• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hadis 1 semester 2 KEPEMIMPINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hadis 1 semester 2 KEPEMIMPINAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

HADIS

Dosen Pengampu

Bik Muhtaruddin, M.Th.I.

Disusun oleh:

Abdul Rozaq (932100714)

Ahmad Ilham Salafuddin (932101314) Dimas Abdi Attoilah (932140714) Nizar A. ( )

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

(2)

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur penulis munajatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT meridhoi-Nya. Amin

Makalah ini membahas tentang “Kepemimpinan”. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membaca dan mempelajarinya. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan di masa depan.

Kediri, 9 Mei 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...1 1.2 Rumusan Masalah ...1 1.3 Tujuan Penulisan ...1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Setiap muslim adalah pemimpin ...2 2.2 Pemimpin adalah pelayan masyarakat ...8 2.3 Batas ketaatan kepada pemimpin ...13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...21 3.2 Saran ...21

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ن

ن ع

ع َ س

ع

ننُوينَ ن

ن ع

ع َ ههلللاَ دنبنع

ع َ َانعرعبعخنأعَ ننادعبنععَ َانعثعدلحع

َابعأعَ ععمهس

ع َ هننلأ

ع َ نهمعحنرللادهبنععَ ننبنَ ةعمعلعسعَ ُوبنأعَ ِينهرعبعخنأعَ ييرههنززلا

ههينلعععَ هنلللاَ َّىللص

ع َ ههلللاَ ل

ع ُوس

ن رعَ ن

ل أعَ ُ,هنننع

ع َ هنلللاَ ِي

ع ض

ه رعَ ةعرعينرعهن

ِينهَاص

ع ع

ع َ ن

ن معوعَ هعلللاَ ع

ع َاط

ع أعَ دنقعفعَ ِينهععَاط

ع أعَ ن

ن معَ َ:ل

ع َاقعَ معللس

ع وع

ن

ن معوعَ ِينهع

ع َاط

ع أعَ دنقعفعَ يرهيمهأعَ ععَاط

ع أعَ ن

ن معوعَ هعلللاَ َّىص

ع ع

ع َ دنقعفع

ِينهَاص

ع ع

ع َ دنقعفعَ يرهيمهأعَ َّىص

ع ع

ع

1

Telah menceritakan kepada kami Abdan telah mengabarkan kepada kami Abdullah dari Yunus dari Al Karmani telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman, ia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mentaatiku berarti ia mentaati Allah, sebaliknya barangsiapa membangkang terhadapku, ia membangkang Allah, dan barangsiapa mentaatiku amirku berarti ia mentaatiku, dan barangsiapa membangkang amirku, berarti ia membangkang terhadapku.2

Hadis ini menjelaskan bahwa pentingnya memahami siapakah itu pemimpin, dan apa yang kita lakukan untuk pemimpin dan bagaimana jika kita tidak patuh. Oleh karena itu, disini akan diulas mengenai kepemimpinan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan setiap muslim adalah seorang pemimpin ? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan setiap pemimpin adalah pelayan masyarakat ? 1.2.3 Apa batasan ketaatan terhadap pemimpin ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Memahami pengertian “setiap muslim adalah seorang pemimpin”. 1.3.2 Memahami pengertian “setiap pemimpin adalah pelayan masyarakat”.

1 Al-Allamah Syihabuddin Ahmad bin Muhammad Al-Khothib Al-Qostholani, Irsyadus Sari Ila Syarhi Shohih Bukhori, (Mesir: Maktabah Al-Kubro Al-Amiriyah, t.t), 485.

(5)
(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Setiap Muslim Adalah Pemimpin.

ررَانعيدهَ نهبنَ ههلللاَ دهبنععَ ننععَ ك

ك لهَامعَ ِينهثعدلحعَ لنيعهَامعس

ن إهَ َانعثعدلحع

ل

ع ُوس

ن رعَ ن

ل أعَ ُ,َامعهنننععَ هنلللاَ ِي

ع ض

ه رعَ رعمععنَ نهبنَ ههلللاَ دهبنععَ ن

ن ع

ع

م

ن ك

ن لزكنوعَ عرارعَ منكنلزكنَ لعأعَ َ:َ لعَاقعَ معللسعوعَ ههينلعععَ هنلللاَ َّىللص

ع َ ههلللا

ُوعهنوعَ عرارعَ س

ه

َانللاَ َّىلعع

ع َ يذهللاَ منَامعلن

ه َافعَ ههتهيلعهرعَ ن

ن ع

ع َ ل

ك ُوئنس

ن مع

ُوعهنوعَ ههتهينبعَ لههنأعَ َّىلعععَ عرارعَ لنجنرللاوعَ ههتهيلعهرعَ ننععَ لكُوئنس

ن مع

ت

ه ينبعَ ل

ه هنأ

ع َ َّىلعععَ ةكيععهارعَ ةنأعرنمعلناوعَ ههتهيلعهرعَ ننععَ لكُوئنسنمع

عرارعَ لهجنرللاَ دنبنععوعَ منهنننععَ ةكلعُوئنس

ن معَ ِي

ع ههوعَ ههدهلعوعوعَ َاهعجهونزع

عرارعَ منكنلزكنفعَ لعأ

ع َ هنننععَ لكُوئنسنمعَ ُوعهنوعَ ههدهييسعَ لهَامعَ َّىلععع

ههتهيلعهرعَ ن

ن ع

ع َ ل

ك ُوئنس

ن معَ م

ن ك

ن لزكنوع

3 Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Ismail Telah menceritakan kepadaku Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.4

3Lidwa Pustaka i-Software, Aplikasi Kitab 9 Imam Hadis.

