BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI
KABUPATEN WONOGIRI
Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota, khususnya di Kabupaten Wonogiri.
6.1. KERANGKA KELEMBAGAAN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
6.1.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten.
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 23/2014 Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas - luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten adalah: a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Penentuan beban kerja perangkat daerah didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, besaran masing - masing Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah untuk Urusan Pemerintahan Wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan untuk Urusan Pemerintahan Pilihan. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Melalui pembangunan bidang aparatur negara diharapkan dapat mewujudkan birokrasi pemerintah yang lebih profesional, berintegritas tinggi, dan mampu menjadi pelayan bagi masyarakat. Dalam kaitan ini, birokrasi juga memiliki peranan dalam penciptaan landasan yang kokoh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta pilar penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, pembangunan bidang aparatur negara tidak dapat dilepaskan dan harus merujuk pada landasan ideologis dan konstitusional negara yakni Pancasila dan UUD 1945. Dalam RPJPN 2005-2025, telah dimandatkan arah kebijakan bahwa pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya. Selanjutnya juga telah digariskan dalam RPJPN tersebut bahwa tahapan pembangunan aparatur negara pada RPJMN 2015-2019 diarahkan pada peningkatan profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah yang makin mampu mendukung pembangunan nasional.
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kabupaten, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kabupaten dengan Perbupati.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah. 10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
6.1.2. Kondisi Eksisting
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang menangani bidang Cipta Karya.
1. BAPPEDA DAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari : a. Kepala;
b. Sekretariat, membawahi :
Subbagian Perencanaan dan Pelaporan; Subbagian Keuangan;
c. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi : Subbidang Pemerintahan dan Aparatur;
Subbidang Kesejahteraan Rakyat.
d. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, membawahi : Subbidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; Subbidang Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang.
e. Bidang Ekonomi, membawahi : Subbidang Bina Perekonomian; Subbidang Bina Produksi Daerah.
f. Bidang Statistik, Bina Program dan Monitoring Evaluasi, membawahi : Subbidang Statistik;
Subbidang Bina Program, Monitoring dan Evaluasi.
BUPATI WONOGIRI, BEGUG POERNOMOSIDI KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SUBBIDANG
PEMERINTAHAN DAN APARATAUR BIDANG PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN
PENATAAN RUANG SUBBIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH BIDANG PRASARANA DAN PENGEMBANGAN WILAYAH SUBBIDANG BINA PROGRAM DAN MONITORING EVALUASI
SUBBIDANG STATISTIK
BIDANG
STATISTIK, BINA PROGRAM DAN MONITORING EVALUASI
SUBBIDANG BINA PRODUKSI DAERAH
SUBBIDANG BINA PEREKONOMIAN BIDANG EKONOMI SUB BAGIAN KEUANGAN
2. DPU
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : 1. Kepala;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Subbagian Keuangan;
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Bina Marga, membawahi : a. Seksi Bina Teknis;
b. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan/Jembatan; c. Seksi Pemeliharaan Jalan/Jembatan.
4. Bidang Cipta Karya, membawahi : a. Seksi Bina Teknis;
b. Seksi Sarana Perkotaan;
c. Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan.
5. Bidang Permukiman dan Tata Ruang, membawahi : a. Seksi Bina Teknis;
b. Seksi Permukiman; c. Seksi Tata Ruang.
6. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahi : a. Seksi Kebersihan;
b. Seksi Pertamanan;
c. Seksi Penerangan Jalan dan Reklame.
7. Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran; 8. Kelompok Jabatan Fungsional.
KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN/JEMBATAN SEKSI BINA TEHNIS BIDANG BINA MARGA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG CIPTA KARYA BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BIDANG
PERMUKIMAN DAN TATA RUANG SUB BAGIAN KEUANGAN SEKSI PEMELIHARAAN JALAN/JEMBATAN SEKSI SARANA PERKOTAAN SEKSI BINA TEKNIS SEKSI
TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKSI PERMUKIMAN SEKSI BINA TEKNIS SEKSI TATA RUANG SEKSI PERTAMANAN SEKSI KEBERSIHAN SEKSI PENERANGAN JALAN DAN REKLAME
UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMADAM KEBAKARAN
3. KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari : a. Kepala;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan; d. Seksi Penanggulangan Pencemaran e. Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan; f. Kelompok Jabatan Fungsional.
