• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI (7)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI (7)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Keperawatan

Dosen : Ns. Ratih Dianingrum, S. Kep

Disusun oleh : Kelompok 7 Tingkat 1-A

1. Ai Yuliyati 34403516005 2. Amelia Agustina 34403516009 3. Asti Novianti Rukmana 34403516019 4. Ayu Ulfah Zakiyah 34403516023 5. Dyah Egi Prameswari 34403516035 6. Eka Nadia Yusmia 34403516036

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

AKADEMI KEPERAWATAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

Jalan Pasir Gede Raya No.19 Telp.(0263)267206 Fax.270953 Cianjur 43216 2016/2017

(2)

A. Aturan Dasar Etika Makan

Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :

1. Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan. 2. Berbicara dengan volume suara yang rendah.

3. Tutupi mulut saat batuk atau bersin.

4. Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi. 5. Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan. 6. Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.

7. Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk.

8. Jangan bersedekap di meja makan.

9. Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan.

10. Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan.

11. Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat Anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali. 12. Jangan menimbulkan suara saat memakan sup.

13. Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa Anda telah selesai makan.

14. Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan.

15. Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk Anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor.

16. Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga.

17. Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum.

18. Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi.

19. Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan.

(3)

21. Sisakan makanan sedikit bila Anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan.

22. Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan. 23. Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan

menghina koki.

24. Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan Anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal.

25. Jangan lupakan satu hal yang umum. Jangan lupa untuk selalu mengatakan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ setiap kali Anda meminta bantuan.

B. Tata Cara Untuk Minum :

1. MUG (gelas agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh atau minuman panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan biasanya disertakan untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak disediakan sama sekali. Bila disertai tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi piring mentega atau piring makan. Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu akan minum.

2. Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas pada piring alas/tatakan cangkir.

3. Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan sendok pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai mengaduk minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.

4. Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk menghidari tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.

(4)

hiasan buah seperti stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya, boleh disingkirkan.

6. Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar cepat dingin, Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai panasnya berkurang.

PENERAPAN ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Beberapa penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari dalam dunia kerja yang harus dipatuhi oleh pekerja diantaranya :

1. Etika berpakaian.

 Cara berpakaian a. Menutup aurat

b. Sesuai dengan tujuan /situasi dan kondisi lingkungan c. Tampak rapi, ukuran sesuai, bersih dan sehat

d. Tidak melanggar hukum negara dan hukum agama

 Cara berpakaian perawat putri

a. Pakaian sesuai ketententuan rumah sakit dengan tanda pengenal

b. Sepatu hitam dengan tinggi hak maksimal 3 cm dan tidak menimbulkan suara keras

c. Rias wajah termasuk lipstik tidak menyolok d. Kuku pendek

e. Tidak memakai perhiasan selain cincin kawin

f.Rambut pendek, bagi yang berambut panjang disanggul

g. Kap/jilbab polos tanpa corak yang sewarna dengan pakaian kerja

 Cara berpakaian perawat putra

a. Pakaian sesuai ketententuan rumah sakit dengan tanda pengenal

b. Sepatu hitam dengan tinggi hak maksimal 3 cm dan tidak menimbulkan suara keras

c. Tidak memakai perhiasan selain cincin kawin d. Rambut pendek tidak gerondong

(5)

Ketika anda menerima atau menelepon menggunakan fasilitas kantor, hendaknya bukan digunakan untuk urusan pribadi. Kalaupun anda kepepet menggunakan fasilitas telepon untuk keperluan pribadi, jangan menggunakan line telepon terlalu lama.

