• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Antarmuka Website Dengan Menggunakan Metode Goal Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus Inservindo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Antarmuka Website Dengan Menggunakan Metode Goal Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus Inservindo)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

5540

Pengembangan Antarmuka Website Dengan Menggunakan Metode Goal

Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus Inservindo)

Arif Ramadhan1, Hanifah Muslimah Az-Zahra2, Niken Hendrakusma Wardani3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1ariframadhan@student.ub.ac.id, 2hanifah.azzahra@ub.ac.id, 3niken13@ub.ac.id

Abstrak

PT. Focus Inservindo atau FOCUS merupakan organisasi yang membantu para pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam penyediaan jaminan baik dari asuransi maupun bank. FOCUS menghendaki pengembangan website dari segi tampilan dan tambahan beberapa halaman dan fitur untuk meningkatkan kredibilitas website sehingga membantu perusahaan untuk memperluas cakupan bisnis serta jaringan dan diharapkan profit perusahaan dapat meningkat. Penelitian ini menghasilkan rancangan website FOCUS menggunakan metode Goal Directed Design. Metode tersebut memiliki enam fase untuk memberikan solusi untuk terhadap rancangan website berdasarkan tujuan perusahaan. Diawali tahap research, untuk mengetahui kebutuhan dari stakeholder dan pengguna. Tahap modeling, untuk menghasilkan model pengguna berupa persona untuk menggambarkan kelompok pengguna umum. Tahap requirement definition, untuk menghasilkan 19 daftar kebutuhan website dan kebutuhan lingkungan website. Tahap design framework, untuk menghasilkan sitemap sebagai gambaran struktur informasi dan menghasilkan rancangan antarmuka website berupa wireframe. Tahap design refinement, untuk menghasilkan prototype high-fidelity yang siap uji. Tahap design support, untuk menguji prototype yang telah dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan cara user testing dan dilakukan kepada pengguna website FOCUS, baik sebagai client perusahaan maupun non-client. Selain itu, digunakan kuesioner SUPR-Q untuk menilai aspek usability, credibility, appearance dan loyalty. Dari hasil yang didapat, keseluruhan aspek bernilai 77,04% (kategori C) yang bernilai baik sehingga dapat diinterpretasikan bahwa website yang dikembangkan bernilai baik dan dapat diterima (acceptable) oleh pengguna.

Kata kunci:goal directed design, antarmuka pengguna, user testing, SUPR-Q, usability, credibility.

Abstract

PT. Focus Inservindo or FOCUS is an organization that helps Small and Medium Enterprises (SMEs) entrepreneurs in providing guarantees from both insurance and banks. FOCUS wants the development of websites in appearance aspect and additional pages and features to increase the credibility of the website so that it helps companies to expand the scope of businesses and networks and it is expected that company profits can increase. This study produced a FOCUS website design using the Goal Directed Design method. The method has six phases to provide solutions for website design based on company goals. The research phase begins, to determine the needs of stakeholders and users. The modeling phase, to produce a user model in the form of persona to describe the general user group. Requirement definition stage, to generate 19 lists of website requirements and website environmental requirements. Design framework phase, to produce a sitemap as an overview of information structure and produce a website interface design in the form of wireframe. Design refinement phase, to produce a high-fidelity prototype that is ready for testing. Stage design support, to test the prototype that has been produced. Testing is done by means of user testing and is done to FOCUS website users, both as corporate clients and non-clients. In addition, the SUPR-Q questionnaire was used to assess usability, credibility, appearance and loyalty aspects. the results obtained, the overall aspects worth 77.04% (category C) are of good value so that it can be interpreted that the website developed is good and acceptable (acceptable) by the user.