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENANGGULANGAN PENCEMARAN SEKSI PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN
4. DINAS KESEHATAN
Susunan Organisasi pada Dinas Kesehatan terdiri dari : a. Kepala;
b. Sekretariat, membawahi :
1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan; 2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Upaya Kesehatan, membawahi : 1. Seksi Upaya Kesehatan Dasar dan Institusi; 2. Seksi Upaya Kesehatan Khusus dan Rujukan; 3. Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi.
d. Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi : 1. Seksi Pengendalian Penyakit;
2. Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa; 3. Seksi Penyehatan Lingkungan.
e. Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kemitraan, membawahi : 1. Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan;
2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan;
3. Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat.
f. Bidang Sumberdaya Kesehatan, membawahi : 1. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman; 2. Seksi Perbekalan Kesehatan;
3. Seksi Pengembagan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Organisasi Profesi.
g. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium; h. Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi; i. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas;
KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN UPT PUSKESMAS SEKSI UPAYA KESEHATAN KHUSUS DAN RUJUKAN SEKSI UPAYA KESEHATAN DASAR DAN INSTITUSI BIDANG UPAYA KESEHATAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG
PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN BIDANG
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN KEMITRAAN
SEKSI
UPAYA KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
SEKSI
PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN SEKSI PENGEMBANGAN PROMOSI KESEHATAN SEKSI JAMINA N PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSI
PERBEKALAN KESEHATAN SEKSI FARMASI, MAKANAN DAN MINUMAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM
SEKSI
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
DAN ORGANISASI PROFESI
UNIT PELAKSANA TEKNIS GUDANG FARMASI
UPT PUSKESMAS
UPT PUSKESMAS UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSKESMAS
UPT PUSKESMAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RAWAT
5. PDAM
Struktur organisasi PDAM adalah sebagai berikut : 1. Direktur;
2. Kabag Administrasi umum :
a. Kasubag administrasi dan personalia; b. Kasubag Rumah Tangga dan keamanan; c. Kasubag pelayanan langganan;
d. Kasubag pengadaan dan logistis.
3. Kabag Keuangan
a. Kasubag pembukuan; b. Kasubag rekening; c. Kasubag penagihan kasir.
4. Kabag Teknis
a. Kasubag perencanaan; b. Kasubag produksi;
c. Kasubag transmisi dan distribusi; d. Kasubag segel meter air.
6. DINAS PENGAIRAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Susunan Organisasi Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari 1. Kepala;
2. Sekretariat, membawahi :
a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan b. Subbagian Keuangan;
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Pengairan, membawahi : a. Seksi Bina Teknis;
b. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Pengairan; c. Seksi Operasional dan Bina Manfaat
4. Bidang Sumberdaya Mineral, membawahi : a. Seksi Pembinaan dan Pengusahaan b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian
5. Bidang Geologi, Air Tanah dan Energi, membawahi : a. Seksi Geologi dan Air Bawah Tanah;
b. Seksi Migas, Energi dan Ketenagalistrikan.
KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SEKSI PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN BIDANG SUMBERDAYA MINERAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN KEUANGAN SEKSI MIGAS, ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN
SEKSI
GEOLOGI DAN AIR BAWAH TANAH
BIDANG GEOLOGI, AIR TANAH DAN
ENERGI SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN PENGAIRAN SEKSI BINA TEKNIS BIDANG PENGAIRAN SEKSI
OPERASIONAL DAN BINA MANFAAT
Harapan kelembagaan
Dengan adanya struktur organisasi dinas yang menangani bidang infrastruktur keciptakaryaan yang ada di Kabupaten Wonogiri maka diharapkan terciptanya sistem kelembagaan yang baik dan akuntabel sesuai sengan prinsip prinsip good governance. Adapun prinsip Good Governance adalah :
1. AKUNTABILITAS: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
2. PENGAWASAN : Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
3. DAYA TANGGAP: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
4. PROFESIONALISME: Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
