• Tidak ada hasil yang ditemukan

Listening Effectively

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Listening Effectively"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

Effectively

Rita Nia Saputri 185030100111082 Tria Nur Indah

185030100111030 Isa Varsya Akmalia H.

185030100111072

Listening

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG, 2021 Dosen Pengampu : Dr. Drs. Muhammad Shobarudin, MA

Komunikasi Dan Advokasi Kebijakan Publik

(2)

ii

Motto

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

“Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia akan memanfaatkanmu.” (HR. Muslim)

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Q.S. Ar Ra’d: 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 6 )

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan paper ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan

paper sebagai tugas kuliah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan dengan judul “Mendengarkan

Secara Efektif (Listening Effectively)”.

Kami tentu menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya paper ini nantinya dapat menjadi paper yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan kami Bapak Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA. yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 2 Maret 2021

(4)

iv DAFTAR ISI

Motto ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... iv

BAGAN ALUR PEMBAHASAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 2

1.3. Metode Penulisan Ilmiah ... 2

BAB II. PEMBAHASAN ... 3

2.1. The Listening Process (Proses Mendengarkan) ... 3

2.2. Obstacles to Effective Listening (Hambatan untuk Mendengarkan secara Efektif) .... 4

2.3. Forms of Nonlistening (Bentuk dari Tidak Mendengarkan) ... 5

2.4. Adapting Listening to Communication Goals (Beradaptasi Mendengarkan Tujuan Komunikasi) ... 6

2.5. Other Purposes of Listening (Tujuan Lain dari Mendengarkan) ... 8

BAB III. PENUTUP ... 9

3.1. Kesimpulan ... 9

(5)

v

BAGAN ALUR PEMBAHASAN

The Listening Process

PEMBAHASAN

Listening Effectively

The Listening Obstacles to Effective

Forms of Nonlistening

1

2

3

4

5

Adapting Listening to

Communication Goals

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Komunikasi memang merupakan kunci terpenting dalam membangun suatu hubungan baik antar setiap individu. Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan dengan baik dan benar. Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Kita menyaksikan begitu banyak proyek atau program perusahaan macet ditengah jalan hanya gara-gara dis-komunikasi para anggotanya. Sebaliknya, kita juga bisa menyaksikan sebuah arena lingkungan kantor yang bisa berjalan dengan indah lantaran didalamnya terbangun proses komunikasi yang elegan dan produktif. Dan ketika seseorang mengikuti rapat, diskusi, seminar ataupun di dalam kelas, informasi yang dapat diserap dalam benak pikiran peserta mungkin hanya setengah dari yang diucapkan pembicara.

Masalah yang paling sederhana dan sering muncul tersebut dikarenakan karena kurangnya keterampilan mendengarkan dalam berkomunikasi. Keterampilan mendengarkan seharusnya mengiringi keterampilan bertanya dalam komunikasi yang efektif. Karena sebaik apa pun komunikasi terhadap seseorang tanpa diiringi dengan kemampuan mendengar maka komunikasi tidak akan efektif. Kemampuan mendengarkan secara efektif diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan informasi, dan sikap dari pembicara yang tujuannya untuk memahami pembicaraan tersebut secara objektif. Komunikasi efektif adalah suatu kegiatan pengiriman makna (pesan) dari seorang individu ke individu yang lain dimana kegiatan tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak. Mendengarkan dengan baik juga penting untuk sukses di sekolah dan lingkungan belajar lainnya. Mendengarkan secara efektif di kelas meningkatkan pembelajaran serta kinerja pada tes dan tugas lainnya.

Dalam hubungan pribadi, mendengarkan dengan baik membantu kita meminimalkan kesalahpahaman dengan orang yang kita sayangi dan memungkinkan kita untuk menegaskan mereka dengan perhatian kita. Dengan demikian, maka paper ini membahas apa itu mendengarkan dan bagaimana mendengarkan secara efektif. Pertama, kita akan mempertimbangkan apa yang terlibat dalam mendengarkan, yang lebih dari yang kita sadari.