(2)

1. PENDAHULUAN

Di era perkembangan teknologi informasi, hampir semua aspek kegiatan manusia dipengaruhi oleh teknologi, begitu juga dengan kegiatan di suatu perusahaan seperti halnya PT. Focus Inservindo. PT. Focus Inservindo yang juga memiliki nama brand FOCUS adalah salah satu organisasi yang membantu para pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam penyediaan jaminan baik yang diterbitkan perusahaan asuransi maupun bank, membantu perusahaan asuransi dalam sosialisasi produk dan membantu bank dalam meningkatkan pelayanan bank garansi bagi para nasabahnya. PT. Focus Inservindo menginginkan perbaikan dari website perusahaan yang sudah ada. Selain terdapat kekurangan pada sisi desain dan tampilan yang harus diperbaiki, pihak perusahaan pun menginginkan penambahan beberapa halaman informasi seperti kegiatan perusahaan, berita dan artikel dari dunia asuransi penjaminan dan fitur form pelayanan pelanggan yang juga berfungsi untuk menjaring calon konsumen. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas website sehingga kredibilitas perusahaan dan pelayanan terhadap konsumen maupun calon konsumen juga meningkat. Meningkatnya kredibilitas dari perusahaan, akan membantu perusahaan untuk melakukan perluasan cakupan serta dapat meningkatkan profit perusahaan.

Berkaitan dengan website PT. Focus Inservindo yang membutuhkan perbaikan serta pengembangan untuk tujuan yang jelas. Terdapat metode yang berorientasi pada tujuan, metode yang dimaksud adalah Goal Directed Design. Metode Goal Directed Design dipilih untuk membantu melakukan perbaikan dan pengembangan website guna meningkatkan kredibilitas website perusahaan sehingga perusahaan lebih efektif untuk memperluas cakupan bisnis serta jaringan dan diharapkan profit perusahaan juga dapat meningkat.

Goal-Directed Design mengidentifikasi tujuan serta perilaku bisnis dan pengguna. Tujuan tersebut langsung diterjemahkan ke dalam desain. Metode ini memiliki serangkaian tahapan proses, yakni Research, Modeling, Requirements Definition, Design Framework, Design Refinement dan Design Support yang melibatkan kolaborasi antara perancang, manajemen dan teknologi yang memberikan hasil akhir berupa rancangan desain antarmuka aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan,

perilaku dan tujuan pengguna. (Cooper, et al., 2007).

Pengembangan tidak hanya dilakukan dengan menggunakan metode Goal Directed Design, namun dibantu dengan 8 Golden Rules Interface Design (Shneiderman dan Plaisant, 2005) sebagai prinsip desain perancangan antarmuka. Lalu, dibantu dengan teknik card sorting untuk mendapatkan perancangan struktur informasi yang baik (Sabariah, 2016). Dan pengujian dilakukan dengan menerapkan user testing dan Standardized User Experience Percentile Rank Questionnaire (SUPR-Q) untuk mendapatkan feedback serta penilaian terkait aspek usability, credibility, appearance dan loyalty (Hidayat, 2017). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat masalah ini sebagai penelitian yang berjudul “Pengembangan Antarmuka Website dengan Menggunakan Metode Goal Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus Inservindo)” dengan tujuan yakni untuk mengetahui hasil pengembangan antarmuka pada website PT. Focus Inservindo yang dilakukan dengan metode Goal Directed Design untuk meningkatkan kredibilitas website perusahaan.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Goal Directed Design

Goal Directed Design merupakan metode perancangan desain aplikasi yang fokus terhadap tujuan. Metode ini mengidentifikasi tujuan serta perilaku bisnis dan juga memperhatikan tujuan dari pengguna. Dengan memperhatikan tujuan pengguna, maka perancang akan mengetahui kepuasan dari pengguna, sehingga tujuan perusahaan dapat lebih efektif tercapai (Cooper, et al., 2007). Metode Goal Directed Design memiliki serangkaian tahapan proses. Tahapan tersebut ditampilkan pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Tahapan dari Metode Goal Directed

Design

(Cooper, et al., 2007)

Tahapan dari metode Goal Directed Design tersebut diantaranya adalah fase Research, fase Modeling, fase Requirements Definition, fase Design Framework, fase Design Refinement

(3)

dan fase Design Support.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ditampilkan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

3.1 Observasi Awal

Observasi awal dilakukan terhadap objek penelitian yakni website FOCUS. Observasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan latar belakang masalah penelitian sehingga peneliti dapat memberikan solusi dengan metode yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

3.2 Studi Pustaka

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan referensi, fungsinya ialah untuk menjelaskan dasar teori yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

3.3 Pengumpulan Data dan Analisis 3.3.1 Research

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada 5 orang responden yang terdiri dari 3 stakeholder dan 2 pengguna website (1 client perusahaan dan 1 non-client).

