• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

26

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu PTK menggunakan perlakuan yang berupa siklus, dan peneliti menggunakan 2 siklus.

3.2 Setting Dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian

Penelitian mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas III SDN Mangunsari 01 salatiga

b. Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian adalah dilaksanakan pada semester II bulan Maret sampai selesai tahun ajaran 2013/2014

c. Subjek penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 01 dapat dikemukakan sebagai berikut: siswa berjumlah 37 siswa, yaitu laki-laki sebanyak 19 siswa dan perempuan sebanyak 18 siswa. Siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran di kelas cenderung ramai, dan malas untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu upaya perbaikan pembelajaran pada kelas ini sangat dibutuhkan.

3.3 Prosedur Penelitian

John Elliot dalam menyusun model PTK secara skematis yang terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, yang di gambarkan sebagai berikut :

(2)

Gambar 3.1 Model Penyusunan PTK

Setiap satu siklus atau putaran terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang di laksanakan dalam bentuk tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa siklus ( Basrowi, 2008:26).

Persiapan (ijin, mengamati, menentukan siapa peneliti siapa pengamat, melatih guru sesuai model yang digunakan,melatih guru pengamat, materi, RPP, instrumen, tes 2, hasil belajar 3, uji validitas instrumen).

3.3.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan merupakan tindakan lanjut dan observasi awal serta bagaimana cara memecahkan masalah pembelajaran matematika tentang materi menaksir dan pembulatan hasil operasi hitung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus II

Perencanaan Pengamatan

(3)

3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Implementasi perencanaan tindakan yang sudah disiapkan adalah pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3.3.3 Observasi

Kegiatan observasi terhadap objek penelitian dilakukan secara langsung. Kegiatan yang diamati adalah aktivitas guru, aktivitas siswa, kreativitas siswa.

3.3.4 Refleksi

1. Mencatat perilaku siswa yang mengalami kelemahan 2. Menganalisis hasil pembelajaran

3. Mengevaluasi hasil belajar

4. Memperbaiki kelemahan siswa dan guru untuk siklus berikutnya

3.4 Pelaksanaan Siklus 1. Perencanaan

a. Menyusun RPP.

b. Menyiapkan instrument penilaian untuk guru dan siswa. c. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.

2. Tindakan

a. Guru membuka pelajaran, mengabsen siswa, melaksanakan apersepsi dengan pertanyaan tentang materi energi dan sumber energi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Guru memasang alat peraga c. Guru mengadakan tanya jawab

d. Membagi lembar kerja untuk mendiskusikan secara kelompok. e. Menyimpulkan materi pelajaran.

f. Memberi evaluasi ( tes formatif ).

g. Guru mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi. h. Memberi motivasi dan pujian.

(4)

j. Guru mengakhiri dengan memberi pesan agar siswa lebih giat belajar

3.5 Data dan Sumber Data 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SDN Mangunsari 01 Salatiga Kecamatan Sidomukti Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. 2. Jenis Data

Dalam PTK ada dua jenis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua data ini setelah dianalisis dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, misalnya perubahan pada kinerja siswa, guru, atau perubahan suasana kelas (Basrowi, 2008).

a. Data Kualitatif: berupa data yang menunjukan aktivitas guru dalam pembelajaran, aktivitas siswa.

b. Data Kuantitatif : berupa data yang menunjukan hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes tertulis pada setiap akhir siklus.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Observasi

Dalam PTK observasi dilakukan terutama untuk memantau pelaksanaan proses pembelajaran dan respon siswa yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien (Subyantoro, 2009). Observasi yang efektif berlandaskan pada lima dasar, yaitu :

1. Harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat. 2. Fokus observasi harus ditetapkan bersama.

3. Guru dan pengamat harus membangun kriteria observasi bersama-sama. 4. Pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi.

5. Observasi akan bermanfaat jika balikan diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan (Aqib, 2008).

(5)

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah tersusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008). Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai” (Fathoni, 2006 :105). Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara ditujukan untuk mevalidasi hasil observasi.

c. Tes

Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Purwanto, 2009). Tes adalah prosedur pengukuran yang dilakukan secara sengaja dan sistematis untuk mengukur atribut tertentu dan dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang spesifik sehingga hasilnya relatif tetap bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Tes menghendaki subyek agar menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang dipelajari dengan menjawab atau mengerjakan tugas dalam tes. Respon subyek atas tes merupakan perilaku yang ingin diketahui oleh penyelenggara tes (Poerwanti, 2008:4.4). Teknik tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Tes diberikan setiap akhir pertemuan dan dibuat dalam bentuk tertulis.

