• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. METODE PERANCANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3

II. METODE PERANCANGAN

A. Orisinalitas (State Of Arts)

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal ketertiban juga kurangnya edukasi masyarakat sejak dini membuat ketertiban di Indonesia belum dapat diterapkan secara maksimal. Penulis telah meneliti media informasi mengenai ketertiban terutama antrian yang terletak di stasiun, dari hasil penelitian tersebut penulis menemukan kurangnya perhatian penumpang terhadap media informasi tersebut.

Karena masih terbilang minim media informasi dan edukasi mengenai ketertiban khususnya kesadaran penumpang untuk mengantri yaitu siapa yang harus didahulukan saat keluar masuk gerbong kereta guna menjaga keamanan dan kenyamanan, maka dalam kesempatan ini sebagai point orisinalitas perancang akan mengangkat tema tersebut dan mengaplikasikannya dengan strategi desain komunikasi visual ke dalam media

guidebook. Kekuatan visual terlihat dari penggunaan elemen visual seperti

tipografi, fotografi, illustrasi, warna, layout hingga pemilihan material. Berikut yang mereferensi penulis dalam merancang :

(2)

1. Guidebook “Ayo Kita Berempati”

Konten dalam guidebook “Tertib Itu Baik” Terinspirasi dari guidebook serupa “Ayo Kita Berempati” yang berisi informasi tentang tata cara atau prilaku sopan berlalulintas oleh Kementrian Perhubungan.

Gambar 1. Guidebook Ayo Kita Berempati

(Sumber : Falih Dewantoro)

Keunggulan pada tersebut adalah ada pada konten yang singkat dan jelas dengan menggunakan gambar full illustrasi dan tata cara dengan teks yang singkat dan jelas, warna yang digunakan menggunakan gaya colour splash yaitu dengan latar kelabu dan tambahan warna merah untuk objek tertentu juga warna kuning untuk balon kata.

Dimensi guidebook tersebut ialah berukuran A6 hal ini mngkin dipilih oleh si pembuat agar guidebook dapat dengan mudah dibawa atau bahkan dapat dimasukan kedalam saku, guidebook tersebut terdiri dari 16 halaman yang berisi informasi tentang hal yang sebaiknya dilakukan oleh pengemudi kendaraan bermotor.

(3)

5 2. Penelitian Pribadi ”Tinjauan Media Informasi dan Fenomena Antri

di Stasiun”

Tahun 2016 lalu perancang telah meriset mengenai media informasi antri yang terletak di stasiun. Penulis mendaatkan kesimpulan mengenai bagaimana fenomena antrian dan mengenai kejelasan media informasi yang terdapat dilapangan.

a. Kesimpulan Tentang Masalah Antri

Dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa kesadaran masyarakat dalam mengantri masih kurang, dikarenakan kurangnya edukasi sejak dini. Masih ditemukannya penumpan yang berlarian dan berdesakan, takut tertinggal kereta dan tidak mau menunggu untuk kereta berikutnya, karena membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk kedatangan kereta. Saat sedang menunggu kereta datang, penumpang berkumpul tak beraturan, sebab pintu kereta selalu berpindah posisinya, tidak tepat pada posisi tertentu.

b. Kesimpulan Tentang Kejelasan Media Informasi

Peletakan media informasi ditempatkan pada tempat dimana terdapat aktifitas mengantri, contohnya pada area loket dan pada samping pintu gerbong kereta, diharapkan dapat mengingatkan penumpang agar selalu menjaga ketertiban.

Dominasi bentuk Media informasi pada Stasiun kereta adalah bentuk persegi. Bentuk ini dipilih untuk memaksimalkan ruang pada elemen visual yang ditampilkan dalam sebuah media inforasi. Sedangkan untuk warna didominasi dengan warna merah dan kuning, diharapkan untuk menarik perhatian para penumpang untuk membaca sebuah media informasi. Ada dua media informasi yang terletak pada gerbong menggunakan warna biru dan merah muda. Hal ini di kait kan kepada gender, yaitu penggunaan warna biru dikaitkan

(4)

kepada gender pria, sedangkan pada gerbong umum terdapat aksen warna kuning. Warna kuning adalah warna yang halus, dan berkesan lembut, karena sifat lembut mencirikan karakter perempuan. Maka dapat disimpulkan pemilihan warna biru dan kuning pada gerbong umum adalah ingin memperlihatkan bahwa gerbong tersebut dapat ditumpangi oleh penumpang pria maupun wanita.

Simbol dan pictogram yang digunakan pada media informasi di stasiun menggunakan bentuk penyederhanaan yang tidak menghilangkan bentuk manusia yaitu terdapat kepala, badan, tangan, dan kaki. Bentuk ini di pilih untuk menggambarkan situasi sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh media informasi tersebut, seperti digambarkannya orang yang berbaris dengan simbol orang berjajar bertumpuk dengan susunan tertentu, supaya penumpang langsung dapat menangkap informasi apa yang ingin disampaikan dalam sebuah media informasi di stasiun.

