• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR PERIODE DAN METODE AKUNTANS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR PERIODE DAN METODE AKUNTANS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Informasi tentang laba (Earings) mempunyai peran yang sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering mrnggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus pada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

Laporan keuangan perusahaan di harapakan dapat memberi informasi bagi (calon) investore dan (calon) kredit tur guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Diharapkan laporan keuangan mampu mencerminkan kondisi keuangan perusahan sesuai dengan kondisi rill perusahaan.

Wajib pajak sebelum menghitung jumlah pajak terutang harus menyelenggarakan pembukuan terlebih dahulu apabila tidak mampu maka harus melakukan pencatatan sesuai norma perhitungan yang berlaku. Pada dasarnya metode pembukuan dalam perpajakan adalah metode akrual dan metode kas. Kas adalah suatu metode perhitungan penghasilan dan biaya yang didasarkan pada saat di peroleh atau pada saat terutang. Metode akrual adalah metode metode perhitungan atas dasar penghasilan yang diterima dan biaya yang di bayar tunai.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Periode Akuntansi? 2. Apa yang dimakud Alternatif Metode ?

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERIODE AKUNTANSI

Tidak diragukan lagi, seperti halnya akuntansi keuangan; Undang-undang Perpajakan juga mendasarkan pada suatu konsep dasar periode akuntasi sebagai acuan atau pedoman dalam menentukan saat pengakuan terhadap penghasilan dan pengukuran penghasilan atau beban. Penghasilan merupakan suatu aliran yang tidak terputus dan dapat terjadi pada setiap saat, sehingga jumlah yang pasti hanya dapat diketahui kelak pada saat kegiatan-kegiatan yang dilakuakan oleh suatu entitas sebagai subjek atau wajib pajak dihentikan, atau pada saat eksistensi subjek atau wajib pajak dinyatakan berakhir. Untuk dapat melakuakan pengukuran, pencatatan, dan pelaporan jumlah penghasilan; akuntansi membagi jangka waktu kelangsungan hidup setiap perushaan sebagai entitas, ke dalam berbagai interval waktu yang sama.

2.2 BAGIAN TAHUN PAJAK SEBAGAI MASA TRANSISI

Surat perhitungan yang mencakup jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu tahun atau kurang ari masa 12 bulan biasanya harus biasanya harus dibuat untuk yang pertama kalinya oleh para wajib pajak baru, bagian tahun pajak yang berakhir kalinya oleh para wajib pajk yang eksitensinya dinyatakan berakhir, dan oleh lpara wajib pajak yang memperoleh persetujuan untuk mengganti tahun pajaknya. Prosedur penentuan jumlah penghasilan sebagai basis perhitungan pajak penghasilan demikian itu diperlukan agar wajib pajak tidak terhindar dari penerapan tarif progresif.

2.3 ANUALISASI PENGHASILAN KENA PAJAK DALAM MASA TRANSISI

Undang-undang pajak penghasilan tahun 2000 menetapkan tarif marjinal pajak penghasilan yang tertinggi untuk wajib pajak orang pribadi adalah 35%, sedang untuk wajib pajak badan adalah 30%. Tampa adanya ketentuan untuk menganulisasikan penghasilan sebagai basis perhitungan pajak dalam masa transsisi bagi para wajib pajak yang ingin mengubah tahun pajaknya, dengan muda wajib pajak dapat mengindar dari pengenaan tarif tinggi tersebut. Ini dapat dilakukan dengan cara sering kali mengubah tahun pajaknya,dalam interval waktu yang relativ pendek untuk mengurangi jumlah penghasilan kena pajak yang harus dilaporkan didalam surat pemberitahuan.

Tabel -1: Anualisasi penghasilan sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan yang terutang

(3)

anualisasi penghasilan dalam masa transisi, tarif efektif pajak penghasilan dalam masa transisi adalah 10% (Rp. 3.750.000,00 /Rp.37.500.000,00 x 100%). Seperti tampak pada tabel-1 tersebut, dengan anualisasi penghasilan dalam masa transisi perusahaan akan dikenakan pajak penghasilan berdasar tarif efektif 13,75% (= Rp.6.875.00,00/50.000.000,00x 100%).

Anualisasi penghasilan kena pajak (PKP) sebagai basis perhitungan pajak penghasilan yang terutang dalam masa transisi berakibat beban atau pajak terutang yang lebih besar dibanding beban atau pajak terutang yang dihitung berdasar jumlah penghasilan yang tidak dianualisasikan (disetahunkan); sehingga membuat tarif efektif pajak dalam masa transisi yang juga lebih tinggi.

2.3.1 ALTERNATIF METODE

Metode atau prosedur anualisasi penghasilan sebagai basis perhitungan pajak dalam masa transisi didasarkan pada suatu asumsi bahwa wajib pajak memperoleh penghasilan yang merata sepanjang tahun pajak. Sebagai akibatnya metode anualisasi penghasilan dalam masa transisi bisa membuat beban pajak terasa bera bagi para waib pajak yang realisasi penghasilannya ternyata tidak merata sepanjang tahun pajak atau bersifat musiman.