4 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Ensiklopedia Hadis 2; Shahih Al Bukhori 2,

(7)

A. Kritik Sanad 1. Jalur Sanad

Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin Nufail

"Abdullah bin Dinar, maula Ibnu 'Umar"

Malik bin Anas bin Malik bin Abi 'Amir

Isma'il bin 'Abdullah bin 'Abdullah bin Uwais

 Nama Lengkap : Isma'il bin 'Abdullah bin 'Abdullah bin Uwais

 Kalangan : Tabi'ul Atba'

kalangan tua

 Kuniyah : Abu 'Abdullah

 Negeri semasa hidup : Madinah

ULAMA KOMENTAR

Ahmad bin Hambal la ba`sa bih

Yahya bin Ma'in Dla'if

An Nasa'i Dla'if

Ad Daulabi menyebutkan dalam Ad Dlu'afa'

Al 'Uqaili menyebutkan dalam Ad Dlu'afa'

Ad Daruquthni tidak menyebutkan dalam shahihnya

Abu Hatim Tsiqah

Ibnu Abu Uwais Sering

(8)

Ibnu Hajar Al 'Asqalani

Shaduq namun banyak kesalahan dalam hafalan

 Nama Lengkap : Malik bin Anas bin Malik bin Abi 'Amir

 Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua

 Kuniyah : Abu 'Abdullah

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 179 H

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Muhammad bin

Sa'd tsiqah ma`mun

 Nama Lengkap : "Abdullah bin Dinar, maula Ibnu 'Umar"

 Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

 Kuniyah : Abu 'Abdur Rahman

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 127 H

ULAMA KOMENTAR

Ahmad bin Hambal Tsiqah

Abu Hatim Tsiqah

Abu Zur'ah Tsiqah

An Nasa'i Tsiqah

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Ibnu Sa'd Tsiqah

Al 'Ajli Tsiqah

Ibnu Hibban disebutkan dalam

'ats tsiqaat

Ibnu Hajar Al

(9)

 Nama Lengkap : Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin Nufail

 Kalangan : Shahabat

 Kuniyah : Abu 'Abdur Rahman

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 73 H5

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar Al

Atsqalani Shahabat

Adz Dzahabi Shahabat

2. Biografi Imam Bukhori

Nama lengkap Imam Bukhori yaitu Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah, kuniyah beliau yaitu Abu Abdullah. Beliau dilahirkan pada hari Jum'at setelah shalat Jum'at 13 syawwal 194 H di Bukhara. beliau berasal dari nasab yaitu pertama, Al Ju'fi; nisabah Al Ju'fi adalah nisbah

Arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek Bukhari yang kedua masuk Islam, berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju'fi, maka nisbah beliau kepada Al Ju'fi adalah nisbah perwalian. Kedua, Al Bukhari; yang merupakan nisbah kepada negeri Imam Bukhari lahir

Guru-guru Imam Bukhari yang terkemuka yaitu yang telah beliau riwayatkan haditsnya yaitu Abu 'Ashim An Nabil, Makki bin Ibrahim, Muhammad bin 'Isa bin Ath Thabba', Ubaidullah bin Musa, Muhammad bin Salam Al Baikandi, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Manshur, Khallad bin Yahya bin Shafwan, Ayyub bin Sulaiman bin Bilal, Ahmad bin Isykab, Dan masih banyak lagi.6

B. Kritik Matan

Bahwa hadis tersebut shahih karena telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori dengan tidak terdapat illat maupun syadzpada matandan diriwayatkan dengan sanad yang tersambung. Walaupun pada sanad terakhir, banyak pendapat yang meraguakan hafalannya karena ia sering melakukan kesalahan dalam

(10)

periwayatan, akan tetapi hadis ini didukung oleh beberapa hadis lain dengan sanad yang berbeda yang juga di kategorikan shahih. Seperti pada sanad yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin Nufail >> "Abdullah bin Dinar, Maula Ibnu 'Umar" >> Malik bin Anas bin Malik bin Abi 'Amir >> Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab.7

2539 Abu Daud 4266 Ahmad 4920 Ahmad 5603 Ahmad

Hadis Pendukung

5635 Ahmad 5753 Ahmad 3408 Muslim

1627 Tirmidz i

C. Fiqhul Hadis

Di dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW mengulang-ulang dua kali bentuk penekanan, bahwa setiap orang adalah pemimpin dan harus mempertanggung jawabkan atas yang dipimpinnya. Bahkan seseorang harusmenjadi pemimpin atas dirinya sendiri dan harus mempertanggung jawabkan atasnya. Dan orang yang paling besar tanggungjawabnya adalan imam (khalifah, raja, presiden, dll.).Ia harus mempertanggung jawabkan tidak hanya atas keluarganya saja atau hal-hal di dalam istananya, tetapi ia harus mempertanggung jawabkan setiap orang yang berada di bawah kekuasaanya. Dalam hal ini Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab menyatakan,”Demi Allah, andaikata ada anak kambing yang mati di sungai Tigris (Dajlah) atau sungai Efrat, niscaya Umar

(11)

dituntut mempertanggung jawabkannya.” Jadi, tanggung jawab imam sangatlah besar.

