• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu pari yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu pari yang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak atau berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Negara Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, mulai dari alam, sejarah hingga kebudayaan, semua dapat mendukung adanya aktifitas pariwisata. Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya kontribusi pariwisata terhadap pendapatan negara. Sektor pariwisata termasuk dalam empat besar penyumbang devisa negara setelah minyak bumi, pertambangan, dan karet. Selain sebagai penyumbang devisa, sektor pariwisata juga menyerap banyak tenaga kerja dan berbagai manfaat lain di bidang sosial-budaya.

(2)

Dewasa ini, usaha dalam industri pariwisata, tidak dipungkiri memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Pengertian dari industri pariwisata itu sendiri adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1985:9). Oleh karena itu, banyak perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata, seperti pada bidang obyek wisata buatan, perhotelan, transportasi, restoran, dan biro perjalanan wisata (BPW).

Salah satu usaha dalam industri pariwisata yang berkembang pesat ialah jasa biro perjalanan wisata (BPW). Banyaknya orang yang ingin mengunjungi suatu daerah wisata, menimbulkan kebutuhan akan suatu tempat yang dapat melayani dan mengatur perjalanan wisata mereka. Hal ini membuka peluang kepada para pengusaha untuk mendirikan usaha biro perjalanan wisata (BPW) yang dapat mengelola perjalanan wisata para wisatawan.

Meningkatnya jumlah biro perjalanan wisata (BPW) membuat persaingan antar biro semakin ketat. Hal ini perlu diimbangi dengan strategi pemasaran yang baik agar calon konsumen tertarik pada produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran merupakan aspek yang sangat penting dalam mempromosikan produk-produk yang dijual atau dimilki sebuah biro perjalanan wisata (BPW). Ada beberapa prinsip inti dari pemasaran, meliputi pendekatan pemasaran yang berorientasi segmentasi pasar, bauran pemasaran dan siklus hidup produk. Prinsip-prinsip inilah yang harus digunakan

(3)

perusahaan biro perjalanan wisata (BPW) agar produknya sesuai dengan segmentasi dan laku dipasaran. Dengan strategi pemasaran yang baik, maka akan berdampak positif pada perusahaan yaitu memiliki banyak konsumen dan mendapatkan profit atau keuntungan.

Barama Intercity Tour & Travel merupakan sebuah biro perjalanan wisata yang menyediakan berbagai paket wisata baik dalam maupun luar negeri. Paket-paket yang ditawarkan menarik dan harganya pun terjangkau. Saat ini, strategi pemasaran yang digunakan oleh Barama Intercity Tour & Travel yaitu, promosi melalui media online, seperti website, yahoo mesangger, twitter dan facebook. Selain itu, Barama Intercity juga menggunakan strategi personal selling dan sales call. Personal selling atau istilah lain penjualan tatap muka antara penjual dan pembeli. Penjualan tatap muka adalah alat yang paling efektif pada tahap-tahap tertentu dari proses pengambilan keputusan tentang pelanggan. Sedangkan sales call berarti promosi langsung dimana penjual menawarkan produk kepada calon pembeli potensial dengan mendatangi pembeli satu per satu, misalnya melakukan penawaran ke sekolah-sekolah. Hanya saja, untuk pemasaran melalui media online belum terlalu baik, karena tidak adanya admin atau pengurus yang benar-benar konsen pada promosi online, sehingga hasil dari promosi online kurang maksimal. Namun demikian, Barama Intercity tetap berusaha untuk mampu menarik banyak konsumen menggunakan produk yang ditawarkan. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Tour Package di Barama Intercity Tour & Travel Yogyakarta”

(4)

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini ada beberapa pokok masalah yang akan dikaji oleh penulis. Hal ini bertujuan agar ruang lingkup penelitian terbatas dan penulisan lebih terarah. Adapun pokok masalah tersebut adalah :

1. Bagaimana upaya Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel dalam mempromosikan paket wisata?

2. Kendala apa saja yang dihadapi Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel dalam memasarkan produk paket wisata dimiliki?

3. Kerjasama apa saja yang dilakukan oleh Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel dengan stakeholders?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada beberapa pokok permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel dalam mempromosikan paket wisata. 2. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi Biro Perjalanan Wisata

Barama Intercity Tour & Travel dalam memasarkan produk paket wisata. 3. Mengetahui bentuk kerjasama yang dilakukan Biro Perjalanan Wisata

(5)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai industri pariwisata khususnya yang bergerak di bidang biro perjalanan wisata (BPW). Serta dapat mengembangkan pengetahuan tentang cara atau strategi dalam memasarkan paket-paket wisata.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel lebih aktif dan kreatif dalam mempromosikan paket wisata untuk menarik minat konsumen. Selain itu, manfaat yang lainnya adalah untuk menambah pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa Diploma Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dalam bidang Biro Perjalanan Wisata.

E. Kajian Pustaka

Wisatawan menurut definisi International Union of Travel Organization (IUOTO) adalah (Kodhyat, 1996:4) :

1. Tourist atau wisatawan adalah pengunjung sementara, tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi dan motif perjalanannya adalah, pesiar atau leisure (kesenangan, liburan, kesehatan, belajar, keagamaan dan olahraga) dan yang berhubungan dengan bisnis (usaha, kunjungan keluarga, misi, pertemuan-pertemuan).

(6)

2. Excursionists adalah pengunjung sementara, tinggal satu hari di negara yang dikunjungi tanpa menginap, termasuk penumpang kapal pesiar.

Nyoman S. Pendit (1990) memberikan pengertian bahwa BPW adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya. Sedangkan menurut undang – undang No. 9 Th. 1990 bagian kedua pasal 12, disebutkan bahwa BPW merupakan usaha penyedia jasa perencanaan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa biro perjalanan wisata adalah suatu usaha yang melayani dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan perjalanan wisata.

Peran utama BPW adalah sebagai penghubung antara wisatawan dan perusahaan penyedia fasilitas perjalanan, yang diperlukan wisatawan untuk mencapai tujuan dari perjalanannya. Adapun fungsi dari biro perjalanan yaitu, pusat informasi perjalanan, penasihat perjalanan, sebagai perantara dan sumber devisa negara (Desky, 2001:3).

Paket wisata merupakan salah satu produk yang dijual oleh biro perjalanan wisata. Paket wisata menurut Kep. Men. Parpostel No.KM-96/HK.103/MPPT-87 adalah sebagai rangkaian dari perjalanan wisata yang tersususn lengkap disertai harga dan persyaratan tertentu. Paket wisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan beberapa tujuan wisata yang tersusun dari berbagai fasilitas jasa perjalanan tertentu dan terprogram dalam susunan acaranya dan dipasarkan kepada masyarakat

(7)

dengan harga yang telah ditetapkan. Komponen-komponen tersebut dikemas dalam paket wisata yang meliputi jasa angkut (udara, darat, laut), jasa penginapan, jasa penyajian makanan dan minuman, jasa rekreasi seni budaya (berupa tiket masuk), jasa pemandu dan jasa produk-produk lain yang diperlukan (Muljadi, 2010:131).

Berikut ini beberapa kesimpulan laporan tugas akhir dengan pembahasan yang hampir serupa. Yang pertama yaitu, laporan tugas akhir Diploma III Kepariwisataan UGM, yang berjudul “Strategi Pemasaran Atsik Tour Yogyakarta dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Wisatawan” yang ditulis oleh Ainun Agung R, tahun 2013. Menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang digunakan oleh Atsik Tour sudah baik dan mampu menarik konsumen. Strategi tersebut antara lain, melakukan evaluasi dari analisis SWOT, membuat inovasi produk, selalu belajar dari setiap pengalaman, memberikan pelayanan yang terbaik, menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang bergerak dibidang kepariwisataan. Dan untuk promosi, Atsik Tour memanfaatkan setiap sarana yang ada seperti, brosur, poster, kartu nama, flyer, jejaring sosial, dan situs website. Pemasaran tersebut dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pemesaran jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam laporan tugas akhir yang kedua, yaitu dari Diploma III Usaha Perjalanan Wisata UNS, dengan judul “Strategi Pemasaran Paket Wisata Biro Perjalanan Wisata Reborn Tour Indonesia”, yang di tulis oleh Sunardi, tahun 2013. Memiliki kesimpulan, strategi pemasaran yang dilakukan Reborn

(8)

dengan menganalisa pasar, menentukan harga, pemasaran langsung, tidak langsung, dan promosi, agar konsumen melakukan pembelian paket wisata yang sudah ditawarkan. Reborn Tour Indonesia tidak hanya sekedar menciptakan produk paket wisata, menetapkan harga dan mempromosikannya, tetapi juga selalu berusaha memberikan kualitas pelayanan dan fasilitas kepada konsumen. Kendala yang dihadapi Reborn Tour dalam pemasaran paket wisatanya adalah kurangnya staff marketing, persaingan pasar yang ketat dengan biro perjalanan wisata lainnya, dan letak kantor Reborn Tour yang kurang strategis.

Sedangkan dalam, skripsi Strata I Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran Program Paket Wisata WOW Tours & Travel”, yang ditulis oleh Eka Pertiwi Setyawati tahun 2010, menyatakan bahwa berdasarkan pada hasil penelitian, langkah-langkah strategis pengelola WOW dalam mempromosikan program Paket Wisata WOW harus mengemas beragam paket wisata WOW secara unik, menarik dan berbeda. Selain itu, pengelola WOW juga harus mempertimbangkan kompetitor program paket wisata yang sejenis. Kemudian harus menonjolkan keunggulan masing-masing Paket Wisata WOW, dan menentukan pilihan media promosi yang tepat dan efektif. Pengelola WOW juga harus membidik sasaran konsumen wisatawan tertentu dengan menyesuaikan paket wisata yang khusus pula. Dengan demikian, pengelola WOW dalam mempromosikan ragam paket wisata perlu membuat

(9)

terobosan baru untuk menciptakan paket wisata alternatif yang belum pernah ada sebelumnya.

F. Landasan Teori

1. Pemasaran Pariwisata

Oka. A. Yoeti mengemukakan bahwa pemasaran pariwisata adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan (demand) dan penawaran (supply), sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat keuntungan maksimal dengan resiko seminimal mungkin. (Yoeti, 1955:29).

Pemasaran pariwisata merupakan hal yang kompleks sekali karena produk dari industri pariwisata mempunyai ciri khas dibandingkan produk berupa barang. Selain itu produk pariwisata sering kali saling berkaitan (Muljadi, 2010:87).

Krippendrorf, dalam bukunya Marketing et Tourisme memberikan batasan pemasaran wisata sebagai berikut (Wahab, 1997:27) :

“Penyesuaian yang sistematis dan terkordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional dan internasional, guna memcapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok konsumen tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai tingkat keuntungan yang memadai.”

2. Marketing Mix

Kotler menyatakan bahwa definisi bauran pemasaran ialah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

(10)

mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah di tetapkan (Rangkuti, 2004:17).

Ada empat variable yang merupakan sekumpulan alat pemasaran, inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin. Empat variabel tersebut dikenal dengan 4P, Product, Price, Place dan Promotion. Berikut merupakan diagram dan penjelasan dari empat variabel tersebut :

Diagram 1. Bauran Pemasaran 4P Sumber : Rangkuti, 2004

a. Product (Produk) adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Dalam pemasaran yang penting dari sebuah produk adalah apa artinya produk tersebut bagi konsumen. Oleh karena itu produk harus dapat menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen sebagaimana yang

(11)

diidentifikasi melalui riset pasar. Jangkauan produk dan bagaimana menggunakannya merupakan fungsi dari marketing mix.

b. Price (Harga) merupakan elemen dari marketing mix yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

c. Place (lokasi dan saluran) keputusan penentuan lokasi yang digunakan untuk memberikan jasa kepada konsumen melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.

d. Promotion (Promosi) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

(12)

Untuk pemasaran industri jasa, bauran pemasaran tradisional tadi perlu ditambahkan atau disempurnakan dengan 4P lainnya. Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap, 4p tersebut yaitu : a. People (Orang), merupakan unsur yang penting, baik dalam

produksi maupun penyampaian kebanyakan ajsa. Orang-orang secara bertahap menjadi deferensiasi yang mana perusahaan-perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambah dan memperoleh keunggulan kompetitif . (Payne, 2000:33)

b. Process (Proses), merupakan seluruh prosedur mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan sampaikan kepada konsumen, termasuk keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan konsumen dan persoalan-persoalan keleluasaan karyawan. (Payne, 2000:33)

c. Physical Evidence (Fasilitas Fisik), merupakan fasilitas fisik dari sebuah perusahaan jasa. Menjelaskan penataan building dari suatu perusahaan. Apakah perusahaan menggunakan interior yang unik, lightning system yang menarik, desain ruangan yang menarik perhatian konsumen, dan lain sebagainya. (Kotler, 2005:17)

d. Partnership (Kerjasama), merupakan hubungan kerjasama yang terjalin dengan usaha yang sejenis maupun tidak yang menciptakan benefit dari pihak-pihak tersebut. (Kotler, 2005:17)

(13)

Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Dengan cara mengkombinasikan bauran pemasaran 8P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence, dan Partnership) tersebut dalam proporsi yang tepat. Hal ini tentunya juga perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari perusahaan.

3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, srategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian dalam perencanan marketing mix, perlu adanya analisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini.

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT merupakan singkatan dari lingkungan Internal Strenght dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats. Berikut adalah diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2009:18-20).

(14)

Diagram 2. Analisis SWOT Sumber : Rangkuti, 2009

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusa- haan tersebut mempunyai peluang dan kekuatan sehing-

ga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Kuadran 2 : Meskipun mengahadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

Kuadran 3 : Perusahaan memiliki peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.

Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan

(15)

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian :

a. Biro Perjalanan Wisata PT. Barama Intercity Tour & Travel BBC Plaza No. 12 Jl. Babarsari Yogyakarta 55281

Telepon : 0274 – 484 717 Fax : 0274 – 484 721 E-mail : barama_intercity@yahoo.com Website : www.barama.co.id b. Waktu Penelitian : 03 Maret – 12 Juni 2014.

2. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Metode observasi yaitu pengamatan yang melibatkan semua indera dan tersusun dari berbagai proses biologis-psikologis. Lalu pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik. Pengamatan ini tentunya yang berkaitan dengan materi penelitian. b. Studi Pustaka

Studi pustaka atau kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:112).

(16)

b. Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan pengambilan data melalui wawancara atau secara lisan langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti. Wawancara dilakukan kepada manager dan karyawan Barama Intercity Tour & Travel.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan akhir ini terdiri atas empat bab yang masing – masing dijabarkan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Gambaran Umum

Berisikan gambaran umum dari perusahaan yang menguraikan tentang sejarah berdirinya Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel, awal mula keberadaan, lokasi perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, serta berbagai macam produk yang dimiliki PT. Barama Intercity Tour and Travel Yogyakarta.

(17)

BAB III : Pembahasan

Pembahasan berisi tentang upaya dari Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour& Travel dalam mempromosikan paket wisata, kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk paket wisata yang dimiliki dan bentuk kerjasama dengan stakeholders.

BAB VI : Penutup

Pada penulisan laporan ini, penutup berisi tentang suatu kesimpulan dan saran berdasarkan hasil observasi di lapangan untuk menjadikan tolak ukur strategi pemasaran paket wisata di Biro Perjalanan Wisata Barama Intercity Tour & Travel Yogyakarta.

Gambar

Diagram 1. Bauran Pemasaran 4P  Sumber : Rangkuti, 2004
Diagram 2. Analisis SWOT  Sumber : Rangkuti, 2009

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu biro perjalanan melakukan peningkatan kualitas pelayanan tur perjalanan wisata dan kota atau negara melakukan kampanye serta promosi untuk meningkatkan citra

Bertitik tolak pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bidang biro perjalanan (travel) terutama pada jasa pelayanannya, karena kualitas

Dan dari sini pihak Biro Perjalanan Wisata Laena Tour and Travel memberikan pilihan atau saran kepada calon peserta terhadap pemilihan paket wisata karena

Industri jasa seperti Biro Perjalanan Wisata sangat mementingkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh stafnya, begitu juga dengan Ekapari Tour yang sangat memperhatikan

Dengan peluang lokasi diatas yang sudah sangat dekat dengan akses wisata pantai, peluang ini tentu tidak dibiarkan begitu saja oleh Hotel Laut Biru untuk

Bagaimana efisiensi penerapan sistem secara online pada produk wisata halal dari biro jasa Al-Mabrur Tour dan Travel?. I.3

Bagaimanakah kendala yang dihadapi dari peran pembangunan wisata kuliner pinggir kali Nngrowo water front terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di bantaran Sungai

Foreign Independent Tour (FIT) merupakan sebuah paket wisata dibuat oleh travel agents atau dibuat oleh biro perjalanan luar negeri yang membuat susunan perjalanan sesuai