5. EFISIENSI & EFEKTIVITAS: Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal & bertanggung jawab. 6. TRANSPARANSI: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
7. KESETARAAN: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
8. WAWASAN KE DEPAN: Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas & mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
9. PARTISIPASI: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
10. PENEGAKAN HUKUM: Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Tabel 6.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Wonogiri
No Instansi Pembangunan Bidang CK Peran Instansi dalam
Unit/ Bagian yang Menangani
Pembangunan Bidang CK 1 Bappeda dan Penelitian
dan pengembangan
Penataan Prasarana, Pengembangan Wilayah, dan penataan lingkungan
Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah 2 DPU Seksi Sarana Perkotaan Bidang Cipta Karya
Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan
Bidang Cipta Karya
Seksi Permukiman Bidang Permukiman dan Tata Ruang
3 Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan permukiman dan pertanahan
Seksi perumahan dan permukiman
Bidang perumahan dan permukiman
4 Kantor Lingkungan Hidup Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan
5 PDAM Bidang perencanaan Bagian Teknik
5 Dinas Kesehatan Seksi Penyehatan Lingkungan
Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
6 ESDM Seksi Geologi dan air
bawah tanah
Bidang Geologi, Air Tanah Dan Energi
Tabel 6.2
Inventarisasi Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Wonogiri
No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP 1 Pengembangan Permukiman a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Wonogiri
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang, Penyusunan Rencana Teknis Ruang dan Penyusunan Rencana Zonasi
Penyusunan Perencanaan Tata Ruang
dan Lingkungan
b. DPU bidang Cipta
Karya dan Bidang Permukiman dan Tata Ruang
Pelaksanaan pengaturan,
penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman
c. Dinas Perumahan
Rakyat dan kawasan permukiman dan pertanahan
Bidang perumahan dan permukiman
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Wonogiri
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang, Penyusunan Rencana Teknis Ruang dan Penyusunan Rencana Zonasi
Penyusunan Perencanaan Tata Ruang
dan Lingkungan
b. DPU bidang Cipta
Karya Bidang Permukiman dan Tata Ruang
Pelaksanaan pengaturan,
penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman
3 Pengembangan Air Minum
a. PDAM Kabupaten Wonogiri
Sebagai penyedia, pengelolaan layanan air bersih di Kabupaten Wonogiri
B.ESDM Sebagai penyedia penyedia, pengelolaan
layanan air bawah tanah di Kabupaten Wonogiri
3 Pengembangan PLP a. DPU bidang Cipta Karya
Khususnya di bidang drainase,
Mengelola sampah yang ada di
Kabupaten Wonogiri baik itu proses pengangkutan dari TPS sampai ke TPA dan
pengelola sarana prasarana persampahan
Lingkungan Hidup penyediaan sarana sanitasi lingkungan.
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan perencanaan di bidang penataan ruang dan lingkungan, serta prasarana kota
b. DPU bidang Cipta Karya
Pengawasan terhadap pelaksaanaan pembangunan yang terkait dengan bidang keciptakaryaan seperti drainase, perumahan.
Berdasarkan inventarisasi instansi pengelola yang menangani bidang keciptakaryaan yang ada di Kabupaten Wonogiri, maka dibutuhkan juga regulasi/peraturan yang mendukung kegiatan keciptakaryaan yang ada. Regulasi tersebut digunakan sebagai pedoman/acuan dalam pembangunan keciptakaryaan. Saat ini ada beberapa regulasi yang belum ada/belum disusun di Kabupaten Wonogiri. Berikut inventarisasi regulasi yang sudah ada dan yang belum disusun.
Inventarisasi Kebutuhan Regulasi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Wonogiri
No Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan
Masa
Berlaku Kebutuhan /Kepentingan
Arahan dalam bidang
Ciptakarya Instansi yang
terlibat Keterangan Ada Tidak
1 RTRW Kabupaten 2001-2031 Sebagai kebijakan makro penataan ruang wilayah di Kabupaten Wonogiri
Pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan
Ruang terbuka Hijau Jaringan sarana dan
prasarana Semua instansi/badan yang ada di Kabupaten Wonogiri Baru proses revisi
2 RPJMD 2016-2021 Sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah .
Gambaran
Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan khususnya dalam bidang cipta karya Kebijakan umum dan
pembangunan daerah khususnya dalam bidang keciptakaryaan Semua instansi/badan yang ada di Kabupaten Wonogiri
sekurang-No Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan
Masa
Berlaku Kebutuhan /Kepentingan
Arahan dalam bidang
Ciptakarya Instansi yang
terlibat Keterangan Ada Tidak
khususnya bangunan untuk infrastruktur keciptakaryaan.
