• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Sengketa Harta Milik Pribadi Yang Diputuskan Oleh Pengadilan Menjadi Harta Bersama (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290 Pdt.G 2013 Pn.Mdn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Sengketa Harta Milik Pribadi Yang Diputuskan Oleh Pengadilan Menjadi Harta Bersama (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290 Pdt.G 2013 Pn.Mdn)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perkawinan merupakan suatu ikatan antara seorang pria dan seorang wanita yang diakui sah oleh perundang-undangan negara dan bertujuan untuk membentuk dan membina kehidupan keluarga yang kekal dan abadi. Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita yang menimbulkan akibat lahir maupun batin terhadap keluarga masing-masing dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh diantara mereka baik sebelum maupun selama perkawinan berlangsung. Mengenai Hukum Harta Perkawinan mengatur akibat hukum terhadap kekayaan suami dan isteri. Pengurusan harta benda perkawinan dapat dilihat dari cara memperoleh harta perkawinan tersebut. Yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290/Pdt.G/2013/PN mengenai penyelesaian harta pribadi yang ditetapkan sebagai harta bersama.

Permasalah yang menjadi fokus kajian dalam tesis ini adalah: Bagaimana menggolongkan harta yang diperoleh setelah putusnya perkawinan dan akibat hukum terhadap harta warisan yang belum dibagi, Bagaimana pelaksanaan peralihan hak atas tanah melalui jual beli antara ibu dan anak setelah putusnya perkawinan menurut hukum positif di Indonesia, Bagaimana pertimbangan hukum hakim di dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290/Pdt.G/2013/PN.Mdn. Penelitian ini menggunakan teorikepastian hukum. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif.

Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Dalam menggolongkan harta perkawinan yang merupakan obyek perkara Pada Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290/Pdt.G/2013/PN.Mdn yaitu harta yang diperoleh seorang isteri setelah suaminya meninggal. Artinya bahwa dengan Kematian suami tentunya akan mengakibatkan putusnya perkawinan. Kedudukan harta tersebut menjadi harta pribadi isteri, Sehingga ketika isteri memiliki harta setelah suaminya meninggal dan hendak melakukan perbuatan hukum terhadap harta tersebut tidak perlu mendapatkan persetujuan siapapun, karena perolehan harta tersebut merupakan harta pribadi isteri. 2) Dalam pelaksanaan jual beli antara ibu dan anak dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dilaksanakan sebagaimana biasanya dalam melakukan jual beli. Dalam persetujuan jual beli ada beberapa larangan jual beli terhadap beberapa orang.Larangan jual beli yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya mengatur larangan jual beli terhadap suami isteri. 3) Hakim berpendapat bahwa harta yang diperoleh pada Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290/Pdt.G/2013/PN.Mdn merupakan harta bersama. Disarankan perlu adanya putusan hakim yang memberikan keputusan yang adil bagi isteri sebagai pemilik harta pribadi yang diperoleh setelah pewaris meninggal dunia Demi terciptanya suatu kepastian hukum mengenai pemilikan harta perkawinan yang diperoleh setelah pasangan hidup meninggal dunia.

Kata Kunci : Harta Perkawinan, Harta Pribadi, Putusnya Perkawinan

(2)

ABSTRACT

Marriage is a bond between a man and a woman that is legally acknowledged by the statute and aimed to build and establish an eternal and timeless married life. The bond of matrimony between a man and a woman that causes an overtly and covertly result on each family and also on the wealth obtained between them either before or during the marriage. The Law on Marriage Property regulates the legal consequences on the husband and wife’s property. The arrangement of marriage property can be seen from how they obtain the property. The object of the research was the Verdict of Medan District Court No.290/Pdt.G/2013/PN regarding the settlement of the personal property that has been made joint property.

The problem discussed in the analysis of this research was: how to classify the property that was received after the marriage has been dissolved and how about the legal consequences toward the inheritance that was not distributed yet, how the trade between mother and son/daughter is in accordance with positive law in Indonesia, and how the judge’s legal considerations were in the Verdict of Medan District Court No.290/Pdt.G/2013/PN.Mdn. the research used descriptive analytical and judicial normative method.

The results found that: 1) in the classification of the marriage property which was the object of the case in the Verdict of Medan District Court No.290/Pdt.G/2013/PN.Mdn, the property was classified into the property received by her deceased husband. It meant that the decease of a husband certainly caused the marriage dissolved. The position of the property is that it becomes the wife’s personal property, so that when the wife receives the property after her husband passed away and wants to take any action toward the property, she does not anyone’s approval, because it has become her personal property. 2) The trade between mother and son/daughter is conducted in accordance with the prevailing law or with the usual implementation of trade. In the sale and purchase agreement are some prohibitions to sell and purchase toward some people. Such prohibitions stipulated in the Civil Codes only prohibit trade between a husband and wife. 3)The Judge believed that the property gained in the Verdict of Medan District Court No.290/Pdt.G/2013/PN.Mdn were joint property. It is suggested that judge’s verdict be just to the wife as the owner of the personal property that is resulted from her deceased husband for the realization of legal certainty regarding marriage property that is obtained after the spouse is deceased.

Keywords: Marriage Property, Personal Property, Dissolved Marriage

Referensi

Dokumen terkait

Apakah penghuni di perumahan ini pernah menggunakan jalan sebagai pendukung aktivitas mereka.. (pemasangan tenda pada

Di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dari hasil overlay kesepuluh faktor penyebab longsor diperoleh 5 (lima) kelas tingkat rawan bencana longsor, meliputi ;

YCAB ini adalah sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada pembangunan anak muda dan bertujuan untuk memungkinkan pemuda yang kurang mampu untuk mandiri melalui gaya

bahwa Perubahan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu

2011 Evaluasi terhadap penerapan sistem jenjang karir berdasar kompetensi di beberapa rumah sakit di Indonesia terbukti secara klinik dan riset, dapat

Penetapan rencana tindakan pada klien dengan nyeri akut post

Seluruh dosen pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah purwokerto yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti... Naser Rulloh, S.Pd Kepala MTs

PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep, dalam menjalankan kegiatan produksi semen selama ini maka perusahaan menggunakan anggaran statis sebagai alat pengendalian