• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENANAMAN NILAI - NILAI SOSIAL OLEH ORANGTUA PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DESA PENITI BESAR ARTIKEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENANAMAN NILAI - NILAI SOSIAL OLEH ORANGTUA PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DESA PENITI BESAR ARTIKEL PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENANAMAN NILAI - NILAI SOSIAL OLEH

ORANGTUA PADA ANAK USIA SEKOLAH

DI DESA PENITI BESAR

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

MAHARDIKA ERIN SAPUTRA

NIM : F1092131036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)

1

ANALISIS PENANAMAN NILAI - NILAI SOSIAL OLEH

ORANGTUA PADA ANAK USIASEKOLAH

DI DESAPENITI BESAR

Mahardika Erin Saputra, Izhar Salim, Supriadi Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak

Email:mahardikaerins2211@gmail.com

Abstract

This research aims to study the Analysis of Social Value Planting by Parents in School Age Children in Peniti Besar Village, Segedong District. In this study the method used is qualitative descriptive analysis. parents and school-age children of eight people were taken as samples. Data collection tools are using observation guidelines, interview guidelines, and study documentation. Planting social values instilled by parents is a material value, Pananaman material value of something useful for the body, in this material value includes two aspects, namely meeting the needs of children's clothing such as clothes, pants and others, and meet the nutritional needs of children like giving healthy and nutritious food like vegetables, meat, and fruits. Vital values, which are vital values that are instilled by parents related to everything that is useful for humans or children to carry out activities by facilitating children and spiritual values, in instilling spiritual values in school-age children have been carried out by their parents telling their children to prayers and there are also told their children to follow the recitation around his residence.

Keywords: Social Value Cultivation, Parents of School Age Children

.

PENDAHULUAN

Lingkungan keluarga memiliki peran besar

dalam membentuk kepribadian anak,

karena dalam keluarga anak yang pertama

kali mengenal dunia ini, anak sering

mencontoh perilaku orangtua atau yang

dituakan

dalam

keluarga,

dalam

kehidupannya sehari-hari, karena memang

didalam keluargalah anak pertama kali

mengenal

pendidikan.

Seharusnya

orangtua

tidak

hanya

memberikan

pendidikan tentang moral saja akan tetapi

orangtua

merupakan

agen

sosialisasi

pertama

dalam

kehidupan

seorang

keluarga, orangtua patut menanamkan

nilai-nilai kebaikan dan norma-norma yang ada di masyarakat.

Menurut Herabudin (2015 :81) Menyatakan Nilai sosial “merupakan konsep atau pandangan yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar individu warga masyarakat tentang hal-hal yang dianggap baik dan bernilai”. Nilai memberi makna bagi hidup, lebih dari sekedar keyakinan dan selalu menyangkut atau perubahan.

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti akan mengalami perubahan-perubahan walaupun ruang lingkup perubahan tersebut tidak terlalu luas. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial. Sedangkan menurut Woods (dalam Anwar dan

(4)

2

Adang, 2013 :190) menyatakan nilai sosial “merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan”.

Pendidikan merupakan hak setiap anak di indonesia seperti tercantum dalam Undang – undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2003 pasal 9 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan adalah hak yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa dan merupakan hak setiap anak indonesia. Namun kenyataannya di Desa Peniti Besar Kecamataan Segedong masih ada anak yang usia sekolah yang tidak bersekolah atau tidak melanjutkan pendidikannya lagi,Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah “anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orangtua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya”.

Menurut Gunarsa (2007: 42) Orang tua “merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah, dan ibu yang merupakan hasil ikatan dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga”. Orangtua memiliki peranan dan kejawiban bagi anaknya untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak-anaknya yang dimana nilai-nilai tersebut akan sangat berfungsi bagi kehidupan anaknya di masa mendatang, seperti nilai vital, nilai material, dan nilai spritual.

