rp
PENDAPATAN BERSIH 2.p, 15 234.864.133.909 87.457.081.230
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.p, 16 197.137.488.522 67.988.172.989
LABA BRUTO 37.726.645.387 19.468.908.241
BEBAN USAHA 2.p, 17
Beban Penjualan (1.749.691.095) (1.637.497.753)
Beban Umum dan Administrasi (2.312.954.737) (1.733.080.298)
Jumlah Beban Usaha (4.062.645.832) (3.370.578.051)
LABA USAHA 33.663.999.555 16.098.330.190
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan Bunga 74.204.366 27.701.413
Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih 2.b, 23 (735.463.869) 318.159.433
Beban Bunga (820.898.813) (304.648.378)
Beban Pajak (105.527.550) (63.351.544)
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih (248.056.499) 368.961
Beban Lain-lain - Bersih (1.835.742.365) (21.770.115)
LABA SEBELUM PAJAK 31.828.257.190 16.076.560.075
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.r, 18.d (7.897.772.032) (4.146.818.860)
LABA PERIODE BERJALAN 23.930.485.158 11.929.741.215
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -
-PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF
LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK -
-TOTAL LABA RUGI KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN 23.930.485.158 11.929.741.215
PT. JAYA PARI STEEL Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit)
Catatan Modal Disetor Agio Saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas
Rp Rp Rp Rp
Saldo Per 31 Desember 2009 (Diaudit) 75.000.000.000 348.000.000 196.340.680.353 271.688.680.353
Laba Bersih Periode Tiga Bulan Berjalan 11.929.741.215 11.929.741.215
Saldo Per 31 Maret 2010 (Tidak Diaudit) 75.000.000.000 348.000.000 208.270.421.568 283.618.421.568 Saldo Per 31 Desember 2010 (Diaudit) 75.000.000.000 348.000.000 224.786.260.861 300.134.260.861
Laba Bersih Periode Tiga Bulan Berjalan - - 23.930.485.158 23.930.485.158
Saldo Per 31 Maret 2011 (Tidak Diaudit) 75.000.000.000 348.000.000 248.716.746.019 324.064.746.019
Lihat Laporan Review Akuntan Independen Catatan atas Laporan Keuangan Terlampir
(3 bulan) (3 bulan)
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan 114.931.470.689 138.420.301.448
Pembayaran Kas kepada Pemasok, Karyawan dan Lainnya (146.115.769.867) (116.324.656.618)
Kas yang Dihasilkan dari Operasi (31.184.299.178) 22.095.644.830
Penerimaan Bunga 489.360.788 27.701.413
Pembayaran Pajak Penghasilan (5.759.158.377) (2.823.648.988)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (36.454.096.767) 19.299.697.255
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pencairan Deposito 35.580.450.000
-Perolehan Aset Tetap (14.170.000) (3.712.500)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 35.566.280.000 (3.712.500)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (887.816.767) 19.295.984.755 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (887.816.767) 19.295.984.755 KAS DAN SETARA KAS - AWAL TAHUN 12.552.313.911 1.429.771.131
Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing 255.243.692 951.190.427
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
1. Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
Komisaris Utama : Gwie Gunawan
Komisaris Independen : Drs. Syaefullah, Ak
Direktur Utama : Gwie Gunadi Gunawan
Direktur : Gwie Gunato Gunawan
Drs. Yurnalis Ilyas, Ak Drs. Hadi Sutjipto
Ketua : Drs. Syaefullah, Ak
Anggota : Drs. Agus Mulyono, Msi
Drs. Mujiyanto, Ak
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/ 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut:
PT. Jaya Pari Steel Tbk. ("Perusahaan") didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 juncto Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 46 tanggal 18 Juli 1973 dari Eddy Wijaya, SH., notaris di Surabaya, Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. YA.5/246/15 tanggal 2 Juni 1976 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 55 tanggal 9 Juli 1976, Tambahan No. 524. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 29 dan 30 tanggal 23 Juni 2009 dari Untung Darnosoewirjo, SH., notaris di Surabaya, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-57886.AH.01-02.Tahun 2009 tanggal 26 November 2009. Sampai dengan tanggal laporan keuangan diterbitkan, akta perubahan tersebut masih dalam proses untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Kantor pusat dan pabrik Perusahaan beralamat di Jl. Margomulyo No. 4, Surabaya.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi industri besi dan baja. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1976. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata untuk tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 282, 285 dan 288 karyawan untuk tahun 2009 (tidak diaudit).
Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada pengurus Perusahaan sebesar Rp 891.000.000 tahun 2011, Rp 4.901.000.000 tahun 2010, dan Rp 4.039.200.000 tahun 2009 yang dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
2. Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Baru
- PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan
- PSAK No. 3 : Laporan Keuangan Interim
Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan interim telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugi komprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interim ini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Pada tanggal 16 Juni 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Suratnya No. SI-035/SHM/MK.10/1989, untuk menawarkan saham kepada masyarakat sebanyak 3.360.000 saham. Pada tanggal 4 Agustus 1989 saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010, seluruh saham Perusahaan sejumlah 750.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi) tentang penyajian laporan keuangan serta keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VII.G.7 tentang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan" yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Pengukurannya disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
- PSAK No. 5 : Segmen Operasi
- PSAK No. 7 : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
• • • • • • • • • • • •
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan
PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud
Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan interim telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.
Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja Perusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktifitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan.
Perusahaan mengoperasikan dan menjalankan bisnis melalui segmen tunggal dengan mengelola infrastruktur jaringan yang ada. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah Direksi.
PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
• • • • • • •
b. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a.
b. Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
c. Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; d. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan;
e. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f.
g.
ISAK 14, Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web
ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ISAK 9, Perubahan Atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Konstribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi.
Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan.
Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
d. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan 1. 2. 3. a. b. c. 4.
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Investasi yang Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Liabilitas Keuangan
1.
2.
Estimasi Nilai Wajar
e. Penggunaan Estimasi
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode arus kas terdiskonto dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi keuangan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
f. Kas dan Setara Kas
g. Investasi Sementara
h. Piutang Usaha
i. Persediaan
j. Biaya Dibayar di Muka
k. Investasi Saham
Investasi dalam bentuk saham dimana perusahaan memiliki kurang dari 20% dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Penyisihan penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan dan dijaminkan disajikan sebagai Investasi Sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagihkan semua piutang sesuai dengan persyaratan piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran (lebih dari 30 hari jatuh tempo) dianggap sebagai indikator bahwa piutang usaha telah turun nilainya. Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal.
Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi.
l. Aset Tetap - Pemilikan Langsung
Tahun
Pematangan tanah 25
Bangunan 25
Mesin dan peralatan 10
Kendaraan bermotor 5
Perlengkapan kantor 10
m. Penurunan Nilai Aset
Jumlah tercatat aset tetap yang dilepaskan atau sudah tidak mempunyai manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya dihentikan pangakuannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset tetap yang tidak digunakan dan tidak klasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual, tetap disusutkan dan diklasifikasikan dalam aset tidak lancar lainnya.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Aset tertentu telah dinilai kembali pada tahun-tahun sebelumnya berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Pada penerapan awal PSAK 16 (Revisi 2007), nilai aset tertentu yang direvaluasi pada periode sebelumnya sesuai dengan standar sebelumnya dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan selisih penilaian kembali yang disajikan secara terpisah dalam akun ekuitas direklasifikasi ke saldo laba.
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Penyusutan dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual atau aset tersebut termasuk dalam kelompok aset yang tidak digunakan lagi dan diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual serta aset yang dihentikan pengakuannya.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
n. Aset Tidak Lancar Lainnya
o. Sewa
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan Barang -Pendapatan Bunga Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
q. Imbalan Pasca Kerja
Akun ini meliputi aset tetap yang tidak digunakan lagi. Aset tidak lancar lainnya disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Akun-akun yang tidak dapat digolongkan dalam kelompok aset di atas disajikan dalam kelompok Aset Tidak Lancar Lainnya.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Pendapatan bunga dicadangkan berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested .
r. Pajak Penghasilan
s. Laba per Saham
t. Informasi Segmen
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Perusahaan menghasilkan produk-produk yang tidak memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses produksi, golongan pelanggan dan pendistribusian produk dari masing-masing produk, sehingga Perusahaan hanya memiliki satu segmen usaha, Informasi segmen Perusahaan adalah berdasarkan segmen secara geografis.