Sebenarnya, sebagaimana dinyatakan sebagian kalangan, jabatan bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi jabatan tak lain adalah tanggung jawab. Apalagi saat-saat sekarang ini yang banyak sekali tekanan dari sana sini. Maka, tanggung jawab semakin besar dan semakin berat.

Sabda Rasulullah,“Laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan dia dimintai pertanggung-jawab atas yang dipimpinnya. Dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya.” Keduanya memiliki tugas yang harus dipertanggung jawabkan.Nampak disini adanya dua tanggung jawab, yakni mengenai suami bertanggung jawab atas anggota keluarganya, sementara juga betanggung jawab atas anggota keluarga rumah suaminya.

Benar sekali bahwa suami bertanggung jawab atas anggota keluarganya, dan isteri bertanggung jawab atas anggota keluarga rumah suaminya.Tetapi tanggung jawab itu berbeda, isteri bertanggung jawab atas kondisi dan urusan rumah.

Dalam hal tanggung jawab suami, Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan “... tanggung jawab suami lebih umum dan lebih berat, berdasarkan firman Allah :8







َ





َ





َ











َ



َ



َ



َ





َ





9

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).”10

Seandainya jika sang isteri tidak melakukan tugas pokoknya, maka suami bertanggung jawab atasnya jika ia mengetahuinya.

Sabda beliau, “Dan budak juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggung jawab atasnya.” Maksudnya, seandainya seseorang

8 Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syarh Shahih Al Bukhori 9, terj. Fathoni Muhammad dan Muhtadi (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2013), IX: 1178-1179.

9 An-Nisaa’ (4): 34

(12)

memiliki budak dan ia memodalinya untuk berdagang, atau ia memiliki budak dan menyerahkan unta kepadanya untuk dipelihara, maka budak itu bertanggung jawab atas harta benda tuannya tersebut dan harus mempertanggung jawabkannya. Sabda beliau,”...harta benda tuannya...” karena budak tidak bisa memiliki, sekalipun ia diberi sesuatu maka ia tidak bisa memilikinya. Jika ada seseorang tuan berkata kepada budaknya, “Ambillah mantel ini yang bisa kamu gunakan saat musim dingin,” maka mantel itu tetap menjadi milik tuannya.11

2.2 Pemimpin Adalah Pelayan Masyarakat

ن

ل أعَ ن

ه س

ع ح

ع لناَ ن

ن ع

ع َ ب

ه هعش

ن لن

ع اَ ُوبنأعَ َانعثعدلحعَ مرينععننَ ُوبنأعَ َانعثعدلحع

ههض

ه رعمعَ ِيفهَ ررَاس

ع يعَ ن

ع بنَ ل

ع قهعنمعَ دعَاععَ درَايعزهَ نعبنَ ههلللاَ دعينبععن

َاثثيدهحعَ ك

ع ثنديحعمنَ ِينيإهَ لكقهعنمعَ هنلعَ لعَاقعفعَ ههيفهَ تعَامعَ يذهللا

م

ع للس

ع وعَ ههينلعع

ع َ هنلللاَ َّىللص

ع َ ههلللاَ ل

ه ُوس

ن رعَ ن

ن مهَ هنتنعنمهس

ع

ن

ن مهَ َامعَ ل

ن ُوقنيعَ معللس

ع وعَ ههينلعع

ع َ هنلللاَ َّىللص

ع َ ِي

ل بهنللاَ ت

ن عنمهس

ع

م

ن لعَ للإهَ ةرحعيص

ه نعبهَ َاهعط

ن حنيعَ منلعفعَ ةثيلعهرعَ هنلللاَ هنَاععرنتعسناَ دربنعع

ةهنلجعلناَ ةعحعئهارعَ دنجهيع

12 Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya; 'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga.13

A. Kritik Sanad 1. Jalur Sanad

11Al Utsaimin, Al Bukhori, 1178-1179.

12i-Software, Aplikasi Kitab.

