• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki gangguan autisme atau pemusatan perhatian (hiperaktif). Kendati begitu, tidak sedikit anak hiperaktif yang memiliki bakat luar biasa dan berIQ tinggi. Sepintas anak-anak ini umumnya terlihat hiperaktif, ceroboh, pembosan, kurang konsentrasi dan kadang agresif. Padahal dalam dirinya tersimpan potensi yang sangat besar. Itulah mengapa, cara pandang keberbakatan anak hanya bisa dimiliki anak-anak normal harus diubah.

Sebelum seorang anak dianggap hiperaktif, harus dievaluasi secara medis untuk menyaring masalah-masalah lain. Pernah hiperaktifitas disebut kerusakan otak minima, sampai sejumlah spesial anak menunjukkan tidak pernah dideteksi adanya hubungan antara hiperaktifitas dan kerusakan otak.

Kondisi ini sangat sulit untuk dijelaskan karena banyak anak normal yang terus-menerus bergerak, namun anak hiperaktif atau hiperkinetis benar-benar tidak pernah diam tidak ada yang mengunci perhatian mereka. Anak aktif memiliki kecendrungan menjadi anak cerdas, sedangkan si hiperaktif menunjukkan adanya disfungsi neurologis, gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya, yakni tempramen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi.

Maksud dari penyajian tersebut ialah agar kita memperoleh informasi yang lebih luas tentang penanganan khusus untuk anak-anak hiperaktif serta memberikan tuntunan serta pengarahan kepada anak-anak yang memiliki bakat-bakat khusus seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

(2)

Disaat seperti ini pengetahuan tentang informasi perkembangan psikologi anak-anak hiperaktif masih sangat kurang. Dengan berkembangnya teknologi khususnya ilmu komputer pada saat seperti ini sangat berguna sekali bagi kita, dengan cara komputerisasi dapat juga sebagai sarana alternatif sumber informasi, sehingga penulis mencoba membuat Aplikasi Informasi Psikologi Perkembangan Anak Hiperaktif dengan mengguanakan Microsoft Visual Basic 6.0 agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan dengan cepat untuk masyarakat umum.

1.2 Masalah Dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada proses untuk mengetahui ciri-ciri serta perkembangan kepribadian anak hiperaktif agar dapat diketahui oleh masyarakat umum.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini, sehubungan dengan tema yang diambil oleh penulis untuk mempermudah dan membantu masyarakat umum didalam melihat perkembangan kepribadian seorang anak khususnya anak-anak hiperaktif.

1.4 Metode Penulisan

Dalam pengumpulan data untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis melakukan dengan cara studi pustaka dengan mengumpulkan data yang didapat dari membaca buku, tabloid, internet serta literatur yang dapat menunjang penulisan tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah dimengerti, penulis berusaha menyusun penulisan ilmiah ini dengan urutan sistematis, adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini terbagi atas empat bab dengan perincian ini sebagai berikut :

(3)

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori berisi tentang teori yang mendasari pembuatan penulisan ini, yaitu pengertian teori tentang Visual Basis 6.0 dan flowchart.

BAB III : ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan mekanisme program yang akan digunakan pada aplikasi perkembangan psikologi perkembangan anak.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini penulis berusaha memberikan ringkasan kesimpulan atas hasil peulisan dan saran-saran terhadap hasil penulisan ilmiah ini.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Informasi

Informasi merupakan suatu data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau untuk yang akan datang.

Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, yaitu : 1. Gordon B Davis

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk bagi para penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat ini atau mendatang.[1]

2. Jhon G Burch

Informasi merupakan hasil pembuatan penyusunan pengorganisasian atau pengubahan data yang menambah tingkat pengetahuan pemakai.

2.2 Definisi Aplikasi

Aplikasi berbeda dengan sistem operasi (yang menjalankan komputer) utility (yang melaksanakan tugas – tugas umum) dan bahasa (yang digunakan untuk membuat program komputer), tergantung dari tujuan pekerjaan yang dimaksud.

Aplikasi didefinisikan sebagai suatu program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Karena komputer standar lengkap untuk bisnis, sekolah, perpustakaan, dan lain – lain.

(5)

2.3 Definisi Psikologi Perkembangan Anak

Perkembangan adalah perubahan – perubahan psiko fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi – fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu menuju kedewasaan.[2]

2.3.1 Definisi Hiperaktif

Hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktifitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder(ADHD).

Apa itu gangguan hiperkinetik atau GPPH/ADHD?

Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.

Ada dua ketakutan kaum ibu menyangkut anaknya, autis dan hiperaktif. Jika anaknya terkena autis, ibu akan sangat gugup karena anaknya tak fokus, cenderung pendiam dan sulit beradaptasi. Jika hiperaktif malah gelisah karena anaknya susah dikendalikan, padahal, rata – rata anak autis dan hiperaktif punya kecerdasan yang luar biasa.

Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga kesadaran untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak.

Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal, tak bisa berkonsentrasi. Keinginannya harus segera dipenuhi , mereka juga kadang impulsif atau melakukan sesuatu secara tiba – tiba tanpa terpikir lebih dahulu. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7 tahun.

(6)

2.3.2 CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF 1. Tidak Fokus

Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Misalnya, ketika anak sedang bermain mobil-mobilan kemudian datang anak lain membawa bola, anak akan langsung mengubah fokus perhatiannya ke bola tersebut. Atau ketika yang bersangkutan sedang menyelesaikan pasel kemudian mendengar suara dari arah lain, ia akan mengalihkan perhatiannya dan melupakan pasel yang sedang dikerjakannya. Anak pun akan berperilaku impulsif, seperti selalu ingin meraih dan memegang apa pun yang ada di depannya.

Tak hanya itu, anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak memiliki fokus jelas. Dia berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami. Demikian pula pola interaksinya dengan orang lain.

Biasanya yang bersangkutan selalu cuek kala dipanggil sehingga orang tua sering mengeluh kalau anaknya pura-pura tidak mendengar. Dengan perilaku seperti ini, anak cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.

2. Menentang

Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/ pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.

(7)

3. Destruktif

Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.

4. Tak kenal lelah

Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya. Kesannya tidak pernah letih, bergerak terus. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.

(8)

5. Tanpa tujuan

Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.

6. Tidak sabar dan usil

Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. Contohnya, ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.

7. Intelektualitas rendah

Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

Nah, anak yang hanya sekadar aktif, pada otaknya tidak terdapat gangguan. Hanya saja energi yang terkumpul berlimpah dan si kecil berkeinginan untuk selalu bergerak sehingga ia mempunyai mobilitas yang cukup tinggi dibandingkan anak lain. Secara kasat mata anak aktif dan hiperaktif memiliki kesamaan perilaku, padahal kalau diteliti lebih lanjut ada perbedaannya.[7]

(9)

2.3.3 CIRI-CIRI ANAK AKTIF 1. Fokus (perhatian kuat)

Anak aktif memiliki kemampuan kuat untuk memfokuskan perhatian. Ketika bermain pasel misalnya, anak aktif cenderung melakukan problem solving dengan baik. Berbeda dari anak hiperaktif yang umumnya cepat bosan sehingga tidak bisa menyelesaikan atau hanya mempermainkannya saja.

2. Lebih penurut

Sikap menentang pada anak aktif tidak sekuat pada anak hiperaktif. Ia masih bisa diberi tahu dan dapat mematuhinya dengan lebih baik. Misalnya, ketika dilarang untuk tidak merusak mainan dengan memberikan alasannya, anak aktif mau berusaha mematuhi. Mainan, seperti mobil-mobilan atau boneka akan dimainkan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

3. Konstruktif

Ketika diberikan mainan, pasel umpamanya, si aktif akan berusaha melakukan hal sesuai permintaan. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara konstruktif permainan tersebut. Demikian pula terhadap mainan lain, anak aktif mau memelihara dengan baik benda-benda yang dimilikinya.

4. Ada waktu lelah

Anak aktif umumnya memiliki batas mobilitas. Ketika merasa lelah, dia akan menghentikan kegiatannya dan beristirahat. Walau begitu, pada beberapa kasus

(10)

ditemukan anak aktif yang waktu istirahatnya sangat sedikit sehingga kesannya tidak pernah lelah seperti anak hiperaktif.

Gambar 2.2 Ketika anak merasa lelah 5. Lebih sabar

Anak aktif punya kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan anak hiperaktif. Ketika menyelesaikan pasel misalnya, anak aktif berusaha dengan keras dan sabar untuk menyelesaikan tugasnya hingga tuntas. Hal ini berkaitan dengan daya kreativitas yang biasanya tidak dimiliki anak hiperaktif.

6. Intelektualitas tinggi

Umumnya, anak aktif punya kecenderungan menjadi anak cerdas. Ia memiliki tenaga, rasa ingin tahu, dan kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui hal-hal baru. Sebaiknya kesempatan ini dimanfaatkan orang tua untuk menstimulasi anak dengan sebaik-baiknya.

(11)

2.3.4 Mengelola Anak Hiperaktif

Bila anak anda mengalami Hiperaktifitas, maka : Pertama, PERIKSALAH

Anda perlu menambah pengetauan tentang gangguan hiperaktif yang harus anda lakukan mengkonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi. Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa Anda lakukan di rumah. Selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap Anda agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi

Kedua, PAHAMILAH

Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

Ketiga, LATIH kefokusannya

Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara

(12)

atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatk. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Anda harus konsisten. Jika meminta dia melakukan sesuatu, jangan berikandia ancaman tapi pengertian, yang membuatnya tahu kenapa Anda berharap dia melakukan itu.