Berdasarkan hasil observasi prariset yang dilakukan pada tanggal 6 Januari 2018 di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong yang dimana terdapat 853 jiwa dari 134 kepala keluarga yang ada dan bertempat tinggal di Desa Peniti Besar, dari 134 kepala keluarga terdapat 38 jiwa dari 19 kepala keluarga yang anaknya berusia sekolah tetapi tidak bersekolah atau tidak melanjutkan pendidikannya lagi.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan judul, latar belakang dan rumusan masalah yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Menurut Flick (dalam Gunawan, 2015: 81) menyatakan bahwa “soecifig rekevance to the study of social relations, owing to the fact of the pluralization of the world”. Penelitian kualitatif merupakan “keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari plulalisasi dunia kehidupan.

Sementara itu penelitian kualitaif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Gunawan 2015: 82) adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh)”.

Penelitian deskriptif menurut Best (dalam Darmadi 2011: 145) adalah “metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya”.

Menurut Darmadi (2011: 7) penelitian deskriptif “merupakan penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan suatu objek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat antar individu, organisasi, dan sebagainya”.

Sehingga penggunaan metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk mendeskriptifkan Analisis Penanaman Nilai – Nilai Sosial Oleh Orangtua Pada Anak Usia Sekolah Di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong sesuai dengan realitas dan fakta yang ada.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan dan fokus dari penelitian. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung melalui

(5)

3

wawancara yang telah dilakukan antara peneliti dan informan.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala dusun suka damai, orangtua anak usia sekolah dan anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung dipeoleh peneliti dari sumbernya. Sumber data sekunder diperoleh dari kepala desa, data olahan, arsip-arsip dan hasil dokumentasi.

Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Arikunto (dalam Gunawan 2015: 143) observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.

Sedangkan menurut Kartono (dalam Gunawan 2015: 143) observasi merupakan merupakan studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah penelitin akan melakukan pengamatan langsung dan tidak langsung tentang Analisis penanaman nilai - nilai sosial pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong.

b. Wawancara

Menurut Setyadi (dalam Gunawan 2015: 160) mengemukakan bahwa wawancara “merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik”.

Dalam penelitian ini, wawancara yang dimaksud adalah proses tanya jawab yang dilakukan peneliti dengan anak/orangtua mengenai Analisis penanaman nilai sosial pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong.

c. Studi Dokumentasi

Menurut Satori (2013:

149)menyatakan bahwa: Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan perlengkapan dari metode observasi dan wawancara. Studi

dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang di perlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah arsip-arsip catatan dan data olahan seperti data anak usia sekolah di desa peniti besar, dan gambar-gambar pada saat wawancara dan lain-lain kepada setiap informan yang mendukung penelitian ini. Alat dokumentasi ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Alat dokumentasi yang akan digunakan peneliti berupa kamera, laptop dan lain sebagainya yang menunjang penelitian.

Rencana Pengujian Keabsahan Data a. Perpanjang pengamatan

Menurut Darmadi (2016:370-271) dengan memperpanjang pengamatan “berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru”. Dengan perpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber semakin terbentuk rapport,semakin akrab (tidak ada jarak lag), semakin terbuka, semakin mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi”.

Bila data yang diperoleh selama penelitian setelah dicek kembali pada sumber asli atau sumber lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenaranya.

b. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan “sebagai pengecekan data berbagi sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Dengan penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber “untuk mengguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber”. Berdasarkan

(6)

4

pendapat diatas peneliti melakukan observasi sebagi data awal yang didapat selatjutnya peneliti mengecek dengan berbagai sumber mengenai penanaman nilai sosial oleh orang tua pada anak usia sekolah, apabila data yang didapat tidak sesuai dan belum mencukupi maka peneliti bisa meninjau kembali untuk melengkapi data yang di perlukan dalam penelitian ini. Selain menggunakan triangulasi sumber peneliti juga menggunakan triangulsi teknik peneliti akan mencocokan data yang dipeloleh sewaktu observasi, wawancara, untuk mencocokan data yang peneliti dapat dilapangan saat wawancara dan observasi. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

a.

Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses yang dilakukan setelah mereduksi data. Penyajian data dalam penelitian ini bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis data sehingga permasalahan dalam penelitian dapat terjawab seluruhnya. Adapun yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah ” Analisis penanaman nilai sosial pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong”.

Selanjutnya untul menjawab sub-sub masalah yang dikemukakan di atas, peneliti melakukan wawancara dengan informan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 7 orang, 3 orang dari anak usia sekolah, dan kedua orang tua dari anak usia sekolah.

b.

Data Umum

Gambaran Lokasi Penelitian di dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di. Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah. Lokasi penelitian yang dimana terdapat dilapangan berbagai macam jenis mata pencaharian yang orangtua kerjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga mereka masing - masing dengan jumlah penduduk di Desa Peniti Besar Ini berjumlah 853 jiwa.

c.

Identitas Informan

Informan dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah (tidak bersekolah) yang diberikan penanaman nilai sosial oleh orangtua, di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah. Jadi informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, 3 orang dari anak usia sekolah, 3 orang dari orang tua anak usia sekolah . Data tersebut di gambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Data Identitas Informan Anak Usia Sekolah Di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong

Adapun identitas anak usiaa sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

a. MY

MY adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, MY saat ini berumur 10 tahun, MY anak usia sekolah di jenjang pendidikan

sekolah dasar (SD), namun MY tidak melanjutkan pendidikannya lagi. MY merupakan salah satu anak usia sekolah yang ada di Desa Peniti Besar.

b. JLS No. Inisial Anak Jenjang pendidikan umur Inisial ayah Inisial ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu

1. MY SD 10 tahun ND MN Almarhum Ibu Rumah

Tangga

2. JLS SMP 13 tahun SL RM Swasta Almahumah

3. NLL SMA 15 tahun RJ ID Tidak

Bekerja

Pembantu Rumah Tangga

(7)

5

JLS adalah anak ke 1 dari 2 bersaudara, JLS saat ini berumur 13 tahun, JLS anak usia sekolah di jenjang pendidikan sekolah menenggah pertama (SMP), namun JLS tidak melanjutkan pendidikannya lagi.

c. NLL

NLL merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara, NLL saat ini masih berumur 15 tahun, NLL anak usia sekolah di jenjang pendidikan sekolah menenggah atas (SMA), namun NLL tidak melanjutkan pendidikannya lagi.

Pembahasan

Bagaimana penanaman nilai material oleh orangtua pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti lakukan terdapat penanaman nilai material yang dilakukan orangtua pada anak usia sekolah. Peran orangtua dalam menanamkan nilai material pada anaknya akan tetapi di dalam penanaman nilai material ini terdapat dua hal yang di tanamkan oleh orangtua yang pertama memenuhi kebutuhan pakaian anak dan yang kedua kebutuhan gizi anak seperti makanan anak, peran yang pertama memenuhi kebutuhan pakaian anak selama observasi yang peneliti lakukan tidak sama sekali menemukan atau milihat ibu murniyati membelikan pakaian kedapa MY. Hal ini terjadi pada observasi hari pertama pada keluarga bapak Nurdin, observasi pertama tanggal 03 Mei 2018 pukul 11:48 WIB MY tidak terlihat sama sekali orangtau MY memberikan atau memenuhi kewajibannya sebagai orang memberikan kebetuhan pakaian baju, celana dan yang lainya dan di dukung dengan hasil wawancara pada 2 Juni 2018 pada narasumber MY dengan pertanyaan Apakah perlengkapan anda seperti baju, celana dan lainya selalu dipenuhi oleh orangtua anda,” jarang sekali saya membeli baju atau celana”. Akan tetapi memenuhi kewajiban yang kedua yaitu kewajiban gizi anak atau makan anak keluarga bapak nurdin selalu berusaha memenuhi gizi MY dengan memberikan makanan sayur dan sebagainya dan di dukung dengan hasil wawancara pada 2 Juni 2018 pada narasumber My dengan

pertanyaan Apakah kebutuhan gizi anda seperti makan sayur – sayuran, daging, dan buah - buahan selalu dipenuhi oleh orangtua anda “saya hanya sering makan sayur”.