4 RISPAM 2012-2027 Sebagai rencana induk
pengembangan sistem air minum 1. Rencana jaringan (sistem transmisi dan distribusi) 2. Program dan kegiatan pengembangan (identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air dan identifikasi air baku)
3. Kriteria dan standar pelayanan
4. Rencana sumber dan alokasi air baku
Bappeda, DPU, PDAM
5 Strategi Sanitasi Kota
2013-2017 Memuat Rencana strategi berjangka waktu menengah (3-5 tahun) yang dibuat khusus untuk mengarahkan pembangunan sector sanitasi
Arahan sistem sanitasi di Kabupaten Wonogiri
BLH, Dinkes
6 RTBL Sebagai produk pengaturan
pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam Arahan penataan bangunan infrastruktur keciptakaryaan sesuai dengan memperhatikan kaidah tata bangunan dan lingkungan yang ada.
No Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan
Masa
Berlaku Kebutuhan /Kepentingan
Arahan dalam bidang
Ciptakarya Instansi yang
terlibat Keterangan Ada Tidak
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi
kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan,
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas
lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan. 7 Pengembangan Kawasan Permukiman
2014-2019 Sebagai dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Rencana pembangunan, permukiman baru Bapeda, DPU
No Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan
Masa
Berlaku Kebutuhan /Kepentingan
Arahan dalam bidang
Ciptakarya Instansi yang
terlibat Keterangan Ada Tidak
dapat diketahui rencana kerja PDAM pada jangka menengah sehingga bisa terukur posisi perusahaan 5 tahun mendatang.
ketersediaan air baku.
10 RADAMPL 2015-2019 Sebagai instrument
percepatan daerah dalam mencapai target Millennium Development Goals,
khususnya target 7C (air minum dan sanitasi) dan instrument pencapaian target Standar Pelayanan Minimal Air Minum dan Air Limbah sesuai Permen PU No 14/PRT/M/2010.
Rencana peningkatan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang menerapkan pendekatan PAMSIMAS dan
pendekatan kelembagaan
DPU, PDAM
11 Buku putih sanitasi 2013 Sebagai bahan acuan perencanaan strategis kegiatan sanitasi di tingkat Kabupaten berdasarkan permasalahan yang ada
Arahan kegiatan sanitasi di Kabupaten Wonogiri. DPU, BLH 12 Kebijakan dan strategi daerah pengembangan SPAM 2013 DPU, PDAM
13 Ruang Terbuka Hijau Sebagai acuan pemanfaatan Ruang Terbuka hijau di Ruang Publik dan Ruang Privat.
Penerapan RTH untuk pembangunan infrastruktur keciptakaryaan sesuai dengan pedoman /ketentuan RTHM yang disyaratkan. Bapeda, DPU, BLH
No Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan
Masa
Berlaku Kebutuhan /Kepentingan
Arahan dalam bidang
Ciptakarya Instansi yang
terlibat Keterangan Ada Tidak
14 Masterplan drainase Sebagai kumpulan data maupun informasi terbaru terkait jaringan drainase mulai dari hulu sampai dengan hilir, baik yang sudah terbangun maupun yang belum terbangun sesuai dengan kondisi eksisting sehingga dapat menjadi acuan untuk penanganan selanjutnya. Untuk merencanakan perencanaan pengembangan dan peningkatan pembangunan khususnya drainase dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang.
DPU
15 EHRA Sebagai Studi untuk Penilaian
Risiko Kesehatan Lingkungan dengan survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di
1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan
lingkungan; 2. Menyediakan salah
satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan
DPU, Dinkes, BLH.
6.2.2 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU.
Tabel 6.3
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis.
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara. 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III.
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan. 5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL.
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi.
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan. 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan.
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan.
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana.
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara. 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN.
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai. 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai. 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS).
17 Diklat Jabatan Fungsional.
6.2.3 Kerangka Regulasi Yang Diharapkan
Berdasarkan kondisi kerangka regulasi yang ada maka dalam rencana kebutuhan mendatang guna mendukung bidang keciptakaryaan di Kabupaten Wonogiri maka dibutuhkan beberapa regulasi. Regulasi regulasi tersebut dibagi dalam SOP yang terkait dalam bidang keciptakaryaan. Berikut tabel lengkapnya.
No. Nama SOP Kebutuhan regulasi
1 Pengembangan Permukiman Perda tentang permukiman
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Perda Tentang Penataan Bangunan dan Lingkungan 3 Pengembangan Air Minum Perda Tentang air minum
3 Pengembangan PLP Perda tentang limbah
Perda tentang drainase