• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi Wortel Di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi Wortel Di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunansektorpertaniandilaksanakanbertujuan

untukmeningkatkan produksipangan,juga untukmeningkatkan ekspor

sekaligusmengurangiimpor hasilpertanian.Hingga

kinisayuransebagaitanamanhortikulturamasih diperlakukansebagaitanaman

sekunder atau tanaman selingan sehingga penanganannyamasihkurang

terarahbaikolehpetanisendirimaupunoleh lembaga-lembagapelayananyang

ada.Padahaltanamantersebutmemerlukan penangananyang

lebihbaik.Dengankondisisepertiitupraktisseluruhaspek penanganan baik

menyangkutproduksi, pascapanen dan pemasaransecara konsepsional

perluditangani dengan baik (Silitonga, 2005).

Indonesia memiliki sumberdaya hortikultura yang berlimpah berupa

keanekaragaman genetik yang luas. Demikian pula, keanekaragaman genetik

sumberdaya lahan, iklim, dan cuaca yang dapat dijadikan suatu kekuatan untuk

menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam agribisnis di masa depan.

Produk-produk agribisnis hortikultura tropik nusantara yang terdiri dari

buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat merupakan salah satu

andalan Indonesia baik di pasar domestik, regional maupun pasar internasional

(Rasahan, dkk, 1999).

KabupatenKaromerupakansalahsatu kabupatendiSumatera Utarayang

(2)

udara yang sejuk dan bercirikhasdaerahbuah, sayur dan beberapa tanaman

pangan.Didaerahinijuga bisa kita nikmatikeindahan gunung berapiyang

masihaktifdanberlokasidiatasketinggian2.172meterdari

permukaanlautdanbanyakjenislahanpertanianyang dikelolaolehmasyarakat,

mulaidarilahan pertanian untuk sayur-sayuran, buah-buahanyang sudahterkenal

bahkan kebun bunga yang banyak kitajumpai didaerah datarantinggi Berastagi.

Menurut Data Badan Pusat Statistik bahwa dari 31.180 penduduk yang

memiliiki pekerjaan 19.703 penduduk diantaranya bekerja sebagai petani. Maka

dari data tersebut lebih dari 50% penduduk yang berdomisili di Kecamatan

Berastagi bekerja sebagai petani.

Tanah Karo memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, mulai dari

sektor alam sampai ke pertaniannya. Sektor pertanian yang paling menonjol di

daerah tersebut dan sangat bagus untuk dikembangkan. Hasil sayuran dan buah

merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo. Banyak

hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Aceh dan bahkan sampai

ke Jakarta. Akan tetapi, sektor ini masih memiliki banyak kendala setelah

terjadinya erupsi Gunung Sinabung.

Keberadaan Gunung Sinabung mempengaruhi keberlangsungan bertani di

Kabupaten Karo. Gunung Sinabung yang masih aktif dan belakangan ini

mengalami erupsi yang cukup panjang menimbulkan dampak yang cukup besar

bagi industri pertanian dan akan berpengaruh juga terhadap pendapatan

masyarakat Kabupaten Karo. Karena yang kita ketahui bahwa sebagian besar

(3)

Gunung Sinabung masih mengalami erupsi menyebabkan kesulitan bagi

masyarakat untuk melakukan kegiatan bertani.

Erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 sampai 2015 menyebabkan

kerusakan pada tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Kabupaten Karo.

Material erupsi dari Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, telah

melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Sektor pertanian dan perkebunan

adalah sektor yang paling terpukul akibat erupsi. Sedangkan komoditas yang

terdampak adalah ubi jalar, padi gogo, jeruk, stroberi, markisa, tomat, wortel, cabe

kerting, kembang kol, kentang, kubis, petsai/sawi, lobak, terung, buncis,

kangkung dan seledri.

Lahan pertanianyang merupakanmatapencarianmasyarakatsekitartidak

luputdaritutupandebuvulkaniktersebut. Secarakasatmata,kondisitanamanyang

terkenadampakdebuvulkanik masihtumbuhbaiknamundi beberapatempatyang

terkenapenutupandebu vulkanikyang

tebalmenunjukkangejalakelayuansampaikematiandengan pembagian luasanyang

berbeda-beda yakni tanaman pangan(jagung, padi, ubi jalar, kacang tanah) seluas

2.639 ha, tanaman sayuran (cabe, tomat, kubis,lobak, kentang, petsai, wortel dan

lain-lain) seluas 2.368 ha, tanaman buah-buahan (jeruk,

pisang,alpukat,danlain-lain) seluas828ha,serta tanamanperkebunan(kopi, kakao,danlain-pisang,alpukat,danlain-lain)

seluas1.126ha.Dengandemikianluaskeseluruhanyang tertutup debu adalah 6.961

ha (Dinas Pertanian, 2010).

Sisaabuvulkanikdankondisicuaca menyebabkanhasil pertaniantidak

(4)

khususuntukmengatasikerawananpangan.Solusiyang dapatdilakukanmelalui

diversifikasi tanaman dan ternak yang dipelihara. Selain itu, perlu

dipertimbangkanalternatifvarietastanamanyang lebihtahancuaca dandapat dipanen

dalam waktuyangrelatif singkat (Rahmawati, 2014).

Produkhortikultura khususnya sayur-mayurdiKabupatenKarotumbuh

subur.Syarattumbuhsayur-mayuragarmendapatkanhasilpanenyang maksimal yaitu

denganmenanamdi datarantinggi. Daerahpenanamanyang palingcocok

adalahmulaidariketinggian5meter sampaidengan1.200meter dpl.Namun

biasanyasayur-mayurdapatdibudidayakan padadaerahyang mempunyai ketinggian

100 meter sampai 500 meter dpl. Selain itu, sayur-mayur cocok

ditanamditanahyanggembur,banyakhumus,sertamemilikipembuanganair

yangbaik. Derajat keasamannyaantarapH6 sampai pH7 (Aninomous, 2014).

Wortel adalah salah satu komoditi yang terkena dampak akibat erupsi

gunung berapi di Kabupaten Karo. Wortel merupakan salah satu komoditi yang

berkembang baik di Kabupaten Karo. Wortel merupakan salah satu komoditi

sayuran unggul yang berada di Kecamatan Berastagi dengan produksi yang cukup

banyak setelah Kecamatan Merdeka.

(5)

Tabel 1.1: Produksi Tanaman Wortel Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan Jumlah Produksi

(Kw)

Mardingding 0

Laubaleng 0

Tigabinanga 0

Juhar 0

Munthe 0

Kutabuluh 0

Payung 0

Tiganderket 0

Simpang Empat 5.872

Namanteran 2

Merdeka 13.693

Kabanjahe 5.716

Berastagi 6.330

Tigapanah 491

Dolatrayat 1.305

Merek 525

Barusjahe 1.323

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2015

Tabel 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa Kecamatan Berastagi memiliki

produksi wortel kedua terbanyak setelah Kecamatan Merdeka.

Berikut data produksi dan luas lahan tanaman wortel di Kecamatan

(6)

Tabel 1.2: Perkembangan Luas Lahan , Produksi , dan Rata-Rata Produksi Tanaman Wortel di Kecamatan Berastagi Tahun 2006-2014 Tahun Luas Panen

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2007-2015

Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa produksi tanaman wortel berfluktuasi.

Produksi wortel tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan produksi wortel terendah

terjadi pada tahun 2011 .

Menurutkepala Dinas Pertanian DanPerkebunanKaro,

debuvulkanikyang dikeluarkanGunung Sinabung

tahun2010lebihmenyuburkantanah.Namun

menurutdataBadanPusatStatistiksetelahGunung Sinabungmengalami erupsi,

produksi tanaman worteldiKecamatan Berastagi, KabupatenKaro mengalami

sedikit peningkatan yang jugaberpengaruhpadapendapatanpetaniwortel di

daerah tersebut.

Untuk Mengetahui pengaruh apa yang terjadi yang diakibatkan oleh

erupsi Gunung Sinabung dan untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah

(7)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkanpenjelasanpadalatarbelakangdiatas,makadapatdirumuskan

pokok permasalahan dalam penelitian iniadalah:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi wortel

sebelumerupsiGunungSinabung?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi wortel

sesudaherupsiGunungSinabung?

3. Bagaimana perbedaan pendapatan petani wortel sebelum dan sesudah erupsi

Gunung Sinabung?

1.3 TujuanPenelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

wortel sebelum erupsi Gunung Sinabung

2. Untuk menganalsis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

wortel sesudah erupsi Gunung Sinabung

3. Untuk menganalisis perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah

erupsi Gunung Sinabung

1.4Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka adapun kegunaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi terkait dalam

(8)

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan

dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian mengenai dampak erupsi

Gunung Sinabung.

3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara.

1.5Keaslian Penelitian

1. Metode Penelitian, Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah

menggunakan analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression

Analysis) untuk menguji variabel bebas (luas lahan, jumlah biaya pupuk, dan

jumlah biaya tenaga kerja) terhadap variabel terikat (jumlah produksi wortel)

dengan menggunakan SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution) dan

dengan menggunakanUjit. Ujiinidigunakanuntukmengetahui perbedaan rata

–rataduasampel saling berpasangan(Paired Sample t–Test).

2. Variabel Penelitian, Variabel yang digunakan peneliti adalah luas lahan jumlah

biaya pupuk dan jumlah biaya tenaga kerja.

3. Jumlah Sampel Penelitian, Jumlah sampel yang digunakan peneliti adalah 85

sampel.

4. Waktu Penelitian, Waktu penelitian adalah tahun 2016

5. Lokasi Penelitian, Lokasi penelitian berada di Kecamatan Berastagi,

Gambar

Tabel 1.1: Produksi Tanaman Wortel Menurut Kecamatan Tahun 2014
Tabel 1.2: Perkembangan Luas Lahan , Produksi , dan Rata-Rata Produksi Tanaman Wortel di Kecamatan Berastagi Tahun 2006-2014

Referensi

Dokumen terkait

setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat, tanpa diperbaiki kehilangan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang

 Tujuan kebijakan publik  Konsekue nsi ketidakikutserta an masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan  Mendiskusikan arti penting partisipasi masyarakat dalam

Herminarto Sofiian rozin,

Rumah Deiensi Imigdi SemaEng akd mengadakan Pelelangd Umum K€giaian Konstlksi Pembangunan samna dan P.asa€na [ingkungan Godung d€ngan ni ai HPs Rp.. Unrik inlonnasi

3 Bahan-bahan/alat teknis 56 paket 196.000.000,- APBD Kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pekerja rokok 4 Bahan praktek/percontohan 56 paket 100.000.000,- APBD

Setiap citra digital memiliki nilai warna penyusun piksel yang berbeda dan dengan berbedanya nilai tersebut, maka nilai tampung terhadap sebuah penyisipan pesan/informasi

Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, maka dapat digunakan uji hipotesis yakni uji t-test untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran improve dengan

Karena tujuan steganografi adalah data hiding, maka sewaktu-waktu data rahasia di dalam citra penampung harus dapat diambil kembali untuk digunakan lebih