DAMPAK UNDANG-UNDANG
OTORITAS JASA KEUANGAN,
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN
PERKOPERASIAN TERHADAP
SEKTOR KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
Struktur Pengaturan dan pengawasan pola lama
Bank Indonesia Bank Umum BPR/BPRS Kemenkeu Pasar Modal LK Bukan Bank Kemenkop & UKM KSP KJKS/UJKS BMT Swadaya MasyarakatBMT dilahirkan oleh swadaya masyarakat sendiri untuk
mengatasi persoalan keuangan yang berbasis kepercayaan (trust based) dan kekerabatan yang terbukti mampu berkembang secara mandiri.
Struktur pengaturan dan pengawasan pola baru
Berdasarkan UU 1/2013
Bank Indonesia OJK Pasar Modal * Perusahaan efek * Reksa dana * Perusahaan investasi * Bursa Efek* Badan arbitrase Efek * Lbg Kliring & Penjaminan * Lbg penyimpanan & penyelesaian LK Lainnya * Dana Pensiun * Perusahaan asuransi * Perusahaan Pembiayaan * Modal Ventura * Perusahaan Penjaminan * Koperasi Simpan Pinjam Perbankan * Bank Umum/Syariah * Bank Persero/BUMN * Bank Swasta Nasional * Bank Asing
* Bank Campuran
* Bank Pemerintah Daerah * Bank Perkreditan Rakyat/Syariah
Kemendagri, Kementrian UKM Kementrian Keuangan
Regulator Pengawasan & Perijinan
5
A
PA
ITU
O
TORITAS
J
ASA
K
EUANGAN
?
Lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2011
Independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan.
Pengaturan & Pengawasan Terhadap:
(a) Kegiatan Jasa Keuangan di Sektor Perbankan,
(b) Kegiatan Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal,
(c) Kegiatan Jasa Keuangan di Sektor Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
TUGAS
Pasal 6
Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. FUNGSI Pasal 5 O J K SIFAT Pasal 1
6
Fungsi dan Tugas OJK
Tugas OJK : PERBANKAN PASAR MODAL PERASURANSI AN, DANA PENSIUN, LEMBAGA PEMBIYAAN, & LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA P E N G A T U R A N P E N G A W A S A N OJK melaksanakan tugas Pengaturan dan Pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan. Fungsi OJK :
Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Dewan Komisioner OJK
8
1. Pengawasan Pasar Modal
2. Pengawasan Industri Jasa Keuangan Non Bank 3. Pengawasan Perbankan 4. Pengawasan LKM s.d. Desember 2012 Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan Bank Indonesia BI, sebatas BKD
1 Jan 2013 1 Jan 2014 1 Jan 2015
OJK OJK OJK
OJK OJK OJK
Bank Indonesia OJK OJK
BI, sebatas BKD OJK, sebatas BKD OJK, untuk seluruh LKM
Proses Pengalihan Tugas Pengawasan
Industri Jasa Keuangan ke OJK
T
RANSISI
O
TORITAS
J
ASA
K
EUANGAN
9 22 November 2011 UU OJK disahkan (Masa Transisi) 31 Des 2012 Pengaturan dan Pengawasan Pasar Modal & IKNB beralih ke OJK 31 Des 2013 Pengaturan dan Pengawasan Perbankan beralih ke OJK 1 Januari 2014Otoritas Jasa Keuangan Beroperasi Penuh (integrated supervision)
10
K
ERJASAMA
A
NTAR
L
EMBAGA
Kementerian Negara Koperasi dan UKM - Inventarisasi LKM - Sosialisasi Undang-Undang LKM
O J K
Kementeria n Dalam Negeri - Inventarisasi LKM - Sosialisasi UU LKM- Pengawasan pada masing-masing Daerah
Beberapa pertanyaan tentang OJK
• Lembaga sejenis yang telah berdiri di berbagai negara tidak berhasil, bagaimana prospek OJK di Indonesia.
• Indonesia memiliki rentang wilayah lebih luas dari Inggris, Jepang, Korsel dan negara-negara
lainnya yang pernah memiliki lembaga sejenis, dengan lembaga keuangan berlipat lebih banyak, tentunya tantangan lebih besar? Apakah potensi kegagalan juga lebih besar????
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
13
Pasal 16 Ayat (1) UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan jo. UU No 10 Tahun 1998
Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau BPR dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-Undang tersendiri.
Pasal 58, UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan jo. UU No 10 Tahun 1998
Lembaga Dana Kredit Pedesaan (Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu)
diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 19, Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 1992 tentang BPR
Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 yang belum memperoleh izin usaha sebagai BPR wajib mengajukan izin usaha selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997. Sampai dengan batas waktu tersebut, masih banyak LKM yang belum memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai BPR, bahkan banyak yang tidak ingin dikukuhkan sebagai BPR seperti LPD Bali.
Dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat atas operasionalisasi LKM, Pemerintah dan DPR-RI pada tanggal 11 Desember 2012 sepakat RUU LKM disahkan menjadi Undang-Undang.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
• LKM adalah lembaga keuangan yang khusus
didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,
pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak
semata-mata mencari keuntungan. (Pasal 1 UU No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro)
Pendirian LKM
Pendirian LKM paling sedikit harus memenuhi persyaratan (Pasal 4 UU No. 1 Tahun 2013):
a. Bentuk badan hukum; b. Permodalan;
c. Mendapatkan izin usaha.
Bentuk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a adalah (Pasal 5):
a. Koperasi; atau
Badan Hukum LKM
• Jika badan hukumnya Perseroan Terbatas (PT), sahamnya paling sedikit 60% dimiliki oleh Pemda Kabupaten/kota atau Badan Usaha Milik
Desa/kelurahan.
• Implikasi: bagi perorangan/kelompok perorangan yang ingin mendirikan LKM tidak punya pilihan bentuk badan hukum, kecuali Koperasi
• Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang dimiliki perorangan/kelompok perorangan pilihan badan hukumnya hanya koperasi.
Kepemilikan LKM
LKM hanya dapat dimiliki (Pasal 8):
a.
Warga negara Indonesia;
b.
Badan usaha milik desa/kelurahan;
c.
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota;
dan/atau
Kegiatan Usaha
•
Pasal 12: Penyaluran Pinjaman atau
Pembiayaan dan pengelolaan simpanan
dilaksanakan secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah.
•
Pasal 13: untuk melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, LKM wajib
membentuk dewan pengawas syariah.
Cakupan Wilayah Usaha
•
Pasal 16: cakupan wilayah usaha LKM
berada dalam satu wilayah desa/kelurahan,
kecamatan, atau kabupaten/kota.
•
Pasal 27: LKM wajib bertransformasi
menjadi bank jika melakukan kegiatan
usaha melebihi 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota tempat kedudukan LKM;
atau telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan OJK.
Ketentuan Pidana
•
Pasal 34: Setiap orang yang menjalankan
usaha LKM tanpa izin, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun serta
pidana denda paling sedikit Rp 50 juta dan
paling banyak Rp 1 miliar.
Pengundangan dan Pemberlakuan
• UU No. 1 Tahun 2013 tentang LKM diundangkan tanggal 8 Januari 2013.
• UU No 1 Tahun 2013 tentang LKM diberlakukan dua tahun sejak diundangkan, yaitu tanggal 8 Januari 2015.
22
Timeline Pelaksanaan UU LKM
Inventarisasi LKM yang belum berbadan hukum dan sosialisasi UU LKM
Pemetaan dan capacity building SDM Pemerintah Kab/Kota
Penyusunan peraturan pelaksanaan UU LKM dan Pedoman Pelaksanaan/Petunjuk
Teknis pembinaan dan pengawasan
LKM yang ada tetap dapat beroperasi dan wajib memperoleh izin usaha UU LKM diundangkan + 2 tahun + 3 tahun UU LKM mulai berlaku
Batas waktu kewajiban memperoleh izin usaha
Catatan Kritis
• Lembaga Perkreditan Desa dan Lumbung Pitih Nagari
serta lembaga sejenis yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku, dinyatakan diakui keberadaannya berdasarkan hukum adat dan tidak tunduk pada Undang-Undang ini.
• Mengapa LKM lainnya yang didirikan oleh daerah-daerah
lain tidak diperkecualikan??
Bagaimana dengan BMT yang tunduk pada hukum Islam, apakah tidak bisa diperkecualikan, padahal alasan
diperkecualikan karena berdasarkan hukum adat. Jika
BAGAIMANA JIKA BADAN
HUKUMNYA KOPERASI?
UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
UU No. 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian
• Hanya dikenal empat jenis koperasi: konsumen, produsen, simpan pinjam dan jasa.
• Koperasi Serba Usaha (KSU) sudah tidak diperbolehkan lagi. Bagi KSU yang masih
memiliki unit simpan pinjam, diberi waktu 3 tahun agar unit simpan pinjamnya dapat berdiri sendiri menjadi Koperasi Simpan Pinjam.
• Implikasi: Koperasi tidak boleh besar, tapi badan usaha lain boleh besar. Koperasi menjadi tidak efisien, karena dalam satu kantor bisa ada empat koperasi, dengan empat kepengurusan, tapi
Jenis dan Usaha
Your own footer Your Logo
Templates Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota Contoh: produsen roti, furniture, kerajinan, dll Produsen 1 Konsumen Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh Anggota dan non-Anggota.. Contoh: jasa rental transportasi, perbaikan AC, bengkel,, dll Jasa Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang. Contoh: toko sembako, minimarket, supplier, distributor obat, dll 2 3 Simpan Pinjam 4 Menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani Anggota
1. Bentuk koperasi terbagi menjadi 4 yaitu Koperasi Konsumen, Produsen, Jasa, dan Simpan Pinjam. Tidak ada bentuk Koperasi Serba Usaha (KSU).
2. Koperasi menjalankan usaha sesuai bentuk usaha dalam Anggaran Dasar 3. Koperasi dapat melakukan kemitraan dengan pelaku usaha lain.
Permodalan
- Setoran pokok disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah (ps 67)
- Setiap anggota harus membeli SMK (ps 68)
- SMK tidak memiliki hak suara (ps 69)
- SMK dikeluarkan atas nama
(ps 69)
- SMK dapat dialihkan dan atau dijual (ps 70,73)
- Nilai SMK dapat berubah sesuai pertumbuhan koperasi (ps 71) Pasal substansial Modal koperasi : - Setoran pokok
- Sertifikat Modal Koperasi (SMK) Modal Koperasi 1 1 2 Modal lainnya : - Hibah - Modal penyertaan - Modal pinjaman dari:
• Anggota • Koperasi lain • Bank dan LK
• Penerbitan obligasi/surat utang
Selisih Hasil Usaha
(Keuntungan atau Kerugian Usaha)
1 Laba bersih hasil kegiatan usaha koperasi selama 1 tahun berjalan
Surplus Hasil Usaha
Kerugian bersih hasil usaha koperasi selama 1 tahun berjalan Defisit Hasil Usaha
3 Kumpulan dari penyisihan hasil Surplus Usaha
Dana Cadangan
Penggunaan Surplus Hasil Usaha (ps 78)
> Anggota sesuai dengan transaksi usahanya
Anggota sebanding dengan SMK miliknya
Bonus kepada Pengawas, Pengurus, karyawan
2
Defisit hasil usaha dapat ditutupi oleh dana cadangan. Bila dana cadangan tidak cukup (ps 79, 80)
Dibebankan pada anggaran tahun berikutnya
Khusus Koperasi Simpan Pinjam , anggota wajib menyetor tambahan SMK
Dana cadangan minimal 20% dari nilai SMK (ps 81)