• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perumahsakitan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perumahsakitan."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bentuk pemenuhan hak atas kesehatan, pemerintah memberikan jalan bagi pihak swasta yang ingin berpartisipasi dalam memberikan pelayanan publik dibidang kesehatan. Salah satunya adalah dengan mendirikan Rumah Sakit. Dewasa ini, pendirian Rumah Sakit sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan terkait. Pada Pasal 7 Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ditegaskan bahwa “Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan”.

Substansi pasal ini menegaskan bahwa swasta yang menyelenggarakan rumah sakit harus berbentuk badan hukum yang kegiatannya hanya bergerak di bidang perumahsakitan saja, dengan kata lain bidang kegiatan rumah sakit merupakan bidang kegiatan yang khusus rumah sakit yang tidak bisa dicampur dengan bidang kegiatan lain1. Alasan hukum kenapa Rumah Sakit harus dalam bentuk badan hukum yang merupakan bidang atau kegiatan khusus dari yayasan atau perkumpulan atau perseroan terbatas tersendiri, ditegaskan dalam Penjelasan Pasal 7 ayat (4) yaitu : “Kegiatan usaha hanya bergerak di

1 Habib Adjie, “Pendirian Rumah Sakit Oleh Swasta Harus Berbentuk Badan Hukum

Sebagai Kegiatan Atau Usaha Khusus”, diambil dari

http://habibadjie.dosen.narotama.ac.id/files/2013/07/RUMAH-SAKIT-SEBAGAI-KEGIATAN-USAHA-KHUSUS.pdf , Sabtu 02 April 2016 pukul 10:11, hlm 1-2.

(2)

bidang perumahsakitan dimaksudkan untuk melindungi usaha rumah sakit agar terhindar dari risiko akibat kegiatan usaha lain yang dimiliki oleh badan hukum pemilik rumah sakit.”

Substansi dari kedua pasal ini dapat ditafsirkan bahwa Rumah Sakit Publik (oleh swasta) didirikan dengan maksud nirlaba, maka badan hukum penyelenggaranya harus Yayasan atau Perkumpulan, sedangkan untuk mengelola Rumah Sakit Privat (oleh swasta) dengan maksud mencari untung (laba) badan hukumnya berbentuk Perseroan Terbatas.

Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan Purna Yudha adalah suatu yayasan yang bergerak dibidang sosial dan pendidikan, didirikan pada 19 September 1984 oleh beberapa orang Purnawirawan TNI, berdasarkan akta pendirian No 45 dibuat oleh Notaris Daliso Rudianto, SH. Semenjak tahun 1985, yayasan aktif menjalankan usaha dibidang sosial yaitu dengan mendirikan Rumah Sakit, dimana pendirian RS bernama Patmasuri tersebut sudah mendapatkan Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.

Pada tanggal 15 Mei 2008, Yayasan Purna Yudha bermaksud mengubah maksud dan tujuan pendirian yayasan menjadi yayasan yang bergerak dalam bidang sosial. Perubahan maksud dan tujuan yayasan

(3)

tersebut tertera dalam Pernyataan Keputusan Rapat yang dibuat dihadapan Notaris RA. Sri Harini Saraswati Mintorogo.

Selama kurun waktu berdirinya yayasan hingga tahun 2008, kegiatan usaha yang dijalankan yayasan berjalan lancar hingga pada tanggal 10 Maret 2009, pengurus yayasan mendapat gugatan perbuatan melawan hukum atas kepemilikan tidak sah RS Patmasuri yang diajukan oleh Marsda TNI Sugiantoro dan Wawan Gunawan dimana keduanya adalam Ketua dan Wakil Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Selanjutnya disebut LVRI DIY) melalui Pengadilan Negeri Bantul.

Penggugat dalam perkara ini Marsda TNI (Purn) Sugiantoro dan Kol (Purn) Drs. H. Wawan Gunawan yang merupakan Ketua dan Wakil Ketua DPD LVRI DIY dalam dalil gugatannya berpendapat bahwa Yayasan Purna Yudha adalah Yayasan yang dibentuk berdasarkan anak organisasi LVRI yang dibentuk atas kehendak Penggugat dan diberikan kepercayaan untuk melaksanakan dan menangani Rumah Sakit oleh Penggugat, berdasarkan SKEP-32/MDLV/II/1985 MADA LVRI DIY tentang “Pendirian Rumah Sakit Veteran RI “Patma Suri” di Yogyakarta”.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Bantul dalam putusannya Nomor 13/PDT.G/2009/PN.BTL mengabulkan gugatan Penggugat dan menetapkan Penggugat sebagai pemilik, pengelola, dan pelaksana Rumah Sakit yang Sah sepanjang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta Nomor 40/PDT/2010/PTY.

