• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM P"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Dinamika pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti menjadikan persaingan antar sekolah semakin ketat, khususnya dalam menarik konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk jasa. Hal ini sependapat dengan Alma, bahwa lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan.1 Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi lebih dari itu, siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal, misalnya suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani peserta didik.

Produk yang dihasilkan sekolah berupa lulusan yang diharapkan berkualitas dan produk ini nantinya siap bersaing di masyarakat. Mengenai hal ini, suatu sekolah tentu harus pandai-pandai mempertahankan mutu serta keunggulan sekolah demi mempertahankan kepercayaan masyarakat dan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan terhadap sekolah identik dengan kepuasan pelanggan mengenai pelayanan yang diberikan sekolah kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Alma dan Hurriyati, yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang sering dikenal sebagai “stakeholder”, lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan sedangkan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut mengingat mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.2

Mutu lembaga pendidikan bukan hanya dilihat dari segi pembelajaran yang berkualitas, sarana dan prasarana ataupun sumber daya manusia yang berkualitas saja. Keseluruhan warga sekolah baik sumber daya manusia maupun non-manusianya yang saling berpadu pada satu kesatuan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin terhadap pelanggan termasuk sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan

1 Buchari Alma, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), 49.

(2)

oleh sekolah. Pelanggan adalah siswa yang telah menjadi pelanggan ataupun siswa dari masyarakat luas yang akan menjadi pelanggan sekolah.

Persaingan yang ketat satu sekolah dengan sekolah lainnya saat ini bukan lagi suatu rahasia dalam ranah pemasarannya. Hal ini juga menuntut sekoalh untuk dapat menentukan strategi yang tepat dalam kegiatan pemasaran jasa pendidikannya. Wijaya menyatakan bahwa setiap sekolah sekolah harus selalu berusaha agar tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing.3

Jadi sekolahperlu menentukan dan menerapakan strategi atau cara, serta melakukan dan menerapkan strategi atau cara, serta melakukan aktifitas pemasaran. Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka panjang dan merupakan cara untuk membangun citra sekolah secara keseluruhan.

Melihat fenomena saat ini, sekolah setidaknya perlu mempersiapkan strategi pemasaran jasa pendidikan yang tidak biasa, salah satunya adalah dengan menggandeng pelanggan di sekolah tersebut dan mempertahankan pelanggan. Tujuan dari mempertahankan keunggulan sekolah dengan mempertahankan kepuasan pelanggan dibuktikan dengan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dirasakan pelanggan pendidikan dalam pemasarannya. Untuk itu, dalam malah yang berjudul “ PENDEKATAN DAN TEKNIK PEMASARAN PENDIDIKAN” ini akan dibahas mengenai semua hal tersebut diatas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan sedikit uraian masalah diatas, maka dapat dibuatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pengertian dari Pendekatan dan teknik? 2. Bagaimakah Konsep Pemasaran?

3. Bagaimanakah Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang?

C. TUJUAN

Dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik suatu tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Pendekatan dan teknik

3 D. Wijaya. Pemasaran jasa Pendidikan (Mengapa Sekolah memerlukan Marketing), (jakarta: Salemba

(3)

2. Untuk mengetahui Konsep Pemasaran

3. Untuk mengetahui Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang

BAB II

(4)

A. Pengertian dari Pendekatan dan Teknik

Dalam wikipedia, pendekatan dan teknik bisa disamakan dengan strategi. Definisi strategi sendiri adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baikterdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. 4

Secara historis, kata strategi, dipakai untuk istilah dunia militer. Strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani “stratogos” yang berarti jenderal atau komandan militer. Maksudnya adalah strategi berarti seni para jenderal, yaitu cara menempatkan pasukan atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dikalahkan.5

Namun, istilah ini tidak hanya digunakan dalam konteks militer saja, bisnis juga menggunakan istilah strategi ini. Dalam konteks bisnis, strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan disintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.6

Ansoff mendefinisikan strategi sebagai “a set of decision making rules for guidance of organizayional behavior”, apabila dikaitkan dengan pemasaran, maka strategi diartikan sebagai pengambilan keputusan mengenai pemakaain faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.7

Tujuan utamanya adalah agar perusahaaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber yang ada.