(7)

2

Selanjutnya, kita akan membahas hambatan untuk mendengarkan secara efektif dan cara menguranginya. Ketiga, kita akan mempertimbangkan bentuk umum dari tidak mendengarkan (non listening), menjelaskan berbagai jenis mendengarkan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masingnya serta terakhir kita akan menjelaskan tujuan lain dari mendengarkan.

1.2.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tahapan dalam proses mendengarkan (The Listening Process) secara efektif.

2. Untuk mengetahui hambatan untuk mendengarkan secara efektif (Obstacles to Effective

Listening).

3. Untuk mengetahui jenis atau bentuk dari tidak mendengarkan (Forms of Non-listening). 4. Untuk mengetahui cara beradaptasi mendengarkan tujuan komunikasi (Adapting

Listening to Communication Goals).

5. Untuk mengetahui tujuan lain dari mendengarkan (Other Purposes of Listening).

1.3.Metode Penulisan Ilmiah

Metode penulisan ilmiah merupakan sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode penulisan ilmiah yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah menggunakan studi literatur yang digambarkan dalam bentuk skema kerangka berpikir atau alur pembahasan, dijabarkan menggunakan paragraf deduktif-induktif, serta dilengkapi dengan materi pendukung. Studi literatur dilakukan dengan membaca berbagai sumber referensi sesuai dengan tema ilmiah yang telah ditentukan yaitu Listening Effectivelly (Mendengarkan Secara Efektif). Selain itu, data dan informasi yang mendukung penulisan paper ini dikumpulkan dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui internet yang kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif.

(8)

3 BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami akan membahas tentang apa itu mendengarkan dan bagaimana mendengarkan secara efektif. Kami akan mempertimbangkan hal apa saja yang terlibat dalam mendengarkan, membahas hambatan untuk mendengarkan secara efektif dan cara menguranginya, mempertimbangkan bentuk umum dari tidak mendengarkan (non listening), menjelaskan berbagai jenis mendengarkan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masingnya serta yang terakhir adalah mengidentifikasi tujuan lain dari mendengarkan.

2.1. The Listening Process (Proses Mendengarkan)

Mendengar dan mendengarkan merupakan dua aktivitas yang berbeda. Mendengar merupakan aktivitas fisiologis yang terjadi ketika

gelombang suara mengenai gendang telinga kita. Mendengar bersifat pasif, kita tidak perlu menghabiskan energi untuk mendengar. Sementara itu, mendengarkan, adalah proses aktif yang membutuhkan energi. Menurut Courtland dan John (2013:66) mendengarkan merupakan keterampilan

paling penting yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja. Mendengarkan adalah proses aktif dan kompleks yang terdiri 6 proses yaitu mencakup perhatian, menerima pesan secara fisik, memilih dan mengatur informasi, menafsirkan komunikasi, menanggapi, dan mengingat.

a. Perhatian: Perhatian meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana perasaan mereka dan memikirkan tentang apa yang mereka katakan. Selain itu, perhatian dapat meningkatkan komunikasi orang lain

b. Menerima Pesan Secara Fisik: Penerimaan pesan secara fisik juga dapat terhalang oleh suara latar, seperti suara televisi yang menggelegar atau orang lain yang berbicara di sekitar, atau oleh persaingan isyarat visual.

c. Memilih dan Mengorganisir Materi: Apa yang kita pilih untuk diperhatikan bergantung pada banyak faktor, termasuk minat, struktur kognitif, dan harapan kita, Setelah kami memilih apa yang perlu diperhatikan, kami mengatur apa yang telah kami terima.

d. Menafsirkan Komunikasi: menafsirkan yaitu mengumpulkan semua yang telah dipilih dan atur untuk memahami keseluruhan situasi.

(9)

4

e. Menanggapi: yaitu mengkomunikasikan perhatian dan minat serta menyuarakan pandangan kita sendiri (Purdy, 1997).

f. Mengingat: yaitu mempertahankan apa yang telah kita dengar. Menurut profesor komunikasi Ron Adler dan Neil Towne (1993), kita mengingat kurang dari setengah pesan segera setelah kita mendengarnya.

Sementara itu, menurut De Vito (2007) mengemukakan bahwa proses mendengarkan melibatkan 5 tahap yaitu, 1) menerima, 2) memahami, 3) mengingat, 4) mengevaluasi, dan 5) merespon.

2.2. Obstacles to Effective Listening (Hambatan untuk Mendengarkan secara Efektif) a. Hambatan Eksternal

Ada banyak rintangan untuk mendengarkan secara efektif dalam situasi komunikasi. Hambatan eksternal dalam mendengarkan secara efektif ada 3, yaitu :

Message Overload:

Banyaknya komunikasi dalam hidup kita membuat tidak mungkin untuk mendengarkan sepenuhnya semua itu. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, begitu pula jumlah informasi yang diharapkan untuk diproses.

 Kompleksitas Pesan: Ide yang lebih rinci dan rumit, semakin sulit untuk mengikuti dan mempertahankannya. Banyak pekerjaan saat ini sangat terspesialisasi; karenanya banyak komunikasi di tempat kerja menjadi sangat kompleks dan semakin cepat (Cooper, 1997; Hacker, Goss, & Townley, 1998).

 Gangguan Lingkungan: Mendengarkan secara efektif juga terhalang oleh gangguan di lingkungan. Suara di sekitar kita dapat mengalihkan perhatian kita atau membuat kita sulit mendengar dengan jelas.

b. Hambatan Internal

Selain hambatan eksternal, terdapat beberapa hal yang menjadi penghambat dan berasal dari dalam diri sendiri, antara lain:

 Keasyikan: Hal ini merupakan salah satu hambatan umum yang kerap terjadi apabila kita terserap dalam pikiran dan perhatian kita sendiri sehingga membuat kita tidak dapat fokus terhadap apa yang orang lain katakan. Contohnya: Jika ponsel kita

(10)

5

berdering atau bergetar ketika sedang mendengarkan seseorang berbicara, maka pikiran kita secara tidak langsung dapat teralihkan ke ponsel tersebut.

 Prasangka: Prasangka dapat terjadi ketika kita memaksakan prasangka/opini kita tentang pesan yang lawan bicara katakan. Ketika ini terjadi, kita berasumsi bahwa kita tahu apa yang dirasakan, dipikirkan, dan akan dikatakan orang lain, dan kita kemudian mengasimilasi pesannya ke dalam prasangka kita. Hal ini dapat membuat kita salah paham.

 Kurang Upaya: Salah satu upaya untuk menjadi pendengar yang baik adalah dengan berusaha fokus dengan apa yang orang lain katakan, mencoba memahami maknanya, mengajukan pertanyaan, dan memberikan tanggapan sehingga mereka tahu kita tertarik dan terlibat. Namun terkadang, tidak semua topik pembicaraan menarik untuk kita dengarkan. Jika kita tidak dapat mengerahkan upaya untuk mendengarkan dengan baik, kita dapat menyarankan untuk menunda interaksi sampai waktu yang tepat atau dengan menjelaskan kepada pihak lain kita ingin menunda komunikasi karena kita benar-benar tertarik dan ingin mendengarkan dengan baik.

 Kegagalan Memahami Gaya Mendengarkan yang Beragam: Tidak menghormati dan menyesuaikan dengan gaya mendengarkan yang berbeda yang mencerminkan komunitas dan budaya yang beragam (Brownell, 2002). Semakin kita memahami tentang aturan orang yang berbeda untuk mendengarkan, semakin efektif kita dapat memberi isyarat perhatian kita dengan cara yang mereka hargai.