Teks yang digunakan rata-rata adalah sans-serif yang ditebalkan. Jenis huruf ini dirasa lebih bersahabat untuk menunjukan keramahan antara pihak stasiun dengan penumpang. Jenis huruf ini mudah dibaca dan penebalan yang dilakukan adalah untuk memberi penegasan sebuah informasi.

Bahasa yang disampaikan lebih kepada himbauan. Diharapkan dapatmenarik kesadaran penumpang dalam menjaga selalu ketertiban. Tidak ada kata larangan, karena kata larangan sudah terlalu umum digunakan, dan mengesankan intelektual yang rendah. Dan kalimat himbauan dirasa lebih sopan dan ramah dari pada kalimat larangan.

(5)

7 Media informasi tersebut diletakan pada tempat yang terdapat aktifitas mengantri. Hal ini dilakukan untuk dapat langsung mengingatkan penumpang pada tempat dimana aktifitas antrian itu sedang terjadi. Penempatan yang demikian diharapkan lebih efisien dan estetik terhadap tata kelola media informasi yang ada di stasiun.

B. Kelompok Pegguna Produk

Target utama kampanye tersebut ditujukan kepada muda-mudi usia

17-30 tahun yang pada umumnya di usia tersebut orang cenderung kritis dan bisa menerima hal-hal baru namun tidak terbatas pada usia tersebut, karena perancangan ini dapat di gunakan oleh kalangan manapun. Dalam wawancara yang dilakukan kepada penumpang bahwa pelanggar pada umumnya bisa siapa saja, biasanya karena mereka sedang terburu-buru agar tidak telat ke kantor, kampus ataupun tempat lainnya.

Target merupakan mereka yang melanggar tetapi mengerti situasi, biasanya terkadang tertib. Apa yang penumpang lakukan biasanya terpengaruh dengan yang dilakukan penumpang lainnya, apabila ada yang melanggar seakan semua jadi ikut melanggar, begitupun sebaliknya ketika ada salah satu yang menyerukan atau dilihat tertib maka penumpang yang lain pun ikut tertib.

Informasi kampanye ini difokuskan kepada apa yang seharusnya dilakukan saat masuk ataupun keluar kereta, teratur dan selalu memberi kesempatan penumpang yang turun terlebih dahulu untuk menghemat waktu surkulasi keluar masuknya penumpang dalam kereta guna menambah keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan layanan KRL.

Secara psikologis perancang menargetkan kepada pengguna yang kritis dan bersemangat, suka dengan hal fleksibel dan praktis yang dapat saling mengingatkan satu sama lain, bukan orang yang protektif. Sehingga pesan yang disampaikan dalam kampanye dapat disebarkan dengan baik.

(6)

C. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan

Tujuan dibuatnya perancangan visual kampanye ini ialah memberi

edukasi kepada para menumpang KRL mengenai pentingnya berlaku tertib untuk menambah keamanan dan kenyamanan guna mencegah terjadinya tindak pelecehan dan kriminalitas yang berdampak dari prilaku tidak tertib.

2. Manfaat Perancangan

a. Bagi Mahasiswa

Manfaat perancangan ini bagi mahasiswa yaitu sebagai pembelajaran dan referensi khususnya dalam merancang sebuah media edukasi umum yang baik dan efektif serta mendapatkan hasil yang positif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Kampanye ini diharapkan memberi kontribusi pada dunia pendidikan guna meningkatkan kualitas kurikulum yang mungkin dibuatnya kurikulum khusus mengenai ketertban sejak dini.

c. Bagi Desainer

Adapun manfaat perancangan media informasi ini bagi desainer supaya dapan meengembangkan kemampuan mendesain bagaimana menggunakan metode pendekatan secara visual yang tepat sehingga pesan lebih mudah tersampaikan kepada target audiens.

d. Bagi KAI

Menjadi acuan dibuatnya media informasi guna mengedukasi penumpang agar selalu tercipta prilaku tertib dimanapun untuk kepentingan bersama.

(7)

9

D. Relevansi dan Konsekuensi Studi 1. Logika Dasar Perancangan

Penentuan tema kampanye tersebut didasari pengalamann

pribadi saat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) bahwasanya keadaan disana saat jam sibuk yaitu saat berangkat ke kantor sekitar jam 6-8 pagi dan pulang jam 5-7 malam terlihaat penumpukan penumpang dan antrian yang kurang teratur. Ketika penulis mencoba naik pada jam-jam tersebut penulis membutuhkan usaha lebih untuk masuk dan keluar gerbong, hal yang menjadi perhatian penulis adalah ketika ingin keluar dari gerbong banyak penumpang berdiri di depan pintu yang menghalangi jalan penumpang yang turun dan bersiap untuk langsung masuk ke dalam gerbong saat penumpang lain yang ingin turun belum sempat keluar dari gerbong, padahal sudah ada informasi dari petugas dan media informasi di bagian luar gerbong yang bertuliskan “Dahulukan Penumpang Yang Turun”

Penulis juga mewawancarai beberapa pengguna KRL mengenai fenomena mengantri di staiun, rata-rata tanggapang pengguna dalam hal tersebut bahwa pengguna KRL yang lain juga mengalami hal yang serupa dengan apa yang penulis rasakan saat menggunakan KRL. Bahkan kebanyakan menurut narasumber wanita. Mereka paling kesulitan dalam menangani situasi yang berdesak-desakan saat memasuki gerbong. Hal ini juga dirasakan oleh seorang ibu yang penulis wawancarai, akan lebih terbantu bila ada petugas yang berjaga didepan pintu yang mengatur kerumunan pengguna.

