• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKjIP Tahun 2020 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU RINGKASAN EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKjIP Tahun 2020 PENGADILAN NEGERI PEKANBARU RINGKASAN EKSEKUTIF"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Selama tahun 2020, Pengadilan Negeri Pekanbaru telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada tahun 2020, Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 4 (empat) sasaran strategis, dan sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 21 (dua puluh satu) indikator kinerja.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2020 terdapat sasaran strategis yang berhasil di laksanakan dengan baik yaitu sasaran terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel (93,5%), sedangkan sasaran meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan (93,3%), sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara (92,8%) dan sasaran meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan (90%).

Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah sebesar 92%. Rincian pencapaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

(4)

iv

SASARAN STRATEGIS I

TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%)

a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan

100% 100% 100%

d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu

77% 85% 110%

f. Persentase perkara perdata khusus

yang diselesaikan tepat waktu 25% 26% 104%

g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu

99% 99,8% 100,8%

h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu

100% 100% 100%

i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding

89% 91% 102%

j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi

94% 90% 96%

k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali

99% 99,5% 100,5%

l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

3% 0% 0%

m. Index kepuasaan pencari peradilan 90% 91,44% 101,6%

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I

93.5%

(5)

v

SASARAN STRATEGIS II

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%)

a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100% 87,4% 87,4%

b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100% 100% 100%

c. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

3% 2,3% 76,7%

d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100%

e. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 100% 100%

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis II

92,8%

SASARAN STRATEGIS III

MENINGKATNYA AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TERPINGGIRKAN

INDIKATOR KINERJA TARGET (%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%)

a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan

77% 66,67% 86,6%

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)

100% 100% 100%

(6)

vi

SASARAN STRATEGIS IV

MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(%)

REALISASI (%)

CAPAIAN (%)

Persentase putusan perkara perdata yang

ditindaklanjuti (dieksekusi) 31% 28% 90%

(7)

vii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Kedudukan Tugas dan Fungsi ... 1

C. Struktur Organisasi ... 3

D. Issu Strategis ... 5

E. Sistematika Penyajian ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 2020-2024 ... 8

1. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 8

2. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 9

B. Rencana Kinerja Tahun 2020 ... 15

C. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2019 A. Capaian Kinerja Organisasi ... 22

B. Realisasi Anggaran ... 71 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 75 B. Saran... 76 LAMPIRAN 1. Penghargaan 2. Struktur Organisasi 3. Indikator Kinerja Utama

4. Rencana Kinerja Utama Tahun 2020 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 6. Matrik reviu renstra 2020-2024 7. Pengukuran Kinerja Per Triwulan 8. Pengukuran Kinerja

9. Pernyataan Telah Direviu 10. Checklist Reviu

11. SK Penyusunan LKjIP

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kinerja organisasi merupakan hasil yang diharapkan pada reformasi birokrasi di area akuntabilitas. Untuk itu perlu adanya pengukuran pada tiap sasaran strategis dengan indikator kinerjanya sehingga bisa diperoleh gambaran progres kerja yang mencerminkan kinerja lembaga.

Pengadilan Negeri Pekanbaru berupaya mengoptimalkan pencapaian kinerja dan secara periodik menyusun laporan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur, serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja sehingga dapat menjadi bahan evaluasi sebagai upaya perbaikan berkesinambungan dalam meningkatkan kinerja di waktu yang akan datang.

Penyusunan LKjiP Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan secara teknis berpedoman pada Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai salah satu badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman memiliki tugas pokok yaitu menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya oleh para pencari keadilan, sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, yang terakhir telah diubah dengan Undang-undang Nomor 49 tahun 2009 beserta penjelasannya. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, maka Pengadilan Negeri mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :

1. Fungsi Mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelasaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama.

(9)

2 2. Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti, dan melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat Pengadilan Negeri, serta menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

3. Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk, serta teguran dan peringatan kepada pejabat struktural dan fungsional serta jajaran staf Pengadilan Negeri Pekanbaru yang berada dibawah binaannya, baik mengenai administrasi teknis peradilan maupun administrasi umum dan pembangunan.

4. Fungsi Nasehat, yakni memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

5. Fungsi Mediator, sebelum memutus suatu perkara yang diajukan oleh para Pihak, maka harus dilakukan upaya mediasi untuk mendamaikan para pihak. (Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2008)

6. Fungsi Administratif, yakni menyelenggarakan administrasi teknis yang dikelola oleh kepaniteraan perdata, kepaniteraan pidana, kepaniteraan hukum ,kepaniteraan phi, kepaniteraan tipikor dan menyelenggarakan administrasi umum yang dikelola oleh sub bagian perencanaan, ti dan pelaporan, sub bagian umum dan keuangan, dan sub bagian kepegawaian dan ortala.

7. Fungsi lainnya :

a. Penyelenggaraan Sistem Informasi melalui perangkat teknologi informasi berbasis Keterbukaan dan Transparansi Informasi dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan putusan dan biaya perkara dalam proses persidangan. (Pasal 52A Undang-undang Nomor 49 tahun 2009 tentang Peradilan Umum jo. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Keterbukaan Informasi, jo. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan).

b. Menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan yang baik. (Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme jo. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/01/SK/I/2010 jo. SK Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 02/SK/SEK/I/2010 jo. SK Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI Nomor 002/SK/BUA/I/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyerapan Anggaran

(10)

3 APBN di lingkungan Mahkamah Agung dan 4 (empat) lingkungan Badan Peradilan dibawahnya).

C. STRUKTUR ORGANISASI

Pada Tahun 2016, struktur organisasi dan numenklatur jabatan Pengadilan Negeri Pekanbaru mengalami perubahan, mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.