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Laba per Saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
3 Kas dan Setara Kas
Kas Pihak Ketiga Bank
Rupiah Bank Mandiri Bank Central Asia Bank Ekonomi Lain-lain Sub Jumlah
Dollar Amerika Serikat Bank Central Asia Bank Mandiri
Standard Chartered Bank Deutsche Bank Lainnya Sub Jumlah Pihak-Pihak Berelasi Jumlah 4. Investasi Sementara Deposito Berjangka Rupiah Bank Mandiri Dollar Amerika Serikat
Bank Panin Bank Permata Bank Mandiri Jumlah 3.382.500 4.514.850.887 1.245.484.831
Pada bulan Desember 2009, seluruh deposito berjangka yang dimiliki perusahaan telah dicairkan dan sebagian besar digunakan untuk menambah porsi kepemilikan sahamnya di PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (Catatan 8).
121.191.567 802.734.831 828.727.623 8.991.000.000 Rp Rp 442.750.000 442.750.000 36.785.927.623 Rp 1.067.814.503 5.286.514.099 5.043.800.455 14.957.421 9.493.685.192
Penempatan pada kas dan setara kas dilakukan pada pihak ketiga dan tidak digunakan sebagai jaminan.
95.508.606 22.847.546 14.216.372 253.764.091 20.833.856 115.750.673 26.523.450.000 1.213.238.257 168.109.355 8.266.389 113.136.978 102.842.142 31 Maret 2011 7.252.213 1.716.826.017 272.887.384 6.519.521.709 31 Desember 2010 12.552.313.911 10.843.507.978 Rp 113.705.028 1.412.040.998 112.003.052 280.538.064 7.490.884 Rp 1.429.771.131 31 Desember 2009/
31 Maret 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010 31 Desember 2009/ 1.595.668.955 27.868.450 Rp 108.192.537 776.403.055 1 Januari 2010 -11.919.740.836
Tingkat Bunga Deposito Berjangka Rupiah
Dollar Amerika Serikat
5. Piutang Usaha
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak Ketiga
Pelanggan Dalam Negeri Penyisihan Piutang Ragu-ragu Sub Jumlah
Pihak Berelasi
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk
Jumlah
b. Berdasarkan Umur (hari) Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo
1 - 30 Hari 31 - 60 Hari 61 - 90 Hari 91 - 120 Hari 121 - 150 Hari Lebih dari 150 Hari Sub Jumlah
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Jumlah
31 Desember 2009/ 31 Maret 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
Rp Rp Rp 127.947.069.635 71.547.069.635 (262.441.890) 40.286.062.993 29.122.987.058 235.168.939.257 77.101.181.992 234.906.497.367 (262.441.890) 0,5% - 2,30% 59.044.023.693 4.644.956.900 7% 7% 7.800.669.641 57.173.820.167 64.490.483.237 1.579.035.436 62.839.665.939 1.426.140.308 2.744.629.483 93.613.470.295 93.613.470.295 127.947.069.635 0,5% - 2,30% 194.620.434.374
Deposito yang dijaminkan merupakan deposito dari Bank Mandiri dan berjangka waktu 12 bulan yang digunakan sebagai jaminan atau bank garansi kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Penempatan deposito berjangka dilakukan pada pihak ketiga.
4.140.004 2.999.528.411 44.771.992 107.021.693.357 29.122.987.058 31 Maret 2011 71.547.069.635 127.947.069.635 42.013.910.771 21.584.900.491 40.548.504.883 234.906.497.367 93.613.470.295 1.573.827.376 1.306.118.825 31 Desember 2010 272.729.528 2.054.378.398 31 Desember 2009/ Rp Rp 56.400.000.000 3.499.356.475 1 Januari 2010 Rp
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
c. Berdasarkan Mata Uang Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Jumlah
Mutasi Penyisihan Piutang Ragu-ragu Saldo awal Penambahan Saldo Akhir 6. Persediaan Barang Jadi Bahan Baku Bahan Pembantu Suku Cadang Jumlah
Pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010, tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. -262.441.890 262.441.890 -34.111.311.504 58.613.488.478 Rp 61.374.987.535 436.907.364 2.233.719.003 527.325.852 Rp 2.213.770.921 87.913.042.875 2.230.230.538 547.339.046 3.308.448.036 78.938.647.768 14.893.033.866 234.906.497.367 188.743.439.615 28.025.293.884 26.055.802.509
Pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010, persediaan tidak diasuransikan, karena manajemen berkeyakinan bahwa persediaan tersebut dapat terhindar dari risiko pencurian dan kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran dan risiko lainnya.
Pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010, tidak terdapat persediaan yang dijaminkan.
Manajemen telah mengevaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada tanggal laporan posisi keuangan. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup.
