• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sohimah 1* Johariyah 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sohimah 1* Johariyah 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016 87 KARAKTERISTIK IBU NIFAS YANG MENGALAMI DEHISIENSI DI RSUD

CILACAP PERIODE TAHUN 2012-2014

Characteristics Postpartum Mothers With Dehisiensi Cilacap Hospital In The Period 2012-2014

Sohimah 1*Johariyah2 1

STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

*

sohimah79@yahoo.com

ABSTRAK

Seksio Cesaria (SC) harus dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Kurang lebih 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi. Pada persalinan sectio

caesaria sering disebabkan karena dehisiensi. Penelitian yang dilakukan merupakan

penelitian deskriptif dengan menggunakan desain menggunakan metode pendekatan cross

sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data karakteristik ibu nifas dengan

dehisiensi. Berdasarkan hasil penelitian, selama periode tahun 2012 – 2014 jumlah operasi sesar di RSUD Cilacap sebanyak 1508 kasus dan 35 kasus (2,3%) mengalami dehisiensi. Karakteristik ibu nifas post seksio secaria berdasarkan usia ibu didapatkan hasil bahwa dehisiensi sebagian besar (74,3%) terjadi pada usia reproduksi sehat (20 – 35 tahun). Dilihat dari paritas, kasus dehisiensi terjadi pada sebagian besar ( 51,4%) ibu dengan multipara. Berdasarkan kadar Hb, sebanyak 26% (74,3%) dehisiensi terjadi pada ibu dengan kadar Hb < 11 gr% dan pada jenis sayatan yang horizontal lebih banyak terjadi dehisiensi yaitu sebnyak 27 kasus (77,1%).

Kata kunci : Dehisieni, karakteristik Ibu nifas, seksio saecaria

ABSTRACT

The caesarean section (SC) should be performed if there is congestion on the normal delivery or if there are problems during delivery that can threaten the lives of both mother and fetus. Approximately 90% of postoperative morbidity caused by infections. At birth sectio Caesaria often caused by dehisiensi. This research is descriptive research. The study design is the way that research can be done effectively and efiesien.The design used in this study using cross sectional method.The purpose of this study was to obtain data characteristics postpartum mothers with dehisiensi. The research results, for the period 2012 - 2014 the number of caesarean section at RSUD Cilacap many as 1508 cases and 35 cases (2.3%) experienced dehisiensi. Characteristics of puerperal women secaria post section by maternal age showed that dehisiensi most (74.3%) occurred in healthy reproductive age (20-35 years).Judging from parity, dehisiensi cases occurs in most (51.4%) women with multipara. Based on Hb levels, by 26% (74.3%) dehisiensi occur in women with hemoglobin levels <11 g% and on the type of horizontal incisions that are more prevalent dehisiensi sebnyak 27 cases (77.1%).

(2)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 88 PENDAHULUAN

Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan/aterm (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun komplikasi pada janin dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Namun sering terjadi komplikasi - komplikasi yang menyertai persalinan, yang kemudian mengharuskan proses persalinan tidak dapat berlangsung secara fisiologis bahkan harus dilakukan operasi caesar/seksio cesaria (SC).

Tindakan operasi caesar ini hanya dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang memerlukan operasi sesar, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta previa totalis), persalinan macet, ibu mengalami hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang, letak melintang, kelainan letak yang lain serta jika terjadi pendarahan pada ibu sebelum proses persalinan.

Komplikasi yang dapat terjadi setelah

sectio caesaria/operasi caesar adalah infeksi

yang banyak disebut sebagai morbiditas pasca operasi. Kurang lebih 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi seperti: infeksi rahim, infeksi

kandung kemih, infeksi usus dan infeksi luka bekas operasi. Apabila infeksi tidak segera di atasi dan dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan infeksi yang berlarut sampai dengan sepsis yang dapat mengakibatkan kematian terhadap ibu. Infeksi yang bermula dari proses persalinan dapat berlangsung hingga masa nifas, yang disebut dengan sepsis puerperalis. Pada persalinan normal infekasi sering disebabkan karena jahitan luka perineum, sedangkan pada persalinan

sectio caesaria sering disebabkan karena

dehisiensi.

Dehisensi adalah terbukanya kembali luka operasi pada daerah berongga maupun pada daerah kompak. Dehisensi dapat berupa terlepasnya sebagian atau keseluruhan jahitan pada kulit beserta lapisan jaringan lain. Tidak ada penyebab tunggal yang bertanggung jawab untuk dehisensi luka, kombinasi dari beberapa faktor diyakini mempengaruhi terjadinya dehisensi luka. Faktor-faktor yang mempengaruhi luka operasi ada hal utama yaitu dari faktor lingkungan yaitu lama waktu tunggu pre operasi, teknik septik dan antiseptik dan dari faktor pasien adalah umur pasien, kondisi medis pasien, Kadar haemoglobin, Berat badan dan obat-obatan yang dikonsumsi serta jenis insisi dinding abdomen.