Menurut Agus Rahayu dalam Alma, strategi memiliki dua model, yaitu:8

4http://id.wikipedia.org./wiki/Strategi, diunduh pada hari Sabtu 17 Februari 2018, pukul 20.34 WIB 5 Fandy Tjipto, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), 3.

6 Lawrence R. Jauch and William Gluech, Bussines Policy and Strategic Management, (New York:

McDraww-Hill, 1998), 9.

(5)

1. Model- based, menyatakan bahwa kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal meruapakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Artinya, pencapaian tujuan organisasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik lingkungan eksternal dariapada lingkungan internal atau sumber daya organisasi. 2. Resource based, menyatakan bahwa lingkunagan internal atau sumber daya

internal merupakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan organisasi.

Pada dasarnya, kedua model tersebut bertujuan untuk menciptakan tingkat kinerja yang tinggi, kedua model diatas juga menunjukkan bahwa persaingan yang berhasil mensyaratkan organisasi untuk memahami kondisi eksternal dan internal. Dalam rangka manajemen strategik, kedua model tersebut merupakan model yang terintegrasi, tidak terpisah antara yangs atu dengan yang lain.

Mintzberg menyatakan bahwa konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling berhubungan, dimana strategi atau teknik adalah suatu:9

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.

2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi maupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakuakan oleh organisasi.

3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.

4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabuhi para pesaing.

B. Pengertian Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran Pendidikan

Pada dasarnya, pemasaran atau marketing merupakan istilah dalam dunia bisnis. Dalam konteks bisnis, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

9 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00454-SI%20bab2001.pdf. Diunduh pada hari

(6)

dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran.10 Pemasaran juga dapat dimaknai suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.11

Pemasaran juga diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.12

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep inti dari pemasaran (dalam konteks bisnis) adalah:

Gambar Konsep pemasaran13

Adapun sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan barudengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif, serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.14

Namun pada masa perkembangannya, istilah pemasaran tidak hanya dipakai oleh organisasi/ lembaga profit saja, akan tetapi dipakai pula oleh lembaga non profit. Artinya, penggunaan istilah marketing saat ini sudah berkembang disegala sektor kegiatan manusia. Kenyataan ini diungkapakan oleh Morris dalam Muhaimin, bahwa dewasa ini tidak ada organisasi, baik itu bisnis atau non bisnis yang dapat terlepas dari pemasaran atau marketing, organisasi tersebut dapat memilih untuk mengerjakannya demi kebaikan organisasi atau meninggalkannya untuk

10 Philips Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002), 9.

11 Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan( Konsep, Prinsip & Aplikasi dalam mengelola Sekolah dan Madrasah), (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), 233.

12 Modul UPI, Pemasan Pendidikan, 207.

13 Hery Susanto & Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

2003), 37.

14Ibid, 224.

Need, wants, demand

Exchange, transaction, relationship

MARKET Marketing,

marketer

(7)

kemundurannya.15 Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah ini (red: pemasaran) untuk memasarkan jasa pendidikannya.

Dalam konteks lembaga pendidikan, pemasaran adalah pengolahan yang sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk mempromosikan misi-misi sekolah berdasarkan pemuasan kebutuhan nyata baik itu stakeholder

maupun masyarakat sosial pada umumnya (Kriegbahum).16 Pengertian lain mengatakan bahwa sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.17

Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu, pemasaran harus berorientasi kepada “pelanggan” yang dalam konteks sekolah disebut siswa. Disini perlunya sekolah untuk mengetahui bagaimanakah calon siswa melihat sekolah yang akan dipilihnya.18

Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur, yaitu:

a) Unsur strategi persaingan, meliputi:

1) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.

2) Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

3) Positioning, yaitu penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

b) Unsur taktik pemasaran, meliputi:

1) Differensiasi, yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di berbagai aspek perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah

15 Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/ Madrasah), cet ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 97.

16Ibid, 97-98.

(8)

yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

2) Bauran pemasaran (marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat atau yang lebih dikenal dengan sebutan 4P, yaitu: Product, Price, Promotion, dan Place.

c) Unsur nilai pemasaran yang berkaitan dengan: nama, termin, tanda simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa sebuah/ sekelompok penjual dan membedakannya dengan para pesaing. Merk mempunyai banyak arti penting bagi konsumen, yaitu:

1) Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk lain. Identifikasi ini diperlukan agar konsumen mempunyai kebebasan memilih suatu produk dan merk mana yang bisa memenuhi kebutuhannya. 2) Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.

Merk akan memberikan rasa percaya diri kepada konsumen.

3) Merk memberi status dan image pada seseorang. Dengan membeli merk tertentu, sudah menunjukkan bagaimana status sosial seseorang.

4) Merk memberi arti emosional. Seorang fans sebuah klub sepakbola misalnya, akan rela membeli berbagai macam merchandise yang dijual dengan atribut klub tersebut.19

Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi pada logika ‘asal barang habis” tanpa memperhatikan sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus segera dipenuhi, sedangkan wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, family dan sebagaimya.

Jadi, pengguna konsep marketing memberikan dasar pemikiran yang logis dalam pencapaian tujuan, yaitu memuaskan konsumen dengan mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki oleh lembaga. Adapun menurut David W. Cravens dalam Minarti, konsep pemasaran pendidikan memiliki 3 dasar, yaitu:

(9)

a) Dimulai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar tujuan bisnis.

b) Mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.

c) Mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memberikan kepuasan kepada konsumen.20

Dengan demikian, jika lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan

marketing yang berorientasi pada konsumen, maka seluruh personel staff, baik guru maupun tenaga administrasi harus menghayati betul apa misi mereka dan apa bisnis mereka. Pendekatan marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya memperbaiki diri dan jasa yang ditawarkannya dalam memberikan layanan yang bermutu, sehingga stakeholder akan terus menggunakan jasa yag diberikan.

20 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri), (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), 372.

21 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2009), 373.

(10)

2. Marketing mix (bauran pemasaran) Jasa pendidikan sekolah madrasah

Menurut Lupioadi dan Hamdani dalam Ara Hidayat dan Imam Machali, bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning ynag ditetapkan dapat berjalan sukses. Dalam konteks pendidikan, marketing mix atau bauran pemasaran adalah unsur-unsur yang sanagt penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan.22

Zeithaml & Bitner mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran ada tujuh hal yang biasa disingkat dengan 7P, yaitu yang terdiri dari 4P tradisional yang digunakan dalam pemasaran barang dan 3P sebagai perluasan bauran pemasaran. Unsur 4P yaitu product (produk); jasa yang ditawarkan, price

(harga); strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat); dimana tempat jasa diberikan, promotion (promosi); bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan 3P meliputi People (SDM); kualitas, kualifikasi, dan kompetensi yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa. P kedua adalah physical evidence

(bukti fisik); sarana-prasarana apa yang dimiliki, dan P terakhir adalah process

(proses); manajemen layanan pembelajaran yang diberikan.23

Ketujuh unsur bauran tersebut secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut:24

a) Produk jasa pendidikan madrasah/ sekolah

Menurut Kotler, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.25 Sedangkan Lupioadi dan Hamdani mendefinisikan produk sebagai keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Lebih spesifik, Keegan menjelaskan bahwa produk adalah koleksi sifat-sifat fisik, jasa dan simbolik yang menghasilkan kepuasan, atau manfaat, bagi seorang pengguna atau pembeli.26

Produk dalam konteks jasa pendidikan madarasah dan sekolah adalah jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek, dan variasi

22 Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...opcit, 237-238. 23Ibid, 238.

24 Modul UPI, Pemasaran Pendidikan, 223-225.

(11)

pilihan. Lembaga pendidikan yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan jasa pendidikan adalah lembaga yang dapat menawarkan reputasi, prospek, mutu pendidikan yang baik, dan peluang yang cerah bagi para siswanya untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Atau dengan kata lain, produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memnuhi kebutuhan dan keinginannya.

Produk itu sendiri terbagi menjadi lima tingkatan yakni: (1) core benefit

yaitu merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh costumer, dalam hal ini adalah pendidikan; (2) basic product, atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas; (3) expected product, yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan sebagainya; (4) augmented product, yaitu merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan, komputer, bahasa arab, dan lain sebagainya; (5) potensial product, yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.27

b) Price (harga)

Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon siswa/ mahasiswa berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu starategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa perguruan tinggi adalah skiming price, artinya adalah memasang harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahawa produk yang ditawarkan memang berkualiatas tinggi sehingga tidak menegcewakan konsumennya.

Akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaranyang hendak dicapai, yakni: (1) sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum; (2) sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume penjualan,

(12)

mempertahankan atau meningkatkan market share, dan; (3) sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.

c) Place (lokasi/ tempat)

Place adalah letak lokasi sekolah. Ini mempunyai peranan yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.

Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor: (1) akses yaitu kemudahan mencapai lokasi; (2) vasibilitas, yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya; (3) lalu lintas, dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat costumer terhadap jasa tersebut; (4) tempat parkir yang luas; (5) ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha; (6) persaingan, yaitu dengan mempertimbangkan lokasi pesaing kita; (7) ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang harus dianut oleh setiap lembaga pendidikan.

d) Promotion (promosi)

Promotion merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Aktivitas tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang keberadaan produk/ jasa.

(13)

costumer. Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.

e) People / SDM

Menurut Zeithaml and Bitner dalam Ratih Hurriyati, people adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara pakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (Service Encounter).28

Adapun SDM adalah semua orang atau pelaku yang terlibat dalam proses penyampaian jasa konsumen serta mempengaruhi persepsi konsumen, seperti para pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut. Sumber daya manusia dalam sebuah lembaga sekolah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: administrator, guru dan pegawai. Ketiganya perlu memiliki kompetensi yang tinggi. Karena pada pelaksanaannya merekalah yang secara langsung menyampaiakn jasa kepada para siswa, sehingga puas tidaknya siswa tergantung bagaimana jasa tersebut tersampaiakan kepada mereka.

f) Physical Evidence (bukti fisik)

Physical Evidence merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya.

Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk didalam sarana fisik ini adalah: lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnyayang disatukan dengan servis yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.29

g) Process (proses)

Dengan demikian, proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan

(14)

lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk sirkulasi dalam merekrut pelanggan pendidikan.

Dalam konteks upaya mempengaruhi calon pemakai produk pendidikan, maka keterkaitan ketujuh faktor tersebut diilustrasikan sebagai berikut:30

Untuk memahami pengertian jasa pendidikan, ada baiknay kita mempelajari dahulu beberapa pendapat para ahli. Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa sebagai “a service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product.”31 Maksudnya, adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

30 Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...opcit, 242.

31 Philip Kotler, Marketing Management. The Millenium Edition. (New Jersey: Prentice-Hall International

Inc. , 2003), 428.

Faktor yang turut mempengaruhi perilaku calon pemakai: sosial-budaya, kepribadian, dan

psikologis

(15)

Kemudian, Andrian Payne mendefinisikan bahwa jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.32

Berdasarkan definisi diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Dengan demikian, komponen lembaga pendidikan ahrus selalu melakukan update pada sisi kualitas (kompetensinya). Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu sehingga bisa menciptakan output yang berkualitas.

Merujuk dari pengertian tersebut, ada lima ciri utama dalam setiap jasa yang dikutip dari Bitner dkk serta Tadepali dan Hayes, yaitu:33

a) Tidak berwujud (intangibility), sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut. Sesuatu yang bisa dilihat itu berupa kinerja guru, tata usaha, karyawan, sarana dan prasarana, peralatan pendidikan sekolah, simbol-simbol yang digunakan sekolah, juga biaya yang bisa mereka bayar ke sekolah.

b) Tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahan jasa.

c) Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa, kapan dan dimana menyajikannya.

32 Http:// Erlan.blogspot.com/2011//. Diunduh pada hari minggu tanggal 27 Februari 2018 pukul 19.00 WIB

33 David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan “Mengapa Sekolah memerlukan Marketing” (Jakarta: Salemba

(16)

d) Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada masayang akan datang.

e) Kepemilikan (ownership), karakteristik ini adalah karakteristik yang paling menantang. Siswa membayar biaya pendidikan di muka, dimana pada awalnya mereka tidak mendapat kepemilikan investasi pendidikan apapun. Akan tetapi, mereka dapat menerima salah satu fasilitas, yaitu kartu perpustakaan. Dengan demikian, siswa memiliki hak untuk mengakses perpustakaan ketika menunjukkan kartu perpustakaan kepada petugas perpustakaan.

Disamping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan ciri, yaitu:

a) Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan. b) Jasa tergantung pada waktu.

c) Jasa tergantung pada tempat.

d) Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa.

e) Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan.

f) Perubahan pada konsep kemanfaatan.

g) Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa.

h) Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.34

Berdasarkan ciri dan karakteristik diatas, maka jasa pendidikan mempunyai karateristik sebagai berikut:

a) Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible than tangible).

b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan ( simultananeous production and consumption)

c) Kurang memiliki standar dan keseragaman ( less standardized and uniform) Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pepatah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karaketristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan

(17)

penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sanagt tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.

Siapa menunjukkan tenaga pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi kualitas dari penyampai pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas proses pendidikan tersebut. Dimana, merupakan lokasi jasa pendidikan tersebut disampaikan, tentu saja hal ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi tingginya kualitas proses pendidikan. Kapan, menunjukkan waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan sehingga proses tersebut berkualitas.

Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan calon pengguna jasa pendidikan adalah:

a) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud.

b) Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga pendidikan). c) Menciptakan atau membangun suatu nama merk lembaga pendidikan

(education brand name)35 4. Pemasaran Jasa Pendidikan

Menurut Lockhart sebagaiman dikutip oleh David, pemasaran jasa pendidikan adalah cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa, orang tua, karyawan sekolah, dan masyarakat menganggap sekolah sebagai institusi pendukung masyarakat yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa pendidikan.36

Kemudian Kotler dan Fox mengemukakan definisi pemasaran yang digunakan secara khusus pada sekolah, yaitu analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program yang dirumuskan secara hati-hati, yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran nilai secara sukarela dengan pasar sasaran atau pasar target (target market) jasa pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah.37

Kemudian Kotler dan Fox lalu mendefinisikan tujuan utama pemasaran jasa pendidikan adalah untuk:

a) Memnuhi misi sekolah dengan tingkat keberhasilan yang besar. b) Meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.

c) Meningkatkan ketertarikan terhadap sumber daya pendidikan.

35 Buchari Alma, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Focus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), 173.

(18)

d) Meningkatkan efisiensi pada aktifitas pemasaran jasa pendidikan.38

Sekolah membutuhkan strategi pemasaran jasa pendidikan karena sekolah adalah sektor jasa yang membutuhkan orientasi pemasar khusus, sehingga dapat diidentifikasi lebih lanjut. Gray menjelaskan lima tahap penting dalam menerapkan pemasaran jasa pendidikan, yaitu:

a) Mengidentifikasi kebutuhan atau masalah pemasaran jasa pendidikan. b) Melakukan riset atau audit pemasaran jasa pendidikan.

c) Melakukan perencanaan pemasaran jasa pendidikan. d) Menentukan bauran pemasaran jasa pendidikan.

e) Menentukan strategi dan taktik pemasaran jasa pendidikan.39

Setelah memahami definisi pemasaran jasa pendidikan, perlu kiranya memahami unsur-unsur pemasaran jasa, seperti kebutuhan, keinginan, kepuasan dan pelanggan. Gambar diabawah ini akan menjelaskan hubungan diantara masing-masing unsur tersebut.

