• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Fungi Pelarut Fosfat Asal Gambut Dalam Melarutkan P Dari Berbagai Sumber Setelah Tiga Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan Fungi Pelarut Fosfat Asal Gambut Dalam Melarutkan P Dari Berbagai Sumber Setelah Tiga Tahun"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Brady, N. C, dan R.R. Well, 2002. Element of The Nature and Properties of Soil. Prentice Hall Uppersadle River, New Jersey.

Cunningham, JE., dan C. Kuiack. 1992. Production of citric and oxalic acid and solubilization of calsium phosphate by Penicillium bilail. Appl. Environ. Microbial. 58:1451-1458.

Clark B. 2001. Soils, water, and watersheds. In: Fire Effects Guide. National Interagency Fire Center. USA.

Elfiati, D. 2005. Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. E-USU Repository © 2005 Universitas Sumatera Utara.

El-Azouni, I. M. 2008. Effect of Phosphate Solubilizing Fungi on Growth and Nutrien Uptake of Soybean (Glycine max L.) Plants. Journal of Applied Science Research. INSInet Publications, 4(6):592-598.

Fankem H, Nwaga D, Deubel A, Dieng L, Merbach W, dan Etoa FX. 2006. Occurrence and Functioning of Phosphate Solubilizing Microorganisms from Oil Palm Tree (Elaeisguineensis) Rhizosphere in Cameroon. African Journal of Biotechnology. 5 (24) : 2450 - 2460.

Foth, D.H. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gandjar, L., Syamsuridzal, W, dan Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Gaur, A.C., R.S. Mathur, dan K.V. Sadasivam. 1990. Effect of organic materials and phosphate-dissolving culture on the yield of wheat and greengram. Indian. J. Argon. 25: 501-503.

Goenadi, D.H, dan Saraswati, R. 1994. Kemampuan Melarutkan Fosfat dari Beberapa Isolat Fungi Pelarut Fosfat. Menara Perkebunan 61 (3): 61-66.

Ginting, R. Badia, R. Saraswati dan E.F. Husen. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Hanafiah, K.A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.

Hartatiek, H. 2001. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.). Disertasi Universitas Padjadjaran Bandung.

(2)

Havlin, J.L.,J.D. Beaton, S.L. Tisdale, dan W.L. Nelson. 1999. Soil Fertility and Fertilizer. An Introduction to Nutrient Management. Sixth ed. Pretice Hall, New Jersey.

Jang J., dan S. Suh. 2002. Aplication of va Mychorrhizae and Phosphate Solubilizer as Biofertilizers in Korea. National Institute of Agricultural Science and Technology RDA, pp. 1-7.

Kasno, A., S. Rochayati, dan Bambang H.P. 2009. Fosfat Alam: Pemanfaatan Fosfat Alam yang Digunakan Langsung Sebagai Pupuk Sumber P. Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Khan, A.A., G. Jilani, M. S. Akhtar., S. M. S. Naqvi., dan M. Rasheed. 2009.

Phosphorus Solubilizing Bacteria: Occurrence, Mechanisms and their Role in Crop Production. Agriculture University, Rawalpindi, Pakistan. Published in J. agric. Biol. sci. 1 (1):48-58.

Lestari, Y, dan Saraswati, R. 1997. Aktivitas Enzim Fosfatase Jamur Pelarut Fosfat Pada Tanah Podzolik Merah Kuning. Banjarmasin

Maryanti, D. 2006. Isolasi dan uji kemampuan bakteri pelarut fosfat dari rhizosfir tanaman pangan dan semak. [Skripsi]. Padang. Fakultas Pertanian

Universitas Andalas. 84 halaman.

Mulyani. S. E. 2013. Eksplorasi dan Potensi Jamur Pelarut Fosfat Pada Ekosistem Lahan Gambut yang Bervegetasi dan Tidak Bervegetasi. [Skripsi]. USU. Medan

Nautiyal, S.C. 1999. An efficient microbiological growth medium for screening phosphate solubilizing microorganisms. FEMS Lett. 170:265 – 270.

