• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemertahanan Bahasa Melayu Di Kota Tanjung balai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemertahanan Bahasa Melayu Di Kota Tanjung balai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULAN

1.1Latar Belakang

Negara Indonesia terkenal dengan macam ragam budaya dan bahasanya,

Ethnologue: Language of The World (dalam Herlangga dan Susilo, 2012:1), mencatat

bahwa Indonesia memiliki 726 jenis bahasa daerah dan merupakan negara terbanyak

kedua dalam jumlah bahasa daerahnya setelah Papua New Guinea yang memiliki 842

bahasa daerah, ini berarti mengisyaratkan bahwa masyarakat Indonesia rentan dengan

yang namanya permasalahan bahasa karena Indonesia memiliki bahasa daerah yang

sangat banyak.

Dengan adanya bermacam-macam bahasa daerah di Indonesia, menjadikan

bahasa daerah sebagai petunjuk salah-satu etnis. Kemudian hal yang menonjol dari

identitas bangsa Indonesia yaitu adanya bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia

(Hanifa, 2011:30). Peraturan pemerintah yang menjadikan bahasa Indonesia menjadi

bahasa nasional menimbulkan fenomena kebahasaan yang baru, sebab dengan

menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional menyebabkan bahasa daerah

yang ada di Indonesia terintervensi atau terkontaminasi oleh peraturan pemerintah.

Kota Tanjungbalai merupakan Kota perdagangan dan gerbang masuk bagi para

pendatang yang ingin mengadu nasib di kota tersebut. Dahulu Kota Tanjungbalai masih

masuk pada kawasan wilayah Kabupaten Asahan dan Kota Tanjungbalai merupakan

IbuKota Kabupaten tersebut. Namun pada tahun 1987 berdasarkan Peraturan

(2)

Madya Daerah Tingkat II Tanjungbalai dan Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan

daerah Tanjungbalai menjadi Kota Madya sedangkan IbuKota Kabupaten Asahan

diganti menjadi Kota Kisaran.

Kemajuan yang terjadi di Kota Tanjungbalai menarik minat masarakat sekitar

untuk mengadu nasib di daerah tersebut dan akhirnya menetap di Kota tersebut. Kondisi

ini yang menyebabkan terjadinya akulturasi budaya bahkan bahasa sehingga

heterogenitas tidak dapat dielakkan pada Kota Tanjungbalai, ini terbukti bahwa terdapat

banyak masyarakat Melayu Tanjungbalai yang memiliki marga Batak Mandailing,

Batak Toba, Batak Karo, dan lain-lain. Berangkat dari kondisi tersebut sudah hampir

dipastikan bahwa akan terjadi fenomena kebahasaan seperti pergeseran bahasa bahkan

kepunahan bahasa asli di daerah ini. Adapun bahasa asli yang ada di Kota Tanjungbalai

adalah bahasa Melayu Tanjungbalai.

Kemajemukan latar belakang budaya masyarakat Kota Tanjungbalai merupakan

faktor pendorong bagi seseorang untuk menguasai lebih dari satu bahasa, seperti

dijelaskan oleh Fasold (dalam Merti, 2010:03) bahwa di dalam masyarakat aneka

bahasa sangat mungkin terjadi situasi diglosik. Dalam situasi seperti itu, kemungkinan

besar beberapa bahasa terlibat di dalamnya dan ada kemungkinan setiap warga menjadi

dwibahasawan, baik secara aktif maupun pasif. Karena dalam repertoarnya terdapat

beberapa bahasa sehingga, warga dapat melakukan pilihan bahasa.

Dalam situasi diglosia yang baik, tiap-tiap bahasa mempunyai ranah

pemakaiannya. Namun, jika bahasa yang satu merambah ke ranah penggunaan bahasa

lainnya, maka akan terjadi diglosia yang bocor. Akibatnya bahasa tersebut terdesak atau

(3)

menerus sehingga menyebabkan kepunahan bahasa tersebut, ini merupakan ancaman

terjadinya peluang kepunahan bahasa semakin besar. Apabila tiap-tiap bahasa bertahan

pada posisi ranah masing-masing, hal yang terjadi adalah kebertahanan bahasa.

Berangkat dari kondisi majemuknya latar belakang masyarakat yang telah

menetap di Kota Tanjungbalai hampir dipastikan terjadi kobocoran diglosia sehingga

perlu adanya pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai yang merupakan

upaya relevan untuk mempertahankan bahasa Melayu Tanjungbalai sebagai salah satu

warisan leluhur sejak dahulu kala.

Bahasa Melayu Tanjungbalai merupakan bahasa yang riskan terkena kepunahan

bahasa, ini disebabkan dari tahun ke tahun Kota Tanjungbalai terus berkembang, para

pendatang dari berbagai tempat datang dengan tujuan untuk berdagang, kemudian

menetap di Tanjungbalai, sehingga Kota ini telah menjadi Kota yang berpenduduk

padat.

