• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi bangunan itu sendiri. Terdapat lima poin dari struktur dan konstruksi yang akan dibahas, yaitu:

1.1 Upper Structure / Struktur Atas (Atap)

a. Bentuk dan Struktur

Atap bangunan Rumah Gadang yang berbentuk bergonjong runcing menjulang membuatnya berbeda dengan atap pada rumah biasa. Lengkungan pada atapnya tajam seperti garis tanduk kerbau. Bubungannya seperti lengkungan sayap burung burak yang akan terbang. Sementara, lengkungan bubungan terletak diantara dua gonjong yang di tengah, dengan pucuk gonjong mencuat ke atas. Gonjong adalah bagian yang paling tinggi dari setiap ujung atap yang menghadap ke atas.

Sumber : Minang Kabau Village Padang Panjang, Rumah Gadang Gambar 1.1 Bentuk Atap Rumah Gadang

(2)

Material yang biasa dipakai pada atap bangunan Rumah Gadang adalah ijuk sebagai penutup atap, dan kayu sebagai material konstruksi dari rangka kuda-kuda.

i. Ijuk berfungsi sebagai penutup atap pada bagian pertama

ii. Lidi pohon anau berfungsi sebagai pengikat ijuk sehingga ijuk berbentuk lembaran atap.

iii. Bambu (bilah) berfungsi sebagi tempat mengikatkan lembaran ijuk yang tadi diikat oleh lidi pohon anau.

c. Sistem

Sistem pemasangan konstruksi yang ada pada rangka atap rumah gadang tidak berbeda dengan sistem pemasangan tiang dan balok, karena sistem dari rangka atap juga menggunakan balok dan tiang untuk penerusan beban dan meletakan elemen-elemen atap dengan teknik pasak dan pen.

Sumber : Minang Kabau Village Padang Panjang, Rumah Gadang

Gambar 1.2 Sistem Pemasangan Atap Pada Bangunan Rumah Gadang

1.2 Supper Structure / Struktur Tengah (Kolom dan Balok)

a. Pola atau Bentuk

Kolom pada Rumah Gadang memiliki pola susunan yang berbentuk persegi panjang yang tidak simetris dan mengembang ke atas. Bentuk memanjang tersebut biasanya didasarkan pada jumlah ruang dalam bilangan ganjil: 3,5,7,9 dan seterusnya. Sedangkan balok pada rumah gadang disebut dengan tiang panjang, yaitu tiang-tiang yang melintang. Kolom-kolom di Rumah Gadang mempunyai bentuk dasar

(3)

Gambar 1.3 Bentuk Tiang / Kolom Pada Bangunan Rumah Gadang b. Bahan/ material

Adapun material atau bahan dari tiang-tiang pembentuk Rumah Gadang, terbuat dari bahan dasar kayu pilihan seperti kayu surian, kayu juha, rikie dan baneo.

c. Sistem

Teknik atau cara pembangunan Rumah Gadang pada bagian tengah (Super Structure) merupakan kelanjutan dari teknik dan cara pembuatan atau mendirikan tonggak tuo, dimana tiang tersebut berhubungan dengan tiang-tiang lainnya. Tiang panjang merupakan tiang-tiang yang melintang berdekatan dengan tonggak tuo, selain itu ada juga tiang dalam, tiang temban, tiang dapur, tiang tepi, tiang gantung yang semuanya merupakan unsur pembentuk kerangka Rumah Gadang menjadi empat persegi panjang dengan dibatasi oleh tiang-tiang pada garis tengah rumah. Antara tiang-tiang tersebut, pada bagian tengahnya dihubungkan oleh rasuak, dimana rasuak merupakan dasar dari bagian tengah bangunan Rumah Gadang. Di bagian atas rasuak, dibantu oleh jariau (kayu untuk memperkuat kedudukan kedudukan bangunan lantai).

Gambar 1.4 Bentuk Hubungan Tiang Dengan Balok

1.3 Dinding

(4)

Dinding-dinding pada bangunan Rumah Gadang, secara tidak langsung telah dibentuk oleh susunan tiang-tiang yang telah ada, karena bentuk dinding hanya mengikuti pola yang telah dibentuk oleh letak tiang-tiang tersebut.

b. Bahan/Material

Material dinding Rumah Gadang biasanya menggunakan anyaman bambu yang disebut dengan dinding tadir dan sebagian lainnya terbuat dari kayu/papan yang diberi ukiran yang memiliki makna-makna tertentu.