3.3.2 Modeling

Pada tahap ini, peneliti membuat model dari

pengguna yang akan menjadi karakter utama dalam skenario pada website yang dikembangkan. Pemodelan tersebut akan digambarkan dalam bentuk persona.

3.3.3 Requirement Definition

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap fase sebelumnya. Data yang telah dikumpulkan dari fase sebelumnya akan diubah dan dijelaskan dalam bentuk daftar kebutuhan website sesuai tujuan bisnis dan pengguna. 3.4 Pengembangan Antarmuka

3.4.1 Design Framework

Dalam tahap ini, peneliti mulai membuat rancangan produk secara keseluruhan, diawali dengan menyusun struktur informasi website dengan teknik card sorting berdasarkan konten yang telah didapat pada fase sebelumnya. Lalu hasil dari card sorting berupa Sitemap dikembangkan menjadi rancangan desain antarmuka website berupa wireframe.

3.4.2 Design Refinement

Pada tahap ini, peneliti fokus pada pembuatan koherensi tugas berupa purwarupa website sesuai dengan hasil design framework. Antarmuka yang akan dikembangkan, didukung juga menggunakan prinsip 8 Golden Rules Interface Design dan hasil akhirnya adalah prototype high-fidelity.

3.5 Evaluasi dan Analisis 3.5.1 Design Support

Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap prototype yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik user testing untuk mengetahui feedback positif dan negatif dari responden. Selain itu, pengujian juga dilakukan dengan menggunakan Standardized User Experience Percentile Rank Questionnaire (SUPR-Q) untuk mendapatkan penilaian pada aspek usability, credibility, appearance dan loyalty terhadap website yang dikembangkan.

3.6 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari hasil pelaksaan penelitian. Kemudian saran ditulis dengan tujuan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

(4)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data dan Analisis

Tahap pengumpulan data merupakan tahap research dalam metode goal directed design, dilakukan dengan melakukan wawancara kepada perwakilan pihak FOCUS sebagai stakeholder dan perwakilan perusahaan dari pihak client maupun pihak non-client. Hasil wawancara akan dijadikan landasan analisis untuk memberi pemahaman mengenai tujuan pengembangan website, serta gambaran pengguna website. Hasil wawancara stakeholder dirangkum menjadi beberapa topik seperti strategi bisnis perusahaan, ruang lingkup, tujuan, motivasi dan prioritas proyek. Sedangkan hasil wawancara kepada pihak client dan non-client dirangkum menjadi beberapa topik seperti tujuan, motivasi serta prioritas dalam mengakses website FOCUS dan saran untuk website FOCUS. Hasil wawancara terhadap stakeholder adalah sebagai berikut: 1. Strategi Bisnis PT. Focus Inservindo

 FOCUS merupakan agen sebuah perusahaan penjaminan.

 Posisinya sebagai penghubung antara client dan perusahaan penjaminan.

 FOCUS memiliki standar waktu dalam melayani suatu proyek.

 Hubungan kepada client sangat dijaga.  FOCUS memiliki beberapa jenis layanan.  FOCUS mengikuti kegiatan workshop

dibidang asuransi. 2. Ruang Lingkup Proyek

 Memperbaiki seluruh tampilan website.  Seluruh kegiatan registrasi layanan

diinformasikan.

 Menampilkan Informasi seluruh produk & layanan FOCUS.

 Menampilkan Informasi kegiatan perusahaan dan achievement dapat di tampilkan.

 Menampilkan artikel-artikel atau mengangkat isu-isu terkait dunia asuransi penjaminan.

 Prototype menggambarkan website sesungguhnya.

 Target selesai bulan Januari.

 Fokus terhadap tampilan, diperkenankan untuk menggunakan data dummy.

3. Tujuan Proyek

 Mendukung segala aktifitas branding, promosi, melakukan penjaringan pelanggan serta edukasi terhadap para pembaca terkait asuransi.

4. Motivasi Proyek

 Untuk menambah daya saing dan memperluas cakupan perusahaan.

5. Prioritas Proyek

 Penyajian konten yang menarik dan rapi. Terutama informasi terkait layanan serta profil FOCUS dibuat secara lengkap, menarik dan terpercaya.

