• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Me"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Menempuh Mata Kuliah

Keterampilan Membaca 1

disusun oleh :

Kelompok 3

> Darwati > Kartika

> Dwi Fazri Pangestu > Popy Yoriska

> Dhea Putri Permatasari > Saeful Bahri

> Erlinawati > Trisnawati

> Indrie Octavianie

Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas : B.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2013/2014

(2)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

anugerah kepada kami berupa kesehatan dan waktu sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah Keterampilan Membaca 1 ini dengan tepat waktu.

Tugas makalah ini kami beri judul “Membaca Telaah Bahasa ” ini kami susun untuk

memenuhi tugas awal mata kuliah Keterampilan Membaca 1.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak

Haerudin M.pd selaku dosen pembimbing kami. Karena atas bimbingan dari beliau

tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Sebagai penulis tentunya kami berharap agar makalah kami ini dapat

bermanfaat bagi pembaca untuk lebih mempelajari dan memahami mata kuliah

Keterampilan Membaca 1 khususnya materi tentang Mendeskripsikan Masalah

Belajar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kami sangat berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan

makalah-makalah kami dalam kesempatan-kesempatan selanjutnya.

Tangerang, April 2014

BAB I

(3)

A. Latar Belakang

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa buku adalah gudang ilmu, tentunya kita dapat menggali gudang ilmu dengan cara membaca. Bahkan di dalam keyakinan ajaran agama Islam, Allah menyampaikan ayat pertama kepada nabi Muhammad SAW yaitu berisi suruhan untuk membaca. Hal ini menunjukan bahwa membaca merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang harus menjadi sebagai sebuah kebiasaan.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara undividual akan dapat diketahui.

Kita harus menyadari bahwa membaca mempunyai peran yang amat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Mengapa? Pertama, membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat berbudaya. Kedua, bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun zaman sejarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang proses tempat berkembangnya itu. Ketiga, sepanjang masa yang terekam, membaca telah membutuhkan suatu kutub yang amat berbeda

Calon guru dan guru harus belajar membaca dan mengajar membaca. Ini mutlak tuntutan profesi mereka. Mereka harus belajar membaca untuk menerapkan sendiri ilmu pengetahuan mereka sendiri, dan mereka harus mengajar untuk menerapkan ilmu pengetahuan mereka pada para siswa mereka harapan nusa dan bangsa masa depan. Masa depan yang lebih cerah dan ceria.

(4)

A. Pengertian Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah bahasa (language study reading) Pada hakekatnya segala sesuatu, terlebih sesuatu yang kongkrit itu terdiri atas bentuk dan isi, atas jasmani dan rohani.

Begitu pula dengan bacaan, yang terdiri dari isi (content) dan bahasa (language).Isi dianggap sebagai yang bersifat rohani, dan bahasa yang bersifat jasmanai.Keduanya merupakan dwitunggal yang utuh. Keserasian antara isi dan bahasa suatu bahan bacaan mencerminkan keindahan serta kemanunggalan.

Membaca telaah bahasa terdiri dari :

a. Membaca sastra (literary reading) b. Membaca bahasa (language reading)

Tujuan membaca bahasa adalah :

1. Memperbesar daya kata (increasing word power) 2. Mengembangkan kosa kata (developing vocabulary)

A.1 Memperbesar Daya Kata (Increasing Word Power)

Memperbesar daya kata, dengan cara mengetahui :

1. Ragam bahasa

(5)

1. Ragam Bahasa

Ragam bahasa dibedakan menjadi beberapa hal,antara lain :

1. Bahasa formal adalah bahasa yang dipakai pada saat-saat resmi oleh orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang terbaik. Misal : pidato kenegaraan, kuliah di perguruan tinggi, dsb

2. Bahsa informal adalah bahasa yang dipakai pada situasi yang tidak resmi. Misal :bercakap-cakap dengan keluarga atau teman.

3. Bahasa percakapan adalah bahasa yang umum dipakai dalam percakapan atau bahasa

yang biasa kita pakai semenjak kecil.

4. Bahasa kasar adalah bahasa yang dipakai orang yang tidak berpendidikan, mempunyai

cara sendiri yang konvensional.

5. Bahasa slang adalah bahasa yang ditujukan pada kelompok-kelompok khusus serta terbatas. Bahasa slang bersifat kesementaraan, tidak ada bahasa yang lebih jelek daripada bahasa slang yang sudah ketinggalan jaman / usang.

6. Bahasa teknis adalah bahasa yang dipergunakan pada profesi-profesi tertentu. Misal : dokter, hakim, insinyur, dll.

2. Mempelajari makna kata dari konteks

Dapat dipelajari melalui pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang kita miliki semakin kaya pulalah kosa kata kita dapati. Kita dapat mempelajari makna kata melalui bacaan. Cara yang paling baik untuk menghindari kesulitan yang tersembunyi ialah berhenti sebentar, memeriksa bagian tempat kata yang belum lama itu muncul.