34.999.981.817 - Rp Rp Rp 46.163.057.752 116.709.942.157 93.613.470.295 127.947.069.635 71.547.069.635 56.400.000.000 Rp 31 Maret 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010
1 Januari 2010 31 Desember 2010
31 Maret 2011
31 Desember 2009/ 31 Desember 2009/
7. Uang Muka Pembelian
Uang Muka Pembelian Bahan Baku Uang Muka Pembelian Peralatan
Jumlah
8. Investasi Saham
31 Desember 2009/
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan menambah pemilikan sahamnya pada PT GDS sejumlah 639.870.000 lembar saham dengan biaya perolehan sebesar Rp 102.379.200.000 yang dimaksudkan untuk menambah porsi
kepemilikan saham pada PT GDS yang pada saatnya dapat meningkatkan sinergi usaha (Catatan
21). Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-412/BL/2009 transaksi yang mempunyai nilai material sebagaimana dimaksud dalam peraturan No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP 413/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 yang memerlukan persetujuan pemegang saham perusahaan. Persetujuan tersebut telah diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2009.
8.157.729.600
31 Desember 2010 1 Januari 2010
Rp Rp Rp
Pemilikan investasi saham kepada PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk dimaksudkan untuk investasi jangka panjang yang pada saatnya dapat meningkatkan sinergi usaha dan dicatat sebesar biaya perolehannya (metode biaya).
Akun ini merupakan investasi jangka panjang dalam bentuk saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (pihak-pihak berelasi) - (PT GDS) sejumlah 40.130.000 lembar saham atau sebesar 0,94% dari jumlah saham yang beredar. PT GDS merupakan satu perusahaan yang bergerak dibidang industri baja dan berkedudukan di Surabaya dan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2009.
Uang muka pembelian bahan baku kepada Stemcor (S.E.A) Pte. Ltd., Singapura berupa slab, masing-masing sejumlah
20.197 MT pada tanggal 31 Maret 2011, sejumlah 20.000 MT pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31
Desember 2009/1 Januari 2010.
31 Maret 2011
Saldo pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 sebesar Rp 102.879.698.646 dengan kepemilikan saham sejumlah 680.000.000 lembar saham atau sebesar 8,29% dari jumlah saham yang beredar.
454.640.500 11.440.448.400 10.723.970.800 11.895.088.900 10.723.970.800 8.157.729.600
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
9. Aset Tetap
31 Maret 2011
1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2011
Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah 6.459.172.408 - - - 6.459.172.408 Pematangan tanah 23.802.592 - - - 23.802.592 Bangunan 9.578.913.922 - - - 9.578.913.922 Mesin dan Peralatan 52.776.191.460 - - - 52.776.191.460 Kendaraan Bermotor 1.311.155.218 - - - 1.311.155.218 Perlengkapan Kantor 1.623.495.223 6.620.000 - - 1.630.115.223 Jumlah 71.772.730.823 6.620.000 - - 71.779.350.823 Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Pematangan tanah 23.802.590 - - - 23.802.590 Bangunan 6.970.629.489 31.689.366 - - 7.002.318.855 Mesin dan Peralatan 44.828.152.941 376.859.471 - - 45.205.012.412 Kendaraan Bermotor 968.883.929 57.775.313 - 1.026.659.242 Perlengkapan Kantor 1.362.409.599 12.042.055 - - 1.374.451.654 Jumlah 54.153.878.548 478.366.205 - - 54.632.244.753
Nilai Tercatat 17.618.852.275 17.147.106.070
31 Desember 2010
1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2010
Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah 6.459.172.408 - - - 6.459.172.408 Pematangan tanah 23.802.592 - - - 23.802.592 Bangunan 9.578.913.922 - - - 9.578.913.922 Mesin dan Peralatan 52.362.426.763 413.764.697 - - 52.776.191.460 Kendaraan Bermotor 1.311.155.218 - - - 1.311.155.218 Perlengkapan Kantor 1.596.275.223 27.220.000 - - 1.623.495.223 Jumlah 71.331.746.126 440.984.697 - - 71.772.730.823 Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Pematangan tanah 23.802.590 - - - 23.802.590 Bangunan 6.831.208.111 139.421.378 - - 6.970.629.489 Mesin dan Peralatan 43.233.140.481 1.595.012.460 - - 44.828.152.941 Kendaraan Bermotor 737.782.674 231.101.255 - 968.883.929 Perlengkapan Kantor 1.313.880.503 48.529.096 - - 1.362.409.599 Jumlah 52.139.814.359 2.014.064.189 - - 54.153.878.548