2.3. Forms of Nonlistening (Bentuk dari Tidak Mendengarkan)

a. Pseudolistening : Berpura-pura mendengarkan. Ketika kita pseudolisten, kita tampak penuh perhatian, tetapi sebenarnya pikiran kita ada di tempat lain. Terkadang kita mendengarkan dengan semu karena kita tidak ingin menyakiti teman yang sedang berbagi pengalaman, padahal sebenarnya kita tidak tertarik. Kita juga pseudolisten ketika komunikasi membuat kita bosan, tetapi kita harus terlihat tertarik.

b. Monopoli: Memonopoli panggung dengan terus menerus memfokuskan komunikasi pada diri kita sendiri daripada pada orang yang berbicara. Salah satu taktik yang biasa digunakan untuk memonopoli adalah mengubah rute percakapan, di mana seseorang mengalihkan topik pembicaraan kepada dirinya sendiri.

c. Mendengarkan Selektif: Mendengarkan secara selektif hanya berfokus pada bagian pesan tertentu. Contoh : kita mendengarkan secara selektif ketika kita mengisolasi perhatian bagian-bagian komunikasi yang secara khusus menarik minat kita atau yang

(11)

6

kita sepakati. Mendengarkan secara selektif juga terjadi ketika kita menolak komunikasi yang membuat kita bosan atau tidak nyaman.

d. Mendengarkan secara Defensif: Mendengarkan secara defensif melibatkan memahami serangan pribadi, kritik, atau nada bermusuhan dalam komunikasi ketika tidak ada pelanggaran yang dimaksudkan.

e. Penyergapan: Penyergapan sedang mendengarkan dengan cermat untuk tujuan menyerang. Penyergapan melibatkan mendengarkan dengan sangat hati-hati, tetapi tidak dimotivasi oleh minat pada orang lain. Sebaliknya, penyergap mendengarkan dengan saksama untuk mengumpulkan amunisi, yang kemudian mereka gunakan untuk menyerang pembicara.

f. Mendengarkan literal: Hanya mendengarkan isi dan mengabaikan perasaan dan hubungan kita dengan si pembicara.

2.4. Adapting Listening to Communication Goals (Beradaptasi Mendengarkan Tujuan Komunikasi)

2.4.1. Mendengarkan Informasi dan Kritis

Menurut Goodall, Goodall, & Schiefelbein (2010: 82) mendengarkan informasi adalah mendengarkan yang hanya fokus pada informasi yang menyebabkan pemahaman. Dalam hal ini seseorang yang mendengarkan informasi hanya perlu memahami, bukan mengevaluasi pembicaraan. Sementara itu critical listening menurut Sari (2016: 3) adalah memahami dan mengevaluasi arti pesan pembicara pada beberapa tingkat : logika argumen, bukti yang kuat, kesimpulan yang valid, implikasi pesan, maksud dan motif pembicara, dan setiap informasi atau poin relevan yang dihilangkan. Berikut adalah keterampilan yang diperlukan dalam mendengarkan informasi dan kritis:

a. Penuh perhatian: Jangan biarkan pikiran mengembara ketika informasi menjadi rumit atau membingungkan. Hindari menyimpang, sebaliknya harus tetap fokus untuk mendapatkan informasi sebanyak yang kita bisa.

b. Kendalikan hambatan: Meminimalkan gangguan dalam situasi komunikasi seperti, menutup jendela untuk mengurangi kebisingan, meminimalkan gangguan

psikologis dengan mengosongkan pikiran, keasyikan dan prasangka yang dapat mengganggu pendengaran yang efektif.

(12)

7

c. Ajukan pertanyaan: Meminta pembicara untuk mengklarifikasi atau menguraikan pesan mereka, memungkinkan kita untuk memahami informasi yang tidak kita pahami pada awalnya dan meningkatkan wawasan tentang konten yang telah kita pahami. d. Menggunakan alat bantu untuk mengingat: Untuk memahami dan mengingat

informasi penting, dapat dilakukan dengan mengulangi ide-ide penting kepada diri kita sendiri segera setelah mendengarnya atau bisa juga dengan menggunakan perangkat mnemonik.

e. Mengatur informasi: Mengelompokkan informasi-informasi yang kita miliki ke dalam kategori-kategori tertentu.