Maksud dari skema diatas adalah, pertama, kebutuhan pelanggan jasa pendidikan bisa jadi sama atau bahkan tidak sama dengan keinginan pelanggan jasa pendidikan. Kedua, kebutuhan dari masing-masing pelanggan jasa pendidikan (siswa, orangtua, dan masyarakat) berbeda-beda pada sekolah yang sama. Ketiga, kepuasan pelanggan jasa pendidikan bisa jadi tidak sama dengan kepuasan pelanggan jasa pendidikanyang dibutuhkan karena bergantung pada kebutuhan pelanggan jasa pendidikan. Sehingga keberhasilan pemasaran jasa pendidikan berkaitan dengan aktifitas pemenuhan kebutuhan, keinginan, serta harapan pelanggan internal dan eksternal. Jadi, menentukan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari pemangku

38Ibid, 16. 39Ibid, 17.

KEPUASAN

KEBUTUHAN KEINGINAN

(19)

kepentingan sekolah atau pelanggan jasa pendidikan merupakan bagian penting dari strategi pemasaran jasa pendidikan.40

Dapat disimpulkan jika jasa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan minat jumlah siswa disuatu lembaga, karena jika jasa pendidikannya bagus, maka jumlah siswa akan meningkat karena tertarik dengan jasa pendidikan yang telah diberikan oleh lembaga.

5. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan

Berbagai pendekatan dan teknik pemasaran dapat dilakukan melalui kata-kata, tulisan, dan tindakan. Berikut ini pendekatan dan teknik pemasaran yang dijabarkan yaitu: 41

a) Pemasaran Melalui Orang

Komunikasi lisan perlu dilakukan oleh setiap individu. Komunikasi ini perlu dikelola secara baik. Terkait dengan program humas, komunikasi lisan yang perlu dikelola dengan baik yaitu siswa, orang tua, para pejabat profesional, dan masyarakat. Siswa dan orang tua siswa merupakan pasar internal suatu lembaga pendidikan. Untuk itu pihak lembaga pendidikan perlu melakukan komunikasi yang baik terhadap siswa dan orang tua siswa. Para pejabat profesional, guru-guru senior, kepala sekolah dari sekolah lain juga perlu ada komunikasi yang baik, seringkali orang tua bila menghadapi masalah tentang anaknya mereka terkonsultasi dengan pejabat profesional ini. Selanjutnya masyarakat juga diajak berkomunikasi masyarakat dapat menjadi kekuatan penentu image sekolah di masyarakat secara luas.

b) Buku Sebaran (prospektus), brosur dan pamflet

Teknik pemasaran lembaga pendidikan dapat dilakukan melaui penyebaran informasi dengan buku-buku sebaran/prospektus brosur dan pamflet. Prospektus didesain menjadi dokumen promosi yang atraktif. Brosur didesain untuk menyajikan dokumen singkat yang digunakan untuk mewadahi prospektif orang tua dalam mengadakan kontak dengan sekolah. Pamflet disajikan dalam lembaran tunggal untuk menyajikan informasi. Semua bentuk dokumen tersebut dideskripsikan secara detail sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.

c) Bahan Tulisan Lainnya

Selain prospektus, brosur dan pamflet, bentuk tulisan yang lain bisa digunakan untuk memasarkan lembaga pendidikan. Tulisan yang dimaksud berupa identitas lembaga (logo disertai tulisan singkat identitas lembaga), surat menyurat secara umum, informasi aplikasi pekerjaan, surat kabar, pilihan kurikulum sekolah dan booklet, rapor

40 Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta :Salemba Empat, 2006), 176.

