• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH. pengembangan perkaretan. Pembentukan BPSP yang dimulai sejak tahun 1981

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH. pengembangan perkaretan. Pembentukan BPSP yang dimulai sejak tahun 1981"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BALAI PENELITIAN SUNGEI PUTIH

A.Sejarah Ringkas

Balai Penelitian Sungei Putih (BPSP) adalah unit kerja penelitian dan pengembangan perkaretan. Pembentukan BPSP yang dimulai sejak tahun 1981 sudah beberapa kali berganti nama sejalan dengan reorganisasi lembaga penelitian. Diawali dari SK Menteri Pertanian RI No. 790/Kpts/Org/1981 tentang berdirinya Balai Penelitian Perkebunan Sungei Putih (1981-1989), yang kemudian berubah menjadi Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Sungei Putih (1989-1992) berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No.823/Kpts/KB.110/89 dan SK AP31 No. 222/APP/89.

Selanjutnya, berdasarkan segi mandat komoditas Puslitbun Sungei Putih, bersama Puslitbun Sembawa, Puslitbun Getas, dan bagian Pasca Panen Karet pada Puslitbun Bogor dikelompokkan menjadi Pusat Penelitian Karet yang berkedudukan di Sungei Putih (1992-2003) berdasarkan SK DPH-AP31, No. 084/Kpts/DPH/X2/92.

Dengan penggabungan tersebut, keempat Puslitbun berfungsi sebagai unit kegiatan penelitian Pusat Penelitian Karet (PPK) dan melalui keputusan DPH-AP31 No. 059/93 nama Puslitbun Sembawa diubah menjadi Balai Penelitian Sembawa, Puslitbun Getas diubah menjadi Balai Penelitian Getas, dan Bagian Pasca Panen Karet Puslitbun Bogor diubah menjadi Balai

(2)

Penelitian Teknologi Karet Bogor, sedangkan Puslitbun Sungei Putih menjadi kantor utama Pusat Penelitian Karet (Puslit Karet).

Pada tahun 2003 terjadi reorganisasi pada lembaga Pusat Penelitian Karet yang semula berkedudukan di Sungei Putih berpindah tempat ke Tanjung Morawa, sedangkan kantor Sungei Putih berubah nama menjadi Balai Penelitian Sungei Putih berdasarkan SK Direktur Eksekutif LRPI No.06/Kpts/LRPI/2003, tanggal 26 Maret 2003.

Berdasarkan struktur organisasi, susunan personalia BPSP dipimpin oleh seorang Kepala Balai setingkat dengan pejabat lapis dua di Pusat Penelitian Karet dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Pusat Penelitian Karet. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dalam Surat Keputusan Direktur Eksekutif LRPI No.06/Kpts/LRPI/2003, tanggal 26 Maret 2003 yang kemudian dibuat dalam SK Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara No.17/Kpts/RPN/2011, maka Kepala Balai dibantu oleh beberapa pejabat struktural setingkat Kepala Urusan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

1. Visi Balai Penelitian Sungei Putih

Visi Balai Penelitian Sungei Putih adalah menjadi perusahaan berbasis riset dan pengembangan teknologi perkebunan karet berkelas dunia, berdaya saing tinggi, dan terus berkembang.

2. Misi Balai Penelitian Sungei Putih

(3)

a. Memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian kepada pengguna.

b. Menghasilkan inovasi, merekayasa dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan, bagi pengembangan sistem dan usaha agribisnis karet untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional

c. Mendorong peningkatan kinerja industri berbasis karet di dalam negeri, melalui introduksi inovasi teknologi serta pelayanan yang proaktif.

d. Mendorong terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan guna mempertahankan kelestarian agroindustri.

e. Melakukan upaya-upaya yang mengarah pada kemandirian institusi secara finansial melalui kegiatan usaha yang berbasis pada kompetensi. 3. Tujuan Balai Penelitian Sungei Putih

Tujuan Balai Penelitian Sungei Putih adalah sebagai berikut:

a. Sebagai lembaga yang membantu tercapainya tujuan pembangunan pertanian khususnya di bidang agribisnis berbasis karet di Indonesia. b. Menjadi lembaga yang memberikan bantuan pelayanan kepada

stakeholder dan institusi lain (perkebunan swasta, petani, dan instansi terkait).

