• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak yaitu: keluarga, sekolah, dan lingkungan. Ketiga pihak tersebut harus ada hubungan yang sinergis. Kunci pembentukan karakter dan fondasi pendidikan sejatinya adalah keluarga. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak dan moral anak akan tetapi kecendrungan saat ini, pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab keluarga sebagian besar diambil oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang besar dalam pembentukan karakter.

Zubaedi (2011:17) menjelaskan pendidikan karakter adalah “segala upaya yang dilakukan guru, yang mampu memengaruhi karakter siswa”. Nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, pancasila, dan budaya. Pendidikan nasional terdiri dari 18 nilai karakter yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta damai, gemar membaca, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komuniatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

(2)

Gemar membaca terdiri dari dua kata yaitu gemar dan membaca. Kata gemar membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 348) artinya suka sekali, sedangkan membaca artinya melihat serta memahami isi dari yang tertulis. Gemar membaca dapat dideskripsikan sebagai kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberi kebaikan bagi diri sendiri sebagai pembaca. Gemar memebaca dengan demikian dapat diartikan kesukaan terhadap melihat dan memahami bacaan. Nilai karakter tersebut berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa siswa.

Wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah Iqra' atau 'membaca', meskipun Beliau dalam kondisi Ummi (yang tidak pandai membaca dan menulis). Perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada umat manusia. Membaca merupakan syarat pertama dalam pengembangan ilmu, teknologi, serta syarat utama membangun peradaban. Semua peradaban yang berhasil bertahan lama, justru dimulai dari satu kitab (bacaan).

Data Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan membaca siswa kelas IV menempatkan Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, di bawah nilai rata-rata 500 (IEA, 2012) dalam Design Induk gerakan Literasi Sekolah (Kemendikbud, 2016: 2). Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) yang mencakup membaca, matematika, dan sains. Siswa Indonesia berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012 yang keduanya diikuti oleh 65 negara peserta.

(3)

Khusus dalam kemampuan membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA 2012 peringkatnya menurun, yaitu berada diurutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Hasil survei UNESCO pada 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius (tinggi).

Permasalahan ini menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca siswa dapat meningkat. Ayuningtyas, D. (2015) dalam republika.com “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan program gerakan literasi sekolah (GLS)”. Program gerakan literasi sekolah (GLS) adalah “kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Gerakan literasi sekolah dilaksanakan di sekolah dasar.

Gerakan literasi sekolah tidak dilaksanakan disemua sekolah dasar. Pelaksanaan gerakan literasi sekolah tersebut belum ada kesiapan kapasitas fisik sekolah dasar (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah dasar (siswa, tenaga pendidik, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan) adalah alasan sekolah belum menerapkan gerakan literasi sekolah. Salah satu sekolah dasar yang telah melaksanakan gerakan literasi sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri Panambangan.

(4)

Sekolah Dasar Negeri Panambangan merupakan salah satu lembaga formal yang menerapkan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah. Penerapan karakter gemar membaca sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Melalui budaya baca, dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Siswa yang sudah terbiasa dengan membaca dapat mengembangkan dirinya sendiri secara terus-menerus. Melalui budaya baca tersebut pendidikan seumur hidup (long life education) dapat diwujudkan.

Kondisi di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan terkait dengan penerapan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan. Penerapan pendidikan kerakter gemar membaca di usia sekolah dasar sangat penting dan mendasar yang baik dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan khusunya sekolah dasar. Penjelasan di atas, peneliti akan menguaraikan mengenai penerapan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah, peran guru dalam penerapan gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah, faktor penghambat dan upaya mengatasi hambatan dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan.

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Tidak semua sekolah dasar melaksanakan program gerakan literasi sekolah.

2. Belum adanya minat baca siswa di Sekolah Dasar Negeri Panambangan. 3. Penerapan pendidikan karakter gemar membaca di Sekolah Dasar Negeri

Panambangan melalui gerakan literasi sekolah belum mampu membentuk karakter gemar membaca pada siswa.

4. Peran Guru dalam penerapan karakter gemar membaca.

C. Fokus Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak meluas fokus penelitian ini yaitu penerapan pendidikan gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri Panambangan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan?

2. Bagaimana peran guru dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan?

3. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan?

4. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan?

(6)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penerapan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan.

2. Mengetahui peran guru dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan.

3. Mengatahui apa saja faktor penghambat penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan.

4. Mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam penerapan gerakan literasi sekolah di SD Negeri Panambangan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dunia pendidikan dalam menerapkan pendidikan karakter gemar membaca melalui gerakan literasi sekolah. Sumbangan bagi penentuan kebijakan, hasil penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan bagi lembaga pendidikan dan implementasi serta perubahan kebijakan.

1. Menambahkan pengetahuan dan wawasan penerapan pendidikan karater gemar membaca di SD Negeri Panambangan.

2. Memberikan informasi mengenai penerapan pendidikan karakter gemar membaca di sekolah dasar melalui gerakan literasi sekolah, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

(7)

3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan keilmuan dan sumbangan pemikiran berupa informasi tentang pendidikan karakter gemar membaca di sekolah dasar melalui gerakan literasi sekolah, selain itu untuk terbentuknya lingkungan budaya membaca di sekolah. 4. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan

menambah pengalaman di lapangan terkait dengan penerapan pendidikan karakter gemar membaca membaca di sekolah dasar melalui gerakan literasi sekolah, serta untuk melatih kemampuan dalam memahami permasalahan secara kritis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengolahan data uji validitas pada tabel 2 di atas dapat diketahui hasil uji validitas yang dilakukan pada ketiga variabel antara variabel X1 (Harga), X2 (Kualitas

Berdasarkan dari perkembangan film pahlawan super yang beredar di Indonesia yang diproduksi marvell dan DC comic, maka timbullah ide untuk menciptakan karya fotografi

Berdasarkan dari uraian ’ diatas maka peneliti bermaksud untuk mengetahui seberapa besar ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas dan risiko bisnis

Dari sekian perundang-undangan yang digunakan sebagai acuan tekait illegal logging, tidak satupun yang bisa memberikan kepastian hukum terhadap pertanggungjawaban

Metode Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi.. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam

JENIS HIBAH/BANSOS : BOP PAUD. NO NAMA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rerata jumlah sel radang Polimorfonuklear (PMN) dan mononuklear (MN) pada luka

Pada Dinas Bengkel Mesin Listrik, ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum perbaikan motor induksi 3 fasa dilakukan, kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan