• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MATERI PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS VIII MTs/SMP TERBITAN YUDHISTIRA TAHUN 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MATERI PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS VIII MTs/SMP TERBITAN YUDHISTIRA TAHUN 2007"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MATERI PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS

VIII MTs/SMP TERBITAN YUDHISTIRA

TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh :

ZUKHROTUN NISAK NIM. 073511016

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Zukhrotun Nisak

NIM : 073511016

Jurusan/Program Studi : Tarbiyah/Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.

Semarang, 12 Desember 2011 Saya yang menyatakan

(3)
(4)

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Materi Pada Buku Teks matematika SMP/MTs Kelas VIII Terbitan Yudistira

Nama : Zukhrotun Nisak NIM : 073511016 Jurusan : Tadris

Program Studi : Tadris Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I

Abdul Wahib, M. Ag NIP : 196006151991031004

(5)

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Materi Pada Buku Teks matematika SMP/MTs Kelas VIII Terbitan Yudistira

Nama : Zukhrotun Nisak NIM : 073511016 Jurusan : Tadris

Program Studi : Tadris Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing II

Yulia Romadiastri, M. Sc NIP : 198107152005012008

(6)

vi ABSTRAK

Judul : Analisis Materi pada Buku Teks Matematika Kelas VIII MTs/SMP

Terbitan Yudhistira Tahun 2007

Penulis : Zukhrotun Nisak NIM : 073511016

Skripsi ini membahas sajian materi pada buku teks matematika SMP/MTs kelas VIII terbitan Yudhistira. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya sekolah yang menggunakan buku teks terbitan Yudhistira karangan Samsul Hadi sebagai sumber belajar. Namun berdasarkan hasil survey dengan guru yang menggunakan buku teks ini bahwa ada beberapa kekurangan dalam materi di buku teks matematika ini.

Penelitian ini adalah penelitian analisis dokumen (documentary analysis) atau analisis isi (content analysis) yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Penelitian ini dilakkukan untuk mengetahui kondisi materi buku teks matematika yang digunakan SMP/MTs terbitan Yudhistira sesuai dengan standar buku yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Analisis yang digunakan yaitu kajian mendalam terhadap buku teks yang diteliti. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa sajian materi pada aspek kelengkapan materi sudah baik (sesuai dengan standar kompetensi); aspek akurasi terdapat 1 penjelasan yang tidak akurat pada Bab ke III, 1 contoh soal yang kurang akurat, dan 10 latihan soal yang tidak akurat; aspek penalaran terdapat 12 soal yang mengandung pembuktian; Aspek pemecahan masalah terdapat soal yang kontekstual sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikannya; pada aspek komunikasi bahasa yang digunakan komunikatif dan menganjurkan untuk berdiskusi, namun tidak ditemukan bahan refleksi. Pada aspek koneksi hanya terdapat hubungan matematika dengan hal yang bersifat kontekstual namun mengesampingkan koneksi antara ilmu matematika dengan ilmu yang lain. Pada aspek penyampaian, penjelasan yang digunakan disertai dengan adanya tabel ilustrasi dan grafik.

Secara umum materi yang disajikan dalam buku Yudhistira karangan Samsul Hadi ini sudah baik namun banyak kekurangan yang terdapat pada koneksi terhadap ilmu lain, penggunaan alat peraga, serta kurangnya bahan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan guru untuk menggunakan lebih dari satu buku sebagai sumber belajar, serta meninjau kembali buku yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran peserta didik menjadi optimal.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrakhim

Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabat, dan orang yang mengikuti ajarannya.

Atas ridho Allah SWT, atas bimbingan para dosen dan bantuan saudara serta sahabat-sahabat tercinta akhirnya penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: “ANALISIS MATERI PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS VIII MTs/SMP TERBITAN YUDISTIRA TAHUN 2007”.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis ucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terutama kepada yang terhormat:

1. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

2. Drs. Wahyudi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

3. Saminanto, S.Pd, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Abdul Wahib, M.Ag, dan Yulia Romadiastri, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 6. Seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan baik moril

maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua pihak yang telah membantu untuk mewujudkan skripsi ini.

(8)

viii

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, yang tidak lain dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 12 Desember 2011

(9)

ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PENGESAHAN... iii NOTA PEMBIMBING... iv ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Penegasan Istilah ………. 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Sumber Belajar ……… 6

a. Pengertian Sumber Belajar ………... 6

b. Jenis-Jenis Sumber Belajar ………... 7

c. Prinsip Memilih Sumber Belajar ………... 9

2. Buku Teks ………. 10

a. Pengertian Buku Teks ……… 10

b. Kedudukan Buku Teks Sebagai Sumber Belajar ………… 11

c. Kriteria Buku Teks………. 13

d. Standar Buku Teks Matematika... 16

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VIII ... 24

(10)

x

B. Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Berpikir ……….…….. 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian ... 31

B. Pendekatan Penelitian... 31

C. Sumber Data ... 32

D. Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Buku Teks Matematika Terbitan Yudistira.….... 34

1. Identitas Buku Teks Matematika Terbitan Yudistira... 34

2. Deskripsi Umum Isi Buku Teks Matematika Terbitan Yudistira 34 B. Deskripsi Materi Buku Teks Matematika Terbitan Yudistira... 36

1. Bab I : Operasi Aljabar ... 36

2. Bab II : Relasi, Fungsi, dan Grafik Fungsi ... 37

3. Bab III : Persamaan Garis Lurus ... 37

4. Bab IV : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ... 38

5. Bab V : Teorema Pythagoras dan Garis-Garis pada Segitiga... 39

6. Bab VI : Lingkaran... 39

7. Bab VII : Garis singgung Lingkaran ... 40

8. Bab VIII : Bangun Ruang Sisi Datar ... 41

C. Analisis Data Penelitian... 41

1. Aspek Kelengkapan Materi ... 41

2. Aspek Akurasi ... 46

3. Aspek Penalaran Dalam Pembuktian ... 49

4. Aspek Pemecahan Masalah ... 52

5. Aspek Komunikasi ... 59

6. Aspek Koneksi ... 65

7. Aspek Penyampaian ... 68

(11)

xi BAB V PENUTUP A. Simpulan... 88 B. Saran... 89 C. Kata Penutup ………... 90 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL RIWAYAT HIDUP

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu alat ukur kemajuan suatu bangsa, dan diantara faktor yang berperan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah keberadaan bahan ajar yang bermutu. Bagaimanapun baiknya perencanaan kurikulum pendidikan yang dilaksanakan di suatu sekolah, tanpa dilengkapi bahan ajar yang bermutu maka tujuan pendidikan tidak dapat tercapai secara optimal. Dikatakan pula bahwa kualitas pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan ajar. Pemerintah juga harus memajukan bangsa dengan melakukan pembenahan buku ajar yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas out put sekolah.

Salah satu bahan ajar yang dibutuhkan adalah adanya buku teks. Faktor yang menunjang tujuan pendidikan nasional adalah dengan keberadaan buku teks. Buku teks sebagai sumber belajar masih sangat dominan. Ketersediaan buku yang sesuai standar nasional merupakan salah satu faktor yang berperan penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Buku teks merupakan penerapan dan pengembangan dari

instructional design yang lebih menekankan pada prinsip-prinsip yang

diadopsi dari teori dan penemuan penelitian tentang belajar. Orientasi buku teks adalah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Dalam kaitan ini

Asosiation of Educational Communication and Technology (AECT) dalam

definisi teknologi pendidikan mempertegas bahwa pemahaman terhadap suatu informasi dapat terjadi apabila bahan yang dipelajari bermakna bagi pembacanya.1

1

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm : 147

(13)

2 Keberadaan buku merupakan sumber terpenting dalam pembelajaran matematika dengan kajiannya yang abstrak. Kajian matematika yang terdiri dari algoritma, dan rumus-rumus membutuhkan buku ajar yang mampu menarik minat pembacanya. Buku teks yang digunakan hendaknya dapat menunjang peningkatan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan kedudukan buku teks sebagai sumber belajar. Oleh karenanya buku teks yang tersedia hendaknya mampu memberikan rangsangan, menyajikan materi secara sistematis, dan dapat mempengaruhi sikap serta memberi motivasi bagi pembacanya.

Menurut Tarigan buku ajar yang ideal harus memenuhi kriteria sebagai berikut:2

1. Menarik minat baca yang mempergunakannya 2. Mampu memberi motivasi kepada para pemakainya 3. Membuat ilustrasi yang menarik penggunanya

4. Mempertimbangkan aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para pemakainya

5. Isi buku harus berhubungan dengan materi lainnya 6. Dapat merangsang aktivitas pribadi para pemakainya.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menetapkan standar kualitas buku ajar untuk melindungi masyarakat dari buku-buku yang kurang mendukunng proses pembelajaran. Standar tersebut meliputi standar materi, penyajian dan bahasa/keterbacaan.

Badan Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan standar penetapan buku matematika yang dipandang layak. Buku-buku yang digunakan di MTs/SMP di Kabupaten Batang adalah buku terbitan Yudhistira. Namun perlu ada kajian terhadap buku ini karena berdasarkan hasil survey dengan guru yang menggunakan buku ini didapatkan data bahwa buku ini masih kurang dalam hal sajian materinya. Diantara kekurangan tersebut adalah materi yang disajikan tumpang tindih, adanya soal yang kurang akurat, rumus

2

Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks SMA, (Jakarta: Depdikbud UT, 1986), hlm. 14

(14)

3 yang disajikan dalam rumus jadi, kurangnya keterkaitan antara ilmu matematika dengan ilmu yang lainnya. Sehingga perlu ada kajian untuk mengetahui kualitas buku teks tersebut.

Jadi ada kemungkinan besar buku ajar yang ada di sekolah belum memenuhi kriteria kelayakan buku yaitu dari segi materinya. Buku ajar yang ada juga banyak yang kurang mengkontekstualkan materi yang ada. Padahal materi yang kajiannya abstrak sangat mempunyai hubungan yang erat dengan masalah yang ada dalam kehidupan yang ada di kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini buku teks memberikan kontribusi yang besar dalam menumbuhkan motivasi peserta didik. Buku teks yang terkadang tidak menyertakan algoritma dan pembuktian rumus, menjadikan peserta didik kurang berpikir aktif.3

Dari sini peneliti dirasa perlu melakukan penilitian yang berjudul “ Analisis Materi Pada Buku Teks Matematika Kelas VIII MTs/SMP Terbitan Yudhistira Tahun 2007”.

B. Penegasan Istilah 1. Analisis

Analisis merupakan kata serapan berasal dari kata bahasa inggris

analyze yang berarti memisah-misahkan. Menurut Kamus Bahasa

Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.4

Analisis dalam penelitian ini adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap materi pada buku Matematika terbitan Yudhistira kelas VIII berdasarkan indikator-indikator standar materi yang telah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk).

2. Materi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai bahan berpikir, berunding dalam suatu

3 Depdiknas, Buku Sekolah Murah, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 1 4

(15)

4 pembahasan.5 Dalam penelitian ini materi yang dimaksud adalah pembahasan bab-bab yang ada di dalam buku teks matematika terbitan Yudhistira karangan Samsul Hadi tahun 2007. Materi ini terdiri dari 7 bab yang dialamnya terdapat penjelasan materi, sontoh soal serta latihan yang disajikan sebagai bahan evaluasi.

3. Buku Teks

Buku teks dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang tersebut guna maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya baik di sekolah maupun di perguruan tinggi sehingga dapat menunjang program pengajaran. 6

Buku yang di analisa adalah buku matematika kelas VIII terbitan Yudhistira karangan Samsul Hadi Tahun 2007. Buku ini merupakan buku yang disepakati oleh Kelompok Kerja Guru Madrasah (KKGM) Kabupaten Batang.

C. Rumusan Masalah

Adapun yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Bagaimana kelengkapan materi, akurasi, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koneksi serta representasi materi pada buku teks Matematika kelas VIII terbitan Yudhistira yang di tulis oleh Samsul Hadi Tahun 2007?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kelengkapan materi, akurasi, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, koneksi serta representasi materi pada buku teks matematika kelas VIII terbitan Yudhistira ditinjau dari segi materinya.

5

Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), hlm. 336

6

Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 13

(16)

5 2. Manfaat

Adapun manfaaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. memberikan gambaran tentang kualitas yang digunakan oleh Guru SMP/MTs Kelas VIII

b. memperoleh acuan dalam memilih buku teks yang digunakan sebagai sumber belajar

c. memberi informasi kepada masyarakat pengguna buku teks (guru, peserta didik, orang tua, dan perpustakaan) tentang kualitas buku.

(17)

6 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Sumber Belajar

a. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan bahan yang mencakup media belajar, alat peraga dan alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai ketrampilan kepada anak maupun dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar. 1

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh

Assotiation Educational communication and technology (AECT) bahwa

sumber belajar adalah data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar.2

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sumber belajar sangat luas dan kompleks, lebih dari media belajar. Segala hal yang sekiranya diprediksikan untuk mendukung dan dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber, tetapi hanya salah satu dari sekian sumber belajar yang ada. Dari sinilah peranan buku teks sebagai sumber belajar menjadi organ sebagai sumber belajar yang primer bagi setiap peserta didik. Hal ini disebabkan karena melalui membaca buku teks peserta didik dapat secara kritis mempertanyakan keterpercayaan, reliabilitas sumber relevansi argumen, ataupun daya baca yang digunakan. Peserta didik dapat memanfaatkan pengalamannya

1 Yunanto, Sri Joko, Sumber Belajar Anak Cerdas, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2004), hlm. 21

2

As‟ari, Deni kurniawan, Mengenal Sumber Belajar, (Jakarta: PT Gramedia, 2007), hlm. 34

(18)

7 terdahulu untuk mengkombinasikan bahan-bahan tersebut ke dalam beberapa interpretasi yang segar, originil, dan personal.3

b. Jenis-Jenis Sumber Belajar

Adapun jenis-jenis sumber belajar secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Tempat belajar secara alamiah

Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya dimana anak mendapat informasi langsung, seperti kantor pos, kantor polisi, sawah, peternakan, kapal, atau bandara. Tempat-tempat tersebut mampu memberikan informasi secara langsung dan alamiyah. Anak dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang terkait segala informasi kegiatan di setiap tempat tersebut.

2) Perpustakaan

Kegemaran membaca tidak dibawa sejak anak lahir. Kebiasaan ini tumbuh dengan baik jika lingkungan mendukungnya.4 Berbagai ensiklopedi, buku-buku dan berbagai tema dapat dikumpulkan dan ditata rapi di ruang perpustakaan. Perpustakaan memiliki fungsi sebagai “jantung sekolah”, karena di dalamnya berbagai informasi yang dapat membantu setiap orang yang menggunakannya untuk mengembangkan diri. Dari sinilah kegemaran membaca dapat diciptakan.

3) Narasumber

Para ahli di berbagai bidang merupakan salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan karena biasanya mereka memberikan informasi berdasarkan penilitian dan pengalaman mereka. Dengan demikian diharapkan para peserta didik dapat melatih kemahiran mereka dalam berbahasa melalui wawancara dan berkomunikasi dengan narasumber.

3 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Bahasa, (Bandung:

Angkasa, 2008), hlm. 7

4

Sinta Ratnawati, Sekolah Alternatif Untuk Anak, (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2002), hlm. 42

(19)

8 4) Media cetak

Termasuk di dalamnya bahan cetak, buku, atau majalah. Gambar-gambar yang ekspresif dapat memberi kesempatan anak menggunakan nalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosa kata yang semakin hari semakin berkembang. 5) Alat peraga

Berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses “belajar mengajar”. Pada alat peraga, anak aktif mengadakan eksplorasi walaupun tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakannya untuk bermain.5

6) Aktivitas (activities)

Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya merupakan kombinasi antara suatu teknik penyajian dengan sumber lainnya yang memberikan fasilitas atau kemudahan belajar bagi peserta didik. Misalnya, pengajaran terprogram merupakan kombinasi antara teknik penyajian program (bahan) dengan buku (cetak). Contoh lainnya adalah simulasi, karya wisata dan sistem pengajaran modul.

Aktivitas sumber belajar ini biasanya meliputi: a) Tujuan khusus yang harus dicapai oleh peserta didik b) Materi (bahan pengajaran) yang harus dipelajari

c) Aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran

d) Sistem dan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan program. Sebagian lainnya membagi menjadi dua jenis, yaitu sumber belajar yang dirancang (be designed) dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar yang dirancang adalah sumber belajar yang sengaja dibuat dan dipergunakan dalam satu proses proses pembelajaran dengan tujuan tertentu. Contohnya buku, slide, ensiklopedi, dan film. Sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar,

5

Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2007) hlm. 11-14

(20)

9 yaitu sumber belajar yang dimanfaatkan yang berada di masyarakat dan tidak dirancang secara khusus.

Berbagai jenis sumber belajar tersebut pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Namun hendaknya dipandang dalam satu kesatuan utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran peserta didik. 6 c. Prinsip Memilih Sumber Belajar

Prinsip-prinsip dalam memilih sumber belajar adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan, mempunyai keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2. Konsistensi

Yang berarti adanya ketegasan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

3. Kecukupan

Yang berarti materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika terlalu banyak akan membuang banyak waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. 7

6 Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Roska Karya, 1992), hlm. 203

7 Sofan Amri, Lift Khoiru Ahmadi, Konstruksi pengembangan pembelajran

pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktek kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm. 162

(21)

10 2. Buku Teks

a. Pengertian Buku Teks

Buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang disusun oleh para ahli untuk menunjang proses pembelajaran. Buku teks merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku teks merupakan salah satu sarana untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

Adapun arti dari buku teks antara lain:8

1) Buku teks merupakan buku pelajaran yang dituukan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu

2) Buku teks selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu

3) Buku teks merupakan buku yang menjadi acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang, misalnya Depdiknas

4) Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar atau ahli di bidang masing-masing

5) Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu 6) Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran 7) Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu

8) Buku teks selalu ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran Buku teks dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidang tersebut dengan maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya sehingga dapat menunjang program pengajaran.9

8 Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung:

Angkasa, 2009), hlm: 16-18

9

Bahrul Hayat, dkk. Pedoman Sistem Penilaian Buku, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2001), hlm. 32

(22)

11 b. Kedudukan Buku Sebagai Sumber Belajar

Buku merupakan salah satu sarana terpenting dalam sebuah pembelajaran, Karena buku menyimpan kekayaan yang tidak ternilai dan merupakan gudang dari ilmu pengetahuan. Terutama jika mengingat bahwa kegiatan pembelajaran tidak akan lepas dengan kegiatan membaca dan menulis. Dalam membaca melibatkan belajar memahami dan menggunakan bahasa, khususnya bentuk bahasa tulis.10 Karena pentingnya membaca mukjizat terbesar nabi Muhammad adalah Al-Qur‟an yang dari segi harfiah berarti bacaan. Ayat yang pertama turun adalah tentang arti penting membaca.



















































Artinya:

“ 1.) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2.) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4.) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5.) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.s. Al-Alaq: 1-5)

Perintah ini menjadi penting dalam menggapai hidup, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup dunia dan ukhrowi.11 Oleh karena itu ilmu mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan peranan buku sangat berperan. Buku memberikan kontribusi yang besar dalam keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sayogyanya buku dapat mendorong kreativitas setiap individu.

Dengan membaca seseorang akan mendapatkan informasi dan mengolahnya menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan tersebut pada

10 Christine Sujana, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Terj How

To Multiply Child Intelegence: A Practical Guide For Parents Of Seven Years Old And Below oleh May lwin, At.All ,(Indeks, 2008) hlm. 13

11

Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum) Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, dan SQ, (Bandung: Nuansa, 2008), hlm. 77

(23)

12 akhirnya menjadi dasar untuk dinamisasi kehidupan, memperlihatkan aksistensi,dan mengembangkannya dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan hidup manusia.

Setiap individu dapat menciptakan suatu hal dengan kreativitasnya karena memiliki naluri dan pembawaan. Kedua hal tersebut mampu mendorong kreativitas masing-masing individu. Dan buku berfungsi sebagai sumber kreativitas manusia.

Selain itu buku menjadi sarana terpenting bagi peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual. Tipe visual menyerap informasi secara visual dan menerjemahkannya dalam bentuk simbol dan bahasa. Mereka lebih memperhatikan materi yang tercetak seperti surat-surat, angka dan kata.12 semua yang diberikan dengan stimulasi visual akan tertangkap Dan dapat diingat dengan jelas. Mereka akan belajar mengingat lebih baik bila terjadi kontak dengan mata dari pada mendengarkan.13 Untuk pelajaran matematika mareka harus membaca intruksi pengerjaan soal secara bertahap. Peran buku sangat penting bagi perkembangan belajar peserta didik tipe visual. 14

Dalam buku teks, informasi disajikan secara terkendali dalam arti bahwa peserta didik hanya memiliki akses untuk melihat (dan membaca) teks yang diinginkan langkah demi langkah. Teks ini merupakan stimulus yang meminta peserta didik untuk memberikan respons terhadap buku tersebut. Peserta didik dapat meneruskan bacaannya jika peserta didik sudah menguasai informasi yang disajikan, atau peserta didik akan diminta mengulang membaca yang serupa sebelum disajikan dalam informasi baru. Beberapa kelebihan buku teks antara lain:

1) Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

12

Ricki Linksman, Cara Belajar Cepat , Terj. How To Learn Anything Quickly, (Semarang: Dahara Prize, 2004), hlm. 103

13 Ricki Linksman, Cara Belajar Cepat , Terj. How To Learn Anything Quickly,

(Semarang: Dahara Prize, 2004), 115

14

Ricki Linksman, Cara Belajar Cepat , Terj. How To Learn Anything Quickly, (Semarang: Dahara Prize, 2004), 106

(24)

13 mampu memenuhi kebutuhan peserta didik, baik cepat maupun lamban dalam membaca dan memahami. Namun, pada akhirnya peserta didik diharapkan dapat menguasai materi pelajaran tersebut. 2) Peserta didik dapat mengikuti urutan pikiran secara logis.

3) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

4) Peserta didik berintreraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun

5) Meskipun isi informasi harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan baru, materi tersebut dapat dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.15 c. Kriteria Buku Teks

Pada prinsipnya setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun pada penyajian buku teks diharapkan dapat memenuhi sebanyak mungkin aspek kegiatan proses belajar mengajar dan dapat dilakukan peserta didik secara mandiri. Model pengajaran yang ada dalam buku teks menggambarkan ilustrasi yang memberikan gambaran tentang konsep pembelajaran tersebut. Pada ilustrasi ini guru menggunakannya untuk mendiskusikan konsep pembelajaran dengan peserta didik. Selanjutnya mengenai penjelasan mengenai bab yang bersangkutan lengkap dengan contoh untuk diikuti oleh peserta didik atau latihan terstruktur dalam buku teks. Akhirnya pelajaran memiliki sejumlah soal latihan atau kegiatan drill yang biasanya ditujukan untuk latihan. Dengan demikian pengajaran segera beralih dari pengembangan konsep menuju kegiatan prosedural.16

Kualitas buku teks dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah sudut pandang, kejelasan konsep, relevansi dengan kurikulum,

15 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 38 16 John A. Van De Walle, Sekolah Dasar Dan Menengah Matematika Pengembangan

Pengajaran Edisi Keenam, Editor: Gugi Sagara, Lemada Simartama, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 73

(25)

14 menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimulasikan aktivitas peserta didik, ilustrasi, bahasa sesuai dengan kemampuan peserta didik, kalimat efektif, bahasa menarik, sopan dan sederhana, menunjang mata pelajaran lain, menghargai pendapat individu, memantapkan nilai, selaras dengan Pancasila dan UUD 1945 serta Undang-undang yang berlaku, tidak mengandung unsur yang mungkin dapat menimbulkan gangguan ketertiban yang berkaitan dengan suku, ras dan agama.17

Pendapat lain menyebutkan bahwa buku teks yang ideal adalah buku yang memenuhi kriteria berikut:

1) Mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang melandasi konsep-konsep yang digunakan dalam buku teks harus jelas 2) Relevan dengan kurikulum

3) Menarik minat pembaca yang menggunakannya 4) Mampu memberi motivasi kepada para pemakainya 5) Dapat menstimulasi aktivitas peserta didik

6) Membuat ilustrasi yang mampu menarik penggunaannya 7) Pemahaman harus didahului komunikasi yang tepat 8) Isi menunjang mata pelajaran lain

9) Menghargai perbedaan individu

10) Berusaha memantapkan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

11) Mempertimbangkan aspek linguistik sesuai dengan kemampuan peserta didik yang memakai

12) Menggunakan konsep yang jelas sehingga tidak membingungkan peserta didik

13) Mempunyai sudut pandang (point of view) yang jelas18

Buku teks yang berkualitas dapat menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembacanya. Buku teks menjalin komunikasi

17 Mastuningsih, Keefektifan Kalimat Pada Wacana Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Untuk Kelas I SMP Terbitan Swasta (Studi Kasus Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Terbitan Yudhistira dan Erlangga), (Semarang: Skripsi FBS UNNES, 2003), hlm 2

18

Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 22

(26)

15 tertulis dengan pembaca dengan menyajikan jaringan dan sistematika informasi di dalam bukunya. Agar buku mempunyai asas manfaat yang tinggi, buku juga menyajikan ketajaman dan jangkauan informasi yang dapat dipelajari melalui bukunya. Pada saat membaca buku diharapkan adanya komunikasi batin, seakan-akan pembaca sedang berguru kepada sang pengarang. Buku yang baik memuat visi (arah), misi (pesan), konteks (kaitan), konten (isi), dan proses dari sesuatu yang disajikan. Penyajian yang baik akan membuat peserta didik bermotivasi tinggi untuk menguasai informasinya. 19

Berbagai peran sentral buku pelajaran dalam memberdayakan peserta didik, antara lain:20

1) Buku dapat ditempatkan sebagai sumber informasi serta guru sebagai agen dari informasi tersebut

2) Buku dapat menarik niat dan minat peserta didik untuk menguasai informasi dengan motivasi tinggi

3) Buku berperan sebagai manager dalam kegiatan belajar mengajar, dilengkapi informasi dengan tingkat kesukaran yang bertahap

4) Buku dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan memuat implementasi pesan kurikulum

5) Sebagai wahana untuk melatih daya nalar dan pembentukan sikap peserta didik

6) Menyajikan informasi yang komunikatif, menarik dan tidak membosankan.

Adanya beberapa buku teks yang ada di indonesia diharapkan saling mendukung dan melengkapi kelancaran proses belajar mengajar.

19 Supriyadi. D, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa,

2001, hlm. 49

20

Tarigan. D dan H. G. Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 20

(27)

16 d. Standar Buku Teks Matematika

Setiap buku pelajaran yang digunakan di suatu instansi pendidikan diharapkan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan ilmu penngetahuan dan teknologi, serta sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Dari sudut pandang guru, buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang kesadaran guru serta dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai pengguna buku teks mempunyai prefensi khusus tentang buku teks. Ukuran yang ditetapkan guru dalam pemilihan buku teks antara lain adalah dari pengalaman mengajar dan penguasaan materi yang dimiliki oleh guru. Pemilihan buku teks yang dilakukan oleh guru sangat bervarisai antara yang satu dengan yang lain.

Namun lain halnya dengan standar yang ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk). Pusbuk mempunyai standar dalam pemilihan buku teks yang layak digunakan di sekolah, standar tersebut antara lain adalah syarat, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus ada dalam sebuah buku.21

Oleh karenanya ketika seseorang memilih buku teks matematika tertentu, maka ia akan mengacu pada kebenaran isi, kejelasan penyajian, ilustrasi yang jelas, variasi tingkat kesulitan soal, bahasa yang baik, serta memunculkan pola pikir logis dan sistematis. Standar ini dapat dikembangakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kurikulum yang berlaku di sekolah.

21 Pusat Perbukuan,Pedoman Penilaian Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan, 2005), hlm. 37

(28)

17 Menurut Pusbuk, standar-standar yang dipandang berkaitan dengan materi yang termuat dalam buku teks adalah sebagai berikut:22

1) Kelengkapan Materi

Objek kajian dalam matematika meliputi konsep, fakta, definisi, teorema, algoritma, operasi dan lain-lain. Untuk memperoleh hal tersebut dibutuhkan aktivitas yang digunakan sehingga dapat merangsang pola pikir peserta didik dalam pembelajaran matematika yang sistematis dan logis. Sehingga pada akhirnya peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan dan kemampuan matematika dalam pembelajaran. Selain itu materi yang disajikan dalam buku teks harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Kelengkapan materi yang ada dalam suatu buku teks merupakan salah satu aspek yang menunjang pencapaian tersebut. Sehingga dalam buku teks juga harus disertakan teorema-teorema serta bukti-bukti yang menunjang materi pembelajaran matematika.

Hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika mengikuti metode spiral, yakni setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan menaik). Oleh karena itu kelengkapan materi menjadi hal yang sangat organ dalam buku teks matematika.23

2) Akurasi

Akurasi merupakan harga mutlak dalam sebuah buku teks. Materi harus disajikan secara tepat sehingga tidak ada miskonsepsi dan kesalahan yang sistematis. Sebagai contoh: menggunakan

22 Pusat Perbukuan,Pedoman Penilaian Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan, 2005), hlm. 46-49

23

Departemen Pendidikan Nasional, Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum), hlm. 8

(29)

18 algoritma yang salah, notasi yang salah sehingga menghambat komunikasi dan pemahaman matematis peserta didik. Akurasi dapat dijadikan pondasi bagi peserta didik untuk membangun kerangka berpikir matematika secara tepat.

Hal ini sesuai dengan karakter matematika, bahwa kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran-kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.24

3) Penalaran dalam pembuktian

Penalaran adalah suatu proses atau suatu aktifitas untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. 25

Penalaran dalam pembelajaran matematika sangat berperan dalam pengambilan kesimpulan yang bersifat deduktif maupun induktif. Dalam penurunan rumus misalnya, peserta didik diharapkan mampu menjabarkannya dari beberapa teorema yang telah menjadi landasan teori matematika.

Namun dalam buku ajar yang beredar di sekolah, jarang yang menyertakan bukti-bukti, asal-usul dari rumus yang mereka pelajari. Sehingga yang terjadi adalah rumus instan yang berkembang di kalangan peserta didik. Padahal seharusnya kesimpulan yang mereka dapatkan harus didasarkan pada alasan yang tepat. Jawaban-jawaban dan rumus-rumus yang ada harus disertakan uji kebenarannya dengan teknik penalaran yang benar.

24 Departemen Pendidikan Nasional, Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

Matematika, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum), hlm. 8

25Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs Untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), hlm: 11

(30)

19 4) Problem solving (Pemecahan masalah)

Banyak ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon, namun mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine

procedure) yang sudah diketahui dalam pemecahan masalah, seperti

yang dinyatakan Cooney, et.al. berikut: ”.... for a question to be a

problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student.” 26

Sedang arti pemecahan masalah (problem solving) adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari pernyataan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: ada tantangan dalam materi atau tugas, masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketehui penjawab. 27

Ada hal-hal tertentu yang mengakibatkan suatu soal menjadi problem bagi peserta didik, antara lain:

a) materi prasyarat sudah diberikan kepada peserta didik. b) algoritma belum diketahui oleh peserta didik.

c) penyelesaian terjangkau peserta didik.

d) peserta didik berkehendak untuk menyelesaikannya.

Oleh karenanya buku teks yang ada di sekolah mengharuskan adanya proses pemecahan masalah. Pemecahan masalah memberikan peluang bagi peserta didik untuk meningkatkan pengetahuannya.

Problem solving merupakan suatu ketrampilan yang perlu dikuasai

26

Atmini Dhurori, Markaban, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Kajian Aljabar di SMP, (Yogyakarta: Kemendiknas, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, 2010), hlm. 7

27 Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs Untuk

Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), hlm. 18

(31)

20 peserta didik dan merupakan kompetensi yang harus dicapai dalam kurikulum.

5) Komunikasi

Matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan. Oleh karena itu matematika merupakan mata pelajaran yang membutuhkan penalaran. 28

Namun terkadang gagasan peserta didik terkadang jarang yang tereksplor karena tidak ada stimulus yang menjadikan mereka mengkomunikasikan permasalahan mereka. Padahal apa yang telah diperoleh peserta didik perlu dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan maupun tindakan. Komunikasi berperan untuk meningkatkan pengetahuan yang bersangkutan, misalnya adanya konfirmasi dari guru maupun teman sekelas. Oleh karena itu, keberadaan buku teks yang komunikatif bisa menjadikan stimulus bagi peserta didik dalam mengembangkan pola pikir mereka.

6) Koneksi (keterkaitan)

Dalam proses belajar matematika terjadi proses berpikir. Dalam berpikir, seseorang akan menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikirannya sebagai pengertian. Dari penertian tersebut, terbentuklah pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.29 Oleh karena itu keterkaitan (koneksi) merupakan hal yang harus ada dalam pembelajaran matematika.

Materi yang disajikan runtut dan sistematis sehingga peserta didik tidak bingung dan proses pembelajaran yang berlangsung akan

28 Moch. Syakur, Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence Cara Cerdas Melatih

Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. II, hlm. 48

29 Moch. Syakur, Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence Cara Cerdas Melatih

Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. II, hlm. 43-44

(32)

21 lebih efektif dan efisien. Urutan penyajian (sequencing) dalam buku teks sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika diantara beberapa meteri pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat

(Prerequesite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.

Sebagai contoh dalam materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. 30

Konsep merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu obyek dan menerangkan apakah objek tersebut contoh atau bukan dari ide abstrak tersebut. 31 Koneksi digunakan untuk menghubungkan materi matematika yang terstruktur dan membantu peserta didik menelusuri serta mengorganisasi untuk membangun jaringan konsep yang tersimpan dalam memorinya (schemata). Seorang siswa disebut telah mempelajari konsep “barisan aritmetika” jika ia telah dapat membedakan yang termasuk barisan aritmetika dari yang bukan barisan aritmetika. Untuk sampai ke tingkat tersebut, siswa harus dapat mengenali atribut atau sifat-sifat khusus dari suatu barisan aritmetika. Dengan demikian jelaslah bahwa contoh konsep di atas adalah “barisan aritmetika”.32

Koneksi yang terjadi juga menyangkut kehidupan sehari-hari yang bertalian dengan matematika, matematika dengan bidang lain, maupun koneksi antar konsep matematika.

30 Sofan Amri, Lift Khoiru Ahmadi, Konstruksi pengembangan pembelajran

pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktek kurikulum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm. 165-166

31

Fadjar Shodiq, Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK, (Yogyakarta: P4TK Depdiknas, 2008), hlm. 5

32

Fadjar Shodiq, Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK, (Yogyakarta: P4TK Depdiknas, 2008), hlm. 5

(33)

22 7) Penyampaian/Representasi

Matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Simbol-simbol matematika bersifat “artifisial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Simbol-simbol matematika telah berhasil menjadikan matematika sebagai bahasa yang menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.33 Lambang-lambang matematika yang artifisial merupakan perjanjian yang berlaku yang berlaku khusus. Oleh karena itu ketersediaan gambar, grafik, tabel rumus, cerita, dan ilustrasi dalam buku teks sangat membantu pencapaian pemahaman konsep secara optimal.

8) Soal-soal dan latihan

Engel menyatakan: “In fact, problem-solving can be learned

only by solving problems. But it must be supported by strategies provided by the trainer.” Jadi, pemecahan masalah, menurut Engel,

hanya dapat dipelajari para siswa dengan cara berlatih memecahkan masalah. Karenanya mereka harus dibantu dengan beberapa strategi yang sudah disiapkan pelatih atau gurunya. Namun penting juga disampaikan bahwa soal yang akan diberikan kepada peserta didik adalah soal yang benar-benar terkategori „masalah‟ bagi mereka; sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, para siswa tidak hanya membutuhkan dan menggunakan ingatan yang baik saja, namun mereka akan belajar dan berlatih menggunakan kemampuan bernalar dan berpikirnya.34

Soal-soal kontekstual dimaksudkan agar proses pembelajaran matematika yang berlangsung menjadi bermakna agar peserta didik

33 Moch. Masykur, Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence Cara Cerdas

Melatih Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. II, hlm: 48

34

Fadjar Shodiq, Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK, (Yogyakarta: P4TK Depdiknas, 2008), hlm. 26

(34)

23 termotivasi dan terlibat langsung dalan doing match antara lain: menyatakan, mengubah, menyelesaikan, menerapkan, mengkomunikasikan, menguji dan membuktikan.35 Inti dari belajar memecahkan masalah adalah peserta didik terbiasa mengerjakan soal yang memerlukan berpikir kritis, kreatif, logis dan rasional. Oleh karena itu soal-soal yang menantang yang relistik dan kontekstual menjadi menjadi penting dalam pembelajaran.36 Diharapkan peserta didik dapat mengerti tentang konsep yang dibicarakan secara familiar sehingga mampu memberikan kontribusi secara informal.

Cakupan aspek-aspek di atas dirangkum kedalam beberapa indikator yang digambarkan dalam tabel berikut:

NO Aspek

1. Kelengkapan Materi

Aspek kognitif, afektif, psikomotorik

Materi yang disajikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Materi tersaji secara runtut (sequencing) 2. Akurasi

Definisi, konsep serta penjelasan Contoh soal

Soal-soal

3. Penalaran dalam pembuktian

Rumus tersaji secara sistematis dari teorema yang berlaku (bukan rumus jadi)

Soal yang mengandung pembuktian 4. Pemecahan masalah (Problem Solving)

tantangan dalam materi atau tugas

35 Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum , 2007), hlm. 8

36

Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum , 2007), hlm. 27

(35)

24 diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketehui penjawab

5. Komunikasi

Mengandung ajakan untuk mendiskusikan masalah yang ada dalam materi yang terkait

Mengandung ajakan untuk menyelesaikan pemaslahan atau soal secara berpasangan ataupun kelompok

Adanya refleksi

6. Koneksi (keterkaitan)

Hubungan antara materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya (sequencing)

Hubungan antara materi yang dipelajari dengan disiplin ilmu yang lain

Hubungan antara materi dan soal latihan yang dipelajari dengan hal-hal yang bersifat kontekstual

7. Penyampaian/representasi

Rumus yang tersaji berdasarkan pada penalaran dalam pembuktian

Terdapat tabel, ilustrasi atau cara lain untuk menjelaskan materi Terdapat kata yang mengajak untuk mendiskusikan masalah yang terkait dengan materi

Ada koneksi/keterkaitan

e. Standar Kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas VIII Standar kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pemilihan bahan ajar. Dalam penyusunan buku teks standar kompetensi dan kompetensi dasar digunakan sebagai bahan acuannya. Berikut adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dijadikan acuan dalam bahan ajar kelas VIII:

(36)

25 Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Aljabar 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

1.1 Melakukan operasi aljabar

1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

1.3 Memahami relasi dan fungsi 1.4 Menentukan nilai fungsi

1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat Cartesius 1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik

garis lurus

2. Memahami sistem persa-maan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel

2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Geometri dan Pengukuran 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah

3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku

3.2Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras

(37)

26 Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya

4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran

4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran 4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat,

panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah

4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran

4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma

dan limas

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas

B. Penelitian Terdahulu

Untuk memeperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan menguraikan beberapa skripsi yang relevan mengenai pembahasan yang dibicarakan, antara lain:

1. Analisis Kesalahan dan Perbaikan Konsep Pada Buku Teks Matematika Kelas X Skripsi Hani‟ Maria, mahasiswa jurusan Matematika Fakultas dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Tahun 2005. Kegiatan utama penelitian ini adalah menganalisis isi buku teks matematika SMA kelas X yaitu dalam hal kesalahan dan perbaikan konsep. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan dan memperbaiki kesalahan konsep. Buku teks yang digunakan sebagai bahan analisis adalah ERW, ERN, ERS1, ERS2,

(38)

27 dan ERT. Kesalahan pengungkapan konsep matematika dalam hal ini adalah ketidaktepatan konsep pada buku teks dengan konsep yang sebenarnya. Hasil analisis ditemukan kesalahan konsep pada masing-masing buku teks, yaitu: ERW sebanyak 10 kesalahan, ERN sebanyak 10 kesalahan, ERS1 sebanyak 3 kesalahan, ERS2 sebanyak 2 kesalahan, dan ERT sebanyak 5 kesalahan.