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Biaya Pabrikasi (Catatan 16)
Beban Umum dan Administrasi (Catatan 17)
Jumlah 31 Maret 2010 Rp 478.366.205 71.253.828 71.540.595 484.261.450 (3 bulan) 31 Maret 2011
Pada tahun 2009, perusahaan telah mereklasifikasi bangunan dan mesin serta peralatan dengan nilai tercatat sebesar Rp 95.377.045 sebagai aset tetap yang tidak digunakan dan disajikan dalam bagian "Aset Tidak Lancar Lainnya" (Catatan 10). 407.112.377 Rp 412.720.855 (3 bulan) 31 Desember 2009/1 Januari 2010
1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Pemilikan Langsung Tanah 6.465.602.408 - (6.430.000) - 6.459.172.408 Pematangan tanah 23.802.592 - - - 23.802.592 Bangunan 10.176.216.963 - (195.156.480) (402.146.561) 9.578.913.922 Mesin dan Peralatan 53.681.996.724 2.812.317.931 - (4.131.887.892) 52.362.426.763 Kendaraan Bermotor 1.311.155.218 - - - 1.311.155.218 Perlengkapan Kantor 1.569.550.223 26.725.000 - - 1.596.275.223 Jumlah 73.228.324.128 2.839.042.931 (201.586.480) (4.534.034.453) 71.331.746.126 Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Pematangan tanah 23.802.590 - - - 23.802.590 Bangunan 7.132.303.307 175.764.991 (130.107.988) (346.752.199) 6.831.208.111 Mesin dan Peralatan 45.753.014.863 1.572.030.827 - (4.091.905.209) 43.233.140.481 Kendaraan Bermotor 506.681.417 231.101.257 - 737.782.674 Perlengkapan Kantor 1.263.359.797 50.520.706 - - 1.313.880.503 Jumlah 54.679.161.974 2.029.417.781 (130.107.988) (4.438.657.408) 52.139.814.359
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
10. Aset Tidak Lancar Lainnya
Aset Tetap Tidak Digunakan
-Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar Rp 4.495.459.225 pada 31 Maret 2011, Rp 4.490.397.570 pada 31 Desember 2010 dan Rp 4.438.657.408 pada 31 Desember 2009/1 Januari 2010
Lainnya Jumlah 31 Desember 2009/ Rp 66.239.647 Rp
Perusahaan memiliki sebidang tanah dengan luas 19.540 m2yang terletak di Desa Karangpoh, Kecamatan Tandes,
Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Perusahaan yang berjangka waktu 20 tahun dan akan jatuh tempo tahun 2026. Selain itu Perusahaan juga memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi
di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya dan di Trawas, Mojokerto dengan luas seluruhnya sebesar 3.795 m2, dengan hak
legal berupa Hak Milik atas nama pemilik lama. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dalam perpanjangan HGB atau pengalihan Hak Milik dari pemilik lama karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung bukti kepemilikan yang memadai.
20.068.429 31 Desember 2010
20.068.429
Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Himalaya Pelindung, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Asuransi Bintang Tbk terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 220.968.000.000 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, dan Rp 221.214.000.000 pada tanggal 31 Desember 2009/1 Januari 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
1 Januari 2010 31 Maret 2011
38.575.228
Rp
Aset Tetap Tidak digunakan terdiri dari tanah mentah, bangunan dan mesin untuk produksi besi beton.
71.301.302 123.041.464 27.664.419 51.232.873 102.973.035
11. Hutang Usaha - Pihak Ketiga
a. Berdasarkan Pemasok
Stemcor (S.E.A) Pte. Ltd. Singapura Lain - lain
Jumlah
b. Berdasarkan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Rupiah
Jumlah
12. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Ongkos Angkut Gas Gaji Lain-lain Jumlah 31 Desember 2009/ 1.016.981.488 Rp 91.601.731.994 92.618.713.482 Rp 370.840.350 73.137.559.038 88.715.293.611 91.601.731.994 92.618.713.482 630.000.000 31 Maret 2011 535.034.950 Rp 1.214.024.533 Rp 2.181.305.532 89.302.455.868 31 Desember 2009/ 1.016.981.488 31 Maret 2011 587.162.257 371.636.774 89.302.455.868 88.715.293.611
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan bahan pembantu baik dari pemasok dalam atau luar negeri, berkisar 30 sampai 120 hari.