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan

(4)

adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Balai Penelitian Sungei Putih adalah sebagai berikut :

(5)

KEPALA BALAI URUSAN TATA USAHA KEPALA KEBUN ASISTEN URUSAN MONITORING ASISTEN URUSAN PEMBUKUAN& ADM ASISTEN URUSAN DIV. KEBUN SUNGEI PUTIH ASISTEN URUSAN DIVISI KEBUN SIKIJANG ASISTEN URUSAN DIV. PEMBIBITAN/N ON KARET ASISTEN URUSAN KEUANGAN Penjab Kasir Penjab Verifikasi Keuangan Penjab Pembukuan & Akuntansi ASISTEN URUSAN RUMAH TANGGA

Penjab Pool Kend. Teknik & Workshop

Penjab Bangunan Emplasmen. Umum ASISTEN URUSAN ADM. KEPEG Penjab Penggajian & Kesejahteraan

Penjab Hukum & Adm Kepegawaian Penjab Aset Inventarisasi ASISTEN URUSAN PGI Penjab Perencanaan & Pelaporan ASISTEN URUSAN KESEKRETARIATAN PERENCANAAN & PELAPORAN URUSAN KOMERSIALISASI HASILPENELITIAN ASISTEN URUSAN JASA ASISTEN URUSAN PROMOSI PEMASARAN URUSAN PENELITIAN ASISTEN URUSAN TATA OPERASIONAL PENELITIAN ASISTEN URUSAN LABORATORIUM.. RUMAH KACA &

STASIUN KLIMATOLOGI ASISTEN URUSAN PHP & PERPUSTAKAAN Penjab Pustaka KOORDINATOR PENELITIAN PENELITI

Struktur Organisasi Balai Penelitian Sungei Putih

Sumber Data : Balai Penelitian Sungei Putih

Penjab Unit Kerja Tanjung Morawa

Keterangan :

PHP : Penyaluran Hasil Penelitian Penjab : Penanggung Jawab

PGI : Pengadaan, Gudang & Inventaris

Gambar 2.1

Penjab Monitoring Adm&Teknis

(6)

C.Job Description

1. Rincian tugas kepala balai a. Memimpin perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan perusahaan. c. Pengambil keputusan yang akan dijalankan perusahaan. 2. Rincian tugas bagian koordinator peneliti

a. Mengatur/mengkoordinasi jalannya kegiatan penelitian. b. Melaksanakan pengembangan teknologi hasil penelitian. 3. Rincian tugas bagian urusan penelitian

a. Melaksanakan kegiatan pemuliaan tanaman, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan, pasca panen, dan sosial ekonomi.

b. Melakukan pengujian hasil penelitian.

c. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan, workshop serta studi banding. 4. Rincian tugas bagian urusan komersialisasi hasil penelitian

a. Melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet.

b. Melaksanakan pemasaran/penjualan produk yang dimiliki oleh Balai Penelitian Sungei Putih.

5. Rincian tugas bagian urusan tata usaha

a. Melaksaksanakan urusan administrasi kepegawaian, penggajian dan kesejahteraan serta perlindungan hukum bagi para pegawainya.

(7)

c. Melaksanakan urusan asset/inventaris.

d. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

e. Melaksanakan urusan pool kendaraan, bangunan, teknik dan workshop. 6. Rincian tugas bagian kepala kebun

a. Mengatur urusan pembukuan dan administrasi di kebun percobaan. b. Mengatur urusan divisi Sungei Putih.

c. Mengatur urusan divisi Sikijang.

d. Mengatur urusan divisi Pembibitan/ Non Karet. 7. Rincian tugas bagian asisten urusan monitoring

a. Mengatur bagian administrasi dan teknis.

D.Jaringan Kegiatan

Balai Penelitian Sungei Putih bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah, BUMN maupun Perusahaan Swasta serta LSM untuk dapat mengimplementasikan aspek teknologi dalam agribisnis karet. Bentuk-bentuk kerjasama adalah sebagai berikut.

1. Kerjasama pengujian produk

Dalam pengujian produk, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan:

a. PT Cipta Para Sentosa b. PT Agro Dynamics Indo c. PT Golden Agro Jaya

(8)

Untuk pengembangan produk, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan :

a. PT SAN

b. PT Prima Agro Tech 3. Kerjasama advis teknis

Untuk advis teknis, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan : a. PT Prima Agro Tech

b. PT Cipta Para Sentosa c. B.I. Cabang Sibolga d. PTPN VIII

e. PT Multisrada

f. PT Sumber Sawit Makmur.

Dan sejumlah dinas perkebunan tingkat I dan II di Indonesia 4. Kerjasama pengawalan teknologi

Dalam pengawalan teknologi, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan : a. PTPN III b. PTPN V c. PTPN VII d. PTPN VIII e. PTPN IX f. PTPN XIII

(9)

Untuk rekomendasi pemupukan, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan : a. PTPN II b. PTPN V c. PTPN III d. PTPN XIII e. PT Numbing Jaya 6. Kerjasama studi kelayakan

Untuk studi kelayakan, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan: a. PTPN V

b. PTPN IV c. PT. Multistrada d. PT PD Paya Pinang. 7. Kerjasama pemurnian klon

Untuk memurnikan klon-klon unggul di kebun entres, Balai Penelitian Sungei Putih bekerja sama dengan:

a. Swiss Contact (LSM di Kabupaten Aceh Tamiang) b. Dishutbun Propinsi Aceh

E.Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai semua itu, begitu juga Balai Penelitian Sungei Putih terus berupaya agar tujuan yang di inginkan dapat terwujud.

(10)

Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja kegiatan terkini yang dijalankan perusahaan adalah: 1. Penelitian

Melaksanakan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi karet yang meliputi bidang prapanen (pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan), pasca panen, dan sosial ekonomi.

2. Pengembangan teknologi hasil penelitian

Dalam pengembangan teknologi hasil penelitian, Balai Penelitian Sungei Putih melakukan studi kelayakan usaha perkebunan karet, menyusun rekomendasi pemupukan, evaluasi penyediaan bahan tananaman unggul dan pertumbuhan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pengawalan teknologi penyadapan untuk mencapai produktivitas optimal pada tanaman menghasilkan (TM).

3. Kompetensi utama riset dan pengembangan

Komoditas Karet Terletak di tengah-tengah perkebunan karet rakyat, sejak tahun 1981 Balai Penelitian Sungei Putih menjalankan misinya untuk menghasilkan teknologi di bidang perkaretan yang unggul dan kompeten. Tenaga peneliti terdiri dari 21 orang peneliti yang handal dari berbagai disiplin ilmu seperti pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan iklim, pengolahan hasil, dan sosial ekonomi terintegrasi bekerja dan

(11)

berusaha menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan perkebunan karet.

4. Pengadaan dan pengembangan produk hasil penelitian

Balai Penelitian Sungei Putih dalam kegiatan penelitian lebih lanjut melakukan perakitan teknologi dan formulasi berbagai produk yang bermanfaat bagi usaha perkebunan karet, antara lain rekomendasi pemupukan, rekomendasi pengendalian penyakit, rekomendasi penyadapan, klon-klon unggul, bahan tanam penutup tanah, biofungisida, pupuk lepas lambat, peralatan manajemen tajuk, peralatan sadap, stimulan lateks, alat pelindung panen, bahan penggumpal lateks, dan mesin mobile sawmill. 5. Konsultasi teknologi riset untuk komoditas karet

Balai Penelitian Sungei Putih melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet, terutama anggota Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Melaksanakan kegiatan alih teknologi karet.

6. Perdagangan produk perkebunan

Balai Penelitian Sungei Putih di samping melakukan penelitian bidang perkaretan, juga melakukan perdagangan produk perkebunan yang merupakan hasil dari Kebun Percobaan berupa biji karet, bibit tanaman karet, lateks dan lump. Biji dan bibit karet yang dihasilkan Balai Penelitian Sungei Putih telah menyebar ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Disamping itu Balai Penelitian Sungei Putih juga memperdagangkan produk perkebunan lainnya seperti pisau sadap, Triko

(12)

SPPlus, bibit pisang kultur jaringan, Tap SP, mobile sawmill portable yang diproduksi sesuai pesanan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Balai Penelitian Sungei Putih antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi karet yang meliputi bidang prapanen (pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan pemupukan, iklim, usahatani, dan penyadapan), pasca panen, dan sosial ekonomi

2. Melaksanakan pelayanan/jasa hasil penelitian kepada para petani, penyuluh pertanian, dan pekebun karet, terutama anggota Lembaga Riset Perkebunan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelititian ini penulis akan menghitung tingkat profitabilitas menggunakan tolok ukur Return On Asset (ROA), dengan pertimbangan bahwa ROA merupakan salah

Melalui uraian tersebut dapat dikemukakan bawa pertanyaan dengan menggunakan kata tanya siapa dimaksudkan untuk menanyakan siswa yang berkaitan dengan kehadiran atau kesanggupan

Berdasar kajian teori, sel-sel epitelium tersusun kompak, terdapat perekat interselluler sehingga menyusun suatu kekuatan, dan disokong oleh suatu membran basalis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Produksi CPO Indonesia, kurs Rupiah/Dolar AS, dan harga minyak mentah dunia) terhadap variabel dependen

Jika melihat deretan kasus pelanggaran eik dan sengketa medik di Indonesia pada beberapa waktu terakhir, maka akan didapatkan bahwa hampir semua dokter yang diadukan pasiennya

Metode morfologi (morphology method), metode ini menemukan masalah penelitian dengan cara menganalisis berbagai kemungkinan kombinasi bidang masalah penelitian yang saling

Putusan Mahkamah menyatakan bahwa peraturan yang dibuat pemerintah tersebut tidak melanggar prinsip FET karena peraturan tersebut sesuai dengan spesifikasi

Angket ini dapat digunakan untuk melihat pengaruh dari program CSR Aqua yang telah dilaksanakan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Pasanggrahan.. Angket