Gambar 1.5 Dinding Tadir pada Rumah Gadang c. Sistem

Pemasangan dinding disejajarkan dengan kemiringan kolom dan balok. Sistem yang digunakan adalah teknik pasak sehingga tidak diperlukan paku sama sekali. Untuk menjaga dan melindungi dari sinar matahari dan derasnya hujan rumah gadang menggunakan “sasak bugih” yaitu anyaman bambu sebagai lapisan dinding luar dan sisi belakang bangunan yang tidak diukir, dan bagian dalam dari bahan kayu.

(5)

Gambar 1.6 Bentuk sistem sambungan dinding tadir dengan tiang

1.4 Lantai

a. Pola atau Bentuk

Seperti dinding, pola maupun bentuk lantai mengikuti kepada pola yang telah dibentuk oleh susunan tiang tiang yang ada.

b. Bahan

Lantai pada bangunan Rumah Gadang terbuat dari papan yang diketam, namun dahulunya lantai rumah gadang terbuat dari bambu yang dipecah dan didatarkan yang disebut dengan palupuah.

c. Sistem

Lantai pada bangunan rumah gadang, ujung ke ujungnya dibuat meninggi, sistem lantai yang menggunakan material papan, dipasang secara lurus dan kemudian disusun rapat di atas jariau-jariau yang telah dipersiapkan untuk itu, sistem sambungan antara papan lantai dengan jariau menggunakan paku. Sedangkan untuk lantai yang menggunakan material bambu pecah (palupuah), tidak menggunakan paku dalam pemasangannya, tetapi menggunakan rotan yang telah dibelah untuk mengikatnya, sehingga lantai tersebut menjadi kokoh, seperti pada atap ijuk.

(6)

Gambar 1.7 Sistem Sambungan Lantai dengan Jariau

1.5 Pondasi

a. Pola atau Bentuk

Pondasi pada bangunan Rumah Gadang berupa pondasi sandi, yang pola penyusunannya berbentuk persegi panjang seperti halnya susunan tiang, karena sandi merupakan tempat berdirinya tiang-tiang sebagai kolom pada Rumah Gadang tersebut.

b. Bahan

Sandi merupakan batu yang memiliki permukaan datar, dan sebagian dari batu tersebut dapat ditanamkan ke dalam tanah. Penetuan letak dan bentuk sandi serta cara pemasangannya menentukan kokoh atau tidaknya rumah gadang tersebut.

c. Sistem

Sistem pemasangan sandi pada lahan yang telah ditentukan, sangat sederhana sekali, yaitu cukup dengan menanamkan sebagian dari badan batu ke dalam tanah, atau diletakkan begitu saja pada titik-titik yang telah ditentukan. Kemudian, barulah tiang-tiang didirikan di atas sandi-sandi tersebut.

(7)

BAB II ANALISA 2.1 Analisa Stuktur dan Konstruksi

Bentuk dasar dari bangunan Rumah Gadang berbentuk empat persegi panjang dan merupakan bangunan yang berjenis rumah panggung. Bentuk ini dapat dikatakan sebagai rangka terbuka (open frame).

(8)

Pembebanan yang terjadi pada bangunan Rumah Gadang berasal dari komponen struktur pembentuknya (kuda-kuda disalurkan ke balok, dari balok akan terus ke tiang dan dari tiang baru diteruskan ke pondasi) dan beban yang datang dari alam (gempa dan beban angin).

Upper Structure

Super Structure Super Structure

(9)

Gambar 2.2 Sistem Pembebanan Pada Rumah Gadang

2.1.1. Analisa Upper Struktur Rangka Atap

Struktur atap pada bangunan Rumah gadang menggunakan sistem rangka dengan konstruksi kudakuda sebagai rangka pembentuk atap yang terbuat dari material kayu.

Gambar 2.3

Bentuk segi tiga pada kuda-kuda rumah gadang adalah bentuk yang stabil

Sistem dari rangka atap tersebut menggunakan balok dan tiang untuk penerusan beban dan memasang elemen-elemen atap dengan teknik pasak dan pen. Sedangkan untuk sistem konstruksi sambungannya terdiri dari berbagai jenis bentuk sambungan seperti :

1. Sambungan purus lubang terbuka 2. Sambungan takikan miring (tekan)

3. Sambungan purus/lubang dengan sudut miring

(10)
(11)

Gambar 2.5 Detail I

(12)
(13)

Gambar 2.9 Detail IV

2.1.2. Analisa Super Struktur Kolom dan Balok

(14)

Kolom dan balok merupakan komponen yang sangat penting dari struktur rumah gadang, karena kolom dan balok merupakan komponen struktur utama pembentuk rangka bangunan. Perletakan posisi kolom pada rumah gadang dibentuk secara vertikal dan diagonal dengan kemiringan kolom diagonal ± 5o .

