• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Penangkaran Rusa Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (PPPKR) yang terletak di Hutan Penelitian Dramaga (HP Dramaga), Bogor-Jawa Barat, pada bulan Juni- Juli 2012 dengan dua bagian, yakni preferensi pakan dan perilaku makan.

3.2 Alat, Bahan dan Satwa Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi : a. Stopwatch, untuk menghitung lama waktu makan. b. Kamera, untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.

c. Timbangan, untuk menimbang bobot pakan dan untuk menimbang bobot awal rusa yang dipakai sebagai objek penelitian.

d. Alat tulis e. Tally Sheet

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sayuran yang terdiri dari :

a. Limbah sayuran kol (Brassica oleracea) b. Kulit jagung (Zea mays)

c. Limbah sayuran sawi putih (Brassica chinensis) d. Hijauan atau rumput-rumputan

Ketiga limbah sayuran ini didapat dari Pasar Induk Sayur Mayur, Buah-buahan dan Sembako Kemang, Pemerintah Daerah Kota Bogor, dapat dilihat pada Gambar 2. Pengambilan limbah sayuran dilakukan pada malam hari yakni pukul 19.00 WIB. Hal ini karena jam operasi pasar yang dimulai pada sore hari hingga malam hari. Menurut informasi penjual, mereka mendapat sayur-mayur yang diperdagangkan di tersebut pukul 16.00 WIB. Sebelum limbah sayuran digunakan sebagai pakan yang diujikan, sisa sayuran tersebut disortir, bagian yang busuk tidak digunakan. Pada kondisi tertentu, seperti saat limbah sayuran bercampur dengan kapur maka sebelum digunakan limbah sayuran dicuci terlebih dahulu. Kapur sendiri digunakan distributor untuk melapisi permukaan sayuran yang

(2)

didistribusikan dari petani ke pasar induk. Hal tersebut untuk menghindari kebusukan sayur karena lembab akibat perjalanan jauh. Kondisi ini biasa terjadi pada limbah sayuran kol. Selain itu, limbah sayuran dipotong atau dicacah dengan panjang ± 2 cm sebelum diberikan kepada rusa keesokan harinya untuk memudahkan proses makan rusa.

Sedangkan satwa yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Rusa timor (Rusa timorensis). Rusa yang dijadikan satwa percobaan merupakan rusa timor dewasa yang berumur antara 3 sampai 6 tahun yang dikarantina dalam kandang isolasi.

(a) (b)

Gambar 2 (a) Pasar Induk Kemang, Bogor, (b) Kondisi di dalam pasar Induk Kemang Bogor.

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Preferensi pakan

1. Empat ekor rusa timor dikandangkan secara individu pada kandang isolasi dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 2 m, dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Kandang isolasi di penangkaran Hutan Penelitian Dramaga.

2. Masing-masing rusa diberikan pakan tambahan berupa limbah sayuran kol (Brassica oleracea), kulit jagung (Zea mays) dan sawi putih (Brassica

(3)

pada wadah berbeda untuk setiap individu rusa yang diteliti, dapat dilihat pada Gambar 4. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 sebanyak 2 kg untuk setiap jenis pakan.

Gambar 4 Empat jenis pakan yang diberikan pada rusa yang diamati. 3. Pada pukul 15.00 pakan diamati kembali, jika terdapat sisa maka pakan

ditimbang. Jumlah pakan yang dikonsumsi diperoleh dari jumlah pakan yang disediakan dengan sisa pakan. Preferensi pakan dilihat dari jumlah pakan yang dikonsumsi oleh rusa dengan menggunakan pengujian pendekatan Indeks Nue (Indeks Preferensi) dan cara makan rusa terhadap pakan yang diberikan.

Pada bagian preferensi ini tidak dilakukan habituasi, sehingga dapat langsung dilakukan pengambilan data berupa jenis pakan, jumlah pakan yang disediakan, jumlah pakan sisa, jumlah konsumsi dan cara makan selama seminggu atau 7 hari. Lama pengambilan data ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afzalani et al. (2008) mengenai preferensi pakan rusa sambar. Setiap jenis pakan yang diujikan diberikan secara bergiliran masing-masing selama satu minggu.

3.3.2 Perilaku makan

1. Empat ekor rusa dikandangkan secara berpasangan dalam kandang isolasi, dapat dilihat pada gambar 5.

(4)

2. Setiap pasangan rusa diberikan pakan sesuai dengan perlakuan, dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 6 Beberapa jenis pakan hijauan sebagai perlakuan dalam pengamatan (a) Rumput-rumputan, (b) Rumpu-rumputan dengan kulit jagung, (c) rumput-rumputan dengan limbah kol, (d) rumput-rumputan dengan limbah sawi putih.