Sebelum Kota Tanjungbalai diperluas dari hanya 199 Ha. (2 Km² ) menjadi 60

Km², Kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk

lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per

Km² (dalam http://bappeda.TanjungbalaiKota.go.id). Kondisi masyarakatnya yang

bermukim di Kota Tanjungbalai merupakan masyarakat pendatang, Tanjungbalai yang

dalam sejarahnya menjadi kota perdagangan tidak diragukan lagi merupakan Kota

multietnis. Berbagai suku bangsa bercampur di sini: Melayu, Jawa, Batak, Sunda, Nias

dan Tionghoa adalah sebagian dari etnik yang bermukim di kota ini.

Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang

(4)

bahwa “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya

nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954

di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber

pembinaan bahasa Indonesia, untuk itu bahasa daerah harus di pertahankan.

Konsep pemertahanan bahasa haruslah menjadi fokus perhatian supaya

bahasa-bahasa daerah tidak punah, untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian tentang

pemertahanan bahasa daerah khususnya bahasa Melayu Tanjungbalai karna sejauh ini

berdasarkan pengamatan awal peneliti bahwa masyarakat Kota Tanjungbalai masih

mempertahankan bahasa Melayu Tanjungbalai di ranah keluarga, ranah tetangga, dan

ranah transaksi.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berukut.

1. Pada ranah apa sajakah bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai digunakan?

2. Bagaimanakah pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai?

3. Faktor-faktor apakah yang menunjang dan menghambat upaya-upaya

pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum mengedepankan tentang

penelitian sebagai upaya menggali informasi yang berkaitan dengan pemertahan

(5)

penelitian ini sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana, di ranah mana dan faktor

apa saja yang menunjang serta menghambat pemertahanan bahasa Melayu di Kota

Tanjungbalai. Untuk lebih jelas Kedua bagian tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengembangkan dan

menguji teori yang ada dalam kajian sosiolinguistik agar menambah informasi, dan

kajian kebahasaan yang berhubungan dengan sosiolinguistik kuhususnya mengenai

pemertahanan bahasa Melayu Tanjungbalai yang hidup di tengah-tengah masyarakat

multikultural dengan latar belakang beraneka bahasa khususnya yang ada di Kota

Tanjungbalai.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1) Untuk mendeskripsikan di ranah mana sajakah bahasa Melayu di Kota

Tanjungbalai digunakan.

2) Untuk mendeskripsikan bagaimana pemertahanan bahasa Melayu di Kota

Tanjungbalai.

3) Untuk menyimpulkan dan mengklasifikasikan faktor-faktor apa saja yang

menunjang dan menghambat upaya – upaya pemertahanan bahasa Melayu di

Kota Tanjungbalai.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai ini

(6)

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah-satu

sumbangan keilmuan khususnya dalam bidang sosiolinguistik mengenai pemertahanan

bahasa Melayu Tanjungbalai dan diharapakan penelitian ini dapat memberikan

sumbangan berupa:

1. Paparan mengenai di ranah mana saja bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai

digunakan.

2. Deskripsi bentuk pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai.

3. Identifikasi faktor-faktor penunjang dan penghambat upaya – upaya

pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai pemantik atau stimulus membangun kesadaran berbahasa bagi

masyarakat, kelompok masyarakat yang peduli bahasa Melayu Tanjungbalai

agar lebih gigih memperjuangkan bahasa Melayu Tanjungbalai sebagai

identitas diri.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah, atau

kepada penentu kebijakan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan

dengan bahasa Melayu di Kota Tanjung Balai.

3. Sebagai buku pegangan atau rujukan untuk membuat kurikulum pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Obat Sipilis Yang Terdapat Di Apotik_Jika anda terkena penyakit sipilis lalu pergi ke dokter biasanya akan di diaknosa terlebih dahulu apakah benar

kemudian persaingan ditunjukan dengan inovasi yang terus dilakukan oleh perusahaan pengembang aplikasi messenger, inovasi yang saat ini sedang dilakukan adalah

Yang dimaksud penilaian massal berdasarkan KEP-533 adalah penilaian yang sistematis untuk sejumlah objek pajak yang dilakukan pada saat tertentu secara bersamaan

U nastavku je prikazan Projekt rekonstrukcije HE Zakučac kroz njegove faze životnog ciklusa od iniciranja projekta i ciljeva koji će se ostvariti, detaljnog planiranja kako

(Terdiam sejenak) Baiklah kali ini aku maafkan tapi Bulan depan kami akan datang lagi, dan jika kami tidak bisa mendapatkan uang kami maka rumah kalian akan kami Bakar.. (

segment, umumnya digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner

Depending on the student’s interest in acting, directing, design, dramatic literature, theatre history, film or dance, electives are cho- sen from among the following: Scene

Setelah mengamati gambar dan teks yang dibaca, siswa dapat menemukan kata/ istilah khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan tepat.. Setelah mengamati contoh, siswa dapat