Pada numenklatur yang baru, jabatan Panitera dan jabatan Sekretaris terpisah. Bagan Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai berikut :

(11)
(12)

5 D. ISSU STRATEGIS

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Negeri Pekanbaru masih dihadapkan oleh beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja peradilan. Berikut beberapa hal yang menjadi isu strategis di Pengadilan Negeri Pekanbaru adalah :

Permasalahan utama (strategic issued) yang dihadapi oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Permasalahan Internal

a. Kekurangan sumber daya manusia, baik dibidang teknis maupun non teknis peradilan, karena ada beberapa pegawai yang memasuki masa pensiun.

b. Adanya pegawai yang memiliki pekerjaan jabatan rangkap sehingga dapat menyebabkan lambatnya performa penyelesaian pekerjaan.

c. Anggaran untuk sarana dan prasarana Kantor masih kurang sehingga mempengaruhi kinerja.

d. Anggaran yang diterima belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan anggaran yang telah diusulkan.

2. Permasalahan Eksternal

a. Masih adanya perilaku masyarakat para pencari keadilan baik secara langsung maupun tidak langsung yang ingin mempengaruhi keputusan dan independensi Hakim. b. Masih adanya masyarakat yang tidak menghormati lembaga peradilan dan menjurus

ke arah Contemp of Court.

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru selama tahun 2020. Capaian kinerja 2020 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2020 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa mendatang. Dengan demikian sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, pada bab ini diisajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

(13)

6 Bab II : Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja

tahunan yang terdiri 3 (tiga) sub bab yaitu : A. Rencana Strategis 2020-2024 a. Visi b. Misi c. Tujuan d. Sasaran B. Rencana Kinerja C. Perjanjian Kinerja

Bab III : Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari 2 (dua) sub bab yaitu : A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

4. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

5. Analisa atas efisiensi penggunaan sumber daya.

6. Analisa program/kegiatan yang menunjangkeberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV : Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan capaian kinerja.

(14)

7 Pada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2020 ini turut dilampirkan dokumen sebagai berikut :

1. Surat Keputusan Pembentukan Tim Penyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

2. Reviu Indikator Kinerja Utama

3. Reviu Rencana Strategis Tahun 2020-2024 4. Rencana Kinerja Tahun 2020

5. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 6. Dokumen lain yang dianggap perlu

(15)

8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

a. Rencana Strategis 2015 – 2019

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 memberi mandat bahwa salah satu arah rencana pembangunan jangka panjang adalah pemantapan kelembagaan hukum yang antara lain meliputi penataan kedudukan, fungsi dan peranan institusi hukum termasuk badan peradilan, organisasi profesi hukum, serta organisasi hukum lainnya agar semakin berkemampuan untuk mewujudkan ketertiban; kepastian hukum; dan memberikan keadilan kepada masyarakat banyak serta mendukung pembangunan. Selanjutnya dalam RPJPN dinyatakan bahwa tahapan pembangunan aparatur negara pada RPJMN 2020-2024 diarahkan pada peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap.

Berdasarkan RPJMN tersebut, Pengadilan Negeri Pekanbaru menyusun Rencana Strategis 2020-2024 mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung RI, yang memuat visi dan misi yang merupakan acuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang lebih terarah dan perumusan sasaran organisasi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan program dan kegiatan.

VISI

Visi Pengadilan Negeri Pekanbaru mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yaitu : “TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU YANG AGUNG”

Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk menjadikan Pengadilan Negeri Pekanbaru sebagai lembaga peradilan yang dihormati dan memilki keluhuran dan kemuliaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara.

MISI

1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.

1. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS a. Tujuan

Dari visi dan misi yang telah dirumuskan, selanjutnya ditetapkan tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru, sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan

(16)

9 b. Sasaran Strategis

Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru menetapkan 4 (empat) Sasaran Strategis untuk tahun 2020-2024 sebagai berikut:

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

2. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK a. Program Utama

Keempat sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapai Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam tahun 2020 – 2024. Untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis, maka Pengadilan Negeri Pekanbaru mempunyai program, sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung b. Kegiatan Pokok

1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

(17)

10 REVIU MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020 – 2024

PENGADILAN NEGERI PEKANBARU Visi : Terwujudnya Pengadilan Negeri Pekanbaru Yang Agung

Misi : 1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Pekanbaru.

2. Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari Keadilan. 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Pekanbaru. 4. Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Tujuan

Target Jangka Meneng

ah

Sasaran Target Strategis

Uraian Indikator kinerja

Uraian Indikator kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 Program Kegiatan Indikator Kegiatan Target Anggaran Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasanny a terpenuhi Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum : - Banding - Kasasi - PK 80% Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% 1.Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 2.Peningkata n Manajemen Peradilan Umum 2.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 1. Perkara peradilan umum yang diselesaik an ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2. Jumlah pengada an peralatan /fasilitas kantor di Lingkung an Mahkama 1. 938 Perkar a 2. 12 layana n 3. 5 layana n 633.980.000 14.144.597.0 00 225.000.000 b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%

(18)

11 h Agung e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu 77% 85% 85% 86% 86% f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu 25% 25% 26% 28% 30% g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu 99% 99% 99% 100% 100% h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 89% 90% 90% 91% 92% j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi 94% 90% 90% 91% 92%

(19)

12 k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali 99% 99% 99% 99% 99% l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi 3% 2% 2% 3% 3% m. Index kepuasaan pencari peradilan 90% 91% 91% 92% 92% Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu 100% 87% 87% 88% 89% b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% c. Persentase perkara yang diselesaikan 3% 2% 3% 3% 3%

(20)

13 melalui mediasi d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% e. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus 100% 100% 100% 100% 100% Setiap pencari keadilan dapat menjangkau Badan Peradilan Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum 100% Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 77% 70% 73% 76% 77%

(21)

14 b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 100% 100% Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 31% 28% 29% 30% 31%

(22)

15

B. RENCANA KERJA TAHUN 2020

Rencana Kinerja tahun 2020 Pengadilan Negeri Pekanbaru memuat angka target kinerja tahun 2020 untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam periode tahun 2020. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja.