Kemiringan pada kolom tersebut dimaksudkan agar gaya yang bekerja pada struktur bangunan rumah gadang lebih stabil dan kokoh..

Gambar 2.10 Bentuk hubungan kolom dan balok

(15)

Pondasi yang digunakan pada rumah gadang menggunakan pondasi sandi. Gaya yang terjadi pada pondasi ini adalah gaya rol, yang merupakan salah satu aspek yang mendukung ketahanan rumah gadang terhadap beban gempa.

Gambar 2.11 Analisa pondasi sandi terhadap beban gempa

Pada saat bangunan bergetar akibat gejala tersebut, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan, karena adanya kecendrungan massa bangunan untuk mempertahankan diri dari gerakan, yang mana gaya ini disebut dengan gaya inersia. (sumber : Buku Struktur, Daniel.L. Schodek).

2.2. Analisa Elemen Arsitektur 2.2.1. Elemen Penutup Atap

Material penutup atap yang digunakan pada rumah gadang adalah ijuk yang dipasang dengan sistem ikatan. Bentuk atap yang lancip berguna untuk menyalurkan endapan air hujan pada ijuk yang berlapis-lapis, sehingga air hujan akan mengalir dengan cepat pada atapnya. Gambar 2.12 Analisa Bentuk Atap Terhadap Iklim 2.2.2. Konstruksi Dinding

(16)

Elemen pembentuk dinding pada rumah gadang adalah dinding papan dan dinding tadir. Dinding tadir yang terdapat pada bagian belakang rumah gadang berfungsi sebagai pelindung terhadap hujan yang langsung menerpa dinding bangunan akibat tetesan atap yang pendek pada bagian tersebut. Sistem sambungan antara dinding tadir dengan tiang (kolom) dihubungkan oleh papan yang dipakukan ke tiang. Sedangkan dinding papan dipakukan langsung ke balok dan tiang.

Gambar 2.13

Sistem Sambungan Pada Dinding Dalam

2.2.3. Konstruksi Lantai

Lantai pada bangunan rumah gadang ujung ke ujungnya dibuat meninggi, dimana papan-papan disusun secara lurus, disusun rapat di atas

jariau-jarian, sistem sambungan antara papan lantai dengan jariau

menggunakan paku. Dan balok sebagai struktur penahan beban lantai tersebut tersambung pada kolom/tiang dengan menggunakan sistem pasak.

(17)

http://repository.petra.ac.id/15677/1/LAPORAN_BATAK_MINANG_TORAJA_ ALL.pdf

http://www.academia.edu/9509023/Adaptasi_Sistem_Struktur_Rumah_Gadang_T erhadap_Gempabumi

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat sedikit perbedaan pada gambar 2, di mana gas yang terkontaminasi dialirkan melalui bagian bawah kolom, kemudian gas tersebut akan naik ke atas kolom melalui

PLTN yang tidak pernah dioperasikan seperti Kalkar • Generasi I sudah ditutup • Generasi II yang mayoritas. dipakai saat ini sudah mengalami

Arus lalu-lintas (Q) atau volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pada suatu ruas jalan per satuan waktu tertentu.. Karakteristik arus lalu lintas secara

pelajaran IPS. Untuk solusi permasalahan tersebut, maka peneliti merencanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Penilaian proses pula dalam kajian ini ialah pemahaman dan penghayatan guru sebagai pelaksana pengajaran dan pembelajaran terhadap kurikulum bahasa Inggeris, dalam

Secara keseluruhan EV kumulatif yang diperoleh pada proyek berada dibawah garis PV kumulatif dengan persentase pekerjaan yang diharapkan pada saat cut off date adalah

Karakteristik terbanyak pada pasien PGK dengan HD yang mendapatkan antihipertensi lebih dari satu dalam penelitian ini adalah usia rata- rata pasien adalah 50,94 tahun

Berdasarkan hasil penelitain yang telah dila- kukan maka saran yang dapat diberikan adalah : (1) modul yang dikemabangkan harus disusun berda- sarkan karakteristik peserta