371.636.774 1 Januari 2010 432.246.049 31 Desember 2010 587.162.257 2.673.097.776 846.018.266 826.239.160 73.137.559.038 72.765.922.264 1 Januari 2010 856.951.318 72.765.922.264 911.419.990 385.871.920 2.154.243.228 Rp Rp 31 Desember 2010
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
13. Uang Muka Penjualan
PT Surya Megah PT Sribaja Intan
PT Dutacipta Pakar Perkasa PT Jaya Prima Steel PT Masajaya Bersama PT Timur Jaya Indo Steel PT Hamasa Steel Centre
Jumlah 14. Modal Saham 31 Desember 2009/ 352.686.520 Rp 2.142.215.747 1.021.651.915 6.138.487.588 1.086.563.677 7.948.597.196 3.283.844.725 31 Desember 2010 445.091 Rp 1.236.856.627 31 Maret 2011 2.455.676.433 46.279.910 2.460.864.139 1 Januari 2010 Rp Persentase Jumlah
Pemilikan Modal Disetor Rp
International Magnificent Fortune Limited 267.767.500 35,70% 26.776.750.000 Vihara Limited 245.390.000 32,72% 24.539.000.000 Gwie Gunawan (Komisaris Utama) 116.500.000 15,53% 11.650.000.000 Gwie Gunadi Gunawan (Direktur Utama) 10.000 0,00% 1.000.000 Masyarakat Lainnya (masing-masing di bawah 5%) 120.332.500 16,04% 12.033.250.000 Jumlah 750.000.000 100,00% 75.000.000.000
Nama Pemegang Saham
Jumlah
31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan
Saham
15. Pendapatan Bersih
Penjualan Hasil Produksi: Plat Hitam/Kapal Avalan
Lain-lain Jumlah
Penjualan Bahan Baku-Slab Jumlah Pendapatan Kotor Retur Penjualan
Pendapatan Bersih
PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk PT Sribaja Intan
PT Jaya Prima Steel PT Timur Jaya Indosteel PT Pelita Tatamas Jaya
Jumlah 13.041.018.989 291.610.990 91.381.453.780 11.530.095.096 130.150.050.150 104.714.083.759 8.340.516.068 130.150.050.150 15.123.151.001 234.864.133.909
Berikut ini adalah rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010: 3.698.100.915 234.864.133.909 (257.249.020) 168.841.913.230 76.360.590.830 761.154.980 42.046.868.690 12.085.813.140 20.659.405.730 11.033.715.110 (3 bulan) (3 bulan) 31 Maret 2010 31 Maret 2011
55,42% dari jumlah penjualan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 21). 320.024.310 8.540.494.840 (3 bulan) (3 bulan) Rp Rp 31 Maret 2011 31 Maret 2010 87.457.081.230 87.714.330.250 87.714.330.250 Rp Rp
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
16.
Bahan Baku yang digunakan Tenaga Kerja Langsung Biaya Pabrikasi Jumlah Biaya Produksi Persediaan Barang jadi
Awal Periode Akhir Periode
Beban Pokok Penjualan - Hasil Produksi Beban Pokok Penjualan - Bahan Baku-Slab
Jumlah Beban Pokok Penjualan
17. Beban Usaha
Beban Penjualan
Ongkos Angkut Gaji dan Upah Lain-lain Sub Jumlah -31 Maret 2010 (3 bulan) 1.637.497.753 103.177.488.357 1.114.257.566 635.379.157 27.290.641 54.372 87.265.270.895 1.414.715.000 95.929.491.540 (28.025.293.884) 26.055.802.509
Pembelian kepada Stemcor (S.E.A) Pte. Ltd. Singapura dengan jumlah pembelian sebesar Rp 105.800.999.376 untuk perode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011 merupakan pembelian bahan baku yang melebihi 10%. Sedangkan sampai dengan periode 31 Maret 2010, tidak terdapat pembelian bahan baku.