2.3.2 PENYIMPANGAN KONSEP DASAR PERIODE AKUNTANSI

Tarif pajak yang bersifat progresif diberlakukan oleh undang-undang pajak guna menjamin tercapainya keadilan pajak. Namun demikian, tarif pajak yang progresif justru bisa jadi akan membuat kewajiban atau beban pajak terasa lebih berat bagi wajib pajak tertentu; terutama apabila terjadi ketidakluwesan didalam mengaplikasikan konsep dasar periode akutansi. Oleh karena itu, berbagai ketentuan perpajakan sengaja diberlakukan untuk menghilangkan atau meminimisasi dampak yang justru tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Termasuk dalam hal ini, antara lain pemberian fasilitas berupa:

1. Kompensasi kerugian (psl.6 ayat 2 undang-undang No.17 Tahun 2000; dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 958/KMK.04/1983).

2. Penerapan Tarif Efektif atas penghasilan untuk beberapa tahun diterima atau diperoleh sekaligus (psl.3 PP Nomor 36 Tahun 1983).

3. Penerapan Tarif Efektif (rata-rata) terhadap penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta yang tidak dipakai secara aktif dalam operasi perusahaan (psl.2 dan psl 3 PP.Nomor 36 Tahun 1983).

2.4 PENERAPAN TARIF EFEKTIF ATAS PENGHASILAN BEBERAPA TAHUN YANG DITERIMA

(4)

Tarif efektif atau rata-rata sebesar 23,75% tersebut selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk menentukan beban atau pajak penghasilan yang terutang dalam tahun pajak terjadinya terjadinya penerimaan sewa rumah sebagai penghasilan yang tidak teratur. Table-6 tersebut di atas mengiludtrsdiskn prosedur perhitungan dan aplikasi tariff efektif atau tarif rata-rata atas penghasilan yang tidak teratur yang dimasud. Perhatikan bahwa tarif efektif atau rata-rata , pada dasarnya tetap dihitunga berdasar pada tariff umum progresif (TUP Pasal-17) dan diaplikasikan terhadap lapisan-lapisan penghasilan kena pajak, sebagaimana diatur dalam pasal-17 undang-undang pajak penghasilan (UU Nomor 17 tahun 2000).

2.5 SALING HUBUNGAN ANTARA NERACA DENGAN LAPORAN LABA-RUGI

Sudut pandang terhadap saling hubungan antara Neraca dan Laporan Laba Rugi, dan pendekatan yang digunakan di dalam mendefinisikan elemen-elemen laporan keuangan merupakan salah satu faktor yang menentukan pemilihan metode-metode akuntansi yang dapat dikatakan generally accepted pada masing-masing disiplin akuntansi (disiplin akuntansi keuangan dan disiplin akuntansi perpajakan).

2.6 PENDEKATAN AKTIVA KEWAJIBAN VERSUS PENDAPATAN BEBAN

Salah satu konsekuensi dari sudut pandang artikulasi adalah bahwa efek dari setiap transaksi, kejadian, atau peristiwa yang mempengaruhi ekuitas (selain yang berasal dari transaksi modal; setoran dan penyesuaian modal) harus dilaporkan atau melalui perhitungan atau laporan laba rugi dalam tahun berjalan. Seperti telah dikemukakan, baik disiplin Akuntansi Keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan Komersial maupun disiplin Akuntansi Perpajakan yang menghasilkan Laporan Keuangan Fiskal; keduanya menganut sudut pandang artikulasi tersebut. Sebagai konsekuensinya, metode pengukuran atau penilaian untuk suatu elemen laporan keuangan yang disajikan baik di dalam neraca maupun laporan laba rugi seperti misalnya: persediaan, biaya dan atau cadangan kerugian piutang, biaya dan atau cadangan kerugian piutang, biaya dan atau akumulasi penyusutan aktiva tetap harus sama.

2.7 METODE AKUNTANSI MENURUT UNDANG-UNDANNG PAJAK

Menurut undang-undang pajak penghasilann (Undang-Undang No.17 tahun 2000), kecuali dinnyatakan lain setiap tambahan kemampuann ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan adalah penghasilan yang harus dipakai sebagai basis perhitungan pennghasiilan kena pajak. Sedang pengurangan penghasilan, beban dan atau biaya fiskal sepenuhnya merupakan produk dari ketentuan perundang-undangan.

(5)

Sebagai metode akuntansi, stelsel akrual untuk tujuan Akuntansi Perpajakan dalam banyak hal identik atau bahkan sama seperti halnya penerapannya untuk tujuan akuntansi keuangan. Stelsel akrual mengacu pada konsep dasar mempertemukan secara layak antara biaya atau beban sebagai pengukur atas pengorbanan yang diperlukan dengan pendapatan atau penghasilan brutonya sebagai pengukur hasil yang diperoleh (matching concept). Untuk merealisasikan sejumlah pendapatan atau penghasilan bruto, setiap perusahaan terlebih dahulu harus mengeluarkan biaya, beban atau pengorbanan istilah yang digunakan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah : biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan).