RENCANA KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2020

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan 100% 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 2.Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 1.Peningkata n Manajemen Peradilan Umum 2.Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 1.Perkara peradilan umum yang diselesaikan ditingkat pertama dan banding secara tepat waktu 2.Penyelenggar aan operasional perkantoran dan non operasional satker daerah 1. 835 Perkara 2. 1 layanan 633.980.000 14.144.597.000 b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan 100% c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan 100% d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan 100%

(23)

16 3.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 3.Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 3.Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi 3. 1 layanan 225.000.000 e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu 77% f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu 25% g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu 99% h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu 100% i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 89% j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi 94%

(24)

17 k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali 99% l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi 3% m. Index kepuasaan pencari peradilan 90% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100%

b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

(25)

18 c. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi 3% d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan

Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu 100% e. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 77% b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang 100%

(26)

19 mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti

(dieksekusi)

(27)

20

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN NEGERI PEKANBARU TAHUN 2020

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan

100%

b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan

100%

c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan

100%

d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan

100%

e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu

77%

f. Persentase perkara perdata khusus

yang diselesaikan tepat waktu 25% g. Persentase perkara pidana yang

diselesaikan tepat waktu

99%

h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu

100%

i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding

89%

j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi

94%

k. Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum peninjauan

(28)

21 kembali

l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

3%

m. Index kepuasaan pencari peradilan 90% 2. Peningkatan

Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian

a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100%

Perkara b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100%

c. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

3%

d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100%

e. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan

77%

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)

100%

4. Meningkatnya Kepatuhan

Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

(29)

22

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi indikator masing-masing sasaran strategis. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh data capaian kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun 2020 adalah sebesar 92%.

Urutan sasaran yang memperoleh capaian kinerja dari yang paling tinggi hingga terendah adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel (93,5%) 2. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan (93,3%) 3. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara (92,8%)

4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan (90%)

Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Pekanbaru Tahun 2020

1. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara perdata yang

diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

c. Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan

100% 100% 100%

d. Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu

77% 85% 110%

f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu

25% 26% 104%

g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan

(30)

23 tepat waktu

h. Persentase perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu

100% 100% 100%

i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding

89% 91% 102%

j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi

94% 90% 96%

k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali

99% 99,5% 100,5%

l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

3% 0% 0%

m. Index kepuasaan pencari peradilan 90% 91,44% 101,6% 2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian perkara

a. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100% 87,4% 87,4%

b. Persentase salinan putusan perkara pidana yang dikirim kepada para pihak tepat waktu

100% 100% 100%

c. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

3% 2,3% 76,7%

d. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100%

e. Persentase Putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 100% 100%

3. Meningkatnya Akses Peradilan

a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan

(31)

24 bagi Masyarakat

Miskin dan Terpinggirkan

b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 100% 100% 100% 4. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)

31% 28% 90%

Perbandingan antara realisasi dengan target Capaian = Realisasi x 100%

Target

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja pada tiap sasaran strategis : Sasaran 1 : Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam memberikan peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Sasaran ini terdiri dari tiga belas indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:

Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan

100% 100% 100%

b. Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

c. Persentase sisa perkara

pidana yang diselesaikan 100% 100% 100% d. Persentase sisa perkara

pidana khusus yang diselesaikan

100% 100% 100%

e. Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat wakt

77% 85% 110%

f. Persentase perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu

25% 26% 104%

g. Persentase perkara pidana yang diselesaikan tepat wakt

(32)

25 h. Persentase perkara pidana

khusus yang diselesaikan tepat waktu

100% 100% 100%

i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding

89% 91% 102%

j. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi

94% 90% 96%

k. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali

99% 99,5% 100,5%

l. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

3% 0% 0%

m. Index kepuasaan pencari

peradilan 90% 91,44% 101,6%

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 93,5%

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut : SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 1 : Persentase Sisa Perkara Perdata yang Diselesaikan

 Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara perdata yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara perdata yang harus diselesaikan.

 Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara perdata tahun 2019 yang diselesaikan pada tahun 2020.

 Sisa perkara Perdata adalah perkara perdata yang belum diputus pada tahun sebelumnya.

Persentase Sisa Perkara Perdata Yang Diselesaikan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016

Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan

(33)

26 Sisa perkara perdata tahun 2019 sebanyak 136 perkara dan pada tahun 2020 diputus seluruhnya sebanyak 136 perkara (100%) sehingga capaiannya sebesar 100%. Adapun perkara perdata yang diselesaikan pada tahun 2019 sebagaimana tabel berikut :

Perkara Sisa 2019 Sisa perkara 2019 yang

diselesaikan tahun 2020 Perdata Gugatan 103 103 Perdata Permohonan 14 14 Gugatan Sederhana 14 14 Perlawanan (Derden Verzet) 5 5 Jumlah 136 136

Perbandingan sisa perkara perdata Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Sisa perkara perdata yang harus

diselesaikan

Sisa perkara perdata yang diselesaikan

Realisasi Target Capaian

2020 136 136 100% 100% 100%

2019 143 143 100% 100% 100%

2018 144 143 99.3% 100% 99.3%

2017 154 154 100% 100% 100%

2016 100 100 100% 100% 100%

Pengadilan Negeri Pekanbaru secara konsisten berhasil menyelesaikan sisa perkara perdata setiap tahunnya sehingga tidak terjadi tunggakan atau penumpukan sisa perkara pada tahun berikutnya.

SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 2 : Persentase Sisa Perkara Perdata Khusus yang Diselesaikan

 Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara perdata khusus yang harus diselesaikan.

 Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara perdata khusus tahun 2019 yang diselesaikan pada tahun 2020.

(34)

27

 Sisa perkara perdata khusus adalah perkara perdata khusus yang belum diputus pada tahun sebelumnya.

Persentase Sisa Perkara Perdata Khusus Yang Diselesaikan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase sisa perkara perdata khusus yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sisa perkara perdata khusus (PHI) tahun 2019 sebanyak 26 perkara dan pada tahun 2020 diputus seluruhnya sebanyak 26 perkara (100%) sehingga capaiannya sebesar 100%. Adapun perkara perdata khusus (PHI) yang diselesaikan pada tahun 2020 sebagaimana tabel berikut :

Perkara Sisa 2019 Sisa perkara 2019 yang

diselesaikan tahun 2020 Perselisihan Hubungan

Industrial (PHI) 26 26

Perbandingan sisa perkara perdata khusus (PHI) Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Sisa perkara perdata khusus (PHI) yang harus

diselesaikan

Sisa perkara perdata khusus (PHI) yang

diselesaikan

Realisasi Target Capaian

2020 26 26 100% 100% 100%

2019 34 34 100% 100% 100%

2018 33 33 100% 100% 100%

2017 28 28 100% 100% 100%

2016 16 16 100% 100% 100%

Pengadilan Negeri Pekanbaru secara konsisten berhasil menyelesaikan sisa perkara perdata khusus (PHI) setiap tahunnya sehingga tidak terjadi tunggakan atau penumpukan sisa perkara pada tahun berikutnya sesuai dengan target yang telah ditentukan.

(35)

28 SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 3 : Persentase Sisa Perkara Pidana yang Diselesaikan

 Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara pidana yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara pidana yang harus diselesaikan.

 Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara pidana tahun 2019 yang diselesaikan pada tahun 2020.

 Sisa perkara pidana adalah perkara pidana yang belum diputus pada tahun sebelumnya. Persentase Sisa Perkara Pidana Yang Diselesaikan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016

Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sisa perkara pidana tahun 2019 sebanyak 221 perkara dan pada tahun 2020 diputus seluruhnya sebanyak 221 perkara (100%) sehingga capaiannya sebesar 100%. Adapun perkara pidana yang diselesaikan pada tahun 2020 sebagaimana tabel berikut :

Perkara Sisa 2019 Sisa perkara 2019 yang

diselesaikan tahun 2020

Pidana Biasa 219 219

Pidana Singkat 0 0

Pidana Cepat 0 0

Pidana Anak 1 1

Pidana Pra Peradilan 1 1

Perkara Lalu Lintas - -

Perbandingan sisa perkara pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Sisa perkara pidana yang harus diselesaikan

Sisa perkara pidana yang diselesaikan

Realisasi Target Capaian

2020 221 221 100% 100% 100%

2019 298 298 100% 100% 100%

2018 184 184 100% 100% 100%

2017 257 257 100% 100% 100%

(36)

29 Pengadilan Negeri Pekanbaru secara konsisten berhasil menyelesaikan sisa perkara pidana setiap tahunnya sehingga tidak terjadi tunggakan atau penumpukan sisa perkara pada tahun berikutnya sesuai dengan target yang telah ditentukan.

SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 4 : Persentase Sisa Perkara Pidana Khusus yang Diselesaikan

 Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara pidana khusus yang harus diselesaikan.

 Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara pidana khusus tahun 2019 yang diselesaikan pada tahun 2020.

 Sisa perkara pidana khusus adalah perkara pidana khusus yang belum diputus pada tahun sebelumnya.

Persentase Sisa Perkara Pidana Khusus Yang Diselesaikan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase sisa perkara pidana khusus yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sisa perkara pidana khusus (tipikor) tahun 2019 sebanyak 18 perkara dan pada tahun 2020 diputus seluruhnya sebanyak 18 perkara (100%) sehingga capaiannya sebesar 100%. Adapun perkara pidana khusus (tipikor) yang diselesaikan pada tahun 2020 sebagaimana tabel berikut :

Perkara Sisa 2019 Sisa perkara 2019 yang

diselesaikan tahun 2020

Pidana Tipikor 18 18

Perbandingan sisa perkara pidana Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Sisa perkara pidana khusus (tipikor)

yang harus diselesaikan

Sisa perkara pidana khusus (tipikor) yang diselesaikan

Realisasi Target Capaian

2020 18 18 100% 100% 100%

(37)

30

2018 42 42 100% 100% 100%

2017 48 48 100% 100% 100%

2016 26 26 100% 100% 100%

Pengadilan Negeri Pekanbaru secara konsisten berhasil menyelesaikan sisa perkara pidana khusus (tipikor) setiap tahunnya sehingga tidak terjadi tunggakan atau penumpukan sisa perkara pada tahun berikutnya sesuai dengan target yang telah ditentukan.

SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 5 : Persentase Perkara Perdata yang Diselesaikan Tepat Waktu

 Persentase penyelesaian perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan perkara perdata yang diputus tepat waktu dengan perkara perdata yang diputus selama periode berjalan.

 Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding pada 4 (empat) lingkungan peradilan.

