• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Dan Orang Tua Di SD Dalam Pembelajaran IPS Dimasa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Guru Dan Orang Tua Di SD Dalam Pembelajaran IPS Dimasa Pandemi Covid-19"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi Penerbit: STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Peran Guru Dan Orang Tua Di SD Dalam Pembelajaran IPS Dimasa

Pandemi Covid-19

Komang Surya Adnyana, Gusti Ngurah Arya Yudaparmita

Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia suryakomank16@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Received 2021-02-08 Revised 2021-03-03 Accepted 2021-03-18 This is an open access article under the CC–BY-SA

license.

Social studies learning is learning related to social relationships. Social studies learning is also related to human and community interactions at school and outside of school. Meanwhile, distance learning greatly limits social activities due to health protocols, so this certainly has an impact on the learning process, including social studies learning in elementary schools. Moreover, social studies learning which teaches students related social and citizenship issues, of course, is quite difficult to teach through distance learning and in conditions of limiting social activities. Some of the obstacles experienced by students are the limited time in the online learning process, the difficulty of students in understanding the learning material delivered by the teacher, network constraints which are sometimes less stable and the home atmosphere which is sometimes less conducive to learning. In addition, students feel very bored in the social studies learning carried out by the teacher.

Keywords: The Role of Teachers, Parents, Social Studies Learning

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan hubungan sosial. Pembelajaran IPS juga berkaitan dengan interaksi sesama manusia dan masyarakat disekolah maupun diluar sekolah. Sedangkan pembelajaran jarak jauh sangat membatasi kegiatan yang bersifat sosial karena protokol kesehatan, sehingga hal ini tentu berdampak pada proses pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran IPS di SD. Terlebih lagi pembelajaran IPS yang mengajarkan kepada siswa terkait isu-isu sosial dan kewarganegaraan, tentunya cukup sulit bagi mengajarkannya melalui pembelajaran jarak jauh serta dalam keadaan pembatasan kegiatan sosial. Beberapa hambatan yang dialami oleh peserta didik ialah keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran daring, kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, kendala jaringan yang terkadang kurang stabildan suasana rumah yang terkadang kurang kondusif untuk belajar. Selain itu juga, peserta didik merasa sangat bosan dalam pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru.

(2)

PENDAHULUAN

Adanya coronavirus disease 2019 (Covid19) telah menjadi pandemi global yang melanda hamper seluruh dunia. Hal ini pula yang telah menyebabkan banyak

perubahan diberbagai bidang, tak

terkecuali bidang pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan harus dilakukan oleh setiap individu. Di Indonesia sendiri, sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai wujud pencegahan penyebaran virus corona.

Dalan surat edaran Mendikbud No.4 Tahun 2020 Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemendikbud)

memberikan arahan terkait perubahan system pembelajaran di sekolah menjadi system pembelajaran jarak jauh (PJJ). Arahan ini ditunjukan untuk seluruh satuan pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari PAUD samapai Perguruan Tinggi. Pembelajaran jarak jauh ini dimaksudkan agar lembaga pendidikan tidak menjadi claster baru penyebaran virus corona. Penerapan pembelajaran jarak jauh ialah pembelajaran scara daring

dengan memanfaatkan teknologi

informasi yang berkembang saat ini. Teknologi informasi merupakan dari perkembangan ilmu pengetahuan.

Teknologi informasi dalam dunia

pendidikan mampu menjadi alat

penyampai informasi dari guru kepada peserta didik. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, teknologi informasi mempunyai peran sebagai penyampai gagasan atau ide, pendapat, materi pembelajaran dan tempat dimana kegiatan pembelajaran dilakukan.

Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik selama

pandemi telah membuat perserta didik harus mengalami adaptasi kebiasaan baru dengan suasana belajar yang berbeda dari biasanya. Sebelum adalanya pandemi ini

peserta didik terbiasa melakukan

pembelajaran disekolah dengan suasana yang tenang, dikelilingi oleh banyak teman dan juga diajarkan oleh guru secara langsung. Namun, pada masa pandemi seperti sekarang ini, peserta didik

melakukan kegiatan pembelajaran

dirumah secara daring melalui teknologi informasi yang meleka miliki, seperti gawai, laptop, notebook, computer dan lain sebagainya.