 Sajian informasi untuk pengunjung website terutama untuk perusahaan non-client dalam melakukan registrasi layanan.  Informasi layanan FOCUS, kegiatan,

penghargaan yang diraih serta artikel-artikel yang membahas isu dunia asuransi. Hasil wawancara terhadap pihak client adalah sebagai berikut:

1. Tujuan akses website FOCUS

 Melihat kontak yang dapat dihubungi. 2. Motivasi akses website FOCUS

 Mendapatkan pelayanan yang maksimal dari FOCUS.

3. Prioritas akses website FOCUS

 Melihat dan menghubungi kontak yang tertera pada website

4. Saran untuk website FOCUS

 Perbaikan tampilan serta penambahan informasi yang ada terutama layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

 Profil perusahaan yang ditampilkan harus menarik disertai dengan penghargaan yang diraih sehingga menambah kepercayaan setiap client.

Hasil wawancara terhadap non-client adalah sebagai berikut:

1. Tujuan akses website FOCUS

 Mencari informasi layanan dari PT. Focus Inservindo.

 Mengetahui profil perusahaan.  Mengetahui penghargaan yang diraih. 2. Motivasi akses website FOCUS

 Mendapatkan agen/broker asuransi yang tepat.

(5)

3. Prioritas akses website FOCUS  Mengetahui layanan dari perusahaan.  Mengetahui Penghargaan yang didapat

oleh perusahaan.

 Melihat informasi mitra pendukung.  Melihat profil perusahaan yang menarik. 4. Saran untuk website FOCUS

 Perbaikan tampilan seluruh konten.

 Informasi yang diberikan untuk saat ini kurang jelas.

 Menambahkan konten atau informasi yang dapat meningkatkan kepercayaan dari calon konsumen.

Tahap selanjutnya adalah modeling dengan pembuatan persona sebagai pemodelan pengguna untuk kelompok pengguna umum yang terdiri atas client dari FOCUS dan non-client. Persona dibuat berdasarkan hasil wawancara pada tahap sebelumnya. Persona berisi beberapa informasi yang menggambarkan kelompok pengguna yakni demografi, tujuan, motivasi, prioritas dan teknis ditambah dengan foto dan nama yang dapat mewakili pengguna. Pada Gambar 3 berikut ini menampilkan hasil persona yang telah dibuat.

Gambar 3. Persona Pengguna Umum

Tahap selanjutnya requirement definition, dengan menenetukan daftar kebutuhan website bedasarkan hasil tahap sebelumnya. Kebutuhan

yang telah didefinsikan lalu dianalisis menjadi sebuah konten yang akan menyusun kerangka website pada tahap selanjutnya. Daftar kebutuhan website yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Sejarah Perusahaan

Menjelaskan sejarah singkat PT. Focus Inservindo.

2. Visi dan Misi

Menjelaskan visi dan misi PT. Focus Inservindo.

3. Pengurus Perusahaan

Menampilkan informasi dasar hukum usaha yang dijalankan.

4. Perizinan Usaha

Menampilkan informasi dasar hukum usaha yang dijalankan.

5. Mitra Kerja

Menampilkan daftar mitra pendukung baik bank maupun perusahaan penjaminan. 6. Penghargaan

Menampilkan informasi penghargaan yang telah diraih oleh PT. Focus Inservindo. 7. Penjaminan Pembiayaan Umum.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

8. Penjaminan Pembiayaan Multiguna. Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

9. Penjaminan Pembiayaan Mikro.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

10. Penjaminan Pembiayaan Konstruksi & Pengadaan Barang/Jasa.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

11. Customs Bond.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

12. Kontra Bank Garansi.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

13. Letter of Credit (L/C).

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

(6)

14. Surety Bond.

Menampilkan Informasi layanan FOCUS yang dimaksud dengan lengkap.

15. Artikel dan Berita

Menampilkan artikel yang membahas isu keuangan dan dunia asuransi penjaminan 16. Kegiatan

Menampilkan dokumentasi dari kegiatan yang dilakukan oleh PT. Focus Inservindo. 17. Layanan Pelanggan

Menampilkan alamat, kontak perusahaan dan form pengiriman email dari pelanggan. 18. Tata Cara Pengaduan

Menampilkan informasi tata cara pengaduan untuk client menyampaikan keluhan atau masukan.

19. FAQ

Menampilkan pertanyaan yang sering diajukan oleh pengguna disertai dengan jawaban dari stakeholder.