2.4.2. Mendengarkan relasional

Mendengarkan relasional adalah salah satu gaya mendengarkan yang tidak hanya berfokus pada tingkat makna dalam komunikasi tetapi juga memperhatikan dan lebih peduli dengan tingkat makna relasional. Menurut Steward dan Thomas (1995), mendengarkan relasional berarti belajar melalui percakapan. Berikut adalah keterampilan yang diperlukan dalam mendengarkan relasional yang efektif :

a. Penuh perhatian: Mendengarkan relasional dengan penuh perhatian meminta kita untuk memperhatikan apa yang ada "di antara kata-kata", petunjuk halus untuk perasaan dan persepsi.

b. Tangguhkan keputusan: Saat mendengarkan untuk memberikan dukungan, penting untuk menghindari respon yang sangat menghakimi.

c. Pahami perspektif orang lain: Menanggapi orang lain secara sensitif sampai kita memahami perspektif dan maknanya, artinya kita harus keluar dari sudut pandang kita sendiri, setidaknya untuk memahami bagaimana orang lain melihat sesuatu.

d. Parafrase: Metode untuk mengklarifikasi arti atau kebutuhan orang lain dengan merefleksikan interpretasi kita tentang komunikasinya kembali kepadanya.

e. Dukungan ekspres: Mendengarkan relasional harus fokus pada mengomunikasikan dukungan. Ini tidak selalu mengharuskan kita untuk setuju dengan perspektif atau ide orang lain.

(13)

8

2.5. Other Purposes of Listening (Tujuan Lain dari Mendengarkan)

Mendengarkan informasi dan mengevaluasi secara kritis dan mendengarkan untuk mendukung orang lain adalah dua tujuan utama mendengarkan. Selain itu juga terdapat bebrapa tujuan lain dari mendengarkan, yaitu :

a. Mendengarkan kesenangan

Mendengarkan kesenangan merupakan tujuan utama ketika kita pergi ke acara komedi, menghadari konser, memutar CD dan sebagainya. Ketika mendengarkan untuk kesenangan, kita tidak perlu berkonsentrasi pada pengorganisasian dan mengingat sebanyak ketika kita mendengarkan informasi.

b. Mendengarkan diskriminasi

Dalam beberapa situasi, mendengarkan juga mempunyai tujuan untuk membuat diskriminasi halus dalam suara untuk menarik kesimpulan yang valid dan bertindak dengan tepat sebagai tanggapan. Sebagai contoh adalah orang tua mendengarkan untuk membedakan antara tangisan bayi untuk perhatian, makanan, atau penggantian popok. Perbedaan halus dalam tangisan menandakan kebutuhan yang berbeda pada bayi, dan orang tua harus mampu membedakan secara akurat.

Sementara itu, Jay (2007: 107) mengemukakan bahwa terdapat tujuan lain dari mendengarkan dengan saksama, yaitu :

1. Mencengah terjadinya kesalahan akibat kesalahpahaman atau komunikasi yang buruk, 2. Membantu seseorang memahami apa yang sedang terjadi,

3. Memungkinkan seseorang membaca apa yang tersirat ketika seseorang berbicara, dan 4. Membuat orang lain merasa positif terhadap pendengar.

(14)

9 BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

“We have two ears and one mouth, so we should listen more than we say.” ― Zeno of Citium, as quoted by Diogenes Laërtius

Mendengarkana dalah salah satu bagian vital dalam komunikasi, namun kerap kali kita mengabaikannya padahal mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara. Dalam bab ini, kami telah merangkum bagaimana proses mendengarkan yang efektif. Pembahasan ini dimulai dengan membedakan antara mendengar, menerima pesan secara fisik, dan mendengarkan. Yang pertama yaitu mendengar adalah proses fisiologis langsung dimana hal tersebut tidak membutuhkan usaha dari pihak kita. Sebaliknya, mendengarkan itu proses yang cukup rumit dan proses aktif yang harus melibatkan perhatian, pendengaran, pemilihan dan pengorganisasian, menafsirkan, menanggapi, dan mengingat. Mendengarkan dengan baik membutuhkan komitmen dan keterampilan.

Untuk memahami apa yang mengganggu mendengarkan secara efektif, telah dibahas hambatan dalam situasi dan pesan serta hambatan dalam diri kita. Mendengarkan dapat terhalang oleh pesan yang berlebihan, kerumitan materi, dan gangguan eksternal dalam konteks komunikasi. Selain itu, mendengarkan bisa terhambat oleh keasyikan dan prasangka, kurangnya usaha, dan kegagalan untuk mengenali perbedaan gaya mendengarkan. Hambatan dalam mendengarkan ini menimbulkan berbagai macam jenis nonlistening, termasuk

pseudolistening, monopolizing, selective mendengarkan, mendengarkan defensif, menyergap,

dan mendengarkan literal. Masing-masing bentuk sinyal tidak mendengarkan bahwa kami tidak sepenuhnya hadir dalam interaksi.

Pada paper ini juga dibahas berbagai tujuan untuk mendengarkan dan mengidentifikasi keterampilan dan sikap yang memajukan setiap tujuan. Mendengarkan informasional dan mendengarkan kritis mengharuskan kita untuk mengadopsi sikap penuh perhatian dan berpikir kritis,mengatur dan mengevaluasi informasi, memperjelas pemahaman dengan mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan alat bantu untuk retensi material kompleks. Mendengarkan relasional juga membutuhkan perhatian penuh, tetapi itu membutuhkan keterampilan mendengarkan lain yang berbeda. Menangguhkan penilaian, parafrase, memberikan dorongan minimal, dan mengungkapkan dukungan meningkatkan efektivitas mendengarkan relasional.

(15)

10

DAFTAR PUSTAKA

Adler, R., & Towne, N. 1993. Looking out/looking in (7th ed.). Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich.

Brownell, J. 2002. Listening: Attitudes, principles, and skills (2nd ed.). Boston: Allyn & Bacon. Cooper, L. 1997. Listening competency in the workplace: A model for training. Business

Communication Quarterly, 60, 75–84.

Courtland L. Bovee dan John V. Thill. 2012. Business Communication. Edisi 9 Jilid 1. PT Indeks. DeVito, J. A. 2007. The interpersonal communication book. Boston: Pearson Education.

Goodall JR, H.L, Sandra Goodall, dan Jill Schiefelbein. 2010. Bussiness and Proffesional

Communication in The Global Workplace Third Edition. Boston : Wadsworth Cengage

Learning.

Jay, Ross. 2007. How to Manage Your Boss (Bagaimana Menyikapi Bos Anda) Membangun

Kerja Yang Sempurna. Jakarta : Erlangga.

Purdy, M. 1997. What is listening? In M. Purdy & D. Borisoff (Eds.), Listening in everyday life: A

personal and professional approach (2nd ed., pp. 1–20). Lanham, MD: University

Press of America.

Sari, Ambar Wulan. 2016. Pentingnya Keterampilan Mendengar dalam Menciptakan Komunikasi

yang Efektif. Jurnal Edutech Vol. 2 Hal. 1-10.

Stewart, John dan Thomas Milt. 1995. Dialogic Listening : Sculpting Mutual Meanings. New York :McGraw-Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur navigasi adalah struktur atau alur dari sebuah program yang termasuk unsur penting didalam pembuatan aplikasi halaman website.. Struktur navigasi ini

Pada percobaan mengukur sudut putaran optis dari larutan sukrosa maka dapat diketahui nilai sudut putaran optis dari senyawa optis aktif ini adalah 10,15  besaran ini

Dari hasil foto mikrostruktur dan makrostruktur material pipa baja API 5L Grade B sebelum dan sesudah dilakukan pengujian korosi immersion corrosion test dapat diketahui

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia

dilakukan pengukuran tahanan pentanahan dengan mempergunakan Digital Earth Resistance Tester 4105 A. Copper rod ini ditanam ke dalam tanah mulai kedalaman 1 m dan

Penelitian ini menghasilkan sistem yang layak digunakan dan dapat memperingkas waktu pelaksanaan ujian seleksi masuk khususnya untuk mempermudah kegiatan panitia

mengatakan bahwa jumlah tanggungan yang tinggi pada suatu rumah tangga tanpa diikuti dengan peningkatan dari segi ekonomi akan mengharuskan anggota keluarga selain kepala keluarga

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis respon tanaman kedelai terhadap serapan hara NPK pada pupuk daun yang diberikan melalui penyemprotan daun dan