Tak hanya peserta didik yang harus beradaptasi guru dan orang tua juga harus beradaptasi dengan perubahan yang ada. Kini selain menjadi orang tua bagi anak, peran orang tua pun bertambah

menjadi seorang guru dalam

mendampingi anak belajar secara daring

dirumah. Menurut Lestari (dalam

Kurniati, dkk., 2020) menyatakan bahwa keluarga dilihat dari fungsinya yakni memiliki tugas dan fungsi perawatan, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peranan tertentu. Dalam hal ini orang tua dituntut untk dapat mengerti setiap mata pelajaran anak yang diajarkan di sekolahnya.

Dengan kebijakan pemerintah

yang menerapkan pembatasan kegiatan yang melibatkan orang banyak tersebut, tentu sangat berdampak besar bagi sektor pendidikan di Indonesia, dimana kegiatan pembelajaran secara langsung otomatis ditiadakan sehingga seluruh instansi menerapkan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh pada saat ini telah menjadi kebiasaan hidup baru atau yang biasa sering disebut sebagai new normal. Adapun kegiatan pembelajaran

(3)

jarak jauh di sekolah terbagi menjadi 3, antara lain; pembelajaran daring (dalam jaringan), pembelajarn luring (luar jaringan), dan kombinasi. Setiap sekolah tentu menggunakan cara yang berbeda-beda dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, antara lain dipengaruhi oleh; kompetensi guru dan siswa serta sarana dan prasarana yang tersedia baik berupa gadget maupun jaringan internet di wilayah tersebut. Misalnya; sekolah yang berlokasi di kota cenderung menggunakan pembelajaran daring karena memiliki jaringan internet yang kuat. Begitupun sebaliknya, sekolah yang berlokasi di desa

akan cenderung menggunakan

pembelajaran luring karena jaringan yan lemah di lokasi tersebut.

Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata palajaran yang harus dikuasai oleh orang tua. Dalam mata pelajaran IPS terdapat berbagai rumpun ilmu sosial yang dijadikan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Dalam jenjang pendidikan SMP mata pelajaran IPS mencakup 4 rumpun ilmu, yaitu ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi.

Pembelajaran IPS merupakan

pembelajaran yang berkaitan dengan hubungan sosial. Pembelajaran IPS juga

berkaitan dengan interaksi sesama

manusia dan masyarakat disekolah

maupun diluar sekolah. Sedangkan

pembelajaran jarak jauh sangat membatasi kegiatan yang bersifat sosial karena protokol kesehatan, sehingga hal ini tentu berdampak pada proses pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran IPS di SD. Terlebih lagi pembelajaran IPS yang mengajarkan kepada siswa terkait isu-isu sosial dan kewarganegaraan, tentunya cukup sulit bagi mengajarkannya melalui

pembelajaran jarak jauh serta dalam keadaan pembatasan kegiatan sosial.

Usia anak sekolah dasar antara kelas 1 sampai kelas 6 rata-rata berusia sekitar 7 tahun sampai 12 tahun. Adapun kecenderungan belajar siswa usia sekolah dasar adalah; konkrit, integratif, dan hierarki. Konkrit yakni proses belajar dimulai melalui hal-hal yang konkrit atau nyata dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Integratif yakni memandang berbagai hal menjadi sesuatu yang utuh, belum dapat memilah-milah disiplin ilmu tertentu, seluruh disiplin ilmu masih dipandang menjadi suatu kesatuan yang utuh. Sedangkan hierarki yakni tahapan perkembangan anak dari hal yang paling sederhana kepada hal-hal yang lebih rumit. Sehingga perlu diperhatikan mengenai keterkaitan antar materi, cakupan keluasan dan kedalaman materi.

