• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Completed. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Completed. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA

ASAM BASA

KELOMPOK 2

- Agung Anugrah

- Ahmad Zaky Zakaria

- Aulia Raihanah

- Chaerul Annas

- Erika Putri

- Irfan

- Muhammad Reza Istiawan

- Siti Nur Annisa

KELAS: XI IPA 4

(2)

Asam Basa

I. Tujuan

Untuk mengidentifikasikan larutan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus, indikator alami dan indikator buatan.

II. Dasar Teori

 Pengertian Asam Basa

Kata “asam” berasal dari bahasa Latin “acidus” yang berarti masam. Asam adalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai materi. Basa adalah zat(senyawa) yang dapat beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.

 Teori Asam Basa

Teori Asam-Basa dikemukakan oleh beberapa ilmuwan, salah satunya adalah Teori Arrhenius yang mengatakan Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air, Sedangkan basa merupakan suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam air. Reaksi asam basa (reaksi penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O dari ion-ion H+ dan OH-.

Teori lainnya dikemukakan yaitu Teori Bronsted-Lowry yang mengatakan asam berupa senyawa yang dapat memberi proton (H+) kepada senyawa lain, sedangkan basa dapat menerima proton (H+) dari senyawa lain. Reaksi asam basa adalah reaksi perpindahan proton dari satu senyawa ke senyawa yang lain.

Teori terakhir yaitu Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari senyawa lain, sedangkan Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa) yang lain. Reaksi asam basa adalah adalah reaksi pembentukan ikatan antara asam dan basa.

 Sifat Sifat Asam

- Rasanya masam/asam

(3)

- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di tuliskan sebagai berikut:

HA (aq) H+(aq) + A-(aq)

- Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah, kertas lakmus tersebut tidak akan berubah warna.

 Sifat Sifat Basa

- Rasanya pahit

- Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit

- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian basa menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut:

BOH(aq) B+(aq) + OH-(aq)

- Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan mengubah warna kertas lakmus tersebut.

 Indikator Asam Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.

 Indikator Buatan

a. Lakmus

(4)

lain. “Lit” adalah molekul asam lemah. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air.

Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru ketika dimasukkan kedalam larutan basa sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru ketika dimasukkan ke dalam larutan basa, dan akan berwarna merah ketika dimasukkan kedalam larutan asam.

b. Jingga metil (Methyl orange)

Metil jingga adalah indikator pH yang sering digunakan dalam titrasi karena perubahan warnanya yang jelas dan kontras. Oleh karena ia berubah warna pada pH sedikit asam, maka biasa digunakan dalam titrasi asam. Tidak seperti indikator universal, metil jingga tidak memiliki spektrum perubahan warna yang lengkap, tetapi memiliki titik akhir yang lebih tajam. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral. Dalam larutan yang agak asam, metil jingga berubah dari merah menjadi jingga dan sebaliknya jika keasaman larutan bertambah. Seluruh perubahan warna terjadi dalam kondisi asam.

Dalam kondisi asam berwarna merah, dan dalam kondisi basa berwarna kuning. Metil jingga memiliki pHa 3,47 dalam air pada 25 °C (77 °F).

c. Fenolftalein

Fenolftalein (phenolphtalein) adalah pewarna yang berperan sebagai indikator pH.

[2] Fenolftalein adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C

20H14O4 dan sering ditulis

sebagai "HIn" atau "pp" dalam notasi singkat. Fenolftalein sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam–basa. Untuk aplikasi ini, ia berubah warna dari tak berwarna dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa.

Fenolftalein sedikit larut dalam air dan biasanya dilarutkan dalam alkohol untuk digunakan dalam berbagai percobaan. Senyawa ini bersifat asam lemah yang dapat membebaskan ion H+ dalam larutan. Molekul fenolftalein tidak berwarna, dan ion fenolftalein

(5)

⇌ ion bergeser ke kanan, menyebabkan ionisasi lebih banyak karena pembebasan ion H+. Hal

ini diprediksi menurut prinsip Le Chatelier. Fenolftalein biasanya digunakan sebagai indikator keadaan suatu zat yang bersifat lebih asam atau lebih basa Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam metode titrasi. Fenolftalein cocok untuk digunakan sebagai indikator untuk proses titrasi HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang basa Tepatnya pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka warna merah muda yang semakin kemerahan akan muncul. Semakin basa maka warna yang ditimbulkan akan semakin merah.

 Indikator Alami

Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.