Persentase Perkara Perdata yang Diselesaikan Tepat Waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase Perkara Perdata yang Diselesaikan Tepat Waktu 77% 85% 110% 97% 94% 105% 89%

Perkara Perdata Tahun 2020 yang Diselesaikan Tepat Waktu Perkara Sisa Perkara Th. 2019 Perkara Masuk Th. 2020 Jumlah

Beban Perkara Jumlah Putus Th. 2020 Sisa Th. 2020 Jumlah Perkara Putus Tepat Waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Perdata Gugatan 103 283 386 272 114 211 61 Perdata Permohonan 14 271 285 274 11 269 5 Gugatan Sederhana 14 70 84 76 8 44 32

(38)

31 Perlawanan (Derden Verzet) 5 14 19 11 8 11 0 Jumlah 136 638 774 633 141 535 98

Perbandingan perkara perdata yang putus tepat waktu dengan tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: Tahu n Sisa Perkara Tahun Sebelu mnya Jumlah Perkara Masuk Jumlah Beban (Perkar a Masuk + Sisa Tahun Lalu) Jumlah perkar a perdat a yang putus Jumlah perkara perdata yang putus tepat waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Reali sasi Targ et Capaia n 2020 136 638 774 633 535 98 85% 77% 110% 2019 143 727 870 730 554 176 76% 78% 97% 2018 144 646 790 605 466 139 77% 82% 94% 2017 154 642 796 643 520 123 81% 77% 105% 2016 100 540 640 486 369 117 76% 85% 89%

Jumlah perkara perdata yang masuk pada tahun 2020 sebanyak 638 perkara, jumlah tersebut menurun 12% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 727 perkara.

Beban perkara perdata tahun 2020 sebanyak 774 perkara, jumlah tersebut menurun 11% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 870 perkara.

Perkara perdata yang putus tahun 2020 sebanyak 633 perkara, jumlah tersebut menurun 13% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 730 perkara.

Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 bahwa penyelesaian perkara dalam waktu 5 (lima) bulan mulai dari pendaftaran perkara hingga perkara minutasi. Hal ini

(39)

32 memberikan kepastian hukum bagi para pencari keadilan dan membuat sistem peradilan di Indonesia lebih baik dari sebelumnya.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa perkara perdata yang putus tepat waktu tahun 2020 sebanyak 535 perkara dan yang putus tidak tepat waktu sebanyak 98 perkara. Sedangkan pada tahun 2019 perkara perdata yang putus tepat waktu sebanyak 554 perkara dan yang putus tidak tepat waktu sebanyak 176 perkara. Hal ini menunjukkan bahwa capaian penyelesaian perkara perdata tepat waktu tahun 2020 mengalami kenaikan 110% dibandingkan tahun 2019 yaitu 97%.

Perkara perdata yang putus tidak tepat waktu sebanyak 98 perkara. Hal ini disebabkan karena : 1. Panggilan para pihak yang tidak diketahui alamatnya (panggilan koran/umum)

2. Saksi banyak.

Capaian penyelesaian perkara perdata yang tepat waktu tahun 2020 yakni 110% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019 yaitu 97%, hal ini tidak terlepas dari kebijakan sebagai berikut :

1. Penerapan Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara.

2. Monitoring melalui Aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) dan Aplikasi Monitoring Implementasi SIPP (MIS).

3. Monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara secara rutin dan berkala, melalui Rapat Bulanan, Rapat Kepaniteraan maupun WA Grup.

Capaian penyelesaian perkara Perdata yang tepat waktu tahun 2020 yakni 110%, persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 89%

105%

94% 97%

110%

Capaian penyelesaian perkara perdata yang putus tepat waktu

tahun 2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020

(40)

33 SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 6 : Persentase Perkara Perdata Khusus yang Diselesaikan Tepat Waktu

 Persentase penyelesaian perkara perdata khusus yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan perkara perdata khusus yang diputus tepat waktu dengan perkara perdata khusus yang diputus selama periode berjalan.

 Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding pada 4 (empat) lingkungan peradilan.

Persentase Perkara Perdata Khusus yang Diselesaikan Tepat Waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase Perkara Perdata Khusus (PHI) yang Diselesaikan Tepat Waktu 25% 26% 104% 34% 84% 95% 90%

Perkara Perdata Khusus (PHI) Tahun 2020 yang Diselesaikan Tepat Waktu

Perkara Sisa Perkara Th. 2019

Perkara

Masuk Jumlah Beban Perkara Putus Jumlah

Th. 2020 Sisa Th. 2020 Jumlah Perkara Putus Tepat Waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) 26 133 159 97 51 25 72

(41)

34 Perbandingan perkara perdata khusus (PHI) yang putus tepat waktu pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahun Sisa Perkara Tahun Sebelum nya Jumlah Perkara Masuk Jumlah Beban (Perkara Masuk + Sisa Tahun Lalu) Jumlah perkara PHI yang putus Jumlah perkara PHI yang putus tepat waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Realisa si Targ et Capaia n 2020 26 133 159 97 25 72 26% 25% 104% 2019 34 124 158 132 29 103 22% 64% 34% 2018 33 105 138 87 55 32 63% 75% 84% 2017 28 98 126 92 67 25 73% 77% 95% 2016 16 102 118 90 68 22 76% 85% 90%

Jumlah perkara PHI yang masuk pada tahun 2020 sebanyak 133 perkara, jumlah tersebut meningkat 7% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 124 perkara.

Beban perkara PHI tahun 2020 sebanyak 159 perkara, jumlah tersebut meningkat 0,6% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 158 perkara.

Perkara PHI yang putus tahun 2020 sebanyak 97 perkara, jumlah tersebut lebih sedikit dibanding tahun 2019 yakni 132 perkara dikarenakan dampak dari covid-19 dengan diberlakukannya PSBB pada daerah setempat sehingga mengakibatkan penundaan sidang dan penurunan penyelesaian perkara PHI tepat waktu (dalam waktu 50 hari kerja).