3. Etika bertamu

a. Sebaiknya memberi tahu sebelum bertamu b. Tidak bertamu terlalu pagi atau terlalu malam c. Ucapkan salam

d. Minta ijin tidak lebih dari 3 x

b. Tidak bertamu pada yang bukan muhrimnya c. Tidak bertamu pada waktu istirahat

d. Memberitahu siapa saja dan berapa orang yang akan bertamu e. Berpakaian pantas dan sesuai

f. Baru duduk, makan, atau minum sesudah dipersilahkan g. Duduk setelah tuan rumah duduk

h. Pelajari kebiasaan tuan rumah

i. Jangan merokok jika diruang AC/tidak tahu siapa tuan rumahnya j. Minta ijin jika terpaksa ingin merokok

k. Usahakan tidak ke toilet l. Pamit bila sudah malam

m. Tidak buang sampah sembarangan n. Batasi waktu jangan kelamaan o. Jangan jelalatan melihat barang

p. Puji ruangan, kebersihan, suasana, keindahan, keunikan barang yang ada q. Ucapkan terima kasih atas penerimaan

r. Berbicara tidak menggosip

s. Tidak datang dengan orang yang tidak disukai tuan rumah t. Jika orang dekat sambil bawa cinderamata

4. Etika Berbicara

(6)

Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda sepenuhnya kepada lawan bicara. Jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan mendelik/melirik) termasuk etika berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan bicara bukan yang lain. Jangan tinggalkan etika ketika anda sedang berkomunikasi dengan orang lain. Kita sendiri juga pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba memutar hidungnya ke tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya sudah harus disyukuri, jangan malah berpindah hati. Bicara itu bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh kita kecuali kalau kita berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan seluruh gerak tubuh kita mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu bagaimana reaksi lawan bicara ketika membalas apa yang kita ucapkan.

2. Suara Harus Terdengar Jelas

Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah menata suara kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang kita bicarakan. Tidak boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan. Usahakan suara yang keluar bisa terdengar jelas agar lawan bicara dapat terdengar apa yang kita ucapkan. Karena kondisi tertentu seringkali kita tidak dapat mengontrol suara kita, sehingga menjadi terlalu cepat. Lawan bicara merasa perlu menegaskan kembali dengan bertanya balik. Atau karena tidak ingin didengar orang lain, kita berusaha merendahkan intonasi suara sehingga di telinga lawan bicara terdengar seperti desis ular. Kedua-duanya bukan cara yang efektif dalam berbicara. Berbicara dengan pelan tapi jelas terdengar. Tidak perlu terlalu keras tidak perlu terlalu lemah. Yang perlu kita perhatikan pula adalah tingkat emosional kita. Bicaralah ketika emosi kita sedang tidak konsentrasi. misalnya kalau kita sedang marah atau sedih, usahakan agar kemarahan atau kesedihan tersebut tidak terlihat oleh lawan bicara.

(7)

rintihan yang menyayat hati. Oleh karena itu hindarilah berbicara terburu-buru atau terlalu pelan. Sebab dalam kondisi berbicara seperti itu, sulit untuk meninta respon yang obyektif dari lawan bicara. Di samping tidak efektif, pembicaraan yang kurang terdengar jelas di telinga lawan bicara kadang-kadang menimbulkan kejengkelan bagi lawan bicara. Maunya ingin cepat-cepat selesai tetapi malah menimbulkan persoalan baru yang tidak selesai-selesai. Tentunya ini akan merugikan diri kita sendiri.

3. Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar

Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang. Bahasa perawat, jelas berbeda dengan orang berjualan di pasar. Salah satu unsur pembedanya terdapat dalam pemakaian tata bahasa yang digunakan. Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di tengah kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita bicarakan. Dan tentunya tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi yang meninggung hati lawan bicara.

4. Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi

Citra perawat adalah citra kesopanan artinya orang lain melihat perawat sebagai orang yang tahu etika, punya tata-krama dan santun dalam segala tindak-tanduknya. Sikap dan perilakunya mencerminkan orang berpendidikan. Kesan tersebut akan semakin membekas ketika kita sedang berbicara. Gaya bicara, intonasi yang dipakai, dan tata bahasa, jelas berpengaruh besar di telinga pendengar. Sebagai Perawat, sebaiknya kita berbicara dengan kalimat yang jelas dan intonasi yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah. Tunjukan kesan bahwa kita bisa mengontrol intonasi dengan baik. Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap orang dapat mendengarnya dengan baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua pendengarnya dapat mendengar dengan baik.

