• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metrologi adalah ilmu tentang ukur-mengukur secara luas. Di Indonesia, metrologi dikelompokkan menjadi 3 kategori utama yaitu metrologi legal, metrologi industri dan metrologi ilmiah. Metrologi legal berhubungan dengan pengelolaan satuan-satuan ukuran, metode-metode pengukuran dan alat-alat ukur yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan berdasarkan undang-undang.

Undang-undang yang mengatur metrologi legal adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981. Salah satu tujuan dari undang-undang tersebut adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban serta kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Untuk mewujudkan tujuan tersebut segala jenis UTTP wajib ditera dan ditera ulang.

Tera dan tera ulang bukan suatu hal yang tabu lagi dalam dunia metrologi. Tera dan tera ulang juga diatur di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 sebagaimana dijelaskan bahwa UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Agar tercipta keseragaman pengujian tera dan tera ulang yang dilakukan oleh penera-penera di Indonesia maka setiap jenis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang harus berpedoman terhadap suatu acuan. Acuan tersebut adalah syarat teknis UTTP.

Salah satu alat ukur yang wajib ditera dan ditera ulang adalah timbangan. Timbangan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu timbangan meja, timbangan dacin, timbangan sentisimal, timbangan pegas, neraca dan

(2)

untuk proses perdagangan yang erat kaitannya dengan jual beli.

Saat ini, timbangan elektronik banyak digunakan dan lebih disukai oleh penjual karena kemudahannya membaca penunjukan hasil penimbangan. Timbangan elektronik termasuk kedalam timbangan bukan otomatis karena manusia bertindak sebagai operator untuk pembacaan hasil penimbangan. Dalam penggunaannya, fungsi dari timbangan adalah sebagai alat ukur massa, penunjukan timbangan harus benar dan sesuai dalam menjalankan fungsinya agar tidak merugikan pihak tertentu. Maka, itu menjadikan alasan tera dan tera ulang wajib untuk dilakukan.

Syarat teknis untuk tera dan tera ulang timbangan tercantum dalam Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 tentang TBO (Timbangan Bukan Otomatis). Namun, pada tahun 2015 terbit Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015 yaitu syarat teknis baru untuk timbangan bukan otomatis berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Tidak hanya timbangan bukan otomatis, tetapi syarat teknis untuk alat ukur lain juga keluar guna memperbaiki syarat teknis tahun 2010. Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015 mulai digunakan atau mulai berlaku pada tahun 2015. Artinya, saat ini Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 (syarat teknis lama) sudah tidak digunakan dan diganti oleh Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015 (syarat teknis baru).

Adanya syarat teknis baru tentang timbangan bukan otomatis membuat penulis tertarik untuk mengambil tugas akhir tentang pengujian tera timbangan elektronik. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengujian tera timbangan elektronik berdasarkan syarat teknis lama dan syarat teknis baru. Penulis akan menganalisis cara pengujian dan hasil yang diperoleh untuk mengetahui perbedaan yang terletak antara pengujian tera timbangan elektronik berdasarkan kedua syarat teknis tersebut.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dijelaskan, pada penelitian ini dirumuskan 2 macam permasalahan.

1. Timbangan merupakan salah satu alat ukur yang wajib ditera. Timbangan memiliki kelas keakurasian yang terbagi menjadi 4 kelas.

2. Pada tahun 2010 terbit Syarat Teknis tentang Timbangan Bukan Otomatis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Lalu, pada tahun 2015 berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen terbit Syarat Teknis Tentang Timbangan Bukan Otomatis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015. Kedua syarat teknis tersebut memiliki perbedaan dalam prosedur pengujian tera timbangan elektronik.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terkendala beberapa hal diantaranya waktu, sarana dan tempat. Terkait kendala tersebut maka penelitian ini dibatasi oleh 2 hal.

1. Timbangan yang digunakan pada penelitian adalah timbangan elektronik kelas III dengan nilai interval skala verifikasi sebesar 2 g.

2. Analisis berfokus pada perbandingan pengujian tera timbangan elektronik berdasarkan Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 dan Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

1. Melakukan pengujian dan analisis tera timbangan elektronik kelas III. 2. Mengetahui perbedaan, kelebihan dan kekurangan antara pengujian tera

timbangan elektronik berdasarkan Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 dan Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015.

(4)

Penelitian tentang Analisis Pengujian Tera Timbangan Elektronik memberikan manfaat kepada Tridharma Perguruan Tinggi terkait : Pendidikan dan pengajaran, Penelitian dan pengembangan, Pengabdian kepada masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh.

(1) Pendidikan dan pengajaran

Bagi penendidikan dan pengajaran, manfaat penelitian ini adalah dapat mengetahui, memahami dan belajar lebih dalam tentang dunia metrologi khususnya pada pengujian tera timbangan elektronik.

(2) Penelitian

Bagi penelitian, manfaat yang didapatkan setelah dilakukan Pengujian Tera Timbangan Elektronik dengan membandingkan cara pengujian berdasarkan syarat teknis lama dan syarat teknis baru adalah mengetahui perbedaan pengujian dari kedua syarat teknis tersebut sehingga diharapkan mampu memberikan analisis yang hasilnya bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Selain itu, hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari kedua syarat teknis.

(3) Pengabdian kepada masyarakat,

Penulis sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya mengabdikan diri kepada masyarakat dengan ilmu yang diperoleh dari proses pembelajaran selama ini. Hasil penelitian penulis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perbedaan pengujian tera timbangan elektronik berdasarkan syarat teknis lama dan syarat teknis baru kepada masyarakat.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Tugas Akhir penulis dilakukan mulai tanggal 16 Januari 2017 sampai 7 Mei 2017. Pengujian tera timbangan elektronik bertempat di UPT Metrologi Legal Kota Yogyakarta Jalan Sisingamangaraja Nomor 21 Brontokusuman, Mergangsan Kota Yogyakarta dimulai pukul 09:30 WIB sampai selesai.

(5)

1.7 Metode Penelitian

Penelitian Tugas Akhir dengan judul Pengujian Tera Timbangan Elektronik Berdasarkan Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 dan Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015, melibatkan sejumlah tahapan aktivitas. Berikut ini uraian aktivitas tersebut.

1. Studi pustaka dengan mempelajari syarat teknis lama dan syarat teknis baru timbangan bukan otomatis serta mencari materi yang berkaitan dengan pengujian tera timbangan elektronik dari internet maupun perpustakaan. 2. Konsultasi kepada dosen pembimbing.

3. Pengujian dilakukan setelah alat dan bahan siap.

4. Penyusunan laporan dilakukan setelah melakukan pengujian dan memperoleh data hasil kemudian menganalisis hasilnya.

1.8 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penelitian dan sitematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sebagai acuan dalam penelitian ini

Bab III Landasan Teori

Bab ini berisi beberapa teori yang mendasari penyusunan tugas akhir penulis, adapun teori yang ada pada bab ini berkaitan dengan pengujian tera timbangan elektronik.

(6)

Bab ini berisi tentang alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian, prosedur kerja, prosedur menjustir dan diagram alir.

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi data dan pembahasan hasil pengujian tera timbangan elektronik berdasarkan Syarat Teknis Nomor 31/PDN/KEP/3/2010 dan Syarat Teknis Nomor 131/SPK/KEP/10/2015.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian dan saran sehingga penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut .

Daftar Pustaka

Bab ini berisi pustaka yang digunakan untuk referensi dalam penelitian dan laporan tugas akhir.

Lampiran

Berisi lampiran perhitungan, foto pada saat penelitian yaitu foto alat, bahan, proses pengujian dan surat izin yang berkaitan dengan laporan tugas akhir ini.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil yang didapatkan melalui implementasi metode Deep Neural Network dalam mengenali gerakan tangan manusia

Selain itu juga dilakukan pengujian kemampuan data apakah informasi yang didapatkan dari citra Landsat 8 dengan menggunakan transformasi Forest Canopy Density (FCD) Model dapat

Tabel 5.1 Data pengujian timbangan elektronik ke-1 metode syarat teknis timbangan non otomatis

Evaluasi merupakan prosedur atau cara kerja yang dilakukan untuk membandingkan informasi terhadap kegiatan pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu

Untuk evaluasi teknis masih dilakukan oleh panitia tender, dimulai dengan penelitian kelengkapan dan kesesuaian antara dokumen penawaran teknis yang disampaikan

Manfaat dari kegiatan aplikatif ini adalah agar dapat diketahui tahap pengolahan dan cara pemrosesan data hasil pengukuran multibeam echosounder, yang

Bab V berisikan kesimpulan penelitian dimana kebijakan larangan impor hortikultura yang dilakukan oleh Indonesia tidak memenuhi syarat-syarat safeguard measures yang

Analisis dilakukan berdasarkan kategori tingkat kepentingan Sistem Elektronik (SE) untuk memberikan sasaran pencapaian tingkat kelengkapan kematangan yang berbeda