(13)

Ma'qil bin Yasar bin 'Abdullah

Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar

Ja'far bin Hayyan

Al Fadlol bin Dukain bin Hammad bin Zuhair

 Nama Lengkap : Al Fadlol bin Dukain bin Hammad bin Zuhair

 Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua

 Kuniyah : Abu Nu'aim

 Negeri semasa hidup : Kufah

 Wafat : 218 H

ULAMA KOMENTAR

An Nasa'i tsiqah ma`mun

Al 'Ajli tsiqah tsabat

Abu Hatim Ar

Rozy Tsiqah

Ibnu Hajar al

'Asqalani Tsiqah Tsabat Adz Dzahabi Alhafidz

 Nama Lengkap : Ja'far bin Hayyan

 Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)

 Kuniyah : Abu Al Asyhab

 Negeri semasa hidup : Bashrah

 Wafat : 165 H

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Abu Hatim Tsiqah

Abu Zur'ah Tsiqah

An Nasa'i Laisa bihi ba's

Ibnu Hibban disebutkan dalam

'ats tsiqaat

Ibnu Hajar al

(14)

Adz Dzahabi Tsiqah

 Nama Lengkap : Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar

 Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan

 Kuniyah : Abu Sa'id

 Negeri semasa hidup : Bashrah

 Wafat : 110 H

ULAMA KOMENTAR

Al 'Ajli Tsiqah

Muhammad bin

Sa'd tsiqah ma`mun

Ibnu Hibban disebutkan dalam

'ats tsiqaat

Ibnu Hibban Yudallis

 Nama Lengkap : Ma'qil bin Yasar bin 'Abdullah

 Kalangan : Shahabat

 Kuniyah : Abu 'Ali

 Negeri semasa hidup : Bashrah14

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar al

'Asqalani Shahabat

Adz Dzahabi Shahabat

B. Kritik Matan

Bahwa hadis tersebut shahih karena telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori dengan tidak terdapat illat maupun syadz pada matandan diriwayatkan dengan sanad yang tersambung, yang rata-rata dianggap tsiqah.

C. Fiqhul Hadis

Menurut H. Muhammad Syafi’I, hadis tersebut menjadi dalil tentang wajib bagi wali untuk memberikan nasihat kepada rakyatnya. Pemimpin juga harus berusaha untuk mencari kemaslahatan hidup rakyatnya, baik dalam kehidupan agama maupun kehidupan duniawinya.

Dalam padangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat oleh Allah SWT, untuk memimpin rakyat, yang di akhirat kelak akan

(15)

dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, meskipun seorang pemimpin dapat lolos dari tuntutan rakyatnya karena ketidak adilan, misalnya, ia tidak akan mampu meloloskan diri dari tuntutan Allah SWT kelak di akhirat.

Oleh karena itu, hendaknya pemimpin jangan menganggap dirinya sebagai manusia super yang bebas berbuat dan memerintah apa saja kepada rakyatnya. Akan tetapi, ia harus berusaha memposisikan dirinya sebagai pelayan dan pengayom masyarakat.

Dalam hal sebagai pengayom masyarakat, Herry Muhammad mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut:

Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rosulullah SAW, bersabda, “Seseorang pemimpin adalah pengayom, bersama rakyatnya akan memerangi orang-orang kafir dan wajib dipatuhi. Jika ia menyuruh bertaqwa kepada allah, maka baginya adalah pahala. Tetapi jika ia menyuruh kepada selain itu, maka akan menanggung dosanya.” (HR. Imam Nasa’i).15

Dalam hadis yang diterima dari Siti Aisyah dan dan diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi SAW bersabda, “Ya Allah, siapa yang menguasai suatu urusan umatku lalu mempersulit mereka, maka persulitlah baginya. Dan siapa yagn mengurusi umatku dan berlemah lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.”

Hal itu menunjukkan bahwa Allah dan Rosul-Nya sangat peduli terhadap hambanya agar terjaga dari kedzaliman para pemimpin yang kejam dan tidak bertanggung jawab. Pemerintah yang kejam dikategorikan sebagai sejahat-jahatnya pemerintah, sebagaimana Sabda Rosulullah Saw.

Pemerintah yang dzalim yang tidak mau mengayomi dan melayani rakyatnya diancam tidak akan pernah mencium harumnya surga, apalagi memasukinya, sebagaimana hadis yang dinukil oleh Shari dan kawan-kawan.

Oleh karena itu, agar kaum muslimin dapat terhindar dari pemimpin yang dzalim, maka harus berhati-hati dalam memilih seorang pemimpin, pemilihan

(16)

pemimpin harus betul-betul didasarkan pada kualitas, integritas, loyalitas dan yang paling penting adalah keagamaannya. 16

Hadis Penguat :