(4)

Selanjutnya, Pengurus Yayasan Purna Yudha mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung RI, dimana dalam Putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011, menolak permohonan kasasi pemohon dan secara otomatis memperkuat putusan Judex Facti.

Dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 1817/K/PDT/2011, kepemilikan RS Patmasuri dialihkan kepada Penggugat. Hal ini menimbulkan permasalahan, mengingat Yayasan Purna Yudha adalah yayasan yang memiliki izin pendirian Rumah Sakit Patmasuri (dibuktikan dengan akta pendirian dan Perubahan Yayasan, Ijin Rumah Sakit atas Nama Yayasan).

Kasus sengketa kepemilikan RS Patmasuri menarik untuk dibahas, dikarenakan putusan Mahkamah Agung yang menguatkan Judex Facti memiliki masalah dalam pelaksanaan eksekusinya, mengingat dalam UNDANG-UNDANG No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang diturunkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 159b/MEN.KES/PER/II/1988 menyebutkan bahwa Rumah Sakit swasta hanya boleh dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan yang sudah disahkan sebagai Badan Hukum, dan Badan Hukum lain yang bersifat sosial.

(5)

Padahal sebagai badan hukum, Yayasan Purna Yudha sudah dapat dikatakan sah memiliki RS Patmasuri. Yayasan Purna Yudha memiliki ijin-ijin yang dikeluarkan oleh instansi berwenang2.

Berbeda dengan DPD LVRI DIY sebagai pihak yang me-klaim kepemilikan RS Patmasuri. Legiun Veteran Republik Indonesia atau LVRI adalah organisasi yang menghimpun para veteran Republik Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia, negara perlu memberikan penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan tenaganya secara aktif atas dasar sukarela dalam ikatan kesatuan bersenjata baik resmi maupun kelaskaran dalam memperjuangkan, membela dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mereka yang tergabung aktif dalam penugasan dibawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa3. Jika dilihat dari sejarah berdirinya LVRI, merupakan Organisasi Masyarakat yang menghimpun Veteran di Indonesia, dan tidak dikategorikan sebagai badan hukum yang bergerak di bidang sosial.

Hal menarik lainnya dalam kasus ini yaitu proses pemeriksaan perkara dalam sidang, dimana akta-akta otentik yang diajukan oleh Pengurus Yayasan Purna Yudha justru tidak dimasukkan sebagai

2Dibuktikan oleh Keputusn Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 0433/YAN.MED/RSKS/1985 tentang Pemberian Izin Sementara Kepada Yayasan Purna Yudha yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No 52 Yogyakarta untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Bedah Patmasuri Jalan Mayjen Panjaitan No 25 Yogyakarta dan diperpanjang setiap tahunnya hingga dikeluarkan ijin terbaru melalui Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul, kepada Pimpinan Yayasan Purna Yudha No 6329/DP/059/XII/2013. Untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum Tipe D yang berlaku dari tanggal 06 Desember 2013 hingga 05 Desember 2018.

(6)

pertimbangan hakim dalam memutus perkara. Dalam pertimbangan hukumnya, Hakim justru menjadikan SKEP (Surat Keputusan) yang dikeluarkan oleh DPD LVRI DIY sebagai alat bukti yang kuat menjadi pertimbangan untuk mengabulkan gugatan terhadap kepemilikan RS Patmasuri oleh LVRI DIY.

Akta otentik yang menunjukkan kepemilikan secara sah Yayasan Purna Yudha terhadap RS Patmasuri diantaranya:

1. Akta pendirian yang dibuat oleh Notaris Daliso Rudianto, S.H. No 45 tertanggal 19 September 1984;

2. Akta Pernyataan Keputusan Rapat yang dibuat oleh Notaris R. Ay. Sri Harini Saraswati Mintorogo, SH. Nomor 33 tertanggal 15 Mei 2008;

3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dengan Nomor 503/2134/2003 tentang Surat Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Kepada Yayasan Purna Yudha.