41 http://cahayakhaeroni.blogspot.co.id/2014/01/strategi-pemasaran-lembaga-pendidikan.html diunduh pada

(20)

sekolah atau catatan prestasi siswa, surat dan informasi tentang kunjungan sekolah, laporan khusus untuk orang tua siswa.

d) Media

Media lokal dan nasional bisa digunakan untuk mempromosikan sekolah. Berbagai media elektronik juga sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media promosi sekolah. Sekolah juga dapat mendirikan sendiri media promosi ini misalnya stasiun radio atau televisi.

e) Periklanan

Sekolah dapat mengiklankan programnya di koran, majalah, radio, televisi baik lokal maupun nasional. Materi dalam iklan antara lain lowongan tenaga guru atau staf sekolah, kejadian-kejadian di sekolah, rekrutmen siswa. Yang perlu diperhatikan dalam membuat iklan, yaitu:

1) Iklan disajikan secara atraktif dan dapat dilihat/didengar dengan baik. 2) Iklan dapat mengangkat nama baik dan lokasi sekolah secaa jelas.

3) Apabila suatu event disampaikan, tanggal, waktu dan informasi masukan yang lain hendaknya disajikan secara tepat.

4) Klien yang potensial akan menanyakan tentang bagaimana cara merespon atau mengontak sekolah secara detail. Untuk itu sekolah hendaknya menyiapkan informasi yang dibutuhkan klien ini.

f) Kegiatan ”terbuka” sore hari atau event lainnya

Kegiatan sekolah untuk menerima kehadiran orang tua siswa atau masyarakat pada sore hari atau waktu-waktu lain yang ditentukan dapat menambah wawasan masyarakat tentang sekolah. Masyarakat bisa mengamati dan menanyakan program-program sekolah sehingga masyarakat memiliki persepsi yang bagus tentang sekolah. Kegiatannya dapat disajikan dalam bentuk:

1) Open days/evening (hari-hari yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengobservasi kegiatan dan produk sekolah)

2) Budaya sekolah dan kegiatan olah raga. Kegiatan ini bisa melibatkan pemuda di sekitar sekolah, calon-calon siswa atau masyarakat yang lain. Kegiatan drama juga bisa dilakukan. Media massa bisa diminta untuk meliputi kegiatan ini.

3) Partisipasi dalam kompetisi Kegiatan lomba olah raga, kuis, proyek desain dapat meningkatkan kesempatan publikasi dan promosi sekolah.

4) Pelibatan orang tua dalam kegiatan sekolah Orang tua yang melihat kegiatan sekolah, berinteraksi dengan staf dapat memperkuat kepercayaannya dalam membantu program sekolah.

(21)

Promosi lewat video bisa digunakan untuk kalangan dalam sekolah yang dapat digunakan siswa baru agar lebih memahami tata cara melakukan belajar yang baik dan informasi lain yang diperlukan siswa. Selain itu dalam video dapat disajikan kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal kualitas proses dan hasil pendidikan lembaga yang bersangkutan.

h) Promosi Kelompok

Beberapa sekolah dapat mempromosikan program sekolah secara kolaborasi. Melalui program ini sekolah dapat mempromosikan keunggulan dan kontinyuitas program pendidikannya.

C. Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang

1. Profil Singkat MIN 1 Jombang

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kauman Utara Jombang atau lebih dikenal sebaga MIN 1 Jombang terletak di Jl. Abd. Rahman Saleh III/ 8A Jombang, dan merupakan bagian dari Lembaga Pendidikan dilingkungan Kemenag Kabupaten Jombang. Sejak berdirinya tahun 1970 MIN 1 Jombang telah mengalami banyak kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga pendidikan formal, MIN 1 Jombang juga ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan Negara Indonesia.

Peningkatan disegala aspek telah dilaksanakan oleh MIN 1 Jombang, sebagai uasha untuk mengembangkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan out-put yang berkualitas. Berbagai peningkatan tersebut adalah kurikulum, sarana-prasarana, serta kualitas dari guru sebagai media transformasi ilmu. Pengembangan aspek koqnitif, psikomotorik dan efektif yang ada pada siswa juga tidak terlepas dari usaha untuk mengembangkan dan menghasilkan out-put yang seimbang, yaitu siswa yang berimtaq dan mempunyai kemampuan iptek.

Optimalisasi dalam meningkatkan eksistensi MIN 1 Jombang merupakan usaha dalam mewujudkan visi dan misi yang telah menjadi pedoman. Adapun visi, misi dan tujuan MIN 1 Jombang adalah sebagai berikut :

- VISI

“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi & Berwawasan Lingkungan”.