penanaman nilai material juga terdapat pada observasi hari pertama pada keluarga Bapak Sulaiman hari selasa 15 Mei 2018 pukul 09 : 12 WIB Bapak Sulaiman penanaman nilai material ini selama oeneliti observasi tidak pernah dipenuhi dan dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pakaian anak oleh bapak Sulaiman dan di dukung oleh hasil wawancara pada minggu 3 Juni 2018 dengan pertanyaan Apakah perlengkapan anda seperti baju, celana dan lainya selalu dipenuhi oleh orang tua anda “ jarang, saat ini baju atau celan saya beli sendiri dari hasil kerja saya”.

Tetapi dalam menanamkan nilai meterial dalam bentuk Kebutuhan gizi atau makanan anak bapak sulaiman selalu berusaha memenuhi kebutuhan gizi JLS dan didukung oleh wawancara pada 3 Juni 2018 dengan pertanyaan Apakah kebutuhan gizi anda seperti sayur – sayuran, daging dan buah – buahan selalu dipenuhi oleh orangtua anda “kadang – kadang terpenuhi seperti makan sayur”. Keluarga Bapak Rejab pada Rabu 23 Mei 2018 yang dimana pada di keluarga ibu Idah ini juga tidak terlihat melakukan penanaman nilai material oleh bapak Rejab kepada NLL yang didukung oleh hasil wawancara pada 4 Juni 2018 dengan Apakah perlengkapan anda seperti baju, celana dan lainya selalu dipenuhi oleh orangtua anda “sangat jarang sekali ibu saya mebelikan baju atau celana kecuali seperti lebera”.

Menurut Notonegoro dalam Anwar dan Adang ( 2013 : 189) menyatakan bahwa “ nilai meterial yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia”. Adanya penanaman nilai material ini yang dimana seharusnya orangtua memenuhi kebutuhan jasmani anak mereka akan tetapi hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan yang dimana ada beberapa orangtua berusaha dan ada juga yang tidak melakukan sama sekali dalam memenuhi kebutuhan nilai material ini.

(8)

6

Bagaimana penanaman nilai vital oleh orangtua pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti lakukaan terhadap orangtua dalam penanaman nilai vital pada anak usia sekolah. orangtua dalam menanamkan nilai vital pada anaknya dalam penanaman nilai vital ini ada dua hal yang harus di tanamkan oleh orangtua yaitu kebutuhan uang jajan anak dan kebutuhan alat transfortasi anak. dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada keluarga ibu Murniyati pada 3 Mei 2018 dan 8 Mei 2018 yaitu observasi pertama dan kedua keluarga ibu Murniyati yang dimana keluarga ibu Murniyati yang dimana kebutuhan uang jajan MY selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan uang jajan MY dan sesekali jarang di berikan oleh ibu Murniyati dan kubutuhan alat transfortasi belum pernah sama sekali diberikan oleh ibu Murniyati dari MY kecil hingga sekarang MY berumur sepuluh tahun dak tidak melanjutkan pendidikannya lagi.