Dalam Undang-Undang RI No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) Pasal 103 yang berbunyi bahwa Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian Penyelisihan Hubungan Industrial dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak sidang pertama.

(42)

35 Perkara PHI yang putus tahun 2020 tidak seluruhnya dapat diselesaikan tepat waktu yaitu dalam waktu 50 hari dari sidang pertama hingga perkara minutasi. Jumlah perkara PHI yang diputus tahun 2020 adalah 97 perkara dan perkara yang putus tepat waktu dalam waktu 50 hari yakni sebanyak 25 perkara. Hal ini disebabkan karena :

1. Covid-19 dan diberlakukannya PSBB pada daerah setempat. Sehingga para pihak tidak hadir dan dilakukan pemanggilan para pihak kembali.

2. Para pihak perkara PHI lebih banyak berada di luar kota Pekanbaru dan pemanggilan dilakukan melalui delegasi Pengadilan Negeri setempat dan membutuhkan waktu yang lama.

Capaian penyelesaian perkara PHI yang tepat waktu tahun 2020 yakni 104% mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2019 hanya 34% dan tahun-tahun sebelumnya.

SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 7 : Persentase Perkara Pidana yang Diselesaikan Tepat Waktu

 Persentase penyelesaian perkara pidana yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan perkara pidana yang diputus tepat waktu dengan perkara pidana yang diputus selama periode berjalan.

 Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding pada 4 (empat) lingkungan peradilan.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 90% 95%

84%

34%

104%

Capaian Penyelesaian Perkara PHI Th. 2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020

(43)

36 Persentase Perkara Pidana yang Diselesaikan Tepat Waktu

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase Perkara Pidana yang Diselesaikan Tepat Waktu 99% 99,8% 100,8% 120% 92% 101% 99%

Perkara Pidana Tahun 2020 yang Diselesaikan Tepat Waktu Perkara Sisa Perkara Th. 2019 Perkara Masuk Th. 2020 Jumlah

Beban Perkara Jumlah Putus Th. 2020 Sisa Th. 2020 Jumlah Perkara Putus Tepat Waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Pidana Biasa 219 1.289 1.508 1.280 228 1277 3 Pidana Singkat - 11 11 11 0 11 0 Pidana Cepat 0 18 18 18 0 18 0 Pidana Anak 1 72 73 73 0 73 0 Pidana Pra Peradilan 1 23 24 24 0 24 0 Jumlah 221 1.413 1.634 1.406 228 1.403 3

Jumlah Perkara Pidana yang Diselesaikan Tepat Waktu Pada Tahun 2020

Tahun Sisa Perkara Tahun Sebelu mnya Jumlah Perkara Masuk Jumlah Beban (Perkar a Masuk + Sisa Tahun Lalu) Jumlah perkara pidana yang putus Jumlah perkara pidana yang putus tepat waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Realisa si Targ et Capaia n 2020 221 1.413 1.634 1.406 1.403 3 99.8% 99% 100,8% 2019 298 1.456 1.754 1.533 1.526 7 99,5% 82% 121% 2018 184 1.417 1.601 1.272 1.262 10 99.2% 87% 114% 2017 257 1.250 1.507 1.297 1.282 15 98.8% 85% 116% 2016 243 1.349 1.592 1.335 1.319 16 98.8% 85% 116%

(44)

37 Jumlah perkara pidana yang masuk pada tahun 2020 sebanyak 1.400 perkara, jumlah tersebut menurun 4% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 1.456 perkara.

Beban perkara pidana tahun 2020 sebanyak 1.621 perkara, jumlah tersebut menurun 7% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 1.754 perkara.

Perkara pidana yang putus tahun 2020 sebanyak 1.393 perkara, jumlah tersebut menurun 9% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 1.533 perkara.

Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 bahwa penyelesaian perkara dalam waktu 5 (lima) bulan mulai dari pendaftaran perkara hingga perkara minutasi. Hal ini memberikan kepastian hukum bagi para pencari keadilan dan membuat sistem peradilan di Indonesia lebih baik dari sebelumnya.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa perkara pidana yang putus tepat waktu tahun 2020 sebanyak 1.390 perkara dan yang putus tidak tepat waktu sebanyak 3 perkara. Sedangkan pada tahun 2019 perkara pidana yang putus tepat waktu sebanyak 1.526 perkara dan yang putus tidak tepat waktu sebanyak 7 perkara.

Perkara pidana yang putus tahun 2020 tidak seluruhnya dapat diselesaikan tepat waktu yaitu dalam waktu 5 (lima) bulan dari pendaftaran perkara hingga perkara minutasi. Ada 3 perkara yang diselesaikan diatas 5 (lima) bulan. Hal ini disebabkan karena :

1. Terdakwa tidak ditahan.

2. Tuntutan dari Penuntut Umum terlalu lama.

Capaian penyelesaian perkara pidana yang tepat waktu tahun 2020 yakni 100.8%, hal ini tidak terlepas dari kebijakan sebagai berikut :

1. Penerapan Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara.

2. Monitoring melalui Aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) dan Aplikasi Monitoring Implementasi SIPP (MIS).

3. Monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara secara rutin dan berkala, melalui Rapat Bulanan, Rapat Kepaniteraan maupun WA Grup.

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 116% 116% 114% 121%

100,80%

Capaian penyelesaian perkara pidana yang putus tepat waktu tahun

2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020

(45)

Indikator kinerja ke - 8 : Persentase Perkara Pidana Khusus yang Diselesaikan Tepat Waktu

 Persentase penyelesaian perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu adalah perbandingan perkara pidana khusus yang diputus tepat waktu dengan perkara pidana khusus yang diputus selama periode berjalan.

 Indikator ini untuk mengukur perkara yang diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding pada 4 (empat) lingkungan peradilan.

