BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan dan upaya kesehatan diselenggarakan melalui
berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya pengamanan makanan dan minuman akan lebih ditingkatkan
untuk mendukung peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Semua itu merupakan upaya untuk melindungin masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan mutu
(Depkes RI, 2009).
Makanan dan minuman sangat penting bagi manusia, karena merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidupnya, sehingga makanan dan minuman yang dikonsumsi harus terpenuhi kebutuhan zat gizinya (karbohidrat, protein, lemak dan mineral), juga harus higienis dan aman agar terhindar dari
penyakit karena makanan (Khomsan, 2004).
Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan oleh higiene sanitasi
makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan maka perlu dilakukan pengawasan terhadap higiene sanitasi makanan dan minuman yang diutamakan pada usaha
Higiene sanitasi pengolahan makanan dan minuman memiliki enam (6) prinsip yang harus diperhatikan dalam proses pengolahannya yaitu pemilihan
bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan masak, dan penyajian makanan
(Depkes RI, 2004).
Makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya jika diperhatikan kualitas makanan melalui ketersediaan zat-zat gizi yang terkandung didalamya dan bebas
dari cemaran mikroba melalui higiene dan sanitasi. Makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengakibatkan gangguan kesehatan karena
mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya satu penyakit (Mulia, 2005).
Demi menjamin terwujudnya keadaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan dari suatu tempat pengelolaan makanan yang memenuhi persyaratan kesehatan, salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan
pengawasan secara periodik dan berkesinambungan atas pengelolahan makanan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dengan serius di
tempat-tempat penyelenggaraan makanan, warung makan pasar Tigapanah adalah salah satu tempat penyediaan makanan yang cukup banyak mendapat kunjungan dari ko nsumen terutama pengunjung pada pasar tradisional, petani dan penduduk
se-tempat yakni untuk memperoleh/menikmati nasi dan berbagai macam lauk, untuk itu aspek higiene dan sanitasi warung makan perlu menjadi perhatian dan
Sanitasi yang kurang baik akan mendatangkan lalat, karena lalat sangat menyukai lingkungan manusia terutama lingkungan yang sanitasinya kurang
terpelihara. Dampak terhadap aspek kesehatan adalah dapat menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit bahkan sampai mengakibatkan kematian. Lalat
yang paling merugikan manusia adalah lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau
(Lucialia seritica), lalat biru (Calliphora vipmituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis). Lalat rumah dikenal sebagai pembawa penyakit, beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh lalat adalah disentri , diare dan cholera.
Penularan ini terjadi secara mekanis,dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya
yang kotor merupakan tempat menempelnya mikronorganisme penyakit perut kemudian hinggap di makanan. Cara pengendalian lalat diantaranya adalah
lingkungan tempat pengelolaan makanan harus bebas dari kotoran (bersih), mencegah bau dapat merangsang lalat untuk datang , menggunakan cahaya bewarna biru, sehingga lalat tidak betah hinggap pada cahaya tersebut. Proses
pengolahan makanan terutama ikan, daging dan sayuran harus pada ruang tertutup (diberi kasa) sehingga tidak dihinggapi oleh lalat, dengan mengalirkan
angin yang kencang pada dinding atas sampai bawah pintu sehingga lalat/serangga terjatuh (Agus, 2010).
Lalat dapat bertindak sebagai vektor mekanis yang menyebabkan penyakit
pada manusia maupun hewan. Infeksi terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang dihinggapi lalat. Peristiwa penularan penyakit yang disebabkan
jajanan yang pengolahannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan (Andriani, 2007).
Lalat merupakan spesies binatang yang sangat berperan dalam masalah kesehatan masyarakat. Diketahui bahwa lalat senang hidup di tempat kotor dan
peranan lalat dalam penularan penyakit umumnya bersifat mekanis yaitu lalat yang hinggap pada makanan sehingga makanan tersebut terkontaminasi. Pada akhirnya lalat akan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas baik
dari segi estetika sampai penularan penyakit (Azwar, 1995).
Survei awal yang telah penulis lakukan di beberapa warung makan di pasar
tradisional Tigapanah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo menunjukkan bahwa warung makan pasar Tigapanah masih dijumpai proses pengolahan
makanan yang kurang sesuai, contoh dalam meletakkan makanan yang masak tidak diberi tutup, tidak mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan jadi dan bahan makanan, juga sarana sanitasi yang kurang memadai dan
menunjukkan adanya lalat, dimana warung makan tersebut berada di pasar tradisional Tigapanah. Pasar tersebut beroperasi setiap hari dan menghasilkan
banyak sampah, yaitu sampah anorganik berupa plastik dan organik dari sisa penjualan sayur-sayuran, sampah-sampah tersebut belum dikelola dengan baik. Kondisi tersebut menguntungkan bagi perkembangbiakan lalat. Jarak terbang
lalat dengan warung makan juga potensial, karena jarak antara pasar dan warung makan masih berdekatan dan bisa dicapai oleh lalat,dimana jarak terbang lalat
Dengan kondisi tersebut, maka lalat akan beterbangan ke makanan yang tidak ditutup, makanan yang sudah terkontaminasi tersebut akan dikonsumsi oleh
masyarakat. Masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dan memiliki daya tahan tubuh yang rendah akan riskan menimbulkan sakit perut,
diare, tipus dan kolera. Dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Higiene dan Sanitasi Pengelolaan makanan dan tingkat kepadatan Lalat pada warung makan di Pasar Tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
tahun 2015.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dimana sampah belum dikelola dengan
baik dan menjadi tempat perkembangbiakan lalat, serta jarak warung makan yang berdekatan dengan pasar yang masih bisa dicapai jarak terbang lalat dan terdapat bahan makanan yang mengundang kehadiran lalat, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian adalah penulis ingin mengetahui higiene dan sanitasi pengelolaan makanan serta mengetahui tingkat kepadatan lalat pada warung
makan di pasar tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran higiene dan sanitasi pengelolaan makanan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pedagang warung makan di pasar
tradisional Tigapanah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yaitu pendidikan, umur, jenis kelamin, lama berdagang dan jumlah tenaga
pengolah makanan.
2. Untuk mengetahui penerapan 6 (enam) prinsip higiene sanitasi pengelolaan makanan pada warung makan di pasar tradisional Kecamatan
Tigapanah Kabupaten karo.
3. Untuk mengetahui fasilitas sanitasi warung makan di pasar tradisional
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
4. Untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat pada warung makan di pasar
tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pengusaha/pengelola tentang sanitasi tempat pengelolaan makanan serta personal higiene penjamah makanan dan
kepadatan lalat, untuk meningkatkan upaya penyehatan bahan makanan. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang keamanan dalam mengkonsumsi
makanan yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Tigapanah Kabupaten
Karo.