93.960.000.165
Beban Pokok Penjualan
197.137.488.522 (3 bulan) Rp 1.749.691.095 14.893.033.866 68.038.383.380 (14.943.244.257) (3 bulan) 60.949.697.772 31 Maret 2011 (3 bulan) 1.200.024.950 5.888.660.658 Rp Rp 7.249.505.645 Rp 265.728.800 1.344.478.312 31 Maret 2011 31 Maret 2010 67.988.172.989 67.988.172.989
Beban Umum dan Administrasi
Gaji, Upah dan Tunjangan Imbalan Pasca Kerja (Catatan 19) Pajak Penghasilan
Jasa Profesional Asuransi Tenaga Kerja Penyusutan (Catatan 9) Kesejahteraan Karyawan
Administrasi Saham dan Pelaporan Listrik
Representasi Sumbangan
Pemeliharaan dan Perbaikan Lain - lain
Sub Jumlah Jumlah
18. Perpajakan
a. Pajak Dibayar di Muka
b. Piutang Pajak
Aset Lancar
Pajak Penghasilan Badan Tahun 2009
Aset Tidak Lancar
Pajak Penghasilan Badan Tahun 2010 Tahun 2009 31 Desember 2009/ 79.326.977 32.613.832 4.062.645.832 3.370.578.051 Rp 31 Maret 2011 31 Maret 2010 (3 bulan) (3 bulan) Rp Rp 1 Januari 2010 43.733.808 14.650.000 1.733.080.298 8.029.513 136.142.308 54.658.265 33.891.990 71.540.595
Akun ini merupakan pajak pertambahan nilai dibayar di muka pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan
31 Desember 2009/1 Januari 2010 masing-masing sebesar Rp 5.010.021.291,
Rp 6.071.140.088 dan Rp 996.705.737. 8.609.353.807 141.923.241 31 Desember 2010 Rp Rp 31 Maret 2011 8.595.353.807 8.609.353.807 9.889.627 71.253.828 54.250.000 3.312.442.230 2.312.954.737 290.508.686 103.587.762 16.550.000 441.389.055 202.939.359 3.221.325.480 29.684.324 264.657.134 98.703.922 97.970.544 831.053.400 861.896.550 55.190.315
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
c. Hutang Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29 Pasal 26 Jumlah
d. Beban Pajak Penghasilan
Penghasilan (Beban) Pajak Bersih Perusahaan Terdiri atas: Pajak Kini
Pajak Tangguhan
Jumlah Pajak Kini
Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Perbedaan Temporer:
Penyusutan Aset Tetap - Bersih Pendapatan Bunga Deposito Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Cadangan Imbalan Pasca Kerja - Bersih (Catatan 19)
Sub Jumlah 31 Desember 2009/ 262.441.890 -(3 bulan) Rp 947.509 114.424.125 95.730.161 31 Maret 2011 Rp 31 Desember 2010 177.267.050 Rp 31.828.257.190 2.667.481.250 2.940.991.043 Rp 512.582 (3 bulan) 292.638.684 259.935.985 875.276.870 415.156.422 218.819.218 (8.116.591.250) (7.897.772.032) (62.257.427) (4.129.769.196) 201.984.865 (17.049.664) 284.473.296 (68.198.657) 31 Maret 2010 (3 bulan) 82.216.566 271.865 31 Maret 2011 31 Maret 2010 (3 bulan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
177.267.050 1 Januari 2010 Rp (4.146.818.860) 16.076.560.075 (68.198.657) 31 Maret 2011 Rp Rp
Perbedaan Permanen: Beban Pajak
Kesejahteraan Karyawan Representasi
Sumbangan
Biaya Perumahan Dinas Beban Asuransi
Penghasilan Bunga - Bersih Beban Bunga
Lain-lain
Sub Jumlah Laba Kena Pajak
Tarif Pajak yang Berlaku:
25% x Rp 32.466.365.000 tahun 2011 25% x Rp 16.519.076.786 tahun 2010
Jumlah
Dikurangi Pajak Dibayar di Muka Pajak Penghasilan
Pasal 22 Pasal 25
Jumlah
Hutang Pajak Kini
(3 bulan) (3 bulan) 31 Maret 2011 31 Maret 2010 Rp Rp 2.362.939.730 105.527.550 8.116.591.250 8.116.591.250 5.449.110.000 (1.766.829.466) Rp 29.684.324 55.190.315 (2.667.481.250) 2.408.793 32.466.365.312 (237.168.748) 28.196.457 5.449.110.000 16.550.000 14.634.601 43.733.808 63.351.544 510.714.368 (27.701.413) 57.373.786 Rp 304.648.378 (489.360.788) 4.129.769.196 54.658.265 1.958.970.000 403.969.730 16.519.075.786 14.650.000
Perhitungan beban dan hutang (piutang) pajak kini adalah sebagai berikut:
31 Maret 2011 31 Maret 2010 (3 bulan) (3 bulan)
4.129.769.196
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
31 Maret 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 (Diaudit) dan 31 Desember 2009/1 Januari 2010 (Diaudit)
Serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit)
Pajak Tangguhan
Pada tanggal 3 Mei 2011, Perusahaan telah menerima Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) No : KEP-0049.PPH/WPJ.07/KP.0803/2011 dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) No : 80076054-2011 atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2009 sebesar Rp 8.595.353.807. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut telah diterima Perusahaan pada tanggal 20 Mei 2011 (Catatan 24).
Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 (Diaudit) telah menghitung beban pajak kini dengan kompensasi kerugian tahun 2009 berdasarkan SPT tahun 2009 bukan SKP karena SKP diterima setelah laporan keuangan terbit, namun demikian laporan SPT tahun 2010, Perusahaan telah menghitung pajaknya
dengan mengkompensasikan rugi fiskal tahun 2009 berdasarkan SKP karena SPT tahun 2010
dilaporkan pada tanggal 25 April tahun 2011. Karena adanya selisih SKP dan SPT sebesar Rp 364.467.137 tersebut, maka terdapat selisih lebih bayar pajak tahun 2010 antara laporan keuangan Perusahaan dengan SPT tahun 2010 sebesar Rp 91.116.750, yaitu bahwa laporan keuangan melaporkan lebih bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 3.312.442.230 sedangkan SPT tahun 2010 melaporkan lebih bayar sebesar Rp 3.221.325.480.
Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan atas Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 2009. SKP menetapkan rugi fiskal tahun 2009 adalah sebesar Rp 15.304.595.197 dengan jumlah lebih bayar sebesar Rp 8.609.353.807, sedangkan rugi fiskal yang telah dilaporkan dalam SPT adalah sebesar Rp 15.669.062.334, sehingga terdapat selisih sebesar Rp 364.467.137.
Dikreditkan Dikreditkan Dikreditkan (Dibebankan)ke Efek Perubahan (Dibebankan) ke (Dibebankan) ke
1 Januari 2009 laporan laba rugi Tarif Pajak 31 Desember 2009 laporan laba rugi 31 Desember 2010 laporan laba rugi 31 Maret 2011
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Pajak Tangguhan:
Rugi Fiskal - 4.387.337.454 (470.071.870) 3.917.265.584 (3.917.265.584) - - Penurunan Nilai Persediaan 4.967.813.929 (4.967.813.929) - - - - - Penyisihan Piutang Ragu-ragu - - - - - - 65.610.473 65.610.473 Cadangan Imbalan Pasca Kerja 1.367.066.916 299.699.044 (32.110.612) 1.634.655.348 366.960.763 2.001.616.111 64.983.996 2.066.600.107
Kewajiban Pajak Tangguhan:
Penyusutan 49.351.780 (31.301.245) 1.301.489 19.352.024 (41.964.566) (22.612.542) (15.564.357) (38.176.899) Pendapatan Bunga yang Masih
Akan Diterima - - - (103.789.106)- (103.789.106) 103.789.106
Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi (Laba Akuntansi) Tarif Pajak yang Berlaku:
25% x Rp 31.828.257.190 tahun 2011 25% x Rp 16.076.560.075 tahun 2010
Jumlah
Pengaruh Pajak atas Penghasilan (Beban) yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
19. Imbalan Pasca Kerja
Biaya Jasa Kini Biaya Bunga
Amortisasi Koreksi Aktuaria Amortisasi dari Beban Jasa Lalu yang Belum Menjadi Hak
Jumlah 115.067.941 (4.146.818.860) 31 Desember 2009/ 667.926.058 (4.019.140.019) (4.019.140.019) (127.678.841) 16.076.560.075 31 Maret 2011 31 Desember 2010 (3 bulan) 240.252.103 (7.957.064.297) 961.008.411 Rp 28.766.985 5.388.452 1.765.556.219 Rp
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
21.553.809 (7.897.772.032) 59.292.265 Rp 441.389.055 31.828.257.190 89.743.900 166.981.515 Rp
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah:
Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tahun 2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 273 karyawan pada 31 Maret 2011, 278 karyawan pada 31 Desember 2010 dan 283 karyawan pada 31 Desember 2009/1 Januari 2010. 1 Januari 2010 (7.957.064.297) 31 Maret 2011 31 Maret 2010 (3 bulan) 503.615.715 856.907.807 21.553.809 1.471.821.231 Rp