5. Pembicaraan mudah di mengerti

(8)

memilih lawan bicara, sebab hal ini berkaitan dengan bahasa yang kita pakai. Jangan karena ingin dianggap sebagai perawat ke mana-mana kita selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi.

Kita harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan latar belakang lawan bicara yang kita hadapi. Jangan terjebak oleh keinginan untuk menjaga image atau gengsi sehingga mengorbankan lawan bicara. Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting anggapan orang lain terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti terhadap apa yang sedang kita bicarakan. Biarkan orang lain menganggap diri kita bodoh, dan seolah-olah pintar mereka, itu hak mereka.

Sering kita mendengar ada orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang tinggi. Padahal pendengarnya hanya para pedagang yang tidak sempat mengikuti perkembangan jaman. Memang ia berhasil membangun kesan di tengah audiennya bahwa ia pembicara yang pandai, Tetapi ketika ditanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti, mereka malah bingung.

5. Etika duduk

a. Badan tegak tapi santai b. Kaki dibawah tapi rapat c. Tidak tumpang kaki

d. Tidak selonjoran apalagi diatas meja e. Tidak naik ke atas seperti jongkok/bersila f. Tidak duduk dimeja

g. Tidak menggoyang-goyangkan kaki h. Tidak berpangku tangan

i. Tangan diatas paha

j. Kaki tidak terbuka apalagi wanita k. Tidak menyenderkan tangan diatas kursi l. Berdiri bila ada yang menyalami

m. Jika wanita tutup lutut, kaki diserongkan

(9)

o. Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian

p. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk terlebih dahulu

q. Berdiri jika ada orang yang dihormati

6. Etika Berdiri

a. Berdirilah dengan posisi tegak. Jadi kalau dilihat dari samping, tubuh Anda tampak lurus dari telingga hingga ke matakaki. Tubuh Anda akan terlihat lebih tinggi.

b. Tarik bahu agar tidak menutup. Kembangkan dada dan bagian perut tertarik ke dalam. Dengan posisi seperti ini, bentuk tubuh Anda akan terlihat lebih indah.

c. Atur posisi kedua kaki yang nyaman untuk menopang tubuh. Untuk wanita, posisi kedua kaki merapat. Rapatkan tumit dan biarkan kedua telapak kaki sebelah depan terbuka sehingga seolah-olah membentuk segitiga. Untuk pria, usahakan agar lebar kedua kaki tidak melebihi bahu.

7. Etika Berjalan

a. Ayunkan langkah kaki dengan sewajarnya, jangan terlalu melebar atau terlalu menyempit. Sesuaikan gerakan tangan agar tak mengayun terlalu lebar ke segala arah.

b. Upayakan kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret langkah Anda atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya, ada apa dengan anda?

c. Arahkan pandangan mata ke depan. Jangan bolak-balik menunduk. Tampilkan dari Anda yang percaya diri.

Perhatikan!

(10)

keramaian pesta atau pertemuan. Suasana pertemuan seperti itu seharusnya dinikmati dengan hangat dan santai. Jangan kacaukan suasana dengan langkah-langkah Anda yang terburu-buru. Kalau Anda terbiasa melangkah kaki lebar-lebar, persempit jarak langkah dan percepat temponya.

8. Etika Mengirim Pesan/Surat Pada (Dosen, Guru, Atasan) a. Menyapa dengan sopan

Walau senior Anda terlihat ramah, dekat dengan siapa saja, dan bahkan gaul, tetap disarankan untuk menggunakan bahasa formal, menggunakan sapaan dengan nama, misalnya Pak Tony, atau Bu Herni.

Contoh: Benar:

[v] Assalamualaikum Bu Herni [v] Selamat Pagi Pak Tony

Salah:

[x] Pagi Pak/Mas Broo...

[x] Selamat Pagi Miss Herni yang cuannntikkk,,, b. Memperkenalkan Diri

Guru atau dosen pasti punya banyak murid dan kenalan, mereka tentunya tidak menyimpan nomor hp setiap kenalan. Jadi perkenalkanlah diri dengan sopan.