Bagian lisan / tulisan tempat sebuah kata muncul disebut konteks atau hubungan kata-kata. Beberapa cara hubungan kata-kata yang dapat mencerminkan makna suatu kata adalah :

(6)

b. Konteks dapat memasukkan suatu perbandingan / pertentangan Konteks dapat

menolong kita memahami makna kata.

c. Suasana Sebagai bagian suatu keseluruhan dapat mencerminkan makna kata. Bagian kata terdiri atas :

Kamus adalah rekaman kata-kata yang membangun suatu bahasa.Bahasa adalah sesuatu yang hidup, tumbuh, berkembang, dan berubah. Kamus dapat bertindak sebagai wasit dalam suatu pertandingan. Kamus akan mengatakan secara tegas apakah suatu kata benar / tidak.Dari kamus kita dapat belajar bentuk, jenis dan kekerabatan kata-kata.

5. Aneka Makna

(7)

Penggunaan kata yang tepat, kata yang benar-benar sesuai dalam kalimat menuntut kecermatan yang bijaksana dari pembaca.Waktu tambahan yang dipergunakan dalam mencari kata yang tepat dan terasa dalam suatu konteks akan memegang peranan penting pada penggunaan bahasa yang lebih efektif.

Misalnya :

Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna umum yang sama / bersamaan, tetapi berbeda dalam konotasi / nilai kata.

Contoh : mati → meninggal dunia → wafat

→ mampus → mangkat

(8)

Antonim adalah kata-kata yang berlawanan makna.Pembaca harus sadar bahwa penulis

dapat mengarahkan perhatian pada suatu ide tertentu dengan mempergunakan kontras / pertentangan.

Contoh : kaya-miskin pintar-bodoh cantik-jelek

7. Konotasi

Konotasi suatu kata adalah asosiasi-asosiasi yang ditimbulkan dalam hati kita.Konotasi / nilai kata cenderung menyentuh hati kita secara mendalam dan membangkitkan arus-arus dalam yang terpendam yang kadang-kadang mempesona kita dengan kejutan. Konotasi ada dua jenis :

1. Konotasi pribadi (personal connotations) → hasil dari pengalaman pribadi seseorang.

2. Konotasi umum (general connotations) → hasil dari pengalaman orang-orang sebagai suatu kelompok sosial.

Penguasaan serta pemahaman konotasi kata sangat diperlukan bagi pembaca agar memperoleh sukses yang lebih baik dalam usaha peningkatan daya kata.

8. Derivasi kata

(9)

Dalam perbendaraan kata-kata bahasa Indonesia. Misal : kita tahu bahwa banyak kata-kata asing yang turut memperkaya kosa kata bahasa kita. Kosa kata yang berasal dari bahsa Arab, Belanda, Cina, Portugis dsb.

Misalnya :

Astronomy, n [Gk. Astron, a star + nemein, to arrange].

Dari sutu kita mempelajari bahwa kata astronomi berasal dari bahasa Greek, bahasa Yunani dan terdiri dari 2 bagian :

1. astron yang berarti bintang

2. nemein yang berarti menyusun; menata.

A.2. Mengembangkan Kosakata dan Kritik

Dalam upaya mengembangkan kosa kata kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antara lain :

a) Bahasa kritik sastra

b) Memetik makna dari konteks

c) Petunjuk – petunjuk konteks.

 Bahasa Kritik Sastra

Dari pembicaraan terdahulu dapat ditarik kesimpulan serta harus disadari benar – benar akan adanya 2 fakta yang sangat penting mengenai kata – kata :

(10)

3. Lebih baik membisukan diri daripada mengucapkan kata – kata makian.

(membisukan diri “ menahan diri; berdiam diri “).

Terdapat 3 jenis makna, yaitu :

1) Makna yang bersifat menunjukkan (designative meaning)

2) Makna konotatif (connotative meaning)

3) Makna denonatif (denotative meaning).

1. Makna Designative

adalah jumlah karakteristik yang harus dimiliki oleh benda tertentu kalau kata itu diterapkan padanya.

2. Makna Konotatif

adalah segala sesuatu yang disarankan, ang dianjurkan oleh kata itu; segala sesuatu yang teringat atau yang diingatkan kalau kita memikirkan sesuatu yang dinamai oleh kata itu.

3. Makna Denotatif

adalah sesuatu atau segala sesuatu ang dapat diterapi oleh kata tersebut.

Petunjuk –Petunjuk Konteks

Ada 5 Cara Konteks Mencerminkan Makna, yaitu :

1. Devinisi atau Batasan

metode yang paling jelas dan langsung mencerminkan makna adalah dengan batasan atau devinisi pada saat itu juga.

(11)

Kadang – kadang seorang penulis mengemukakan satu atau lebih contoh untuk memperlihatkan makna apa yang hendak dimaksudkannya bagi kata itu. Kerapkali contoh – contoh ini diperkenalkan dengan kata – kata isyarat seperti : khususnya, seperti, terutama sekali.