م

ع يههارعبنإهَ ن

ن بنَ ق

ن ح

ع س

ن إهوعَ ِي

ز عهمعس

ن مهلناَ ن

ع َاس

ل غعَ ُوبنأ

ع َ َانعثعدلحعَ و

ن

ه ارعخعلناَ ل

ع َاقعَ وَ َانعرعبعخنأعَ ق

ن ح

ع س

ن إهَ ل

ع َاقعَ َّىنلثعمنلناَ ن

ن بنَ دنملح

ع منوع

ِيبهأعَ ن

ن ع

ع َ ةعدعَاتعقعَ ن

ن ع

ع َ ِيبهأعَ ِينهثعدلحعَ م

ر َاش

ع ههَ ن

ن بنَ ذنَاععمنَ َانعثعدلحع

ررَاس

ع يعَ ن

ه بنَ ل

ه قهعنمعَ َّىلعع

ع َ ل

ع خعدعَ درَايعزهَ نعبنَ ههلللاَ دعينبععنَ نلأعَ حهيلهمعلنا

ِينيأعَ لعُونلعَ ث

ر يدهح

ع بهَ ك

ع ثنديحعمنَ ِينيإهَ لكقهعنمعَ هنلعَ لعَاقعفعَ ههض

ه رعمعَ ِيفه

هنلللاَ َّىللص

ع َ ههلللاَ ل

ع ُوس

ن رعَ ت

ن عنمهس

ع َ ههبهَ ك

ع ثنديحعأنَ منلعَ ت

ه ُونمعلناَ ِيفه

لعَ م

ل ثنَ ن

ع يمهلهس

ن منلناَ رعمنأ

ع َ ِيلهيعَ رريمهأعَ ننمهَ َامعَ لنُوقنيعَ معللسعوعَ ههينلععع

ةعنلجعلناَ منهنععمعَ ل

ن خندنيعَ منلعَ للإهَ حنص

ع ننيعوعَ م

ن هنلعَ دنهعج

ن يعَ

17

.َ .َ .َ .

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan Al Misma'i dan Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Mutsanna, Ishaq berkata; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku ayahku dari Qatadah dari Abu Al Malih, bahwa Ubaidullah bin Yizad menjenguk Ma'qil bin Yasar ketika sakit, Ma'qil lalu berkata kepadanya, "Sungguh saya akan menceritakan kepadamu suatu hadits, sekiranya saya tidak diambang kematian niscaya saya tidak akan menceritakannya kepadamu. Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang pemimpin yang mengurusi perkara kaum Muslimin sedang dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak jujur, melainkan ia tidak akan dimasukkan bersama mereka ke dalam surga ....18

16 Shari, Tematik, 127-128.

(17)

2.3 Batas Ketaatan kepada Pemimpin

عرفهَانعَ ننععَ ههلللاَ دهينبععنَ ننععَ ث

ك ينلعَ َانعثعدلحعَ دريعهس

ع َ ن

ن بنَ ةنبعينتعقنَ َانعثعدلحع

ل

ع َاقعَ هننلأعَ معللس

ع وعَ ههينلعع

ع َ هنلللاَ َّىللص

ع َ ِي

ي بهنللاَ ن

ن ع

ع رعمععنَ نهبناَ ننعع

للإهَ هعرهكعوعَ ب

ل حعأعَ َامعيفهَ ةنع

ع َاط

ل لاوعَ عنمنس

ل لاَ م

ه لهس

ن منلناَ ءهرنمعلناَ َّىلعع

ع

وةعع

ع َاط

ع َ لعوعَ ععمنسعَ لعفعَ ةريعص

ه عنمعبهَ رعمهأ

ن َ ننإهفعَ ةريعصهعنمعبهَ رعمعؤنينَ ننأع

َانعثعدلحعَ لعَاقعَ َّىنلثعمنلناَ ن

ن بنَ دنملح

ع منوعَ ب

ر رنحعَ ن

ن بنَ رنينهعزنَ هَانعثعدلحع

َامعهنلعكهَ ِيبهأعَ َانعثعدلحعَ ررينمعننَ ننبناَ َانعثعدلحعَ وَ حَ ننَاط

ل قعلناَ ُوعهنوعَ َّىيعحنيع

هنلعثنمهَ دهَانعس

ن لن

ه اَ اذعهعبهَ ههلللاَ دهينبعع

ن َ ن

ن ع

ع

19 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Wajib setiap orang untuk mendengar dan taat, baik terhadap sesuatu yang dia suka atau benci, kecuali jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat." Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya -yaitu Al Qatthan-. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami ayahku keduanya dari 'Ubaidullah dengan isnad seperti ini.20

A. Kritik Sanad 1. Jalur Sanad

Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin Nufail

"Nafi', maula Ibnu 'Umar"

Ubaidullah bin 'Umar bin Hafsh bin 'Ashim bin

19 Ibid.

(18)

'Umar bin Al Khaththab

Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman

Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin

'Abdullah 21

 Nama Lengkap : Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah

 Kalangan : Tabi'ul Atba'

kalangan tua

 Kuniyah : Abu Raja'

 Negeri semasa hidup : Himsh

 Wafat : 240 H

ULAMA KOMENTAR

Abu Hatim Tsiqah

An Nasa'i Tsiqah

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Ibnu Hajar al

'Asqalani Tsiqah Tsabat

 Nama Lengkap : Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman

 Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua

 Kuniyah : Abu Al Harits

 Negeri semasa hidup : Maru

 Wafat : 175 H

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Ahmad bin Hambal Tsiqah

Abu Zur'ah Tsiqah

Muhammad bin

Sa'd Tsiqah

Ibnu Madini Tsiqah Tsabat

 Nama Lengkap : Ubaidullah bin 'Umar bin Hafsh bin 'Ashim bin 'Umar bin Al Khaththab