Pasca diterbitkannya Putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011 pada hari Senin, tanggal 19 Maret 2012, telah terjadi suatu pertemuan yang melahirkan adanya Keputusan Bersama antara Yayasan Purna Yudha dengan DPD LVRI Daerah Istimera Yogyakarta. Pada pertemuan yang terjadi pada hari Rabu, 12 September 2012 kedua belah pihak telah menyepakati beberapa hal, diantaranya :

(7)

1. Merubah susunan Kepengurusan Yayasan Purna Yudha meliputi Organ Pembina, Pengurus, dan Pengawas sehingga mencerminkan kebersamaan;

2. Pengurus Yayasan Purna Yudha yang lama menyerahkan Rumah Sakit Umum Patmasuri beserta asetnya kepada Ketua DPD Legiun Veteran RI Yogyakarta;

3. Kemudian oleh Ketua DPD Legiun Veteran RI Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Patmasuri beserta asetnya diserahkan kembali kepada Kepengurusan Yayasan Purna Yudha yang baru untuk dikelola.

Keputusan bersama yang pada awalnya dimaksudkan untuk menengahi sengketa antara Yayasan Purna Yudha dan DPD LVRI Yogyakarta pasca Putusan Mahkamah Agung justru menimbulkan permasalahan baru. Pasca keputusan bersama tersebut justru terjadi dualisme kepemimpinan, karena pada kenyataannya RS Patmasuri masih dikelola oleh Yayasan Purna Yudha, dengan kondisi Pengurus Yayasan Purna Yudha diwajibkan menyetor sejumlah uang dari hasil RS Patmasuri kepada DPD LVRI DIY.4

Melihat sengketa antara Yayasan Purna Yudha dengan DPD LVRI DIY mengenai kepemilikan RS Patmasuri, membuat penulis tertarik untuk membahas kasus kasus tersebut dan menganalisisnya berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, dalam kasus ini

4 Wawancara awal dengan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Purna Yudha, Ari Pranowo pada hari Senin, tanggal 28 Maret 2016.

(8)

terlihat peran Notaris yang penting untuk dikaji. Diantaranya adalah Akta Pendirian Notaris Daliso Rudianto, yang menunjukkan Yayasan Purna Yudha merupakan yayasan yang berdiri sendiri, bukan bagian dari LVRI dan bukan yayasan yang didirikan untuk menjalankan maksud dan tujuan LVRI. Selain itu terdapat juga Akta Pernyataan Keputusan Rapat oleh Notaris Sri Harini yang menunjukkan maksud dan tujuan yayasan di bidang sosial, dengan mendirikan beberapa sarana kesehatam salah satunya adalah Rumah Sakit. Selain itu, terdapat juga Surat Keteragan yang dibuat oleh Notaris Daliso Rudianto yang membenarkan Yayasan Purna Yudha didirikan oleh pribadi-pribadi, bukan atas nama instansi manapun dan tidak terafiliasi oleh organisasi atau instansi manapun.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa implikasi yuridis Putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011 terhadap Kepemilikan RS Patmasuri?

2. Bagaimana tanggung jawab notaris terhadap akta yang dibuatnya dalam sengketa antara Yayasan Purna Yudha dan LVRI?

(9)

C. Keaslian Penelitian

Setelah dilakukan pencarian pada direktori disertasi, penelitian tesis, dan skripsi di Universitas Gadjah Mada, penulis tidak menemukan satupun hasil penelitian yang membahas mengenai implikasi yuridis kepemilikan yayasan pasca terbitnya putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011. Meskipun ada beberapa penelitian yang penulis temukan menyerupai dengan penelitian yang penulis lakukan, diantaranya: 1. Tesis Karya Dedi Riswanto, Tahun 2015 dengan judul tinjauan yuridis

penggunaan harta kekayaan yayasan yang diserahkan kepada badan hukum lain dalam hal pembubaran yayasan rumusan masalah nya adalah:

a. Bagaimana penggunaan harta kekayaan harta kekayaan yayasan yang diserahkan kepada badan hukum lain dalam hal pembubaran yayasan (apakah pengalihan tersebut dibenarkan secara hukum)? b. Bagaimana kriteria penentuan kegiatan sejenis dari badan hukum

yang dapat menerima pengalihan sisa harta kekayaan tersebut?5 Tesis ini berbeda dengan penelitian diatas karena dalam Tesis tersebut berfokus pada penyerahan harta yayasan yang diserahkan pada badan hukum lain dalam hal pembubaran yayasan. Sedangkan dalam penelitian ini, Yayasan yang menjadi Objek penelitian tidaklah bubar melainkan dialihkan kepemilikan melalui gugatan perbuatan melawan hukum oleh Legiun Veteran Indonesia.