Keempat, TELATENLAH

Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.

Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya

Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak. Dalam tahap ini, usahakan emosi Anda berada di titik stabil, sehingga dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.

(13)

Keenam, KENALI arah minatnya

Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi. Yang paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini. Dengan begitu, Anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya

Ketujuh, MINTA dia bicara

Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan. Nah, itulah dasar-dasar pengelolaan jika anak Anda mengidap hiperaktif. Dia tak berbahaya, hanya butuh SENTUHAN dan PERHATIAN LEBIH. Misalnya, melakukan aktivitas bersama, sehingga anda bisa mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan.[5]

2.3.5 Kesehatan Anak Hiperaktif

Anda memiliki anak yang hiperaktif? Menurut penelitian hiperaktif pada anak ternyata ada hubungan dengan konsumsi suplemen zat seng. Dalam sebuah penelitian anak dengan memperhatikan deficit hyperactivity disorder (ADHD) ditemukan

(14)

bahwa anak yang mendapat ekstra seng menujukan perilaku mereka berkembang lebih cepat.

Sekitar satu dari 25 anak usia sekolah diketahui terpangaruh ADHD dengan gejala-gejala seperti masalah konsentrasi, hiperaktif dan impulsif. Paling umum pengobatan dilakukan dengan menggunakan stimulus namun penelitian menemukan vitamin dan kekurangan mineral memiliki hubungan dengan ADHD. Karena itu suplemen makanan berperan dalam mengatur kondisi tersebut.

Dalam sebuah penelitian terhadap 44 anak dengan ADHD, para peneliti Iran memberi setengah dari mereka suplemen seng dengan pengobatan methylphenidate konvensional sementara sisanya mengkonsumsi placebo dengan pengobatan biasa. Hasilnya diketahui perilaku anak dari kedua kelompok itu mengalami peningkatan selama penelitian namun mereka yang mengkonsumsi suplemen seng menujukan perkembangan perilaku yang lebih diakhir waktu penelitian selama enam minggu.

Walaupun ada beberapa efek samping yang diketahui dari kelompok anak yang mengkonsumsi seng, para peneliti yakin seng memiliki pengaruh positif pada anak dengan ADHD karena membantu mengatur fungsi neurotransmitter dopamine. [6]

(15)

2.6 Diagram Alur ( flowchart )

Sebelum suatu program dibuat, alangkah baiknya kalau dibuat logika/ urutan-urutan instruksi program tersebut dalam suatu diagram yang disebut diagram alur (FLOWCHART).[2]

Tabel 2.11 Diagram Alur (Flowchart)

No Gambar Keterangan

1 Symbol proses digunakan untuk mewakili

suatu proses

2 Symbol input/output digunakan untuk

mewakili data input/output

3 Symbol keputusan digunakan untuk suatu

penyelesaian kondisi di dalam program

4 Symbol garis alur digunakan untuk

menunjukkan arus dari proses

5 Symbol penghubung untuk penghubung

bila diagram alur terputus disebabkan oleh penggantian halaman (tidak cukup

digambarkan pada satu halaman saja)

6

Symbol proses terdefinisi digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan di tempat lain

7

Symbol titik terminal digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses

Gambar

Gambar 2.1 Anak Hiperaktif
Gambar 2.2  Ketika anak merasa lelah 5.  Lebih sabar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media video dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa pada kelas IV SD Negeri 2 Kutawis

3 Jadi dalam pembelajaran PKn tidak hanya sebatas memperoleh informasi dari guru tetapi ada tujuan pembeljaran yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran guna memberikan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa penambahan akselerator berupa tepung gaplek memiliki pengaruh nyata terhadap penurunan

Unit Usaha Desa/ Kelurahan Jumlah/unit Jumlah Kegiatan Jumlah pengurus dan Anggota. Koperasi Simpan Pinjam 1

Sedangkan variabel respon merupakan variabel yang menunjukkan hasil dari skenario kebijakan, yang juga digunakan sebagai parameter pengukuran di dalam model simulasi

Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Khomarun, Wahyuni, dan Nugroho (2014), yang berjudul ” Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemakaian styrofoam terhadap kuat tekan dan berat pada batako.Untuk mendapatkan hasil penelitian

Dalam pengembangan teknologi hasil penelitian, Balai Penelitian Sungei Putih melakukan studi kelayakan usaha perkebunan karet, menyusun rekomendasi pemupukan, evaluasi