- MISI:

(22)

b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovatif

c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar

d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi akademik dan non akademik

e. Terciptanya kepedulian sosial pada diri peserta didik untuk salilng tolong menolong sesama manusia dan peka terhadap lingkungan.

- TUJUAN:

a. 100 % lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa diperintah dan diawasi

b. Meningkatkan nilai UASBN dan UAM setiap tahun

c. 100 % lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz ‘Amma d. Siswa memilki akhlaq mulia

2. Strategi Bauran Pemasaran di MIN 1 Jombang

Strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan di MIN 1 Jombang memerlukan perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui proses terpadu mulai pelayanan maksimal dan fasilitas mumpuni bagi konsumen jasa pendidikan. Perencanaan juga didukung guru-guru yang profesional, metode pembelajaran yang unik, keterlibatan orangtua peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan kenyamanan pada lingkungan internal. Perencanaan di MIN 1 Jombang dilakukan dalam prespektif jangka panjang 4 tahunan yang tersusun dalam Rencana Strategi (Renstra) Madrasah.

Program Kerja Humas menjadi strategi perencanaan jangka pendek yakni pada rentang 1 tahun. Pada perencanaan strategi di MIN 1 Jombang dilakukan dari hasil penilaian dan analisis SWOT madrasah, disusun oleh pemangku kepentingan (Kepala Madrasah, para wakil kepala madrasah, Staf, dan Komite). MIN 1 Jombang merupakan sekolah yang melibatkan semua karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasarannya. Evaluasi dari tahun sebelumnya menjadi acuan untuk menetapkan perencanaan baru untuk tahun berikutnya atau mempertahankan perencanaan lama yang sudah ada.

(23)

sekolah. MIN 1 Jombang merupakan madrsah negeri yang juga menganut konsep marketing dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Sesuai dengan pendapat Alma42 bahwa, lembaga

pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan. Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal misalnya suasana belajar mengajar yang nyaman, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah, adanya perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani peserta didik.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan yang sangat urgen. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya kualitas pendidikan dengan mutu yang baik pula. Melalui pemasaran pendidikan, peningkatan mutu dapat memberikan berbagai manfaat bagi lembaga pendidikan baik bagi konsumen pendidikan maupun income dan output lembaga pendidikan tersebut. Dalam pemasaran jasa pendidikan terdapat unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan. Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran terdiri dari 7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process.

B. Saran

(24)

Demikian uraian yang singkat yang telah kami paparkan, melalui makalah ini penulis menjelaskan dan menguraikan tentang “Pendekatan dan Teknik Pemasaran Pendidikan” dengan harapan hal tersebut dapat bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan orang lain pada umumnya. Kepada peneliti lain, hendaknya melakukan penelitian pengembangan dan penelitian tindakan sekolah ataupun eksperimen mengenai pemasaran jasa pendidikan dan loyalitas pelanggan dengan menambah situs lokasi penelitian, juga memperdalam fokus penelitian serta kajian teori.

Dan apabila dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca semua. Akhir kata kepada Ilahi kita mengabdi kepada Gusti kita berbakti, kepada Robbi kita berserah diri dan kepada hati nurani kita berkaca diri.

Gambar

Gambar Konsep pemasaran13

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan hasil analisis kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Islam Sunan Gunung Jati yang telah menempuh materi fluida statis, peneliti

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Paparan Karbon Monoksida

Pajak daerah menurut Undang ± Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi pasal 1 ayat 10 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang

Model administrasi negara sebagai alat negara dan bukan aparat pemerintah ini dapat dilihat pada administrasi negara Jerman, yang juga dijadikan rujukan oleh Menteri Pemberdayaan

Setiap pelaku pembangunan rumah susun komersial yang mengingkari kewajibannya untuk menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari

Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja tidak harus serupa dengan bentuk- bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan

CombBToke.Enabled = True '<Aktifkan tombol OKE jika ComboBox CBOKetebalan_Tb sudah dipilih.