2. Analisis Sajian Materi Pada Buku Teks Matematika SMA Kelas IX IPA, skripsi Elizabeth Eni, Mahasiswa Jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri Malang Tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kesesuaian penyajian materi pada buku teks dengan kurikulum berdasarkan standar isi 2006 dan untuk mendeskripsikan kekeliruan pengungkapan konsep dalam buku teks.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Buku yang dikaji adalah buku teks matematika SMA kelas XI IPA, yaitu DP,SR dan NM. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kesesuaian materi pada ketiga buku teks dengan kurikulum berdasarkan standar isi 2006 tergolong tinggi dengan persentase kesesuaian berturut turut untuk DP, SR, dan NM adalah 87,096%, 88,7096%, dan 87,096% (2) terdapat kekeliruan konsep pada masing-masing buku teks yaitu pada DP sebanyak 8 kekeliruan, pada SR sebanyak 2 kekeliruan, dan NM sebanyak 2 kekeliruan.

3. Analisis Teks Buku Sekolah Elektronik (BSE) IPS Terpadu Kelas VII Terbitan Depdiknas pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta pengaruhnya bagi kehidupan. Skripsi Wahyu Wardani, Mahasiswa Jurusan Geografi, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Malang, Tahun 2009.

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi dengan kurikulum, serta untuk mengetahui tingkat kebenaran konsep dan

(39)

28 bahasa yang terdapat dalam buku ajar BSE IPS Terpadu Kelas VII. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar peranan penggunaan media untuk menjelaskan konsep. Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi dengan dokumen sebagai objeknya. Rancangan penelitian ini menggunakan teknik analisis isi untuk mendeskripsikan secara obyektif dan sistematis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat beberapa materi atau konsep yang tidak sesuai dengan indikator, kebenaran konsep masih rendah, kebenaran bahasa dalam buku ajar IPS Terpadu sedang, dan media yang digunakan cukup bagus dan cukup inovatif.

Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini menganalisis tentang materi dalam buku teks Yudhistira yang digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran matematika di SMP/MTs. penelitian ini mencoba mendiskripsikan tentang bagaimana materi dalam buku teks tersebut tersaji. Ada persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaannya adalah penelitian diatas merupakan penelitian naskah terhadap buku teks yang digunakan peserta didik. Sedang perbedaannya adalah penelitian ini menekankan pada analisis materi pada buku teks, sedangkan pada penelitian Hani‟ Maria menekankan pada kesalahan konsep yang terdapat dalam buku teks, pada penelitian Elizabeth Eni menekankan pada kesesuaian materi dengan kurikulum dan kesalahan konsep di dalamnya, pada penelitian Wahyu Wardani menekankan pada kesesuaian isi dengan kurikulum serta kesalahan konsep dalam buku teks. C. Kerangka Berpikir

Buku teks merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat penting dan strategis ntuk menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar peserta didik di sekolah dan di rumah. Dari buku pelajaran kita dapat memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan. Buku pelajaran yang ada di sekolah merupakan media instruksional yang mempunyai peran yang dominan di kelas. Salah satu indikator kemajuan bangsa adalah bangsa yang mempunyai tingkat kegemaran membaca yang tinggi. Hal ini merupakan indikator yang menunjukkan bahwa bangsa mempunyai tingkat berpikir, mampu memecahkan berbagai

(40)

29 masalah dan tantangan zaman. Oleh karena itu buku pelajaran yang bermutu merupakan suatu kebutuhan yang mutlak.

Buku-buku teks adalah buku pelajaran yang wajib digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar termasuk pemberian tugas pada peserta didik dan pembuatan soal-soal ujian. Banyaknya buku pelajaran yang beredar khususnya matematika telah memberikan ruang bagi para pengguna buku dalam menentukan buku mana yang akan digunakan. Kepala sekolah dan para guru diminta untuk senantiasa memanfaatkan buku pelajaran tersebut secara optimal. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan naskah yang bermutu yang dapat menggugah keingintahuan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, namun demikian akan tetap dilakukan penyempurnaan berkelanjutan pada buku-buku tertentu.

Usaha pemerintah untuk menyempurnakan instrumental input seperti kurikulum dan buku ajar terus dilakukan dari waktu ke waktu. Penyempurnaan proses pembelajaran metematika di sekolah didasarkan pada pemecahan masalah, komunikasi, penalaran dan keaktifan, koneksi, komunikasi, tugas-tugas dan soal yang kontekstual. Kriteria kelayakan ini dapat dilihat dari segi materi yang digunakan dalam buku teks. Oleh karena itu setiap guru harus memperhatikan kandungan yang ada dalam buku teks yang digunakan.

Salah satu buku teks yang digunakan oleh pesrta didik serta guru matematika kelas VIII adalah buku teks matematika kelas VIII terbitan Yudhistira. Buku ini merupakan buku paket yang menjadi pegangan dalam pembelajaran matematika. Namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru matematika di Kelopok Kerja Guru Madrasah Kabupaten Batang bahwa buku ini masih terdapat kekurangan antara lain penyajian materi yang kurang sistematis. Dari sini peneliti dirasa masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut apakah memang buku ini sudah memenuhi kelayakan ataukan masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh BSNP. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian mengenai buku teks matematika kelas VIII SMP/MTs terbitan Yudhistira yang digunakan sebagai sumber belajar. Diharapkan dari penellitian ini dapat memberikan gambaran kepada peneliti khususnya dan pelaku civitas akademika pada umumnya dalam memilih buku teks yang akan digunakan.

(41)

30

BAB III

METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian naskah. Penelitian ini dilakukan pada buku teks Matematika kelas VIII terbitan Yudhistira. Sesuai data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru yang menggunakan buku ini masing terdapat kekurangan dari segi penyajian materi. Oleh karena itu penelitian ini fokus terhadap kesesuaian materi matematika kelas VIII dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. B. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis dokumen (documentary

analysis) atau analisis isi (content analysis) yaitu penelitian yang dilakukan

terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Dengan analisis isi ini peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan isi bahan secara komunikatif. 1 Secara teknis analisi isi mencakup upaya-upaya antara lain klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi dan menggunakan teknis analisis tertentu untuk membuat prediksi.2

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi materi buku teks matematika yang digunakan di SMP/MTs terbitan Yudhistira sesuai dengan standar buku yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas materi buku teks matematika yang digunakan oleh guru serta peserta didik kelas VIII SMP/MTs.

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007) Cet. IX,

hlm. 244

2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rike Sarasin, 1989) hlm. 76

(42)

31

C. Sumber data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

1. Sumber primer

Sumber primer adalah sumber yang memberikan data langsung yang merupakan obyek kajian dalam penellitian ini. Buku tersebut adalah buku matematika kelas VIII MTs/SMP terbitan Yudhistira karangan Samsul Hadi tahun 2007.

2. Sumber sekunder

Sumber sekunder merupakan data yang digunakan sebagai pelengkap dari data primer. Dalam hal ini data sekunder digunakan sebagai bahan penguat, pembanding, serta penjelasan dari jabaran data primer. Diantara buku yang digunakan sebagai sumber data sekunder antara lain buku Matematika untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga karangan Sukino dan Wilson Simangungsong tahun 2008, dan Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs penerbit Aneka Ilmu karangan Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, serta buku-buku yang memuat materi kelas VIII SMP/MTs Tahun 2007.

D. Metode Analisis Data

Data yang di analisis dalam penelitian ini adalah mengenai materi pada buku teks matematika terbitan Yudhistira. Data ini meliputi beberapa sub aspek yaitu: kelengkapan materi, akurasi, penalaran dan pembuktian, problem

solving, komunikasi, koneksi serta penyampaian. Analisis ini dilakukan

dengan mendeskripsikan keadaan materi dan memberi catatan pada buku teks matematika terbitan Yudhistira yang di tulis oleh Samsul Hadi dari masing-masing sub aspek yang ditentukan. Adapun sub aspek yang diteliti adalah kelengkapan materi, akurasi, penalaran, pemecahan masalah, komunikasi, koneksi, serta representasi.

(43)

32

Adapun tahapan analisis dalam penelitian ini adalah:3

a. Buku teks diproses dengan aturan yang dirancang sesuai dengan kategori yang ditetapkan oleh BSNP dalam pusbuk (pusat perbukuan), dalam hal ini peneliti membaca buku teks matematika sebelum mereduksi masing-masing materi kedalam sub aspek yang akan diteliti.

b. Teks diproses secara sistematis, mana yang termasuk dalam suatu kategori. Dalam hal ini peneliti memilih mana yang akan diteliti dari aspek kelengkapan materi, akurasi, penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi dan representasi.

c. Proses analisis teks yang berdasarkan pada standar/kategori yang telah ditetapkan. Peneliti mulai menganalisis bagaimana kondisi materi pada buku teks matematika terbitan Yudhistira sesuai dengan aspek kelengkapan materi, akurasi, penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi dan representasi.

d. Penarikan kesimpulan dari kategori yang dianalisis. Peneliti menyimpulkan bagaimana keadaan masing-masing aspek yang ada pada materi buku teks matematika terbitan Yudhistira tahun 2007 karangan Samsul Hadi.

Tahapan tersebut dalpat digambarkan sebagai berikut:

(gambar 1.1)

3

Noeng Muhadjir, Metodologi penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rike Sarasin, 1989), hlm. 79

Persiapan Reduksi Data

Analisis Data

(44)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Buku Teks Matematika Terbitan Yudhistira

1. Identitas Buku Teks Matematika Terbitan Yudhistira

Buku matematika untuk kelas VIII SMP/MTs terbitan Yudhistira adalah obyek utama dalam penelitian ini. Buku ini berjudul “Aplikasi Matematika SMP Kelas VIII” yang ditulis oleh Samsul Hadi. Buku ini merupakan cetakan dari penerbit Yudhistira tahun 2007 dan merupakan buku yang disepakati oleh Kelompok Kerja Guru Madrasah di Kabupaten Batang. 2. Deskripsi Umum Isi Buku Teks Matematika Terbitan Yudhistira

a) Deskripsi umum buku teks

Buku Yudhistira yang digunakan dalam pembelajaran SMP/MTs terbagi kedalam dua klasifikasi ilmu matematika yaitu aljabar dan geometri dan buku ini berisi delapan bab. Kajian aljabar terdapat pada bab operasi aljabar; relasi, fungsi dan grafik fungsi; persamaan garis lurus; dan sistem persamaan linear dua variabel. Kajian geometri terdapat pada bab teorema phytagoras dan garis-garis pada segitiga; lingkaran; garis singgung lingkaran; bangun ruang sisi datar.

b) Deskrispsi isi bab

Buku ini terbagi ke dalam beberapa sajian, yaitu:

1) Awal bab, dimulai dengan informasi global disertai ilustrasi untuk menggambarkan apa yang akan dipelajari dan disertai dengan kompetensi dasar. Adapun bagian-bagian dari sajian awal bab yaitu: (a.) Kata kunci

Berisi kata-kata penting yang menggambarkan isi dari bab yang akan dipelajari.

(b.) Kompetensi dasar

Berisi uraian kemampuan yang harus dimiliki dan dikembangkan peserta didik secara memadai setelah mempelajari suatu bab. (c.) Gambar pembuka bab

Gambar

Tabel 4.1 (analisis kelengkapan materi)  Bab I “Operasi Aljabar”
Tabel 4.2 (analisis akurasi)  Bab I “Operasi Aljabar”
Tabel 4.3 (analisis penalaran dan pembuktian)  Bab I “Operasi Aljabar”
Tabel 4.4 (analisis pemecahan masalah)  Bab I “Operasi Aljabar”
+4

Referensi

Dokumen terkait

negeri untuk merakit pesawat dan helicopter di Indonesia sebagai upaya menyerap keahlian dan teknologi dari luar yang ditandai dengan memperbarui perjanjian dengan pihak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture dan yang

[r]

Titon Slamet Kurnia, Pengantar Sistem Hukum Indonesia, PT Alumni

Berdasarkan penjelasan istilah diatas dapat didefiniskan bahwa Pola Dakwah NISA’ Dalam Menanggulangi Problem Sosial Keagamaan : (Studi Kasus Remaja Muslimah) adalah corak

PANITIA LELANG PEMBANGUNAN JALAN WILAYAH I, II, III, IV DAN V, REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN (DAK) DAN OPTIMALISASI FUNGSI JARINGAN IRIGASI YANG TELAH DIBANGUN (DAK)

Kursi roda cerdas dapat mendeteksi adanya halangan di samping sebelah kanan dan atau kiri agak kedepan, ketika jarak dari salah satu halangan(kiri tengah atau kanan

Petani di Desa Padahurip lebih banyak menggunakan penyuluh pertanian sebagai sumber informasinya karena informasi yang berasal dari penyuluh pertanian dianggap