Buah lakum mengandung pigmen antosianin yang peka terhadap derajat keasaman (pH). Kandungan tersebut membuat buah lakum memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai indikator alami dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat. Ekstraksi pigmen antosianin buah lakum dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan sebagai indiaktor alami pada titrasi basa kuat-asam kuat. Data yang diperoleh dari hasil titrasi divalidasi dengan hasil titrasi yang dilakukan menggunakan indikator sintetis. Indikator sintetis yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini yaitu indikator fenolftalein (pp). Hasil yang diperoleh pada titrasi basa kuat-asam kuat menggunakan ekstrak metanol buah lakum mempunyai rentang pH sebesar 9,81-4,25 menunjukkan perubahan warna yang tajam dengan nilai standar deviasi (SD) yaitu 0,141

III. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut. Alat:

 Gelas Kimia  Pelat Ukur  Pipet Tetes  Mortar dan Pastle

 Kertas Lakmus Merah & Biru Bahan:

(6)

 Larutan Garam

Percobaan I: Menggunakan Kertas Lakmus Merah & Biru

1. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk, dan obat maag.

2. Disiapkan pelat ukur, kemudian masukan larutan dari bahan-bahan tersebut (obat maag ditumbuk menggunakan mortal dan pastle kemudian diberi air hingga menjadi larutan)

3. Disiapkan kertas lakmus biru dan merah, kemudian letakkan kertas lakmus pada sampel yang ada pada pelat ukur.

4. Amatilah perubahan kertas lakmus tersebut, lalu catat hasil pengamatannya.

Percobaan II: Menggunakan Indikator Buatan yaitu Fenolftalein dan Metil Orange. 1. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk dan larutan obat maag. 2. Disiapkan pelat ukur yang sudah dibersihkan, kemudian masukan larutan larutan

tersebut masing-masing sebanyak dua sampel.

3. Disiapkan Fenolftalein dan Metil Orange sebagai indikator buatan, kemudian teteskan dua indikator tersebut kedalam sampel-sampel yang telah disiapkan. 4. Amatilah perubahan warna pada sampel larutan tersebut setelah diteteskan

indikator buatan, kemudian catatlah hasil pengamatannya.

Percobaan III: Menggunakan Indikator Alami yaitu Buah Lakum

1. Direndam buah lakum pada gelas kimia dengan menggunakan Alkohol 70%. 2. Didiamkan selama kurang lebih 30 menit (lebih baik jika direndam semalaman). 3. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk dan larutan obat maag. 4. Diteteskan larutan buah lakum yang sudah direndam tersebut menggunakan pipet

tetes kedalam sampel-sampel yang sudah disiapkan.

5. Amatilah perubahan warna pada sampel larutan tersebut setelah diteteskan indikator alami, kemudian catatlah hasil pengamatannya

V. Hasil Pengamatan

(7)

N

o Bahan

Kertas Lakmus Keterangan

Biru Merah

1 Cuka Merah Merah Asam

2 Air Kapur Biru Biru Basa

3 Air Jeruk Merah Merah Asam

4 Obat Maag Biru Merah Netral

5 Larutan Garam Biru Merah Netral

Percobaan II: Menggunakan Indikator Buatan yaitu Fenolftalein dan Metil Orange

N

o Bahan

Indikator Buatan

Keterangan PP TrayekPH MO TrayekPH

1 Cuka TB 8,3 M 3,1 Asam

2 Air Kapur Pink ≥10,0 K 4,4 Basa

3 Air Jeruk TB 8,3 M ≤3,1 Asam

4 Obat Maag TB 8,3 K 4,4 Basa

5 Larutan Garam TB 8,3 K 4,4 Basa

Ket. TB= Tidak Berwarna, M= Merah, dan K= Kuning

Percobaan III: Menggunakan Indikator Alami yaitu Buah Lakum N

2 Air Kapur Hijau Telur Asin Basa

3 Air Jeruk Pink Tua Asam

4 Obat Maag Hijau Basa

5 Larutan Garam Ungu Netral

VI. Pembahasan

Pada awal praktikum, kami diarahkan untuk mengambil gelas kimia. Gelas kimia digunakan untuk merendam buah lakum yang telah kami siapkan. Setelah mengambil gelas kimia, kami diarahkan untuk memasukan buah lakum tersebut kedalam gelas kimia dan menuangkan alkohol sampai buah lakum tersebut tenggelam kemudian didiamkan selama beberapa menit.

(8)

tersebut. Lalu, kami diarahkan untuk memasukan bahan bahan yang kami bawa kedalam pelat ukur tersebut. Setelah itu, kami diarahkan untuk mengidentifikasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan kertas lakmus biru dan merah. Pada saat dimasukan di larutan cuka kertas lakmus merah menjadi tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah yang berarti larutan tersebut bersifat asam. Pada saat dimasukan di air kapur kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna merah yang berarti larutan tersebut bersifat basa. Pada saat dimasukan di air jeruk kertas lakmus merah menjadi tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah yang berarti larutan tersebut bersifat asam. Pada saat dimasukan di larutan obat maag kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang berarti larutan tersebut bersifat netral. Pada saat dimasukan di larutan garam kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang berarti larutan tersebut bersifat netral. Dan percobaan pertama pun selesai. Setelah dikoreksi, ternyata kami kurang tepat mengidentifikasi larutan obat maag, larutan obat maag tersebut bersifat basa.