3. Setiap perlakuan tersebut memiliki formulasi berdasarkan pada jumlah kebutuhan pakan rusa per ekor per hari yakni 6 kg, dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah tersebut merupakan 15 % rata-rata berat badan rusa percobaan (40 kg). Pada dasarnya pemberian pakan ternak adalah 10 % dari berat badan, namun karena tidak semua pakan dimakan oleh ternak maka pemberian dilebihkan menjadi 15-20 % (Setiawan & Farm 2011). Tabel 1 Formulasi pakan tambahan pada setiap perlakuan (kg) per ekor per hari

No Bahan pakan Perlakuan (kg)

T0 T1 T2 T3

1 Limbah kol 0 0 3 0

2 Kulit jagung 0 3 0 0

3 Limbah sawi putih 0 0 0 3

4 rerumputan 6 3 3 3

Jumlah 6 6 6 6

4. Perlakuan diberikan secara bergantian, sebagai pengulangan masing-masing perlakuan dilakukan selama 9 hari yang terdiri dari 3 hari pertama untuk proses habituasi seperti yang dilakukan pada penelitian habituasi

(5)

oleh Sukriyadi et al. (2006), kemudian 6 hari berikutnya untuk pengambilan data yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Rancangan pemberian pakan tambahan

Perlakuan Waktu (Hari ke-)

1 - 6 7 - 9 10 - 15 16 - 18 19 - 24 25 - 27 28 - 33 34 - 40 T0 T1 T2 T3 Preferensi

Keterangan : T0 Rumput-rumputan tanpa pakan tambahan

T1 Rumput-rumputan dengan kulit jagung

T2 Rumput sembarnag dengan limbah kol

T3 rumput-rumputan dengan limbah sawi putih

Preferensi semua jenis pakan diberikan secara bersamaan Proses habituasi

Pengambilan data

5. Sebelum diberikan pakan pada setiap perlakuan, rusa diamati selama satu jam pada pukul 07.00-08.00 WIB dan pukul 13.00-14.00. Data yang diperoleh terdiri dari perilaku :

a. Berjalan b. Mencari makan c. Mengawasi d. Istirahat e. Bersuara f. Melompat g. Berdiri h. Interaksi

i. Perilaku lain (bercumbu).

Hal ini dilakukan utuk mengetahui perbedaan perilaku rusa sebelum dan saat diberikan pakan.

6. Kemudian pakan diberikan pada pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB. Selama diberikan pakan rusa diamati. Data yang diperoleh terdiri dari :

a. Cara makan, yakni proses rusa untuk mendapatkan atau menjangkau pakan hingga pakan tersebut berhasil dimakan.

b. Waktu makan/lama makan, yakni lama waktu rusa makan sampai berhenti makan.

(6)

c. Interaksi yang terdiri dari persaingan dan kerjasama, yakni persaingan antara individu rusa (jantan dewasa dan betina dewasa) dalam merebut tempat makan atau pakan dan kerjasama antara individu rusa dalam proses makan.

d. Berdiri.

e. Bersuara atau berteriak, yakni pemberitahuan oleh rusa betina terhadap pakan yang datang atau sebagai tanda mengawasi.

f. Istirahat. g. Berjalan.

h. Melompat, yakni pergerakan atau perpindahan yang dilakukan rusa dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan 4 kakinya. i. Mengawasi, yakni kegiatan yang terdiri dari menengok kiri dan

kanan serta menggerakan telinga.

7. Setelah melakukan pengamatan terhadap perilaku, pada pukul 11.00 WIB dan pukul 17.00 WIB pakan diamati kembali. Jika terdapat sisa maka pakan ditimbang. Hasil pengurangan pakan yang disediakan dengan jumlah pakan sisa adalah jumlah konsumsi. Data ini digunakan sebagai pembanding pada jumlah konsumsi bagian preferensi pakan.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif.

3.4.1 Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu jenis pakan yang diberikan disukai atau tidak disukai oleh rusa yakni menggunakan pengujian dengan pendekatan Metode Neu (Indeks Preferensi). Pengujian ini memiliki asumsi, jika semakin tinggi frekuensi suatu jenis dimakan maka semakin disukai jenis pakan tersebut. Menurut Neu et al. (1974) diacu dalam Kadhafi (2011), jika nilai w ≥ 1 maka jenis pakan tersebut disukai. Nilai w yang didapat dari hasil perhitungan merupakan Indeks Preferensi, maka nilai Indeks Preferensi dari jenis pakan dibagi dalam dua krireria, yaitu :

a. w ≥ 1 = disukai b. w ≤ 1 = tidak disukai

(7)