Setelah kebutuhan didefinsikan, selanjutnya dilakukan teknik card sorting dan pembuatan wireframe yang masuk pada tahap design framework. Seluruh konten atau kebutuhan yang telah didefinisikan akan digunakan sebagai komponen atau bahan pelaksanaan card sorting untuk menghasilkan rancangan struktur informasi website dalam bentuk Sitemap. Card sorting dilakukan kepada 15 responden dari pihak stakeholder dan pengguna umum (Nielsen, 2004). Card sorting dilakukan dengan kolaborasi teknik open card sort dan closed card sort secara bertahap. Sitemap yang dihasilkan, ditampilkan pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Sitemap Website FOCUS

4.2 Pengembangan Antarmuka

Sitemap yang telah dibuat kemudian menjadi dasar pada pembuatan rancangan detail desain antarmuka website berupa wireframe

yang merupakan hasil akhir dari tahap design framework. Seluruh informasi pada Gambar 4 ditampilkan oleh wireframe menjadi setiap halaman yang mencakup tampilan antarmuka secara garis besar dengan tata letak setiap konten. Pada Gambar 5 di bawah menampilkan contoh wireframe halaman sejarah perusahaan.

Gambar 5. Wireframe Halaman Sejarah Perusahaan

Kemudian wireframe diimplementasikan menjadi desain yang lebih detail pada tahap design refinement. Desain disempurnakan sehingga menyerupai wujud produk akhir atau dapat disebut dengan prototype high fidelity. Prototype tersebut nantinya digunakan sebagai bahan eksplorasi pengujian tampilan pada tahap selanjutnya. Contoh prototype yang telah dibuat ditampilkan pada Gambar 6.

(7)

Pada tahap design refinement, pembuatan prototype dibantu dengan prinsip 8 Golden Rules Interface Design sebagai acuan rancangan sebuah antarmuka website. Berikut merupakan penjelasan dari rancangan antarmuka yang telah dibuat dengan adaptasi poin-poin pada prinsip tersebut.

Gambar 7. Strive for Consistency

Gambar 7. Strive for Consistency (Lanjutan)

Gambar 7 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memiliki konsistensi warna yakni biru serta memiliki konsistensi tulisan, yakni tipe Raleway untuk judul dan Open Sans untuk body sebuah konten.

Gambar 8. Cater to universal usability

Gambar 8 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memiliki fitur shortcut yakni kolom pencarian untuk memudahkan pengguna dalam melakukan perubahan konten.

Gambar 9. Offer informative feedback

Gambar 9 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memberikan timbal balik yang informatif.

Gambar 10. Design dialogs to yield closure

Gambar 10. Design dialogs to yield closure (Lanjutan)

Gambar 10 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat menggambarkan proses interaksi secara lengkap.

Gambar 11. Prevent errors

Gambar 11 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memberikan informasi penanganan kesalahan.

Gambar 12. Permit easy reversal of actions

Gambar 12 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memiliki fitur untuk pengembalian aksi yang mudah yakni dengan menyediakan breadcumb.

Gambar 13. Support internal locus of control

Gambar 13 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat memiliki fitur kendali yakni tombol tutup.

(8)

Jumlah Nilai Diperoleh Jumlah Nilai Maksimal

Gambar 14 menjelaskan bahwa prototype yang telah dibuat terdapat ikon cari dan memudahkan pengguna untuk mengetahui bahwa kolom tersebut merupakan kolom pencarian.

4.3 Evaluasi dan Analisis

Evaluasi serta analisis masuk kedalam tahap terakhir dalam metode goal directed design yakni tahap design refinement. Evaluasi dilakukan dengan user testing dan kuesioner SUPR-Q. Pengujian dilakukan guna mendapat feedback dari responden dan penilaian terhadap website yang dikembangkan pada aspek usability, credibility, appearance, dan loyalty. Pengujian user testing yang menghasilkan data kualitatif, dilakukan kepada 5 responden dari pihak pengguna baik client maupun non-client (Nielsen, 2012). Selanjutnya, pengujian dengan menggunakan kuesioner SUPR-Q dilakukan kepada 20 responden dari pihak pengguna baik client maupun non-client untuk mendapatkan data kuantitatif (Nielsen, 2006).