3. Uraian Baru atau Restatement

Untuk menunjukkan bahwa seseorang membuat uraian dari terhadap sesuatu ide, maka seseorang tersebut mempergunakan prentesis, tanda kurung, atau tanda pisah>

4. Mempergunakan Pengubah (Modifier)

Ada pula kalanya dalam suatu frase atau klausa mengubah, seorang penulis memperkenalkan makna sesuatu istilah.

5. Mempergunakan Kontras

Sekali – kali seorang penulis membuat suatu kontras, suatu pertentangan yang akan memudahkan pembaca menguraikan serta menangkap makna suatu kata baru.

B. MEMBACA SASTRA

Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain suatu karya sastra dikatakan indah kalau baik bentuknya maupun isinya sama – sama indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara keduanya.

B.1 Bahasa Ilmiah dan Bahasa Sastra

Memperbincangkan perbedaan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dan karya sastra, makna maka pada dasarnya kita memperbincangkan masalah konotasi dan denotasi dalam kegiatan menulis.

Bahasa ilmiah pada umumnya bersifat denotatif; dan bahasa sastra vpada umumnya bersifat konotatif.

(12)

Dalam ke-konotatifan bahasa sastra, yang melibatkan emosi dan nilai – nilai, maka dalam membaca sesuatu karya sastra haruslah terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan mengenai gaya bahasa.

Ada 3 Pembicaraan mengenai Gaya Bahasa hal yang Umum Saja, antara lain :

1.Perbandingan, yang mencakup metafora, kesamaan dan analogi

2.Hubungan, yang mencakup metonemia dan sinekdok

3.Taraf pernyataan, yang mencakup hioperbola, litotes, dan ironi.

1. Perbandingan

Gaya bahasa metafora, kesamaan, dan anologi sama – sama membuat komparasi atau perbandingan tetapi dengan cara yang berbeda – beda.

a. Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat,

tersusun rapi.

Contoh : “ Nani adalah gadis ramah tetapi sukar didekati, sukar ditebak isi hatinya “. b. Kesamaan berbeda dari metafora dalam hal : kalau metafora menyatakan secara

tidak langsung maka gaya bahasa kesamaan atau persamaan menyatakan serta menegaskan bahwa yang satu sama dengan yang lain; biasanya mempergunakan kata – kata seperti, sebagai dan sejenisnya.

c. Analogi, agak berlainan dengan metafora dengan kesamaan, biasanya melihat

beberapa titik persamaan, bukan hanya satu saja.

2.Hubungan

(13)

Metonimia adalah penggunaan satu kata bagi yang lainnya yang dimaksud : a) Materi bagi obyek ang terbuat dari padanya :

Karet bagi penghapus pensil yang terbuat dari karet; b) Pencipta atau sumber sesuatu :

Shakespeare buat drama karya Shakespeare; Jawa bagi kopi Jawa. c) Sesuatu kata yang ada hubungannya yang erat dengan obek :

Teribun bagi penonton.

3.Taraf Pernyataan

Dari segi tarafnya, maka pernyataan ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu : a. Pernyataan yang berlebih – lebihan (overstatement; atau hiperbola)

b. Pernyataan yang dikecil – kecilkan (litotes)

c. Ironi.

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk meningkatkan pesan dan pengaruh.

Litotes adalah kebalikan dari hiperbola, sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan dari kenyataan yang sebenarnya.

Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata bberbeda, bahkan ada kalanya bertentangan darti apa ang sebenarna dikatakan itu.

(14)

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca telaah bahasa dan membaca bahasa sastra dapat diklasifikasikan menjadi beberapa. Membaca merupakan suatu cara yang paling mudah untuk memahami suatu bacaan yang kosa katanya tidak lebih dari 500 kata. Banyak manfaat dari membaca. Sehingga para peserta didik dapat dengan cepat mencari informasi dengan cepat tanpa harus memakan waktu yang sangat lama.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah: H1, diduga bahwa ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masing-masing sisi demografis, H1a, diduga

Distribusi karakteristik umur responden tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawatan kaki pada pasien DM sebagai pencegahan ulkus DM di RSI Kendal.. tahun

Perancah baja adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada suatu pekerjaan sebuah proyek yang terbuat dari rangka besi yang berbentuk khusus buatan pabrik dengan daya

Dalam melakukan penyimpanan kemasan limbah B3-nya, PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap sudah menerapkannya di ketiga bagian gudang limbah B3. Akan tetapi peletakan kemasan

Sistem pengarsipan surat yang berjalan saat ini dirasa belum efisien karena BAU masih menggunakan cara manual dalam proses pengarsipan surat masuk maupun surat keluar serta pada

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada dan manusia sudah menggunakan teknologi dan pada hakekatnya perilaku manusia adalah untuk berkomunikasi

Kinerja keuangan dapat meningkat jika cost of capital (biaya modal) perusahaan rendah, karena tingkat hutang yang terjadi dalam perusahaan semakin rendah ini yang

Penciptaan skenario film UDA bertujuan untuk (1) Memperkenalkan dan memberikan sisi lain dari merantau kepada masyarakat luas dalam kehidupan sosial dan budaya, khususnya