Persentase Perkara Pidana Khusus yang Diselesaikan Tepat Waktu Indikator

Kinerja

Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase Perkara Pidana Khusus yang Diselesaikan Tepat Waktu 100% 100% 100% 120% 119% 113% 68%

Capaian kinerja pada indikator ini adalah 100%. Realisasi perkara tipikor yang diselesaikan tepat waktu adalah 100% diatas target yang telah ditetapkan yakni 83%.

Jumlah perkara tipikor yang diterima oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru sebanyak 65 perkara, meningkat 1,56% dibandingkan tahun 2018 yang menerima 64 perkara.

Beban perkara tipikor tahun 2019 sebanyak 79 perkara, menurun 25% dibandingkan tahun 2018 sebanyak 106 perkara.

Perkara tipikor yang putus tahun 2019 sebanyak 61 perkara, menurun 33,6% dibandingkan tahun 2018 sebanyak 92 perkara.

Perkara pidana khusus (tipikor) yang putus tahun 2019 seluruhnya dapat diselesaikan tepat waktu yaitu dalam waktu 5 (lima) bulan dari pendaftaran perkara hingga perkara minutasi.

Perkara Tipikor Tahun 2020 yang Diselesaikan Tepat Waktu Perkara Sisa Perkara Th. 2019 Perkara Masuk Th. 2020 Jumlah

Beban Perkara Jumlah Putus Th. 2020 Sisa Th. 2020 Jumlah Perkara Putus Tepat Waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Tipikor 18 47 65 50 15 50 0

(46)

39 Perbandingan perkara pidana khusus yang diselesaikan tepat waktu pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tahu n Sisa Perkara Tahun Sebelu mnya Jumlah Perkara Masuk Jumlah Beban (Perkar a Masuk + Sisa Tahun Lalu) Jumlah perkar a tipikor yang putus Jumlah perkara tipikor yang putus tepat waktu Jumlah Perkara Putus Tidak Tepat Waktu Reali sasi Targe t Capa ian 2020 18 47 65 50 50 0 100% 100% 100% 2019 14 65 79 61 61 0 100% 83% 120% 2018 42 64 106 87 71 16 82% 69% 119% 2017 48 99 147 101 69 32 68% 60% 113% 2016 26 88 114 66 38 28 58% 85% 68%

Jumlah perkara tipikor yang masuk pada tahun 2020 sebanyak 47 perkara, jumlah tersebut menurun 28% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 65 perkara.

Beban perkara tipikor tahun 2020 sebanyak 65 perkara, jumlah tersebut menurun 18% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 79 perkara.

Perkara tipikor yang putus tahun 2020 sebanyak 50 perkara, jumlah tersebut menurun 18% dibandingkan tahun 2019 sebanyak 61 perkara.

Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 bahwa penyelesaian perkara dalam waktu 5 (lima) bulan mulai dari pendaftaran perkara hingga perkara minutasi. Hal ini memberikan kepastian hukum bagi para pencari keadilan dan membuat sistem peradilan di Indonesia lebih baik dari sebelumnya.

Perkara tipikor pada tahun 2020 seluruhnya dapat diseleasaikan secara tepat waktu yaitu dalam waktu 5 (lima) bulan dari pendaftaran perkara hingga minutasi perkara.

(47)

40 Capaian penyelesaian perkara tipikor yang tepat waktu tahun 2020 yakni 100%, hal ini tidak terlepas dari kebijakan sebagai berikut :

1. Penerapan Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara.

2. Monitoring melalui Aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) dan Aplikasi Monitoring Implementasi SIPP (MIS).

Monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara secara rutin dan berkala, melalui Rapat Bulanan, Rapat Kepaniteraan maupun WA Grup.

SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 9 : Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding

 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah perbandingan antara jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding dengan jumlah putusan perkara.

 Indikator ini untuk mengukur jumlah pencari keadilan yang puas atas putusan pengadilan.

 Perkara Perdata yang mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. Perdata Gugatan 272 65 67 -

2. Perdata Permohonan 274 - - -

3. Gugatan Sederhana 76 - - -

4. Perlawanan (Derden Verzet) 11 6 - -

JUMLAH 633 71 67 -

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 68%

113% 119% 120%

100%

Capaian Penyelesaian Perkara Tipikor Tahun 2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020

(48)

41

 Perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. Perdata Gugatan 272 207 205 272

2. Perdata Permohonan 274 274 274 274

3. Gugatan Sederhana 76 76 76 76

4. Perlawanan (Derden Verzet) 11 5 11 -

JUMLAH 633 562 566 633

 Perkara PHI yang mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. PHI 97 - 64 -

JUMLAH 97 - 64 -

 Perkara PHI yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. PHI 97 - 33 -

(49)

42

 Perkara Pidana yang mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. Pidana Biasa 1.280 88 59 9

2. Pidana Singkat 11 0 0 0

3. Pidana Cepat 18 0 0 0

4. Pidana Anak 73 2 2 0

JUMLAH 1.382 90 61 9

 Perkara Pidana yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. Pidana Biasa 1.280 1.192 1.221 1.271

2. Pidana Singkat 11 11 11 11

3. Pidana Cepat 18 18 18 18

4. Pidana Anak 73 71 71 73

JUMLAH 1.382 1.292 1.321 1.373

 Perkara Tipikor yang mengajukan Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA PERKARA JUMLAH

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

1. TIPIKOR 50 18 21 1

 Perkara Tipikor yang tidak mengajukan Hukum Banding, Kasasi, dan PK.