Mc Neeley dkk (1998) melakukan studi terhadap 8590 wanita yang melahirkan melalui section cesarean di RS Hutzel,

(3)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 89 Detroit. Mereka melaporkan dehisensi fasial

terjadi pada 1 dari 300 operasi. Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah salah satu Rumah Sakit Umum daerah tipe C milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kabupaten Cilacap. Pelayanan kebidanan di RSUD Cilacap meliputi ruang VK (bersalin), mawar (nifas) dan melati (perinatologi). Ruang mawar melayani ibu nifas baik normal maupun nifas dengan persalinan patologis. Berdasarkan pengamatan di ruang nifas banyak terjadi kasus dehisiensi. Dari data rekam medis di RSUD Cilacap tahun 2013 memperlihatkan jumlah kasus dehisiensi 13 kasus.

Berdasarkan uraian diatas menjadi penting untuk dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu dengan dehisiensi di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang mengalami dehisensi yang pernah di rawat di RSUD periode tahun 2012 – 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk Rekam Medik pasien.

HASIL

Penelitian dilaksanakan di RSUD Cilacap pada tanggal 4 sampai dengan 10

Juni 2015. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 35 ibu nifas post seksio sesarea yang diambil menggunakan teknik total

sampling. Data kejadian dehisensi diambil

dari catatan Rekam Medik RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dengan menggunakan

cheklist. Hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel dan tekstual yang didasarkan pada hasil analisa univariatyaitu kejadian dehisensi, karakteristik ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berdasarkan umur, paritas, dan jenis sayatan. Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Kejadian Dehisensi pada Ibu Nifas Post Seksio Sesarea di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

Distribusi frekuensi kejadian dehisensi pada ibu nifas post seksio sesarea di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Dehisensi di RSUD Periode 2012-2014

No. Kejadian Dehisensi f % 1. 2. Dehisensi Tidak dehisensi 35 1473 2,3 97,7 Jumlah 1508 100,0

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 1508 ibu nifas post seksio sesarea di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 ada sebanyak 35 orang (2,3%) yang mengalami dehisensi.

(4)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 90 2. Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio

Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Usia Ibu di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

Distribusi frekuensi karakteristik ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berdasarkan usia Ibu di RSUD Cilacap tahun2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Usia Ibu di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

No. Umur Ibu f %

1. 2. 3. < 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun 1 26 8 2,9 74,3 22,9 Jumlah 35 100,0

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 berusia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Sedangkan sebagian kecil ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 berusia < 20 tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,9%).

3. Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Paritas di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

Distribusi frekuensi karakteristik ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berdasarkan paritasdi RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Paritas di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014 No. Paritas f % 1. 2. 3. Primipara Multipara Grande multipara 13 18 4 37,1 51,4 11,4 Jumlah 35 100,0

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa paling banyak ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki paritas multipara yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan paling sedikit ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki paritas grande multipara yaitu sebanyak 4 orang (11,4%). 4. Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio

Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Kadar HB Ibu di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

Distribusi frekuensi karakteristik ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berdasarkan Kadar HB Ibu di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Kadar Hb Ibu di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

No. Kadar Hb f % 1. 2. < 11 gr% ≥ 11 gr% 26 9 74,3 25,7 Jumlah 35 100,0

(5)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 91 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa

paling banyak ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dengan kadar Hb < 11 gr% yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Sedangkan lainnya adalah ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki kadar Hb ≥ 11 gr% yaitu sebanyak 9 orang (25,7%).

5. Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Jenis Sayatan di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

Distribusi frekuensi karakteristik ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berdasarkan jenis sayatan di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Post Seksio Sesarea dengan Dehisensi Berdasarkan Jenis Sayatan di RSUD Cilacap Tahun 2012 – 2014

No. Jenis Sayatan f %

1. 2. Horisontal Vertikal 27 8 77,1 22,9 Jumlah 35 100,0

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki jenis sayatan horisontal yaitu sebanyak 27 orang (77,1%). Sedangkan sebagian kecil ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki jenis

sayatan vertikal yaitu sebanyak 8 orang (22,9%).

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 berusia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Sedangkan sebagian kecil ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 berusia < 20 tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,9%).

Hasil penelitian senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fridawati Rivai (Program pasca sarjana fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada) tahun 2013, yang menghasilkan penelitian bahwa usia pasien tidak berhubungan dengan kejadian Infeksi luka operasi (dehisiensi). Menurut Purwandari 2012, Pada usia lanjut karena fungsi dan organ tubuh mengalami penurunan, system imun juga mengalami perubahan sehingga berpengaruh terhadap kejadian infeksi pada luka operasi, yang makin lanjut usia seseorang, maka kemungkinan terjadi infeksi pada luka juga makin besar.