Hasil yang diperoleh dari user testing berupa feedback dikelompokan menjadi penilaian positif dan penilaian negatif. Penilaian positif dari responden adalah terkait tampilan website secara keseluruhan yang sudah baik dan sederhana, fungsi pada website yang mudah digunakan serta konten pada website yang informatif, telah tertata dengan rapi dan menarik karena menjelaskan juga dokumen yang harus dipersiapkan sebagai persyaratan. Sedangkan penilaian negatif atau kekurangan dari website berdasarkan feedback yang didapat ialah terkait dengan kurangnya variasi dalam menyajikan konten artikel/berita dan kurangnya fitur untuk kolom komentar, share, like atau dislike sebuah artikel/berita, lalu penataan letak suatu konten/fungsi yang masih kurang sesuai dan kurang maksimalnya fungsi pada website, selain itu terdapat saran untuk menambahkan fitur live chat agar menambah nilai lebih untuk perusahaan.

Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan menggunakan kuesioner SUPR-Q untuk mendapat data kuantitatif dan dihitung dengan persamaan 4.1 di bawah (Hidayat, 2017).

Nilai SUPR-Q = x 100% (4.1)

Hasil yang didapat oleh keseluruhan aspek sebesar 77,04%. Lalu, dilakukan perhitungan dan analisis terhadap masing-masing aspek,

sehingga dapat diketahui bahwa nilai pada aspek usability bernilai 84,5%, aspek credibility bernilai 75,5%, aspek appearance bernilai 76% dan aspek loyalty bernilai 72,4%.

Gambar 15. Skala Konversi System Usability

Scale (SUS)

Berdasarkan skala konversi yang ditampilkan pada Gambar 15, hasil yang didapat pada pengujian dengan kuesioner SUPR-Q baik secara keseluruhan maupun pada setiap aspek, nilai yang didapat tergolong kedalam kategori yang baik sehingga dapat diinterpretasiikan bahwa website yang dikembangkan bernilai baik dan dapat diterima (acceptable) oleh pengguna baik sebagai perwakilan dari pihak client maupun pihak non-client.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti menyimpulkan beberapa poin dan dijabarkan sebagai berikut:

1. Kebutuhan dari website perusahaan disajikan berupa konten yang akan ditampilkan pada website perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas website. Konten tersebut didapatkan dari serangkaian proses yang di awali oleh tahap research dengan melakukan wawancara yang menghasilkan kebutuhan stakeholder dan pengguna. Kemudian dilakukan pemodelan untuk menghasilkan persona dari pengguna umum pada tahap modeling. Hasil wawancara dan persona yang dibuat kemudian dianalisis pada tahap requirement definition sehingga menghasilkan kebutuhan website mencakup konten yang ditampilkan pada website FOCUS yang telah dikembangkan. 2. Perancangan dari website FOCUS

dilakukan pada tahap design framework, menghasilkan sitemap sebagai gambaran rancangan struktur informasi dan menghasilkan antarmuka website berupa wireframe. Kemudian dilakukan pengembangan

(9)

antarmuka pada tahap design

refinement yang menghasilkan

prototype high-fidelity yang siap uji yang mengacu pada 8 golden rules interface design.

3. Pengujian dilakukan pada tahap design support dengan user testing untuk menghasilkan feedback nilai positif dan negatif dari responden terhadap website yang telah dikembangkan. Selain itu, pengujian dilakukan menggunakan kuesioner SUPR-Q. Kuesioner SUPR-Q menilai aspek usability, credibility, appearance dan loyalty dengan keseluruhan aspek mendapatkan nilai 77,04% (kategori C) yang bernilai baik sehingga dapat diinterpretasikan bahwa website yang dikembangkan bernilai baik dan dapat diterima (acceptable) oleh pengguna baik dari pihak client maupun non-client.

Selanjutnya, saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian lain menggunakan metode Goal Directed Design adalah sebagai berikut:

1. Melakukan validasi kebutuhan website pada tahap requirement definition dan design framework sehingga jika ada perubahan kebutuhan dan penambahan fungsi dapat diadaptasi, kegiatan validasi juga dapat bermanfaat untuk menyesuaikan tampilan yang dibuat dengan tujuan yang diinginkan sehingga dapat mengurangi feedback negatif.