NO. PERKARA

JUMLAH PERKARA

PUTUS

JUMLAH PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI

(50)

43 Jumlah Perkara yang Tidak mengajukan Upaya Hukum Banding

PERKARA JUMLAH PERKARA PUTUS TH. 2020 PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM BANDING PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PK JUMLAH (%) JUMLAH (%) JUMLAH (%)

PERDATA 633 562 88,8% 566 89% 633 100%

PIDANA 1.382 1.292 93,5% 1.321 95,6% 1.373 99,3%

PIDANA KHUSUS 50 32 64% 29 58% 49 98%

JUMLAH 2.065 1.886 91% 2.055 99,5%

Catt:

Khusus Perkara PHI tidak ada Upaya Hukum Banding dan Peninjauan Kembali (PK).

Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding 89% 91% 102% 97% 99% 106% 78%

(51)

44 Perbandingan Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding dengan tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Perkara yang putus tahun 2020 adalah 2.065 perkara. Yang mengajukan upaya hukum banding adalah 179 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum banding yaitu 1.886 perkara (91%), sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak mengajukan banding di tahun 2020 adalah 102% artinya penerimaan masyarakat terhadap Putusan Hakim Tingkat Pertama cukup tinggi. Hal ini merupakan cerminan kepuasan pencari keadilan terhadap Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru.

Perbandingan Jumlah Perkara yang Putus tahun 2020 dengan perkara yang mengajukan Upaya Hukum Banding dan yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding pada tahun 2020.

Yang Tidak mengajukan Upaya Hukum Banding 1.886 Yang mengajukan upaya hukum Banding 179 Jumlah Perkara Yang Putus Th. 2020 yakni 2.065 Tahun Jumlah Putusan Perkara Yang mengajukan upaya hukum Banding Yang tidak mengajuka n upaya hukum Banding

Realisasi Target Capaian

2020 2065 179 1.886 91% 89% 102%

2019 1.919 222 1.697 88% 91% 97%

2018 1.653 166 1.487 90% 91% 99%

2017 1.660 159 1.501 90% 85% 106%

(52)

45 SASARAN 1

Indikator kinerja ke - 10 : Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi

 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi adalah perbandingan antara jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi dengan jumlah putusan perkara.

 Indikator ini untuk mengukur jumlah pencari keadilan yang puas atas putusan pengadilan.

Jumlah Perkara yang Tidak mengajukan Upaya Hukum Kasasi

PERKARA JUMLAH PERKAR A PUTUS TH. 2020 PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM BANDING PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI PERKARA PN YANG PUTUS TH. 2020 YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PK JUMLAH (%) JUMLAH (%) JUMLAH (%) PERDATA 633 562 88,8% 566 89% 633 100% PERDATA KHUSUS (PHI) 97 - - 33 34% - - PIDANA 1.382 1.292 93,5% 1.321 95,6% 1.373 99,3% PIDANA KHUSUS (TIPIKOR) 50 32 64% 29 58% 49 98% JUMLAH 2.162 1.949 90% Catt:

Khusus Perkara PHI tidak ada Upaya Hukum Banding dan Peninjauan Kembali (PK).

Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

2020 2019 2018 2017 2016 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi 94% 90% 96% 99% 100% 102% 97%

(53)

46 Perbandingan Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi dengan tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Perkara yang putus tahun 2020 adalah 2.162 perkara. Yang mengajukan upaya hukum kasasi adalah 213 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi yaitu 1.949 perkara atau 90%, sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak mengajukan kasasi di tahun 2020 adalah 96%. artinya penerimaan masyarakat terhadap putusan Hakim tingkat banding cukup tinggi. ini merupakan cerminan kepuasan pencari keadilan terhadap Putusan Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding.

Perbandingan Jumlah Perkara yang Putus tahun 2020 dengan perkara yang mengajukan Upaya Hukum Kasasi dan yang tidak mengajukan Upaya Hukum Kasasi pada tahun 2020.

Tahun Jumlah Putusan Perkara Yang mengajukan upaya hukum Kasasi Yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi

Realisasi Target Capaian

2020 2.162 213 1.949 90% 94% 96%

2019 2.051 152 1.899 93% 94% 99%

2018 1.756 125 1.631 93% 93% 100%

2017 1.718 133 1.585 92% 90% 102%

Gambar

Grafik Capaian Index Kepuasan Pencari Keadilan tahun 2016 s.d  2020 Indeks kepuasan
Grafik  dibawah  menunjukkan  Capaian  Putusan  Perkara  yang  menarik  perhatian  masyarakat  yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari dari tahun 2016 s.d 2020 adalah 100%
Tabel  diatas  menunjukkan  Pengadilan  Negeri  Pekanbaru  dapat  memberikan  akses  kepada  masyarakat  tidak  mampu  untuk  memperoleh  keadilan  dengan  pembebasan  terhadap  biaya  perkara  secara  cuma-cuma  sesuai  Peraturan  Mahkamah  Agung  RI  Nom
Grafik Realisasi DIPA 01
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

Data yang dikumpulkan diperoleh dari citra landsat tahun 1981, 1994, 1999, 2004, 2009, dan 2014 dengan menggunakan landsat 1-3 Multispectral Scanner (MSS), landsat

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus piriformis syndrome dengan menggunakan

C 10 Desember 2012 14:00 wib YOSEPH BAMBANG - YOSEPH F ANITA Dhyah Ayu Retno Elsa Wahyu

Pada penelitian ini, kombinasi vankomisin dengan vitamin C hingga konsentrasi 12,8 mg/mL tidak mengalami perubahan pada aktivitas antibakteri vankomisin, kemungkinan

Pada setiap layanan tersebut, dirumuskan fungsional, kualitas, sumber daya, dan kemampuan layanan TI pada proses bisnis akademik, yang berbentuk dokumen katalog

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Travelling Salesman Problem Menggunakan Algoritma

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 10, menyatakan bahwa pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan