• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I . REGRESI LINIER BERGANDA

Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View.

Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang akan dimasukkan dan

jumlah decimal yang diperlukan.

Melakukan input data responden dalam penelitian pada sheet Data Views seusuai dengan kategori variabel dalam penelitian

Melakukan analisis data dengan memilih menu Analyze, kemudian memilih

sub menu Regression, lalu memilih Linier karena menggunakan analisis regresi linier berganda

Mengakitfkan beberapa pilihan output, antara lain:

1) dalam menu Statistic yaitu Estimates, Model fit, Descriptives, Collinearity diagnostic, dan Durbin-Watson

2) dalam menu Plot memilih SRESID untuk Y dan ZPRED untuk X, lalu mengaktifkan Histogram dan Normal Probability plot.

3) Men-default-kan menu save, options, dan bootstrap.

Klik OK dan akan mucul output regression pada file output

Mengisi kotak dialog regresi linier dengan memasukkan variabel Y sebagai

dependent variable, variabel X1, X2, dan X3 sebagai independent variable.

Melakukan interpretasi terhadap masing-masing output yang ditampilkan

(2)

OUTPUT

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Permintaan Bayam Organik

(kg) 2,4667 ,88992 30

Pendapatan (Rp juta) 7,1400 2,59597 30

Usia (tahun) 35,73 6,119 30

Harga bayam (Rp ribu) 15,10 5,155 30

Correlations Permintaan Bayam Organik (kg) Pendapatan (Rp juta) Usia (tahun) Harga bayam (Rp ribu) Pearson Correlation Permintaan Bayam Organik (kg) 1,000 ,494 ,020 ,463 Pendapatan (Rp juta) ,494 1,000 -,128 -,072 Usia (tahun) ,020 -,128 1,000 ,092

Harga bayam (Rp ribu) ,463 -,072 ,092 1,000

Sig. (1-tailed) Permintaan Bayam

Organik (kg) . ,003 ,457 ,005

Pendapatan (Rp juta) ,003 . ,249 ,352

Usia (tahun) ,457 ,249 . ,315

Harga bayam (Rp ribu) ,005 ,352 ,315 .

N Permintaan Bayam

Organik (kg) 30 30 30 30

Pendapatan (Rp juta) 30 30 30 30

Usia (tahun) 30 30 30 30

Harga bayam (Rp ribu) 30 30 30 30

Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Harga bayam (Rp ribu), Pendapatan (Rp juta), Usia (tahun)b . Enter

a. Dependent Variable: Permintaan Bayam Organik (kg) b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,704a ,496 ,438 ,66738 1,685

a. Predictors: (Constant), Harga bayam (Rp ribu), Pendapatan (Rp juta), Usia (tahun) b. Dependent Variable: Permintaan Bayam Organik (kg)

(3)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11,387 3 3,796 8,522 ,000b

Residual 11,580 26 ,445

Total 22,967 29

a. Dependent Variable: Permintaan Bayam Organik (kg)

b. Predictors: (Constant), Harga bayam (Rp ribu), Pendapatan (Rp juta), Usia (tahun) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,368 ,914 -,403 ,690

Pendapatan (Rp juta) ,184 ,048 ,535 3,806 ,001 ,980 1,021

Usia (tahun) ,006 ,020 ,044 ,310 ,759 ,977 1,024

Harga bayam (Rp ribu) ,086 ,024 ,498 3,552 ,001 ,988 1,012

a. Dependent Variable: Permintaan Bayam Organik (kg)

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition Index Variance Proportions (Constant) Pendapatan (Rp juta) Usia (tahun) Harga bayam (Rp ribu) 1 1 3,812 1,000 ,00 ,01 ,00 ,01 2 ,117 5,711 ,00 ,58 ,00 ,32 3 ,060 7,972 ,03 ,25 ,17 ,62 4 ,012 18,205 ,96 ,17 ,83 ,05

(4)
(5)
(6)

INTERPRETASI

1) Output Descriptive Statistics

a. Rata-rata permintaan bayam organik di Kota Bogor pada 30 orang responden adalah sebesar 2,4667 kg dengan standar deviasi sebesar 0,88992 kg.

b. Rata-rata pendapatan konsumen bayam organik di Kota Bogor pada 30 orang responden adalah sebesar Rp 7,14 juta dengan standar deviasi sebesarRp 2,59597 juta.

c. Rata-rata usia konsumen bayam organik di Kota Bogor pada 30 orang responden adalah 35,73 tahun dengan standar deviasi 6,119 tahun. d. Rata-rata harga bayam organik di Kota Bogor menurut 30 orang

responden adalah Rp 15,10 ribu dengan standar deviasi Rp 5,155 ribu.