Begitu pula pada keluarga bapak Sulaiman pada observasi kedua tanggal 21 Mei 2018 yang dimana kedua kebutuhan nilai vital tersebut tidak dipenuhi apalagi kebutuhan alat transfortasi yang dimana dikatakan oleh JLL dalam wawancara pada tanggal 3 Juni 2018 dengan pertanyaan Apakah orangtua anda memfasilitasi alat transportasi seperti sepeda atau motor untuk anda “sampai sekarang belum ada”.begitu juga dalam penanaman nilai vital yaitu penanaman memenuhi kebutuhan uang jajan , JLS memutuskan berhenti sekolah di dasarkan melihat kekurangan faktor ekonomi keluarganya JLS memutuskan untuk tidak bersekolah lagi di situlah JLS mulai mencoba membatu orangtuanya dengan bekerja maka kebutuhan uang jajan yang harusnya diberikan bapak Sulaiman kini tidak lagi di berikan melihat JLS sudah mulai bekerja.

Senada pula dengan keluarga ibu Idah yang dimana penanaman nilai vital ini juga jarang dilakukan oleh bapak Rejab diamati pada observasi pertama dan kedua yaitu pada tanggal 23 Mei 2018 dan 29 Mei 2018 dan di

dukung oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti padan narasumber NLL pada tanggal 4 Juni 2018 dengan pertayaan Berapa uang saku yang diberikan orangtua anda “secukupnya” dan pertanyaan apakah orangtua anda memfasilitasi alat transportasi seperti sepeda atau motor untuk anda “belum pernah”.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peniliti kepada semua informan penanaman nilai vital ini sangat jarang dilakukan oleh orangtua mereka apalagi melihat anak mereka yang tidak malajutkan padidikan nya lagi dan ditambah lagi kurang mendapatkan pemenuhan kebutuhan dari orang tua mereka masing-masing.

Menurut Notonegoro dalam Anwar dan Adang ( 2013 : 189) menyatakan bahwa “ nilai vital yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas “. Yang dimana sebagai orang tua harus memfasilitasi anak meraka dalam melakukan aktivitas karena sudah menjadi kewajiban , akan tetapi dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan sebagai orangtua memfasilitasi anak mereka mebutuhkan banyak biaya maka dari pada itu orangtua sering mengabaikan penanaman nilai vital ini. Bagaimana penanaman nilai spritual oleh orangtua pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong

Berdasarkan hasil observasdan wawancara yang peneliti lakukan terhadap bagaimana orangtua dalam penanaman nilai spritual pada anak usia sekolah.

Penanaman nilai spritual dalam penelitian ini yaitu menanamkan yang bersifat religius seperti sholat dan mengikuti kegiatan keagaaman yang lainya yang menuntun anak untuk beriman dan beribadah. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada keluarga ibu Murniayati pada tanggal 8 Mei 2018 yang mana ibu Murniayatisering menanamkan nilai spritual kedapa MY akan tetapi saudara MY yang tidak menanggapi dan malas untuk beridah di dukung oleh wawancara pada saudara MY pada tanggal 2 Juni 2018 dengan pertanyaan Apakah bapak/ibu anda selalu mengajak anda

(9)

7

untuk beribadah “biasa saya di suruh sholat sama bapak ibu saya dan biasanya juga tidak”. Bagaimana tanggapan atau reaksi anda ketika diajak beribadah “biasa saya jawab iya, biasa haya diam “. Lain halnya yang terjadi pada keluarga bapak Sulaiman yang dilakukan observasi pertama dan kedua pada tanggal 15 Mei 2018 dan 21 Mei 2018 yang dimana penanaman nilai spritual dilakukan oleh bapak Sulaiman di sela-sela kesibukan bapak sulaiman berkerja di luar rumah dan seorang duda di kerenakan istrinya sudah meninggal, dan saudara JLS yang kadang-kadang menerima penanaman nilai tersebut dan melakukan apa yang disuruh oleh bapak Sulaiman di dukung oleh wawancara oleh saudara JLS dengan pertanyaan Apakah bapak/ibu anda selalu mengajak anda untuk beribadah “iya biasa bapak saya mengajak beribadah”. Bagaimana tanggapan atau reaksi anda ketika diajak beribadah “kadang saya sholat kadang tidak”.