(6)

3.7 Uji Taraf Kesukaran

Kriteria taraf kesukaran soal yang baik yakni terdiri dari soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar atau tergolong pada kriteria sedang. Dalam hal ini, Sudjana (2011) memaparkan bahwa makin kecil indeks yang diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:

0 - 0,30 = Soal kategori sukar 0,31 - 0,70 = Soal kategori sedang 0,71 - 1,00 = Soal kategori mudah

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesulitan soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan.

Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa pada siklus I, jumlah soal yang masuk dalam kategori mudah sebanyak 12 soal dan yang tergolong kategori sedang sebanyak 8 soal. Sedangkan pada siklus II, berdasarkan hasil penghitungan, terdapat 4 soal dalam kategori sedang dan sebanyak 16 soal dalam kategori mudah. Hasil penghitungannya telah dilampirkan pada lembar lampiran skripsi ini.

(7)

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal

3.8.1 Uji Validitas Instumen Soal

Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimilki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sudijono, A.2001). Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.

Sugiyono (2007) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Analisis untuk validitas item instrumen menggunakan perhitungan korelasi item total (Corrected Item-Total Correlation).

Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman Ali (1987) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rentang Indeks Validitas

Koefisian validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga positif. Walaupun semakin tinggi mendekati 1,00 berarti suatu tes semakin valid hasil ukurannya, namun pada kenyataannya suatu koefisien validitas tidak pernah mencapai angka 1,00.

Soal tes yang akan diujikan pada pos tes dilakukan uji coba terlebih dahulu di kelas IV SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, item soal yang diuji validitasnya berjumlah 40 (20 soal untuk siklus 1 dan 20 soal untuk siklus 2). Uji validitas soal tersebut dengan bantuan spss 16 .0 for windows dengan cara klik analyze kemudian pilih scale, reliability analysis, semua data jumlah soal di pindahkan ke ruas kanan, klik statistics,klik scale, scale if item deleted, continue, klik ok.

No Indeks Keterangan 1 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,61 – 0,80 Tinggi 3 0,41 – 0,60 Cukup 4 0,21 – 0,40 Rendah 5 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(8)

Dari hasil uji validitas diketahui bahwa dari 40 item soal yang diujikan didapat 32 item soal yang valid, dan 8 soal yang tidak valid. Untuk selanjutnya ke-32 item soal tersebut yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah adalah tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistenscy) skor tes. Pengertian yang sangat sederhana dari reliabilitas adalah kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki keajegan hasil. Dalam bukunya Slameto (2011:8.14) semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1) makin tinggi pula keajegan/ ketepatannya. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas.

Tabel 3.2

Rentang Indeks Reliabilitas

Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument soal, terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV Mangunsari 01 Salatiga. No Indeks Keterangan 1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel 5 <0,20 Kurang reliabel

(9)

Untuk reliabilitas soal, diperoleh angka koefisien alpha 0,917 yang artinya instrument memiliki tingkat reliabilitas sangat bagus dan dengan demikian instrument tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian ini.

3.9 Indikator Keberhasilan

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN Mangunsari 01 Salatiga Kecamatan Sidomukti dengan indikator sebagai berikut 97% atau 36 siswa kelas III SDN Mangunsari 01 Salatiga mengalami ketuntasan belajar dalam pelajaran IPA khususnya dalam materi energi dan sumber energi.

3.10 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Terhadap perolehan hasil belajar IPA dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa. Data – data tesebut dianalisis nilai dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan memberikan teknik deskriptif persentase dengan rumus:

% = x 100%

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif persentase yang dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :

Tabel 3.3 Klasifikasi kategori tingkatan dan presentase

Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Kriteria Persentase Keterangan

Baik Sekali 86% – 100% Hasil belajar baik sekali

Baik 71% - 85% Hasil belajar baik

Cukup 56% – 70% Hasil belajar cukup

Kurang 41%-55% Hasil belajar kurang

Gambar

Tabel 3.3  Klasifikasi kategori tingkatan dan presentase

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui total momen perpindahan material yang terjadi dari layout awal dan alternatif perbaikan tata letak pabrik.. Untuk mengetahui layout yang dapat memberikan

Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau BPR dari Pimpinan

Kegiatan “Pemberdayaan Kelas Ibu Hamil” dengan melatih 58 petugas KIA Puskesmas Induk (TOT Kelas Ibu), 257 bidan desa dan 1028 kader Posyandu serta pemberian

Berdasarkan masalah, hipotesis, hasil, dan pembahasan penelitian maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti kepada guru Geografi agar menggunakan model pembelajaran

the broadening parameters and energies of the excitonic features A and B, we can infer that the Nb ions are most likely intercalated between the van der Waals gap and

Sedangkan biaya produksi yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) selama setahun yang lalu oleh rumah tangga yang cara

Bahwa dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 1993 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993, maka beberapa ketentuan yang termuat dalam

Kesimpulan yang diperoleh atas penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan januari, februari dan maret adalah diketahui persediaan akhir dengan menggunakan metode