Noor. M. 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Nurtjahyani, S. P. 2011 Peran Mikroorganisme dalam Perkembangan Mikrobiologi Pangan.

Prasad, R., dan Power JF. 1997. Soil Fertility Management for Sustaniable Agriculturew: New York: CRC Lesi Publisher.

Premono, E. 1994. Jasad Renik Pelarut Fosfat “pengaruhnya terhadap P-tanah dan efisiensi pemupukan P-tanaman tebu. Disertasi. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 193 halaman.

(3)

Rao, N.S,S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi Kedua. Universitas Indonesia, Jakarta.

Reddy, M. S., S Kumar dan K. Babita. 2002. Biosolubilization of Poorly Soluble Rock Phosphat by Aspergillus tubingensis and Aspergillus niger. Bioresour. Technol,. 84: 187-189

Rodriguez, H dan Fraga, R. 2000. Phosphate solubilizing bacteria and their role in plant growth promotion. Departement of Microbiology, Cuban Research Institute On Sugarcane By-Products (ICIDCA), P.O.Box 4026, CP 11000, Havana, Cuba. http://www.molecular-plant-biotechnology.

Rosmarkam, A., dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Setiawati, T. C. 2005. Efektifitas Mikroba Pelarut P dalam Meningkatkan Ketersediaan P dan Pertumbuhan Tembakau Besuki Na-Oogst (Nicotiana tabacum L.). Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.

Sitanggang, M. H. P. 2013. Eksplorasi dan Potensi Jamur Pelarut Fosfat pada Ekosistem Lahan Gambut Fibrik dan Hemik. [Skripsi]. USU. Medan

Suhendra, T. 2013. Eksplorasi dan Potensi Jamur Pelarut Fosfat Asal Ekosistem Lahan Gambut Desa Bukkas Malombu Kecamatan Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan. USU. Medan.

Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan Pengembangan Pertanian Bogor.

Sutedjo, M. M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta

Tisdale, S.L, W.L. Nelson, dan J.D. Beaton. 1990. Soil Fertility and Fertilizer. 4th ed. McMillan Publishing Company. New York.

Whitelaw. 2000. Growth promotion of plants inoculated with phosphate solubilizing fungi. Adv. Agron. 69 : 99-151.

Widjajanti, E. 1991. Peningkatan Kelarutan P Sumber Fosfat Sukar Larut Dengan Menggunakan Bakteri Pelarut P. UNPAD. Bandung.

Yuliana. 2010. Bioteknologi Mikroba (Bioteknologi Mikroba untuk Pertanian Organik). USU. Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 telah memperluas benda yang dapat diwakafkan oleh wakif, yang dulu sebelum adanya undang-undang ini secara umum hanya terbatas pada

Data absorbansi dan konsentrasi glukosa hasil aktivitas enzim pada penelitian ini ditunjukan oleh Tabel A.4 dibawah ini. Tabel A.4 Absorbandi dan Konsentrasi Glukosa Hasil

Pemberian dosis 16 g pupuk kandang ayam dan 1,6 g pupuk ureamemberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan hasil

Deinisi wakaf ini mengandung delapan hal: 1) Menahan harta agar tidak dikonsumsi atau digunakan secara pribadi misalnya wakaf untuk masjid, sekolah dan kendaraan yang

Selain itu sistem ini juga dapat memberikan informasi yang jelas agar masyarakat yang akan mengurus surat-surat dapat mengetahui apa saja persyaratan yang

[r]

Kecapi suntul dicirikan dengan buah berbentuk bulat m em anjang, pangkal buah m eruncing, ukuran lebih kecil dibandingkan kecapi m asam dengan rasa daging buah m anis.. Tanam an

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya dengan judul : “ STATUS DAN KEDUDUKAN ANAK HASIL PERKAWINAN CAMPURAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO.12 TAHUN 2006