2) Input Correlation

A. Pearson Correlation

1. Hubungan antara variabel permintaan bayam organik dengan pendapatan bernilai positif. Sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel pendapatan maka akan terjadi kenaikan pada permintaan bayam organik ataupun sebaliknya.

2. Hubungan antara variabel permintaan bayam organik dengan usia bernilai positif. Sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel Usia maka akan terjadi kenaikan pada permintaan bayam organik ataupun sebaliknya.

3. Hubungan antara variabel permintaan bayam organik dengan harga bayam organik bernilai positif. Sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel harga bayam maka akan terjadi kenaikan pada permintaan bayam organik atau sebaliknya.

(7)

B. Sig. (1-tailed) Uji Hipotesis.

a) H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel b) H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antar variabel Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak. b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima. 1. Nilai signifikansi variabel pendapatan terhadap permintaan bayam

organik adalah sebesar 0,003. Nilai tersebut (0,003) < 0,05 sehingga hubungan antara pendapatan dengan permintaan bayam organik signifikan.

2. Nilai signifikansi variabel usia terhadap permintaan bayam organik adalah sebesar 0,457. Nilai tersebut (0,457) > 0,05 sehingga hubungan antara usia dengan permintaan bayam organik tidak signifikan.

3. Nilai signifikansi variabel harga bayam organik terhadap permintaan bayam organik adalah sebesar 0,05. Nilai tersebut (0,05) < 0,05 sehingga hubungan antara harga bayam organik dengan permintaan bayam organik signifikan.

3) Variables Entered/Removed

Berdasarkan output tersebut dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode ENTER menunjukkan tidak terdapat variabel yang dikeluarkan atau keseluruhan variabel dianalisis dalam perhitungan regresi, hal ini dapat dilihat bahwa pada coloumn Variables Entered terdapat 3 variabel bebas yang dianalisis.

4) Model Summary

- Nilai Adjusted R2 sebesar 43,8% berarti bahwa keragaman variabel permintaan bayam organik dapat dijelaskan oleh keragaman variabel pendapatan, usia, dan harga bayam organik sebesar 43,8%. Sedangkan

(8)

sisanya sebsear 56,2% keragaman variabel permintaan bayam organik dijelaskan oleh keragaman variabel lain di luar model.

- Standart Error of Estimate adalah sebesar 0,66738 kg lebih kecil

daripada standar deviasi permintaan bayam organik sebesar 0,88992 kg sehingga model regresi mampu memprediksi atau sebagai prediktor variabel permintaan bayam organik.

5) Output ANOVA

Uji Hipotesis.

a) H0 = variabel X1, X2, X3 tidak signifikan mempengaruhi variabel Y b) H1 = variabel X1, X2, X3 signifikan mempengaruhi variabel Y Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak. b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan output ANOVA diketahui nilai Fhitung adalah sebesar 8,522 dengan signifikansi 0,000 dan nilai tersebut (0,000) < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (permintaan bayam organik), sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel permintaan bayam organik.

6) Coefficients

Uji Hipotesis.

a) H0 = variabel Xi tidak signifikan mempengaruhi variabel Y b) H1 = variabel Xi signifikan mempengaruhi variabel Y Pengambilan Keputusan.

a) Jika signifikansi > 0,05  maka H0 diterima dan H1 ditolak. b) Jika signifikansi < 0,05  maka H0 ditolak dan H1 diterima.

a. Perhitungan analisis untuk variabel pendapatan menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,806 dengan signifikansi 0,001 < taraf nyata 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa

(9)

pendapatan secara parsial memiliki pengaruh nyata terhadap permintaan bayam organik.

b. Perhitungan analisis untuk variabel usia menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,310 dengan signifikansi 0,759 > taraf nyata 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa usia secara parsial tidak memiliki pengaruh nyata terhadap permintaan bayam organik.

c. Perhitungan analisis untuk variabel harga bayam organik menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,552 dengan signifikansi 0,001 < taraf nyata 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa secara parsial harga bayam organik memiliki pengaruh nyata terhadap permintaan bayam organik.

d. Model persamaan regresi linier berganda: Y = -0,386 + 0,184X1 + 0,006X2 + 0,086X3 dimana:

Y : permintaan bayam organik (kg) X1 : pendapatan (X1)

X2 : usia (tahun)

X3 : harga bayam organik (Rp)

Interpretasi model:

1) Konstanta sebesar -0,368 menunjukkan bahwa ketika tidak terdapat pengaruh variabel bebas, permintaan bayam organik adalah sebesar -0,368 kg dengan asumsi cateris paribus.

2) Variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai koefisien regresi variabel pendapatan sebesar 0,184 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan sebesar Rp 1 juta akan meningkatkan permintaan bayam organik 0,184 kg, dengan asumsi cateris paribus.

3) Variabel usia berpengaruh positif dan tidak signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai koefisien regresi variabel usia sebesar 0,006

(10)

menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan usia sebesar 1 tahun akan meningkatkan permintaan bayam organik 0,006 kg, dengan asumsi cateris paribus. Namun peningkatan usia tersebut tidak selalu signifikan mampu meningkatkan permintaan bayam organik.

4) Variabel harga bayam organik berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Nilai koefisien regresi variabel bayam organik sebesar 0,086 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan harga bayam organik sebesar Rp 1 rb akan meningkatkan permintaan bayam organik 0,086 kg, dengan asumsi cateris paribus.

(11)

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil output Grafik Normal P-Plot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis dan mengikuto garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual telah terdistribusi

normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan output Scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola yang jelas sehingga di dalam model tidak terdapat kesamaan varian dan

residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (tidak ada indikasi Heteroskedasitisitas) 3. Uji Autokorelasi dL = 1,2138 dU = 1,6498 dW = 1,685 Korelasi positif tidak dapat diputuskan Tidak ada autokorelasi Tidak dapat diputuskan Korelasi negatif 0 1,2138 1,6498 2 2,3502 2,7862 1,685

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai DW sebesar 1,685 sedangkan berdasarkan tabel dW dengan taraf nyata 5% diketahui dL dan dU pada k=3 dan n=15 adalah sebesar 1,2138 dan 1,6498. Nilai dW (1,685) berada dianatara dU dan (4-dU) sehinga dapat disimpulkan

tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan nilai output didapatkan bahwa: a. Nilai tolerance semua variabel bebas > 0,10 b. Nilai VIF semua variabel bebas < 10

Berdasarkan nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Deposito berjangka (DB) merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya,

Penggunaan istilah al-musyrikinin ( نيكرشملا ) di dalam Al-Quran berbeda makna dengan perbuatan yang bernilai syirik. Istilah al-musyrikin mengacu kepada orang-orang

Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi

Kategori DRPs yang diteliti adalah obat tanpa indikasi yang sesuai, indikasi butuh obat, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi,

Sistem pendidikan sekolah pada masa ini dikenal adanya tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler (kegiatan yang dilakukan di sekolah yang penjatahan waktunya telah

anak di SD 1 Sumobito di laksanakan secara berkesinambungan, baik dalam proses belajar mengajar maupun kegiatan ekstra kurikuler dengan menerapkan pola pengembangan yang

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013 dengan pengambilan lokasi di beberapa pulau pada tingkat eutrofikasi yang berbeda di Perairan Kepulauan Spermonde

Hipotesis 1: Belanja daerah berupa ratio pertumbuhan belanja modal, ratio belanja modal dan ratio belanja terhadap PDRB secara bersama sama berpengaruh