Menurut soemantri (dalam

Darsono dkk., 2017) pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology negara dan disiplin ilmu lainnya serta

masalah-masalah sosial terkait yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Menurut Ellis (dalam

Manik dkk., 2016) bahwa tujuan

pembelajaran IPS dalah sosial “Studies is

designed to helps children explain their world. By organization he basically meant the ability to understand and classify things with respect to how they work. Adaptation refers to the process of accommodating one self to one’s environment. A child who enters school has already adapted considerably to the environment throught speech, dress, rules

(4)

at home, and so forth but school is designed to expand such adaptation greatly throught formatl learning processes, sosial, emotional, and physical”.

Sedangkan, menurut Nursid

(dalam surahman dkk., 2017) mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.

Terdapat beberapa penelitian

terdahulu yang mengangkat tema

pembelajaran daring di era pamdemi. Diantaranya adalah, penelitian yang dilakukan oleh (Wahyu Aji Fatma Dewi,

2020), mencoba mengidentifikasi

implementasi pembelajaran daring dengan mengumpulkan informasi dari beberapa sumber, hasilnya pembelajaran daring pada siswa SD akan terlaksana dengan baik jika terjadi kerjasama antara guru, siswa dan orang tua. Pembelajaran masa pandemi (Luh Devi Herliandry, Dkk, 2020) menganalisa tinjauan umum terkait

dengan sistem pembelajaran secara

daring, hasilnya adalah, metode

pembelajaran jarak jauh ini merupakan alternatif utama yang paling efektif untuk dilakukan di masa pandemi. Kemudian penelitian dari (Firman dan Sari Rahayu Rahman, 2020) yang ingin melihat gambaran pelaksanaan perkuliahan secara daring pada pendidikan biologi. Ada pula tulisan dari (Ali Sadikin dan Afreni

Hamidah, 2020) yang menganalisa

bagaimana gambaran pelaksanaan

perkuliahan daring bagi mahasiswa

Biologi, hasilnya mahasiswa memenuhi beberap fasilitas dasar yang dibutuhkan dalam pembelajaran daring, mahasiswa lebih mandiri dan semangat dalam belajar dengan kondisi belajar yang dilakukan

dengan fleksibel dan dengan

diberlakukannya perkuliahan daring akan mengurangi penyebaran Covid-19.

Kemudian (Poncojari Wahyono, Dkk, 2020) melakukan penelusuran pembelajaran secara daring melalui

analisa perbandingan menghasilkan

kesimpulan bahwa guru melaksanakan pembelajaran daring berdasarkan anjuran dari pemerintah dengan menggunakan berbagai platform. Namun masih banyak

kendala berkaitan dengan sarana

prasarana, sumber daya manusia, dan teknis implementasi sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut.

Berdasarkan uraian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dan guru SD dalam pembelajaran IPS di masa pandemi covid-19.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan kulitatif ialah pendekatan yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya. Menurut Kirkl dan Miller (dalam Moleong, 2011) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam

peristilahannya.

Sumber data yang dimiliki oleh peneliti berasal dari informan yang terdiri dari orang tua dan peserta didik dan

(5)

dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara langsung secara mendalam terhadap informan dengan informan dan mencari dokumen.

PEMBAHASAN

1.1 Pelaksanaan Pembelajaran IPS di Masa Pandemi Covid-19

Di masa pandemi seperti sekarang ini, perubahan yang terjadi di bidang

pendidikan telah membuat banyak

perubahan. Perubahan yang terjadi bukan tanpa sebab dan tak ada tujuannya. Kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah berubah menjadi sepenuhnya dilakukan secara daring.

Kegiatan pembelajaran daring ini

dilakukan melalui media sosial. Menurut Damian Ryan dan Jones (dalam Abiddin)

dalam bukunya yang berjudul

Understanding Digital Marketing: Marketing Strategies For Engaging The Digital Generation menjelaskan bahwa

media sosial adalah software berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk daring berbagi secara online, berdikusi, dan berpartisipasi dalam segala bentuk interaksi sosial.