Contoh: Benar:

[v] Pagi Bu Herni, maaf mengganggu. Saya salah satu mahasiswa bimbingan Ibu.

[v] Assalamualaikum Pak Tony, Maaf sebelumnya, ini saya Pandu Dinata, salah satu mahasiswa bapak untuk mata kuliah Marketing Internasional dari kelas B-1.

Salah:

(11)

Perlu diingat, guru/dosen tidak selalu menyimpan nomor setiap sms yang masuk. Jika Anda telah mengirim sms misalnya seminggu yang lalu, kemudian ada keperluan lagi, tetap perkenalkan diri Anda, supaya mereka tidak bingung mengingat kembali.

c. Menjelaskan Permintaan

Jelaskan keperluan Anda dengan singkat, jelas dan sopan. Hindari kata-kata yang tidak tegas dan bertele-tele. Juga jangan menggunakan kata-kata yang bersifat memerintah. Isi sms harus singkat dan padat. Jika membuat janji temu, langsung tanyakan jam dan tempatnya.

Contoh: Benar:

[v] Assalamualaikum Pak Tony, Maaf sebelumnya, ini saya Pandu Dinata, salah satu mahasiswa mata kuliah Marketing Internasional dari kelas B-1. Saya ingin minta bantuan Bapak untuk menuliskan surat referensi untuk pendaftaran beasiswa. Kira-kira kapan Bapak ada waktu luang? Jadi saya bisa menemui Bapak dan membincangkan lebih jelas. Baiknya ketemu di mana ya Pak?

Salah:

[x] Siang Bu, ini Alex, mahasiswa bimbingan Ibu. Mau minta ditulisin surat rekomendasi nih. Ibu kapan sempat? Ibu di kantor ga? Aku kesana sekarang yah?

d. Ucapkan Terima Kasih

Jangan lupa ucapkan terima kasih untuk mengakhiri sms. Contoh:

(12)

e. Perhatikan Tanda Baca

Sebelum mengirimkan sms, periksa terlebih dahulu kata-kata Anda. Perhatikan penggunaan tanda baca. Sebaiknya tidak menyingkat sms karena mau menghemat pulsa. Jagalah kesan yang baik di mata senior. Hal yang sama juga bisa diterapkan untuk menulis email ke senior, atau seseorang yang kita belum kenal. Misalnya blogger di internet yang telah berpengalaman dalam mendapatkan beasiswa, dan kamu ingin email menanyakan tips, atau minta bantuan untuk cek CV yang kamu tulis dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

http://vanitayosi.blogspot.co.id/2013/03/etika-dalam-kehidupan-sehari-hari.html http://antoncharlianetika.blogspot.co.id/2014/01/etika-bertamu.html

Referensi

Dokumen terkait

Mulyana dalam (Elah, 2007:46) mengatakan bahwa perkataan puisi berasal dari Yunani yang juga dalam bahasa Latin „poietes‟ (latin „poete‟) yang mula-mula artinya

Model pembelajaran inkuiri menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) terdiri dari 4 fase yaitu: 1) fase pertama, siswa disajikan bidang penelitian berupa fenomena

Dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk pengumpulan data dengan menggunakan dokumen perusahaan, buku yang berkaitan dengan majalah yang membahas

memberikan sistem insentif dan remunerasi yang memadai untuk mencegah timbulnya praktik KKN oleh SDM yang terkait dengan akuntansi pemerintahan. Disamping itu, peran

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) sifat-sifat fisika (densitas, viskositas, nilai kalor, pH, titik didih)

Latih tubi untuk soalan Bahagian A (soalan pilihan) dan soalan Bahagian B(statistik, pelan dan dongakan, graf fungsi) diberikan kepada pelajar secara kerap kerana soalan ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi peningkatan konsentrasi pektin albedo jeruk bali dan gliserol yang ditambahkan terhadap karakteristik edible film

Untuk memasuki halaman ini klik table kategori produk yang berguna untuk penambahan kategori produk maka akan muncul form seperti gambar dibawah ini lalu klik tombol