2. Untuk melaksanakan perbaikan maupun pengembangan website dengan menggunakan Goal Directed Design disarankan untuk melakukan evaluasi terhadap website sebelumnya, tujuannya agar memperkuat latar belakang pengembangan dan dapat dilakukan analisis perbandingan dari hasil evaluasi sebelum dan sesudah perbaikan perancangan website pada tahap design support.

6. DAFTAR PUSTAKA

Cooper, A., Reimann, R., & Cronin, D., 2007. About Face 3 The Essentials of Interaction Design. Canada: Wiley Publishing Inc., Indianapolis, Indiana.

Hidayat, 2017. Pengujian Penggunaan Laman Universitas Padjadjaran dengan Menggunakan SUPR-Q. [pdf] Tersedia di<https://www.academia.edu/3162133 5/> [diakses pada 27 Agustus 2018]. Nielsen Norman Group., 2004. Card Sorting:

How Many Users to Test. [online]

Tersedia di

<https://www.nngroup.com/articles/car d-sorting-how-many-users-to-test/> [diakses pada 28 Agustus 2018]. Nielsen Norman Group., 2006. Quantitative

Studies: How Many Users to Test?.

[online] Tersedia di

<https://www.nngroup.com/articles/qua ntitative-studies-how-many-users/> [diakses pada 28 Agustus 2018]. Nielsen Norman Group., 2012. How Many Test

Users in a Usability Study?. [online]

Tersedia di <

https://www.nngroup.com/articles/how-many-test-users/> [diakses pada 27 Agustus 2018].

Nielsen Norman Group, 2012. Usability 101: Introduction to Usability. [online]

Tersedia di:

<https://www.nngroup.com/articles/usa bility-101-introduction-to-usability/> [Diakses 28 Agustus 2018].

Sabariah, M., Ashshidhiqi, G., & Suwawi, D., 2016. Recommendation of Information Architecture Design on Higher Education Institution Website Using Card Sorting Approach on Goal-Directed Design Method. [pdf]

Tersedia di

<https://www.researchgate.net/profile/ Mira_Sabariah> [diakses pada 27 Agustus 2018].

Shneiderman, B. & Plaisant, C., 2005. Designing The User Interface: Strategies for Effective Human Computer Interaction, 4th edition. United States of America: Pearson Education, Inc.

Gambar

Gambar 2. Diagram Alur Penelitian  3.1 Observasi Awal
Gambar 3. Persona Pengguna Umum  Tahap  selanjutnya  requirement  definition,  dengan  menenetukan  daftar  kebutuhan  website  bedasarkan  hasil  tahap  sebelumnya
Gambar 4. Sitemap Website FOCUS 4.2 Pengembangan Antarmuka
Gambar  14  menjelaskan  bahwa  prototype  yang  telah  dibuat  terdapat  ikon  cari  dan  memudahkan  pengguna  untuk  mengetahui  bahwa  kolom  tersebut  merupakan  kolom  pencarian

Referensi

Dokumen terkait

a) Basket Untuk Kesehatan Fisik: Keuntungan nomor satu dari bermain basket adalah anak-anak dapat meningkatkan kesehatan fisik mereka. Olahraga basket sangat

Sedangkan hasil kegiatan ini diharapkan adalah dapat mendorong kebijakan dalam pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan energi, pengelolaan sumber daya mineral dan

Pemenuhan syarat teknis untuk mendirikan TUK bidang teknik pengelasan fokus pada 3 bagian proses yaitu teori, praktek dan pengujian dengan tujuan agar kegiatan

1) Data hasil belajar psikomorik didpatkan dari hasil keterampilan proses siswa. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang melalui pengamatan

Makna potensi desa adalah pada permintaan dari produk (barang atau jasa) yang akan ditawarkan melalui BUMDes dengan mengedepankan pendekatan pasar atau jumlah permintaan, dari

Sesuai dengan prinsip pendidikan bahwa manusia adalah subjek dalam proses pendidikan, setiap jenjang pendidikan memiliki tugas tertentu yang berbeda dari jenjang lainnya,

Lalu dalam jika sebelumnya kita memilih navigasi pegawai maka terdapat pula 2 navigasi yaitu navigasi proses dapat memproses jumlah total gaji dari pegawai dan navigasi cari

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada kesiapan dosen akuntansi yang terdiri dari kesiapan individu