Dari fenomena ini dimana terdapat pendapat yang berbeda terhadap kejadian dehisiensi berdasarkan usia ibu, dimungkinkan karena kenyataan yang ada

(6)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 92 persalinan baik pervaginam maupun

persalinan dengan seksio secaria banyak terjadi diusia ibu antara 20 – 35 tahun.

2. Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas Hasil penelitian bahwa paling banyak ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi memiliki paritas multipara yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan paling sedikit ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki paritas grande multipara yaitu sebanyak 4 orang (11,4%) dan pada primipara sisanya.

Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada berbedaan yang signifikan adanya kejadian dehisiensi dilihat dari perbedaaan jumlah paritas. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Fridawati Rivai (Program pasca sarjana fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada) tahun 2013) juga, yang mengatakan bahwa section banyak terjadi pada primigravida, sehingga kasus luka infeksi pasca operasi (dehisiensi) juga banyak terjadi pada primigravida.

3. Karakteristik Ibu Berdasarkan Kadar Hb Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari kadar Hb ibu bahwa paling banyak ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi dengan kadar Hb < 11 gr% yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Sedangkan lainnya adalah ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 –

2014 memiliki kadar Hb ≥ 11 gr% yaitu sebanyak 9 orang (25,7%).

Hal ini senada dengan terori menurut Williams & Barbul, 2003 dalam Dealay 2005 bahwa ada hubungan yang bermakna antara penyembuhan luka operasi dengan setatus nutrisi dan kadar Hb. Sedangkan menurut Rondhianto 2008, Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit

4. Karakteristik Ibu Berdasarkan Jenis Sayatan

Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari karakteristik jenis operasi/sayatan bahwa sebagian besar ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki jenis sayatan horisontal yaitu sebanyak 27 orang (77,1%). Sedangkan sebagian kecil ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi di RSUD Cilacap tahun 2012 – 2014 memiliki jenis sayatan vertikal yaitu sebanyak 8 orang (22,9%).

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Koenctjoro yang meneliti tentang determinan infeksi pada luka operasi seksio secara, bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara infeksi luka operasi dan status gizi dan jenis operasi. Hasil penelitian ini terjadi dimungkinkan karena sebagian besar di RSUD Cilacap menggunakan jenis sayatan

(7)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016 93 horizontal, sehingga dengan demikian

kejadian infeksi juga lebih banyak terjadi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar (74,3 %) ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi berusia 20 – 35 tahun.

2. Sebagian besar (51,4%) ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi memiliki paritas multipara.

3. Sebagian besar (74,3%) ibu nifas post seksio sesarea dengan dehisensi dengan kadar Hb < 11 gr%.

4. Sebagian besar (77,1%) dengan jenis operasi/sayatan horisontal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada UPT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap atas diterbitkannya artikel penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Indiarti, MT (2007). Caesar, Kenapa tidak? Cara Aman Menyambut Kelahiran Buah Hati Anda. Yogyakarta:Elmater-publising

Manuaba. (2007). Ilmu Kebidanan Penyakit

Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :

EGC.

Mansjoer, Arif,ed (2010). Kapita selecta Kedokteran Jillid 2 edisi 3. FKUI, Jakarta

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Long, B. C. (1996). Perawatan Medikal

Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan). Edisi pertama. Bandung

:Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan.

Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 8, No 5 terbit desember 2013

Rivai Fridawati, 2013, Hubungan Usia, Status Gizi, Jenis Operasi, Lama Rawat Pra bedah, Kadar Hb, Transfusi Darah, Waktu Pemberian Antibiotika Profilaksis, Jenis ANestesi, Lama Pembedahan serta Lama Rawat Pasca bedah Dengan Kejadian Infeksi Luka Operasi ILO di Pada Pasien Bedah Sesar di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Karakteristik  Ibu  Nifas  Post  Seksio  Sesarea  dengan  Dehisensi  Berdasarkan  Usia  Ibu  di  RSUD  Cilacap Tahun 2012 – 2014

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keselarasan anggaran, keadilan prosedural, keadilan distributif, dan kinerja manajerial. Keselarasan anggaran

Skripsi yang membahas Aplikasi Gadai Emas di BPRS Bhakti Sumekar Sumenep Perspektif Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Tentang Rahn (Gadai) Emas ini, dengan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aksesibilitas penumpang angkutan pribadi roda dua dan roda empat serta untuk mengidentifikasi daerah atau rute dengan aksesibilitas

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam kajian Teori Media Relations yang berkaitan dengan audit media relations serta diharapkan memberikan kontribusi bagi

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh, (1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika siswa

Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul Peran Kantor Pertanahan Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Antara

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi pengujian (t-sig./2) sebesar 0,641/2 = 0,321 yang nilainya &gt; 0,05

Menurut WK (2013:3) Adobe Flash merupakan “software multifungsi yang mempermudah pembuatan animasi, web, game, dan aplikasi multimedia lainnya”, sedangkan menurut Madcoms (2014:2)