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar tsiqah tsabat

Adz Dzahabi tsiqah

(19)

 Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

 Kuniyah : Abu 'Utsman

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 147 H

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Abu Hatim Tsiqah

Abu Zur'ah tsiqah

An Nasa'i tsiqah tsabat

 Nama Lengkap : "Nafi', maula Ibnu 'Umar "

 Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

 Kuniyah : Abu 'Abdullah

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 117 H

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Al 'Ajli Tsiqah

An Nasa'i Tsiqah

Ibnu Kharasy Tsiqah

 Nama Lengkap : Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab bin Nufail

 Kalangan : Shahabat

 Kuniyah : Abu 'Abdur Rahman

 Negeri semasa hidup : Madinah

 Wafat : 73 H22

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar Al

Atsqalani Shahabat

Adz Dzahabi Shahabat

2. Biografi Imam Muslim

Nama lengkap beliau yaitu Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi dan kuniyah beliau yaitu Abdul Husain. Dalam hal tanggal lahir beliau, para ulama tidak bisa memastikan tahun kelahiran beliau, sehingga sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204 Hijriah, dan ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran beliau pada tahun 206 Hijriah. Beliau bernasab yaitu pertama, Al Qusyairi; merupakan nisbah kepada Qabilah afiliasi beliau, ada yang mengatakan bahwa Al Qusyairi merupakan orang arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah kepada Qusyair merupakan nisbah perwalian saja. Kedua, An

(20)

Naisaburi; merupakan nisbah yang di tujukan kepada negri tempat beliau tinggal, yaitu Naisabur. Satu kota besar yang terletak di daerah Khurasan.Guru-guru beliau yang paling mencolok yaitu Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi, guru beliau yang paling tua, Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Bukhari, Al Imam Ahmad bin Hambal, Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh, Yahya bin Ma’in, imam jarhu wa ta’dil, Ishaq bin Manshur al Kausaj, Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf, Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi, Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Alaa`, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Abd bin Hamid.23

B. Kritik Matan

Bahwa hadis tersebut shahih karena telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori dengan tidak terdapat illat maupun syadz pada matandan diriwayatkan dengan sanad yang tersambung, yang rata-rata dianggap tsiqah.

Hadis Penguat

6611 Bukhari

2855 Ibnu Majah

4135 Nasa'i

1629 Tirmidzi

2257 Abu Daud

4439 Ahmad

5996 Ahmad

12454 Ahmad

C. Fiqhul Hadis

Kata “imam” menurut para ulama adalah kepala Negara. Sementara pejabat-pejabat dibawahnya merupakan wakilnya, dan hukumnya seperti imam, berdasarkan sabda Rosulullah SAW, “dan barang siapa mentaati amirku, berarti ia taat kepadaku”. Jadi, ketaatan kepada para pengganti kepala Negara, baik

(21)

menteri, gubernur, bupati dan pejabat dibawahnya, semua masuk kepada ketaatan kepada kepala Negara, karena mereka semua berada dibawah komandonya. Sehingga tidak boleh melawannya atau membangkangnya kecuali jika perintah itu berupa kemaksiatan kepada Allah SWT. Jika mereka salah dan tersesat, maka kita harus melaporkannya kepada pejabat diatasnya. Jika ditanggapi dengan baik dan pejabat yang salah itu kembali kepada jalan kebenaran, maka itu cukup. Namun jika tidak ditanggapi maka dilaporkan kepada pejabat yang lebih tinggi lagi, sampai kepada kepala Negara.24

Batasan-batasan ketaatan kepada pemimpin meliputi : 1) Penguasa / kepala Negara tersebut bersikap adil.

2) Kepala Negara tersebut tidak memerintahkan rakyatnya untuk berbuat maksiat.”25

3) Rakyat yang harus bersabar menanggung kedzaliman pemimpin.

4) Tetap taat kepada pemimpin meskipun mereka merampas hak rakyatnya. 5) Wajib setia mengikuti jama’ah kaum muslimin saat terjadi fitah, bahkan

dalam keadaan apapun, serta haram menentang ketaan dan memisahkan diri dari jama’ah.26

Dan berikut, hadis yang menjadi dasar dalam menentukan batasan-batasan ketaatan kepada pemimpin:

1) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dengarlah dan taatilah sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak habsyi, seolah-olah kepalanya gimbal." Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah ketika haji wada', beliau bersabda: "Seandainya kalian dipimpin oleh seorang budak yang memimpinmu dengan kitabullah, maka dengarkanlah dan ta'atilah dia." (HR. Bukhori)27

2) “Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Siapa yang melihat dari amirnya sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia bersabar, sebab tidaklah seseorang meninggalkan jama'ah sejauh sejengkal, lantas ia meninggal dunia, melainkan ia mati jahiliyah." (HR. Bukhori)28

24Al Utsaimin, Al Bukhori, 1189.