(8)

Walau terlihat sepele, situasi tidak antri menimbulkan kerugian cukup besar bagi pribadi juga bagi pihak CommuterLine itu sendiri, seorang narasumber bahkan pernah kecopetan karena situasi yang sangat padat, beberapa kecelakaan juga tercatat oleh PT.KCJ tentang seorang pengguna yang jatuh dari badan stasiun karena kondisi stasiun yang saat itu sangat padat.

2. Teknologi yang dibutuhkan

Dalam Pengolahan visual seperti layout, pembuatan illuatrasi,

penulis menggunakan software digital pengolah grafis. Serta, untuk lebih memudahkan dalam membuat illustrasi secara digital, penulis menggunakan perangkat berupa pen tablet Wacom seri Intuos. Sedangkan untuk kebutuhan foto, penulis menggunakan kamera DSLR, lalu di cetak menggunakan printer Indigo.

3. Biaya Perancangan dan Produksi

NO. KEPERLUAN BANYAKNYA HARGA

SATUAN JUMLAH 1 Akomodasi - - Rp 300.000 2 Guidebook 50 Rp 32.000 Rp 1.600.000 3 Stiker Cromo 8 x A3 Rp 15.000 Rp 120.000 4 Kaos 3 Rp 35.0000 Rp 105.000 5 Totebag 3 Rp 50.000 Rp 150.000 Total Rp 2.275.000

Tabel 1. Biaya perancangan dan produksi (sumber : Falih Dewantro)

(9)

11

4. Skema Proses Kerja

Gambar 2. Skema Kerja

(Sumber : Falih Dewantoro)

Survey data : Dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara tatap muka dengan pengguna KRL. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data yang spesifik juga keterangan dan pendapat pihak terkait.

Analisis data : Mengolah data yang telah didapatkan dan merumuskan permasalahan dan pemecahannya. penulis mengumpulkan fakta-fakta dan opini mengenai permasalahan yang penulis angkat.

Penetapan Target Audiens : Dilakukan setelah data terkumpul, dipilih berdasarkan seberapa tepat target dapat melaksanakan tujuan dati kampanye ini.

(10)

Pesan Marketing : Dalam kampanye ini penulis menggunakan selogan “Bahagia Karena Tertib Itu Baik”

Costomer Insight : Wawasan costomer insight didapatkan dari

mengamati kegiatan, mendalami karakter, dan mengajukan beberapa pertanyaan keada target audiens, bahkan penulis juga harus mendalami kehidupan target audiens.

Pesan Komunikasi : Pesan komunikasi didapat dari gabungan pesan marketing dan ide, pesan komunikasi dibuat untuk mempermudah gambaran pesan visual.

Costomer Journey : Pada tahapan ini penulis mengurutkan point of contact yaitu benda apa saja yang bersentuhan dan dilihat oleh target

audiens dari bbangun tidur dampai tidur kembali.

Eksekusi Media : Pada tahapan ini penulis mulai melakukan sketsa desain dan memulai foto untuk kebutuhan visual, selanjutnya mlai menggabungkan visual illustrasi dengan foto berdasarkan konsep yang penulis telah buat dan disetujui.

Realisasi Media : Semua materi dalam bentuk digital dipersiapkan untuk dicetak dan dibuat berdasarkan bentuk yang telah direncanakan.

Gambar

Gambar 1. Guidebook Ayo Kita Berempati  (Sumber : Falih Dewantoro)
Tabel  1. Biaya perancangan dan produksi  (sumber : Falih Dewantro)
Gambar 2. Skema Kerja  (Sumber : Falih Dewantoro)

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara yang penulis lakukan, dapat disimpulkan persepsi wisatawan mancanegara yang menjadi narasumber terhadap Tanjung Kelayang adalah destinasi wisata

Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud

Hasan Al-Banna mengatakan bahwa dakwah identik dengan Islam itu sendiri (Sufri, 2000). Oleh karena itu, segala kegiatan yang berhubungan dengan Islam dapat disebut kegiatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang metode alternatif untuk pengolahan limbah industri terutama industri tekstil dengan mengembangkan membran

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat pada android smartphone dapat menerima data yang dikirim oleh mikrokontroler arduino,

Menyetujui atas Laba Bersih Perseroan tahun buku 2019 sebesar Rp 74.015.918.727,- (tujuh puluh empat miliar lima belas juta sembilan ratus delapan belas ribu tujuh ratus dua puluh

banyak informasi yang disampaikan dalam waktu banyak informasi yang disampaikan dalam waktu banyak informasi yang disampaikan dalam waktu banyak informasi yang disampaikan dalam waktu

Setelah menyampaikan minat kerja sama untuk membuat video iklan yang akan digunakan untuk Tugas Akhir kepada pihak terkait, penulis dan tim melakukan pitching ide kepada