Begitu pula yang terjadi pada keluarga bapak Rejab yang dilakukan observasi pada tanggal 29 Mei 2018 yang dimana bapak Rejab juga selalu menanamkan nilai spritual ini kedapa NLL. NLL menerima penanaman nilai tersebut dan langsung melakukan apa yang disuruh oleh bapak Rejab di dukung oleh wawancara pada tanggal 4 Juni 2018 dengan pertanyaan Apakah bapak/ibu anda selalu mengajak anda untuk beribadah “iya terkadang menginggat kan saya untuk sholat”. Bagaimana tanggapan atau reaksi anda ketika diajak beribadah “biasa sholat ,kadang juga malas karna letih seharian bekerja”.

Nilai spritual yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai agama (relegiusitas), yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari tuhan.

Penanaman nilai spritual ini pasti dilakukan oleh orangtua yang dimana orangtua manapun pasti ingin mempunyai anak yang beriman dan ada juga yang sebaliknya yang

dimana ada juga orangtua yang menganggap remeh atau gampang nilai spritual ini dan jarang menanamkan kepada anak mereka akan tetapi kembali lagi kedapa anak mereka masing-masing yang dimana terkadang malas dan lebih mementingkan bermain atau kegiatan lainya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas tentang penanaman nilai - nilai sosial oleh orangtua pada anak usia sekolah di Desa Peniti Besar Kecamatan Segedong. Secara umum disimpulkan bahwa orang tua menganggap remeh atau gampang terhadap anak-anak mereka dalam melakukan penanaman nilai sosial yang diamna yang harus di tanamkan oleh orangtua kedapa anak mereka yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai spritual yang berdasarkan sub masalah. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dikemukan saran-saran sebagai berikut: Diharapkan orangtua lebih perduli terhadap anak dan tidak menganggap remeh atau gampang menanamkan nilai material kepada anak mereka karena nilai material nilai vital dan nilai spritual dibutuhkan oleh anak – anak mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari. Diharapkan orangtua lebih memberikan penanaman nilai vital yang rutin kepada anak mereka agar anak merasa selalu diperhatikan dan tidak menyebabkan anak putus sekolah. DAFTAR RUJUKAN

Anwar, Yesmil & Adang. 2013. Sosiologi

Untuk Universitas. PT Refika

Aditama. Bandung.

Bagong, Suyanto. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian

Pendidikan. Pontianak: Alfabeta. Gunarsa, Singgih D. 2007. Psikologi Anak:

Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Gunawan H, Ary. (2015).Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

8

Herabudin. (2015). Pengantar Sosiologi.

Bandung: Pustaka Setia.

Undang – undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2003 pasal 9 tentang perlindungan anak.

Wong W. (2009).Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: IKIP.

Referensi

Dokumen terkait

Although a lower operat- ing temperature (250 °C) may be employed for a similar reaction duration as those carried out under supercritical methanol conditions, it has

Usulan penanganan untuk di daerah blackspot jalan tol Cipularang KM 91-93 berdasarkan penyebab kecelakaan yang dominan (faktor manusia), yaitu penambahan, relokasi dan

Dilihat dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk masing- masing variabel pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih besar daripada 0,6 sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan spesies avifauna pada lokasi Mampie dan Garassi yang memiliki variasi tutupan lahan dan berada

Proses dan cara kerja metode bailing out sand pada kegiatan well service dimulai dengan memasukkan alat scrapper untuk membersihkan pasir,scale, yang ada di dinding

Kasus peniruan merek sering sekali terjadi seperti kasus Mawar Super Laundry dan Logo Superman di mana dalam kasus ini pihak pendaftar merek pertama yang kalah dalam persidangan,

Polutan dapat terjadi pada wilayah dengan aktivitas manusia yang padat, misalnya di jalan-jalan besar Kecamatan Pasar Kliwon di Kota Surakarta.. Kota Surakarta berada

Ini terbukti bahwa masih ada masyarakat yang belum mengetahui tentang kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan, maka oleh sebab itu masih banyak