25 Muhibbin, Hadis-Hadis Politik, (Yogyakarta: Lesiska, 1996), 85-86.

(22)

3) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barang siapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, dan barangsiapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa metaati seorang pemimpin sungguh dia telah mentaatiku, dan siapa saja bermaksiat kepada seorang pemimpin maka dia telah bermaksiat kepadaku." (HR. Bukhori)29

4) “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wajib bagi kalian untuk mendengar dan taat baik dalam keadaan susah maupun senang, dalam perkara yang disukai dan dibenci dan biarpun merugikan kepentinganmu."(HR. Muslim)30

5) Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari Yahya bin Sa'id dan Ubaidullah bin Umar dari 'Ubadah bin Walid bin 'Ubadah dari ayahnya dari kakeknya dia berkata, "Kami pernah membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk taat dan mendengar baik dalam keadaan lapang atau sempit, dalam keadaan semangat atau terpaksa dan lebih mementingkan kepentingannya dari pada diri sendiri, tidak menentang perintahan yang berwenang dan untuk mengatakan kebenaran di mana saja kami berada, serta tidak takut (dalam menegakkan kalimat) Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela." (HR. Muslim)31

6) Dari Ubadah bin Shamit, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memanggil kami, lantas kami membai'at beliau. Dan di antara yang kami ambil janji adalah, berbai'at untuk selalu taat dan mendengar baik dalam keadaan lapang atau terpaksa, mementingkan kepentingannya dari pada kepentingan diri sendiri, dan tidak memberontak pemerintahan yang berwenang." Beliau bersabda: "Kecuali jika kalian melihat ia telah melakukan kekufuran yang jelas, dan kalian memiliki hujjah di sisi Allah."(HR. Muslim)32

7) Seorang laki-laki Anshar menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Tidakkah anda mengangkatku menjadi pegawai sebagaimana anda mengangkat fulan (menjadi pegawai)?" beliau bersabda: "Sesungguhnya sepeninggalanku kelak, kamu akan menjumpai (penguasa) yang mementingkan diri sendiri. Maka sabarlah hingga kalian berjumpa denganku di telaga."(HR. Muslim)33

8) Hudzaifah bin Yaman berkata, "Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, dahulu saya berada dalam kejahatan, kemudian Allah menurunkan kebaikan (agama Islam) kepada kami, apakah setelah kebaikan ini timbul lagi kejatahan?" beliau menjawab: "Ya." Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kejahatan tersebut akan timbul lagi kebaikan?" beliau menjawab: "Ya."

29 Ibid.

30 Ibid.

31 Ibid.

32 Ibid.

(23)

Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kebaikan ini timbul lagi kejahatan?" beliau menjawab: "Ya." Aku bertanya, "Bagaimana hal itu?" beliau menjawab: "Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia." Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?" beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia."(HR. Muslim)34

9) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang para penguasa, kalian mengenal mereka namun kalian mengingkari (perbuatan mereka), siapa yang tahu (kemungkarannya) hendaklah berlepas diri, dan barangsiapa mengingkari maka ia telah selamat. Tetapi bagai yang ridla dan mengikuti”, para sahabat langsung menyelah, "Bagaimana jika kita perangi saja?" beliau menjawab: "Tidak! Selama mereka masih shalat."

(HR. Bukhori)35

Di Indonesia, sekarang terdapat permasalahan tentang kinerja pemimpin (presiden) yang belum lama dilantik ini. Semenjak 100 hari dari pelantikannya, presiden Jokowi telah mendapat sorotan dari rakyat, mengenai kebijakan yang dinilai merugikan rakyat Indonesia.”36

Apabila kita telaah berdasarkan tema “kepemimpinan”, maka kita dapati bahwa kita tetaplah harus menuruti apa yang dikehendaki oleh pemimpin kita, selama hal tersebut tidak menjerumuskan kita dalam tindak kemaksiatan. Maka dari itu, dalam mengatasi hal yang seperti ini, kita harus sabar.

Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwa Rosulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya agama itu adalah nasihat.” Para sahabat bertanya, “Bagi siapa ya Rosulullah ?” Rosulullah SAW menjawab, “Ya, bagi Allah, Kitab-Nya, Rosul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan untuk semua kaum muslimin.” (HR. Imam Nasa’i)

Rosulullah telah merusmuskan dengan satu kalimat pendek namun terasa, “agama itu adalah nasihat”. Inilah nasihat yang ditujukan kepada para pemimpin, apapun lebel kepemimpinannya dan kepada umat manusia pada umumnya. Manusia tanpa agama bagaikan berjalan tanpa tujuan, sedangkan manusia tanpa

34 Ibid.

35Ibid.

(24)

ilmu, bagaikan berjalan tanpa arah. Itulah pentingnya agama, sebagai petunjuk dalam menjalani hidup ini, mau kemana, dengan cara apa dan prinsip yang kokoh. Menurut Dr. Taufiq Asy Syawi, amar ma’ruf nahi mungkar pertama kali harus diterapkan dengan tujuan mencegah kemungkaran yang timbul dari perbuatan penguasa atau dari mereka yang bekerja untuk kepentingannya. Asy Syawi mengutip pendapat Syekh Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa, ”Amar ma’ruf nahi mungkar merupakn suatu kewajiban yang dipikul atas tiap orang muslim agar orang yang paling rendah dari mereka sanggup memegang hidup orang yang paling tinggi dari mereka.” Orang-orang yang sanggup menghadapi penguasa dan mencegahnya dari perbuatan mungkar, pahalanya lebih besar daripada menghadapi pribadi biasa. Karena ia berani memasang dirinya didepan bahaya yang lebih besar.