2.9 METODE AKUNTANSI UNTUK PENGHASILAN DAN BEBAN TERTENTU

Undang-undang pajak memang menyatakan stelse akrual atau stelsel kas sebagai dua alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan oleh wajib pajak. Namun untuk item-item penghasilan dan beban atau pengurangan penghasilan tertentu, secara implicit Undang-undang Pajak juga menyatakan adanya metode-metode akuntansi yang lain, seperti misalnya untuk pengakuan dan pengukuran beban penyusutan harta tetap dan amortisasi harta tak berwujud, pengakuan dan pengukuran biaya kerugian piutang, pengukuran harga pokok barang dijual dan/atau penilayan persediaan. Dengan demikian, pada akhirnya wajib pajak tidak mungkin dapat menerapkan baik stelsel akrual murni maupun stelsel kas murni untuk tujuan pelaporan keuangan fiskalnya; agar mereka dapat dikatakan patuh pada ketentuan Undang-undang Pajak.

2.9.1 PENGAKUAN PENDAPATAN ATAU PENGHASILAN BRUTO

Dalam kondisi tertentu, wajib pajak mengakui pendapatan atau penghasilan bruto pada saat terjadinya penerimaan kas atas barang-barang dagangan yang dijual berdasar kontrak pembayaran angsuran. Metode angsuran (installment basis) demikian, pada hakekatnya adalah cash basis accounting dalam arti adanya penerimaan kas mendorong untuk diakuinya penghasilan bruto. Dengan metode angsuran, penghasilan bruto diakui dalam beberapa periode atau tahun pajak.pengakuan kost atau harga pokok barang yang dijual sebagai beban atau pengurang penghasilan dalam transaksi penjualan angsuran ditangguhkan, dan akan diakui secara proposional dalam periode atau tahun pajak diakuinya penghasilan bruto.

2.9.2 PENGAKUAN BEBAN DAN PENGURANGAN PENGHASILAN

(6)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Laporan keuangan perusahaan di harapakan dapat memberi informasi bagi (calon) investore dan (calon) kredit tur guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Diharapkan laporan keuangan mampu mencerminkan kondisi keuangan perusahan sesuai dengan kondisi rill perusahaan.

Wajib pajak sebelum menghitung jumlah pajak terutang harus menyelenggarakan pembukuan terlebih dahulu apabila tidak mampu maka harus melakukan pencatatan sesuai norma perhitungan yang berlaku. Pada dasarnya metode pembukuan dalam perpajakan adalah metode akrual dan metode kas. Kas adalah suatu metode perhitungan penghasilan dan biaya yang didasarkan pada saat di peroleh atau pada saat terutang. Metode akrual adalah metode metode perhitungan atas dasar penghasilan yang diterima dan biaya yang di bayar tunai.

Undang-undang pajak memang menyatakan stelse akrual atau stelsel kas sebagai dua alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan oleh wajib pajak. Namun untuk item-item penghasilan dan beban atau pengurangan penghasilan tertentu, secara implicit Undang-undang Pajak juga menyatakan adanya metode-metode akuntansi yang lain, seperti misalnya untuk pengakuan dan pengukuran beban penyusutan harta tetap dan amortisasi harta tak berwujud, pengakuan dan pengukuran biaya kerugian piutang, pengukuran harga pokok barang dijual dan/atau penilayan persediaan. Dengan demikian, pada akhirnya wajib pajak tidak mungkin dapat menerapkan baik stelsel akrual murni maupun stelsel kas murni untuk tujuan pelaporan keuangan fiskalnya; agar mereka dapat dikatakan patuh pada ketentuan Undang-undang Pajak.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman konsep dasar latihan beban members fitness center Hotel Ros In Yogyakarta yang rendah diantaranya responden tidak mendapatkan

analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau berpasangan dengan desain " pre post ", dimana dilakukan dua

Oleh karena itu, hak pihak ketigas atas bagi hasil tidak bisa dikelompokkan sebagai beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Zakat adalah besarnya zakat yang harus

dengan teori yang dijelaskan bahwa dalam akuntansi keuangan biaya yang dikeluarkan atau dikonsumsi dalam rangka untuk memperoleh pendapatan dan beban

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”), yaitu suku

Menurut Sugiyono (2009) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok.. orang tentang fenomena sosial. Dengan metode ini, variabel

Dalam ArcGIS, istilah route mengacu pada sebuah objek linier, seperti jalan, sungai, atau pipa, yang memiliki sebuah unique identifier (pengenal unik) dan sebuah

Teknologi dalam pengertian yang sempit mengacu pada obyek benda yang digunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras.4 Pihak lain berpendapat