Media sosial yang sering

digunakan oleh peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPS ialah media sosial Whatsapp. Whatsapp merupakan media komunikasi yang digunakan menyampaikan pesan dan berkomunikasi baik perorangan maupun kelompok. Terdapat banyak fitur-fitur dalam Whatsapp yang dapat digunakan

tak hanya sebatas sebagai media

komunikasi namun juga media

pembelajaran. Dalam situasi pandemi

sepeti sekarang Whatsapp Grup

merupakan salah satu media yang banyak digunakan sebagai sarana berinteraksi antara guru dengan peserta didik. Selain,

menggunakan Whatsapp dalam

melakukan kegiatan pembelajaran IPS guru juga menggunakan platform kelas online Google Classroom untuk dapat berinterkasi dengan siswa. Namun, dari kedua media yang digunakan ini, guru lebih sering menggunakan Whatsapp Grup dari pada Google Classroom.

Selain, melakukan pembelajaran yang sepenuhnya daring, sebenarnya

siswa juga melakukan kegiatan

pengumpulan tugas ke sekolah pada saat

guru meminta pengumpulan tugas

individual secara langsung. Waktu

pengumpulan tugas ini pun hanya dilakukan sesekali sebab agar tetap dapat

menjaga penyebaran virus corona.

Pengumpulan tugas yang dilakukan oleh peserta didik dilakuakn secara individual

dengan tetap menjalakan protokol

kesehatan dan proses pengumpulan tugasnya hanya dilakukan dengan hanya meletakan tugas yang sudah dikerjakan diatas meja guru setelah itu langsung kembali pulang ke rumah masing-masing. Sumber belajar yang digunakan

peserta didik untuk melakukan

pembelajaran daring agaknya tidak jauh berbeda dari pembelajaran offline di kelas.

Mclsaac dan Gunawardena (dalam

Supriadi, 2015) menjelaskan bahwa sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pembelajaran sangat beraneka ragam jenis dan bentuknya. Dalam hal ini sumber belajar yang digunakan peserta didik, berupa buku IPS terpadu, buku LKS IPS terpadu, Youtube dan Google. Peserta didik mengakui

penggunaan sumber belajar buku

(6)

jawaban ketika guru mengadakan kuis melalui Whatsapp Grup. Kemudian, Youtube sebagai sumber pembelajaran digunakan sebagai alternative untuk menjelaskan materi pembelajaran IPS yang mana dalam pembelajaran daring seperti sekarang ini guru mengalami banyak kesulitan sebab tidak bias menjelaskan materi pembelajaran IPS secara langsung.

Beberapa hambatan yang dialami oleh peserta didik ialah keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran daring, kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan

oleh guru, kendala jaringan yang

terkadang kurang stabildan suasana rumah yang terkadang kurang kondusif untuk belajar. Selain itu juga, peserta didik merasa sangat bosan dalam pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru. Menurut Nurkholis (dalam Kurniati, dkk., 2020) dampak sari situasi pandemi Covid-19 pada peserta didik adalah kejenuhan dan kebosanan.

Dari adanya hambatan-hambatan yang ada peserta didik sangat berharap apabila guru melakukan perubahan media pembelajaran yang hanya menggunakan Whatsapp grup, tetapi juga menggunakan

media pembelajaran berbasis video

conference, seperti zoom, google meet, skype atau aplikasi lainnya. Peserta didik juga berharap guru dapat menjelasakan materi pembelajaran IPS secara langsung melalui video agar peserta didik dapat

lebih mudah memahami materi

pembelajaran IPS yang menurut mereka mata pelajaran IPS itu sangat penting.

Namun, dibalik hambatan yang ada, pihak sekolah senantiasa terus membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran di rumah.

Bentuk-bentuk bantuan yang diberikan oleh pihak sekolah, berupa pinjaman buku paket IPS

Terpadu dan paket data internet.

Peminjaman ini diberikan agar siswa dapat terbantu dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Paket data internet yang juga

diberikan sekolah bertujuan untuk

membantu meringakan beban pembelian

kuota internet untuk kegiatan

pembelajaran.

1.2 Pendampingan Orang Tua dalam

Pembelajaran IPS di Masa

Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 ini telah

mengubah pola pembelajaran yang

semestinya tatap muka menjadi

pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut daring. Hal ini berdasarkan surat edaran

dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan atau Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Pembelajaran jarak jauh ini menuntut

anak untuk menguasai materi

pembelajaran yang diberikan guru secara online. Kelas-kelas di sekolah sudah

tergantikan dengan group-group

pembelajaran diaplikasi ponsel. Hal ini tentu bukan hal yang mudah bagi semua elemen pendidikan terutama orang tua

menghadapi transisi dalam sistem

pembelajaran ini. Partisipasi orang tua dalam menemani anak-anaknya belajar secara daring dirumah sangat penting sehingga orang tua dapat memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Selama pandemi covid-19 orang tua dikaruniai peran lain, yaitu sebagai guru bagi anaknya. Peran ini tidak semerta-merta dating begitu saja. Adanya

(7)

pandemi dan kebijakan pemerintah yang

mengharuskan seluruh kegiatan

pembelajaran di sekolah beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta mencegah penyebaran virus corona di lembaga pendidikan telah membuat hal ini terjadi. Menurut Mattewakkang (dalam Kurniati dkk., 2020) dalam proses pembelajaran di rumah diharapkan guru serta orang tua dapat mewujudkan pendidikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik atau kognitifnya saja, tetapi dapat mewujudkan pendidikan

yang bermakna, dibutuhkan saling

pengertian dari pemerintah, sekolah serta masyarakat dan kegita elemen tersebut harus saling bersinergi.

Saat orang tua memahami bahwa virus corona saat ini belum ada obatnya, dan saat orang tua benar-banar memahami bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, maka disitulah

orang tua akan benar-banar aktif

berpartisipasi mendampingi anaknya dalam pembelajaran online. Namun kendalanya tidak semua orang tua dapat mendampingi anak saat pembelajaran daring dengan beberapa alasan, misalnya orang tua bekerja. Hal inilah yang membuat pembelajaran daring belum diterima di masyarakat.

Pada masa pembelajaran jarak jauh atau daring, sangat dibutuhkan partisipasi orang tua agar pembelajaran ini dapat terlaksana dengan optimal. Dalam

pembelajaran daring, orang tua

merupakan rekan kerja guru dalam mengajar anak-anak di rumah. Sekertaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo mengatakan bahwa dalam pembelajaran jarak jauh sampai saat ini, efektif dalam mengerjakan tugas, tetapi dalam pembelajaran memahami konsep

kemudian mengembangkan konsep itu sampai refleksi tidak berjalan sebaik itu. Oleh karena itu, orang tua harus

berpartisipasi dalam menyampaikan

kembali materi pembelajaran serta

membuat anak memahami konsep yang diberikan guru secara online. Lalu orang tua akan membantu mereka dalam pengerjaan tugas jika terjadi kesulitan.

Dalam pelaksanaannya guru dan

pendidik lainnya mencoba untuk

memanfaatkan ilmu teknologi dan akses internet untuk menyikapi pembelajaran jarak jauh. Disinilah diperlukan partisipasi orang tua untuk memberikan sarana dan prasarana yang diperlukan siswa dalam

pembelajaran daring. Slameto

mengatakan bahwa selama pembelajaran di rumah, diperlukan media penunjang seperti handphone atau komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet dan kemampuan menggunakannya. Namun hal tersebut tidaklah selalu berjalan dengan baik, terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti kuota dan sinyal yang tidak memadai, bahkan ada beberapa pelajar yang tidak mempunyai penunjang handphone yang baik, dan hal ini mengakibatkan materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, sehingga banyak pelajar yang kurang mengerti dan merasa tidak terbimbing dengan baik dalam memahami pelajaran di sekolah.

Orang tua juga diharapkan dapat berpartisipasi menjadi motivator bagi anak menggantikan peran guru di sekolah. Beberapa anak mungkin akan mengeluh dan merasa bosan dengan pembelajaran daring yang sering kali membuat mereka

harus mengerjakan banyak tugas.

Sebagaimana yang diungkapkan K Umam dan D Puspitasari (2020) bahwa dengan

(8)

daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya,hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan guru lebih banyak. Orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran. Hal

ini akan membuat anak memiliki

semangat untuk belajar serta memperoleh prestasi yang baik.

Bentuk partisipasi orang tua dalam pembelajaran daring ini sebenarnya adalah membantu peran guru di sekolah. Peran orang tua adalah menjadi orang tua yang memotivasi dalam segala hal. Orang

tua turut berpartisipasi dalam

membimbing dan memberikan motivasi

kepada anak, baik dengan cara

memberikan semangat maupun dengan cara meningkatkan kebutuhan sekolah. Orang tua hendaknya mampu menjadi teman yang bahagia untuk belajar. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk sabar dalam mengajar dan membimbing sebagai tugas guru di sekolah. Dalam melakukan ini, orang tua saling melengkapi dan sangat membantu dalam memecahkan masalah kesulitan yang dihadapi anak-anak di sekolah dan di rumah. Guswarti & Suweleh (2019) mendapati orang tua

memiliki peranan penting dalam

mengembangkan rasa percaya diri anak walaupun sebagian kecil masih ada yang mendampingi.

Menghadapi kondisi seperti ini dimana anak-anak harus tetap belajar walau tidak bisa ke sekolah, maka partisipasi orang tua dalam keberhasilan system pembelajaran ini sangatlah diperlukan dimana orang tua sebisa

mungkin membuat perencanaan terhadap aktifitas perhari anak yang kreatif dan inovatif serta diperlukan juga waktu bermain anak. Walaupun hanya belajar di rumah, orang tua hendaknya mampu mengupayakan agar anak-anaknya tetap menjalankan rutinitas harian yang sama ketika belajar di sekolah. Seperti bangun pagi, melakukan kegiatan belajar secara daring atau luring, baru setelahnya anak diperbolehkan bermain. Hal ini perlu dilakukan agar anak tetap merasa aman, nyaman dan tidak cemas terhadap perubahan situasi belajar saat pandemic ini.

Perlunya komunikasi dan

koordinasi yang baik pada semua komponen pendidikan sangat diperlukan

guna meningkatkan kefektifan dan

optimalisasi kegiatan pembelajaran di rumah. Hal ini dilakukan juga agar anak tidak merasa bosan dan jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Selain itu pula, orang tua juga harusnya mampu memberika movitasi atau dorongan agar anak dalam belajar menjadi lebih bersemangat. Menurut Yuliarti (dalam Kurniati dkk., 2020) pada dasarnya anak memiliki motivasi untuk

melakukan suatu hal, apabila ia

mendapatkan sebuah dorongan dari orang-orang terdekat seperti orang-orang tua.

1.3 Peran Guru dalam Pembelajaran IPS di Masa Pandemi Covid-19

Seorang guru memegang peranan

yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Menurut Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya

(9)

guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam

proses perkembangan diri dan

pengoptimalan bakat dan kemampuan

yang dimilikinya. Tanpa adanya

bimbingan dan arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang

lain untuk mencukupi semua

kebutuhannya.

Guru merupakan sosok yang mempunyai peran penting dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan

perkembangan anak sesuai dengan

kemampuannya. Guru merupakan

fasilitator dalam pembelajaran untuk menunjang perkembangan anak, apalagi pada masa pandemi Covid19 guru dituntut harus mampu menunjukkan kompetensi guru dalam membimbing anak. Pada masa pandemi ini sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

sekolah harus mampu melakukan

pembelajaran secara daring/online, oleh karenanya baik guru maupun peserta didik harus mampu melakukan pembelajaran

daring/online. Guru harus tetap

melaksanakan tugasnya dalam mengajar dan mendidik anak meskipun tanpa harus bertatap muka langsung dengan peserta didik. Maka sangat diperlukan peran guru dalam menunjang proses pembelajaran secara daring/online agar pada masa pandemi Covid-19 proses belajar anak tidak menjadi terbengkalai dan mereka

tetap bisa belajar dengan senang tanpa ada rasa beban dalam proses belajarnya. PENUTUP

Kompetensi guru menjadi penentu utama keberhasilan proses pembelajaran, termasuk di Indonesia. Guru akan berusaha sedapat mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil. Guru berperan sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar. Untuk memenuhi itu, maka guru haruslah memenuhi aspek bahwa guru sebagai: model, perencana, peramal, pemimpin, dan penunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat

belajar. Guru berperan untuk

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar kepada peserta didik (directing and

facilitating the learning) agar

prosesbelajar berjalan secara memadai, tidak semata-mata memberikan informasi (Zein, 2016). Bagaimana dan apapun bentuk strategi, model, dan media pembelajaran yang digunakan guru, sejatinya diorientasikan pada satu syarat

utama, yaitu menarik sehingga

menumbuhkan minat belajar siswa

(Abdullah, 2016). Hal ini juga berlaku di masa pandemi COVID-19.

Dalam kaitannyaperan guru dalam proses pembelajaran, Gage dan Berliner (dalam Suyono dan Hariyanto)6melihat ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) dan penilai (evaluator). Sementara itu, Abin Syamsuddin Makmur (2000)7dalam kaitan dengan pendidikan sebagai media dan wahana transfer sistem nilai berpendapat bahwa ada lima peran

dan fungsi guru, yaitu sebagai

(10)

merupakan sumber norma-norma

kedewasaan, innovator(pengembang)

sistem nilai ilmu pengetahuan, sebagai transmitor(penerus) sistem nilai tersebut

kepada peserta didik,

transformator(penerjemah) sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilaku, melalui proses interaksi

dengan peserta didik, serta

organisator(penyelenggara) terciptanya proses edukasi yang dapat dipertanggung jawabkan dalam proses transformasi sistem nilai. Peranan guru dianggap dominan menurut Dr. Rusman, Mpd diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Guru sebagai demonstrator

Melalui perannya sebagai

demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi belajaran yang akan diajarkan dan

mengembangkannya, karenahal

ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. b. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai

pengelola kelas (learning

managers). Guru hendaknya

mampu melakukan penanganan

pada kelas, karena kelas

merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator, guru

hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media

pendidikan merupakan alat

komunikasi guna lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber

belajar yang kiranya berguna serta

dapat menunjang pencapaian

tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator

Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan

penilaian untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah

dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R.2016. Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media

Pembelajaran. Lantanida

Journal, 4(1), 35-

49.https://doi.org/10.22373/lj.v 4i1.1866

Abdullah Idi. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori &Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Abin Syamsuddin Makmur. 2000.

Psikologi Kependidikan.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Darsono dkk., 2017. Sumber Belajar

Penunjang PLPG 2017

Kompetensi Profesional Mata Pelajaran : Guru Kelas SD. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat

Jenderal Guru dan Tenaga Pendidik

Referensi

Dokumen terkait

pendekatan yang dapat ditempuh dalam upaya menekan biaya pakan antara lain dengan menelaah kebutuhan nutrisi ikan Nila dan mengevaluasi berbagai pakan yang cocok

Dari penelitian ini berupa perangkat lunak ajar tematik 4 tema 4 dengan pendekatan saintifik berbasis android, Hasil ini merupakan penerapan dari rancangan user

Cara membuat video pembelajaran yang menarik, adalah melalui tahapan: (1) membuat konsep video (2) mengedit video (3) mengevaluasi video yang telah dibuat (4)

Video pembelajaran yang di gunakan sebagai media pembelajaran matematika di masa pandemi dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diberikan sehingga peserta didik

Pada era pandemi covid 19 pembelajaran dilakukan secara online (BDR). Sistem pembelajaran ini membuat guru cukup kesulitan memantau aktivitas pembelajaran peserta didik

Hasil dari penelitian Lilawati (2020) dengan judul Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi mendapatkan kesimpulan bahwa

Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 memiliki banyak keterbatasan karena guru dan peserta didik tidak diperbolehkan melakukan kegitan pembelajaran langsung

Adapun persepsi negatif dari orang tua terhadap pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh anaknya di masa pandemi Covid-19 adalah tersitanya waktu orang tua dalam