Dimasa khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, metode ini berjalan. Yakni, mengawasi para pejabat publik. Abduh berkomentar, “seorang gembel penggembala unta menyuruh Umar bin Khattab sebagai Amirul Mu’minin dan mencegahnya dalam apa yang dia tahu bahwa itu yang benar atau keliru.”

Disini, tidak ada jarak antara si pemimpin dengan rakyat yang dipimpinnya. Pejabat publik akan mendapat pengawasan langsung dari rakyatnya. Dengan demikian, para pejabat akan sangat berhati-hati dalam berbuat dan berucap.37

(25)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Setiap orang adalah pemimpin dan harus mempertanggung jawabkan atas yang dipimpinnya. Bahkan seseorang harus menjadi pemimpin atas dirinya sendiri dan harus mempertanggung jawabkan atasnya. Dan orang yang paling besar tanggungjawabnya adalan imam (khalifah, raja, presiden, dll.). Ia harus mempertanggung jawabkan tidak hanya atas keluarganya saja atau hal-hal di dalam istananya, tetapi ia harus mempertanggung jawabkan setiap orang yang berada di bawah kekuasaanya.

Seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat oleh allah Swt, untuk memimpin rakyat, yang di akhirat kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh allah swt, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, meskipun seorang pemimpin dapat lolos dari tuntutan rakyatnya karena ketidak adilan, misalnya, ia tidak akan mampu meloloskan diri dari tuntutan allah swt kelak di akhirat.

Ketaatan kepada pemimpin atau para pengganti kepala negara, baik menteri, gubernur, bupati dan pejabat dibawahnya, semua masuk kepada ketaatan kepada kepala negara, karena mereka semua berada dibawah komandonya. Sehingga tidak boleh melawannya atau membangkangnya kecuali jika perintah itu berupa kemaksiatan kepada Allah SWT. Jika mereka salah dan tersesat, maka kita harus melaporkannya kepada pejabat diatasnya. Jika ditanggapi dengan baik dan pejabat yang salah itu kembali kepada jalan kebenaran, maka itu cukup. Namun jika tidak ditanggapi maka dilaporkan kepada pejabat yang lebih tinggi lagi, sampai kepada kepala negara.

3.2 Saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Abu. Ensiklopedia Hadis 2; Shahih Al Bukhori 2, terj. Subhan Abdullah et. al.. Jakarta: Almahira. 2012. Al-Qostholani, Al-Allamah Syihabuddin Ahmad bin Muhammad Al-Khothib.

Irsyadus Sari Ila Syarhi Shohih Bukhori. Mesir: Maktabah Al Kubro Al Amiriyah, t.t.

Aplikasi Qur’an in Word 2007

Bahreisj, Husein. Himpunan Hadis Shahih Muslim. Surabaya: Usana. 1987. Bin Shalih Al Utsaimin, Muhammad. Syarh Shahih Al Bukhori, terj. Fathoni

Muhammad dan Muhtadi .Jakarta: Darus Sunnah Press. 2013. Lidwa Pustaka i-Software. Aplikasi Kitab 9 Imam Hadis.

Shari, et. al. Hadis Tematik. Jakarta: Diadit Media, 2006.

Muhammad, Herry. 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad. Jakarta: Gema Insani. 2008.

Muhibbin.Hadis-Hadis Politik. Yogyakarta: Lesiska, 1996.

Nawawi, Imam . Al Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn Al Hajjaj. Jakarta: Darus Sunnah. 2011.

Referensi

Dokumen terkait

NAMA LENGKAP TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR ANGK... KH

NAMA LENGKAP TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR ANGK... KH

Nama lengkap beliau adalah Abdusshomad Buchori, beliau lahir di Mojokerto pada tanggal 3 april 1943. Ayah beliau bernama Buchori yang berasal dari Penele, Surabaya. Beliau

1. Semua Data Wajib Diisi dengan lengkap 2) Orang tua yg sudah meninggal nama dan tempat tanggal lahir tetap wajib di isi... Semua Data Wajib Diisi dengan lengkap 2) Orang tua

(1)Beliau adalah seorang Shahabat yang mulia dan termasuk orang pilihan Radhiyallahu anhuma. Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib

Beliau juga berkata yang beliau terima dari sebagian ulama bahwasanya shalawat shalawat tersebut berasal dari Quthburrabbani Sayyidi Abdul Qadir al- jailani dan

Dalam mendalami tarikat Naqsyabandiah, Syaeikh Muhammad Wali berguru kepada Syekh Abdul ghaniy Al Kamfary. Beliau merupakan seorang Ulama besar Tarikat di sumatra

dalam jalur lain disebutkan Telah mencer- itakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul Wahab -yaitu At Tsaqafi- semuanya dari 'Ubaidullah dengan