FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membelajarkan siswa. Sedangkan belajar merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan kemampuan baru yang bersifat permanen pada diri siswa. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran siswa. Dalam makalah ini akan dibahas secara jelas faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran siswa.
B. Teori Utama yang Akan Dibahas
Dalam aspek keadaan awal siswa , masih dapat dibandingkan pengaruh dari faktor-faktor kognitif , terutama kemampuan belajar, dengan aneka fakor yang bersifat nonkognitif, seperti motivasi belajar dan perasaan. Selain itu ada aspek keadaan luar siswa . Berikut ulasan aspek-aspek keadaan luar siswa :
1. Keluarga a. Status Sosial-Ekonomi
miskin. Ini menjelaskan efek SES rendah yang menjelaskan prestasi sekolah yang lebih rendah di banding SES tinggi.
SES rendah mungkin mengalami perawatan kesehatan yang tidak adekuat, serta ekspektasi guru yang di perendah terhadap mereka , self-esterm yang rendah, learned helpleness , keikutsertaan dalam budaya resistensi , tracking sekolah , dan lingkungan rumah yang kurang menstimulasi.
b. Pola Asuh
Banyak sekali keluarga yang memiliki perbedaan prinsip dalam pola asuh. Kebanyakan memasukkan pengetahuan , keterampilan , aturan, tradisi , kepercayaan, dan nilai-nilai yang mendominasi perilaku di keluarga dan diteruskan ke generasi berikutnya. Keluarga tersebut biasanya menciptakan sebuah budaya , sebuah program hidup, dan mengkomunikasikan program itu kepada anggota-anggotanya. Sehingga banyak sekali perbedaan-perbedaan yang mencolok tiap keluarga. Ada yang mendidiknya secara keras, dan juga ada yang memberikan kebebasan begitu saja tanpa mempedulikannya. Sehingga dapat berdampak kepada pola pikir anak. Ada yang menganggap sekolah itu sebuah kewajiban, atau sekolah itu merupakan tempat bermain.
2. Sekolah 1. uru
lebih-lebih sejauh menyangkut diri sendiri dan mereka kurang berhasil dalam mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Oleh karena itu , tenaga kependidikan yang khusus bertanggung jawab terhadap kelas harus berusaha untuk meningkatkan kualitas komunikasi antarpribadi misalanya melalui suatu pertemuan kelas untuk menjernihkan suasana.
2. Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana meliputi hal-hal seperti gedung sekolah(letaknya , luas, jumlah ruang kelas, dll), perabot, media pengajaran, ruang-ruang laboratoriumm , fasilitas perpustakaan , tempat olahraga, fasilitas UKS, ruang pelayanan Bimbingan dan Konseling, ruang guru, ruang pimpinan sekolah, ruang dan perangkat administrasi sekolah, kamar-kamar kecil. Pada umumnya, bahwa semakin lengkap sarana dan prasarana semakin lancar proses belajar-mengajar saja. Hal itu memungkinan kelancaran proses beajarr belajar-mengajar saja. Keterampilan diddaktis staf guru ddan motivasi belajar siswa jauh lebih berperanan disisni daripada kelengkapan fasilitas belajar.
3. Kurikulum Sekolah
Kurikulum sekolah mengikuti rancangan pendidikan nasioanal yang telah ditentukan untuk berbagai jenjang dan jenis pendidikan sekolah. Sekolah mungkin masih mempunyai tujuan institusional sendiri dan mengikuti beberapa prosedur khusus, dalam rangka pengelolaan pendidikan dan pengajarran . Hal-hal itu dituangkan dalam bentuk suatu dokumen tertulis yang bersifat program sekolah. Sebaiknya , masing-masing institusi sekolah mengmbangkan suatu program kerja, dalam batasan rambu-rambu program pendidikan nasional, hal ini semakin perlu bila kurikulum itu bersifat agak terbuka.Program kerja itu memberikan gambaran tentang keseluruhan usaha pendidikan dan pengajaran disekolah, sehingga menjadi pegangan bagi semua pendidik yang bertugas disana dan bertukar pikiran dengan pihak instansi yang berwenang dan dengan beberapa sekolah yang sejenis .
3. Masyarakat
Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi yang serba sukar dan memprihatinkan , membuat guru dan siswa merasa gelisah dan sulit berkosentrasi penuh pada tugas mengajar ddan belajar. Kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, tentunya membuat guru mencari kesempatan memperoleh pendapatan tambahan untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Demikian pula siswa akan memikirkan kemampuan ekonomi keluarganya yang kurang, sehingga uang jajan, uang jalan, uang sekolah, uang buku, uang kegiatan, uang kos, dan lain sebagainya, menjadi masalah. Bagaimanapun baik guru maupun siswa kurang dapat berkonsentrasi pada tugas mereka karrena merasa resah dan memikirkan siasat untuk menutupi kekurangannya.
Keadaan Politik
Keadaan politik yang kurang stabil membuat guru dan siswa merasa tidak aman dan terancam . Misalnya peristiwa G 30 S pada tahun 1965 beserta ekornya mengakibatkan kondisi psikologis yang kurang menguntungkan untuk menunaikan tugas di sekolah , bahkan mengakibatkan pergeseran tahun ajarn sampai tahun 1979.
Keadaan Iklim dan Musim
Daftar Referensi