5 Dedi Riswanto, 2015, Tunjauan Yuridis Penggunaan Harta Kekayaan Yayasan yang diserahkan Kepada Badan Hukum Lain dalam hal Pembubaran Yayasan, Tesis-UGM, Yogyakarta.

(10)

2. Tesis karya Endri Heriyanto, tahun 2015 dengan judul status badan hukum yayasan yang dibentuk oleh lembaga pemetrintah (studi pada yayasan universitas gadjah mada) yang rumusan masalahnya adalah : a. Bagaimanakah status badan hukum yayasan universitas gadjah

mada yang dibentuk Universitas Gadjah Mada setelah berlakunya Undang-Undang Yayasan?

b. Bagaimanakah tata kelola Yayasan Universitas Gadjah Mada setelah berlakunya Undang-Undang Yayasan?6

Tesis ini berbeda dengan penelitian diatas karena objek penelitian dalam tesis ini adalah status hukum yayasan, bukan kepemilikan aset yayasan sebagaimana diteliti penulis dalam penelitian ini.

3. Tesis karya Narni Nanda Yuliani, tahun 2008 dengan judul Perubahan status yayasan menjadi perseroan terbatas dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas : Studi terhadap perubahan Yayasan RS Selaguri menjadi PT RS Selaguri Citratama Medika Padang, rumusan masalahnya adalah :

a. Bagaimana prosedur perubahan yayasan RS Selaguri menjadi PT RS Selaguri?

b. Bagaimana penyusunan organ PT atas organ yayasan terdahulu serta bagaimana pembagian sahamnya?

6 Endri Heriyanto, 2015, Status Badan Hukum Yayasan yang dibentuk Oleh Lembaga Pemerintah : Studi pada Yayasan Universitas Gadjah Mada, Tesis-UGM, Yogyakarta.

(11)

c. Apa yang menjadi kendala dalam proses perubahan dtatus yayasan menjadi PT Selaguri?7

Tesis ini berbeda dengan penelitian diatas karena permasalahan utama yang dibahas adalah prosedur perubahan yayasan Rumah Sakit serta akibat hukum atas perubahan Yayasan Rumah Sakit menjadi Perseroan Terbatas. Sedangkan permasalahan utama yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah tinjauan yuridis mengenai Putusan Mahkamah Agung yang mengalihkan kepemilikan Rumah Sakit Patmasuri dari Yayasan Purna Yudha kepada LVRI DPD DIY.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tesis ini, maka manfaat yang dharapkan dapar diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritik

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai yayasan terutama dalam hal yayasan sebagai pemilik rumah sakit;

b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai implikasi yuridis dari Putusan Mahkamah Agung terhadap legal standing yayasan sebagai pemilik aset.

2. Secara Praktik

7 Narni Nanda Yuliani, 2008, Perubahan Status Yayasan Menjadi Perseroan Terbatas dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas: Studi terhadap Perubahan Yayasan RS Selaguri menjadi PT RS Selaguri Citratama Medika Padang”, Tesis-UGM, Yogyakarta.

(12)

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada notaris dalam kegiatannya membantu proses pendirian yayasan, pasca diterbitkannya Putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011;

2) Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tata cara pendirian serta pengaturan badan usaha pada yayasan.

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukanya penelitian terhadap permasalahan ini adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman sebagai mahasiswa guna melengkapi persyaratan untuk meraih gelar Magister Kenotariatan (S2) pada Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dengan diadakannya penelitian ini adalah :

1) Menganalisa implikasi yuridis pasca diterbitkannya Putusan Mahkamah Agung No 1817/K/PDT/2011 terhadap Kepemilikan RS Patmasuri;

2) Menganalisa tanggung jawab notaris terhadap akta yang dibuatnya dalam sengketa antara Yayasan Purna Yudha dan LVRI.

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari paparan diatas, supaya tesis ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah ada maka tesis ini berisikan tentang penelitian terhadap penafsiran

Pada penelitian ini akan membahas tentang apakah pengaruh kualitas pelayanan, citra rumah sakit, dan kepercayaan terhadap loyalitas pasien melalui kepuasan pasien

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG

Terkait deskripsi yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Proses Pengelolaan Limbah Padat di Rumah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas yaitu: Apakah karakteristik celebrity endorser berpengaruh

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas Akhir ini adalah bagaimana melakukan perbaikan

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Efek Moderator Kepemimpinan Transformasional Terhadap Hubungan antara

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan diatas maka penulis mencoba menganalisa kekuatan memanjang kapal akibat perubahan panjang yang akan disajikan dengan judul “ANALISIS KEKUATAN