Sebelum percobaan kedua, kami membersihkan pelat ukur yang telah dipakai tadi. Kami diarahkan lagi untuk memasukan bahan bahan yang telah kami bawa tetapi dengan dua sampel dalam satu bahan, jadi total sampel ada sepuluh sampel. Kemudian, guru kami meneteskan Fenolftalein dan Metil Orange pada masing masing sampel. Ketika larutan cuka diteteskan Fenolftalein, larutan cuka menjadi tidak berwarna dan ketika diteteskan Metil Orange larutan cuka berubah warna menjadi merah yang berarti larutan cuka tersebut bersifat asam. Ketika air kapur diteteskan Fenolftalein air kapur berubah warna menjadi merah muda atau pink dan ketika diteteskan Metil Orange air kapur berubah menjadi kuning yang berarti air kapur tersebut bersifat basa. Ketika air jeruk diteteskan Fenolftalein, larutan cuka menjadi tidak berwarna dan ketika diteteskan Metil Orange air jeruk berubah warna menjadi merah yang berarti air jeruk tersebut bersifat asam. Ketika larutan obat maag diteteskan Fenolftalein larutan obat maag berubah warna menjadi merah muda atau pink dan ketika diteteskan Metil Orange larutan obat maag berubah menjadi kuning yang berarti larutan obat maag tersebut bersifat basa. Ketika larutan garam diteteskan Fenolftalein larutan garam berubah warna menjadi merah muda atau pink dan ketika diteteskan Metil Orange larutan garam berubah menjadi kuning yang berarti larutan garam tersebut bersifat basa. Setelah dikoreksi, ternyata larutan garam tersebut bersifat netral bukan basa.

(9)

larutan buah lakum yang sudah didiamkan tadi. Ketika larutan cuka diteteskan dengan indikator alami tersebut, larutan cuka berubah warna menjadi pink. Ketika air kapur diteteskan dengan indikator alami tersebut, air kapur berubah warna menjadi hijau telur asin. Ketika air jeruk diteteskan dengan indikator alami tersebut, air jerk berubah warna menjadi pink tua. Ketika larutan obat maag diteteskan dengan indikator alami tersebut, larutan obat maag berubah warna menjadi hijau. Ketika larutan garam diteteskan dengan indikator alami tersebut, larutan garam berubah warna menjadi ungu.

VII. Kesimpulan

a. Larutan cuka bersifat asam karena mengandung ion (H+)

b. Air kapur bersifat basa karena mengandung ion (OH-)

c. Air jeruk bersifat asam karena mengandung ion (H+)

d. Larutan obat maag bersifat basa karena mengandung ion (OH-)

e. Larutan garam bersifat netral karena tidak mengandung ion (H+) dan (OH-)

VIII. Saran

Sebaiknya laboratorium memiliki alat-alat yang lengkap dan memadai serta bahan praktikum yang lengkap pula.

(10)

Samarinda, Januari 2018

Guru Mata Pelajaran

Ketua Kelompok

Maria Ulfah, S.Pd.

Erika Putri

(11)

DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

b. Positioning segmen pasar, dengan segmentasi yang telah kami lakukan, maka kami yakin bahwa produk kami akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat... c. Marketing mix,

Hasil tersebut juga didukung oleh analisis mekanisme fokus yang menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di wilayah Papua bagian utara lebih banyak dikontrol oleh

Kolestasis ekstrahepatik yang disebabkan oleh atresia bilier terjadi karena adanya proses obstruksi di hati, sehingga pada saat pasien dipuasakan kandung empedu tidak

Sehingga dapat dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: Pengaruh latihan Dribble Back And Forth Between Three Cones (X)

Hal ini sesuai seperti yang dimuat dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 71) bahwa: “Layanan terbuka adalah suatu sistem layanan yang memungkinkan

Secara Umum Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant Planning & Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun

menggunakan sistem musyawarah 5 atau dengan cara yang berbeda dari sampel sebelumnya, yaitu tidak dikumpulkannya mauhub di rumahnya.. pelaksanaan yang dilakukan

Berangkat dari kondisi tadi, ada kemungkinan terjadi permainan kotor yang bisa saja dilakukan oknum tertentu. Pasalnya menurut Adhi, untuk bisa membuat duplikat kunci