Penentuan Metode Neu (Indeks Preferensi) menurut Neu et al. (1974) diacu dalam Kadhafi (2011) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria yang diukur dalam menentukan Indeks Neu

Jenis Pakan Ketersediaan Penggunaan

Indeks Preferensi a P n u E W B Rumput-rumputan a.1 p.1 n.1 u.1 e.1 w.1 b.1 Kulit Jagung a.2 p.2 n.2 u.2 e.2 w.2 b.2 Limbah Kol a.3 p.3 n.3 u.3 e.3 w.3 b.3

Limbah Sawi Putih a.4 p.4 n.4 u.4 e.4 w.4 b.4

Jumlah 1,00 1,00

Keterangan :

a = jumlah pakan rusa yang teramati

p = proporsi jumlah pakan rusa yang teramati

n = jumlah masing-masing jenis pakan yang teramati dimakan rusa

u = proporsi jumlah masing-masing pakan yang teramati dimakan rusa (ni / ∑ n)

e = nilai harapan

w = indeks preferensi (ui / pi)

b = indeks seleksi yang distandarkan (wi/ ∑ w).

Sedangkan untuk data perilaku makan rusa, analisis yang digunakan yakni dengan uji Chi-square (𝑥2). Hipotesa yang diuji yaitu :

Ho = Jenis kelamin dan penambahan pakan tambahan tidak berpengaruh terhadap lamanya waktu makan.

H1 = Jenis kelamin dan penambahan pakan tambahan berpengaruh terhadap

lamanya waktu makan.

Hipotesa tersebut diuji dengan mengggunakan rumus (Walpole, 1993) :

𝑥

2

=

∑(𝑂𝑖− 𝐸𝑖)2

𝐸𝑖

Keterangan : X2 = Nilai uji

Oi = Frekuensi hasil pengamatan

Ei = Frekuensi harapan

i = Kategori ke-i

Pengambilan kesimpulan atas uji hipotesis tersebut dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika X2 hitung > X2 tabel, maka tolak H0 dan terima H1

Jika X2 hitung < X2 tabel, maka terima H0 dan tolak H1

Pengujian dilakukan pada selang kepercayaan 95 % dengan derajat bebas (db) = (b-1) (k-1), dengan b adalah baris dan k adalah kolom.

(8)

3.4.2 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan penguraian dan penjelasan mengenai jenis pakan tambahan yang disukai, perilaku makan dan kegiatan yang dilakukan rusa pada waktu makan. Analisis ini juga menjelaskan adakah perilaku khas yang dilakukan rusa pada saat pemberian pakan tambahan yang dibandingkan dengan perilaku rusa dan kegiatan rusa pada waktu makan terhadap pemberian pakan utama. Hasil analisis ini dilengkapi dengan penyajian gambar untuk memperkuat hasil deskripsi.

Gambar

Gambar 2  (a) Pasar Induk Kemang, Bogor, (b) Kondisi di dalam  pasar Induk  Kemang Bogor
Gambar 4  Empat jenis pakan yang diberikan pada rusa yang diamati.
Gambar 6  Beberapa jenis pakan hijauan sebagai perlakuan dalam pengamatan  (a) Rumput-rumputan, (b) Rumpu-rumputan dengan kulit jagung, (c)  rumput-rumputan  dengan  limbah kol, (d) rumput-rumputan  dengan  limbah sawi putih
Tabel 2  Rancangan pemberian pakan tambahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Teacher Education Vol. Menurut Berry Brazelton, strategi mengedisiplinkan harus mencakup beberapa hal. Pertama, kelakuan buruk anak harus dihentikan. Kedua, mungkin anak

Proses iterasi atau pengulangan dalam metode Fuzzy K-Means sangat penting dilakukan karena bobot mata kuliah masih sangat mungkin untuk berubah oleh karena itu terus

Setelah itu tim menjelaskan bahwa generasi muda dapat ikut serta dalam mengurangi penggunaan plastik dengan memanfaatkan barang – barang yang sudah tidak terpakai

Berbeda dengan sistim- sistim dunia yang berlaku saat ini, tujuan-tujuan Islam (MAQASHID ASY_SYARIÄH) adalah bukan semata-mata bersifat materi, tetapi didasarkan pada

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas, dengan

Setelah itu, penulis akan menganalisanya guna menemukan nilai-nilai baru bagi upaya membangun konsep eklesiologi kontekstual GMIT yang menghargai kemajemukan agama, dan

Manajemen laba akrual adalah suatu bentuk manipulasi laporan keuangan pada komponen akrual untuk meningkatkan laba perusahaan dalam rangka untuk terlihat baik dalam

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keberanian