BAB VI
LAPORAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang
Di dalam Time Saver Standard for Building, (De Chiara & Callener, 1987) di jelaskan besaran ruang sirkulasi makro sebagai berikut :
5 – 10 % = Standard minimum 20% = Keleluasaan sirkulasi
30% = Tuntutan kenyamanan dalam sirkulasi 40% = Tuntutan kenyamanan dalam psikologis 50% = Tuntutan spesifik kegiatan
70 – 100% = Keterkaitan dengan banyak kegiatan
Luas ruang yang diperlukan untuk setiap kegiatan berdasarkan beberapa jenis standar, studi banding dan dari asumsi pribadi. Acuan-acuan yang digunakan untuk analisis kebutuhan ruang ini adalah :
DA : Neufert, Data Arsitek SB : Studi Banding A : Analisa
DM : Dimensi Manusia dan Interior
Berikut merupakan tabel program ruang yang telah direncanakan untuk menjadi acuan dalam perancangan Pe ge a ga Ka poe g Wisata Ta a Lele di Semarang.
Ruang Unit Standard (m2) Sumber Kapasitas Luas (m
2)
OUTDOOR
Luas (m2)
INDOOR
KEGIATAN REKREASI
Kegiatan Outdoor
Ruang Tiket Masuk
Ruang Tiket Paintball & Outbond 1
1
2,50
2,25
SB
DA
10 org
5 org
-
-
2,50
Arena Paint Ball
Arena Outbond
Ruang Tiket ATV
Arena ATV
Ruang Tiket Sampan
Danau Buatan
Play Ground
1
Sirkulasi 100% 4.350,00 9,25
Total 8.700,00 18,50
Kebun Binatang Mini
Kandang Burung Kuntul Perak
Kandang Burung Kasuari
Kandang Buaya
Kandang Ular
Kandang Monyet
2
Kolam Renang
Ruang Tiket Renang
Ruang Ganti
Kolam Renang
Kamar Mandi
Gudang Khusus Kolam
1
Sirkulasi 100% 300,00 51,75
Total 600,00 103,50
Gazebo Meditasi 1 7,00 SB 3 org - 7,00
Jumlah - 7,00
Sirkulasi 100% - 7,00
Total - 14,00
KEGIATAN KULINER
Restaurant
Area Makan
Ruang Kasir
Dapur
Lavatory
Gudang Loading
Gudang Alat Kebersihan
Ruang Istirahat
10
Pusat Oleh-Oleh
Ruang Display
Ruang Kasir
1
KEGIATAN MENGINAP
Cottage
Lobby
Resepsionis
Cottage + Kamar Mandi
Jumlah - 520,00
Sirkulasi 50% - 260,00
Total - 780,00
KEGIATAN SERVIS
Mushola
KEGIATAN PENGELOLA & MAINTENANCE
Ruang Kepala UPTD
Ruang Humas
Ruang HRD
Ruang Administrasi Umum
Ruang Bagian Rekreasi
Ruang Bagian Restaurant
Ruang Bagian Cottage
Ruang Staff
Ruang Rapat
Gudang Alat Kebersihan
Ruang Genset & Elektrikal
Pos Kemanan
Lavatory Pengelola
1
Area Parkir
Kebutuhan patkir di tempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut. Biasanya pada hari-hari minggu libur kebutuhan parkir meningkat dari hari kerja. Luas area parkir dihitung berdasarkan ketika kunjungan wisata sedang padat-padatnya, yaitu ketika akhir pekan panjang dengan pengunjung sebesar 700 orang.
Diasumsikan, 60% pengunjung menggunakan mobil (1 mobil = 4 orang), 40% pengunjung menggunakan bus (1 bus = 50 orang), dan 25% pengunjung menggunakan motor (1 motor = 2 orang) maka :
Mobil
60% x 700 = 420 orang
Sehingga jumlah mobil yang digunakan 420 orang / 4 = 105 mobil Apabila 1 mobil 12,00 m2 maka didapatkan
105 mobil x 12,00 m2 = 1.260,00 m2
Bus
40% x 700 = 280 orang
Sehingga jumlah bus yang digunakan 280 orang / 50 = 5,60 bus Dibulatkan menjadi 6 bus, apabila 1 bus 24,00 m2 maka didapatkan
6 bus x 24,00 m2 = 144,00 m2
Motor
25% x 700 = 175 orang
Sehingga jumlah motor yang digunakan 175 orang / 2 = 87,5 motor Dibulatkan menjadi 88 motor, apabila 1 motor 1,50 m2 maka didapatkan
88 motor x 1,50 m2 = 132,00 m2
Dengan begitu hasil penjumlahan kelompok ruang tersebut sebagai berikut :
6.1.2 Aspek Kontekstual
Alasa e gapa Ka poe g Wisata Ta a Lele layak untuk di redesain kembali adalah kare a se ara ko tekstual, Ka poe g WisataTa a Lele e iliki a yak potensi-potensi yang bisa dikembangkan, salah satunya adalah sebagian besar lahannya adalah berupa ruang terbuka hijau dengan variasi tumbuhan yang sangat beragam misalnya, beberapa pohon buah-buahan.Hal ini berkesinambungan dengan sejarahnya di mana sebelumnya Kawasan Wisata Taman lele ini adalah kebun buah-buahan, yang mana sudah sangat jarang ditemukan di Kota Semarang.
Ya g khas dari Ka poe g Wisata Ta a Lele adalah ke eradaa ata air/ sendang di bawah pohon beringin besar tepat di kaki bukitnya.Mata air atau sendang i i seri g dise ut tuk ya g e jadi su er air uta a ya g ada kawasa wisata Taman Lele.
Dilihat dari ko disi fisik, Ka poe g Wisata Ta a Lele a yak dite uka potensi dari kawasan wisata ini yang dapat dikembangkan untuk keberlanjutan Taman Lele ke depannya, antara lain:
1. Terletak di posisi yang strategis yaitu di jalur menuju Jakarta sekitar 7,5 km arah barat pusat Kota Semarang.
No Kelompok Ruang Luas (m²) OUTDOOR Luas (m²) INDOOR
1 Kegiatan Outdoor 8.700,00 18,50
2 Kebun Binatang Mini 180,00 -
3 Kolam Renang 600,00 103,50
4 Sumber Mata Air - 14,00
5 Restaurant - 211,00
6 Pusat Oleh-Oleh - 78,00
7 Cottage - 780,00
9 Servis - 81,00
10 Pengelola dan Maintenance - 233,10
11 Area parkir 1.536,00 -
Total 11.016,00 1.519,10
Total Keseluruhan 12.535,10
2. Lokasi Lahannya yang sebagaian besar merupakan Ruang Terbuka Hijau dengan pepohonan besar yang rindang sangat cocok untuk dikembangkan menjadi wisata alam dan taman bermain.
3. Terdapat sumber mata air yang tiap tahunnya selalu mengalir di sebuah kolam yang terdapat ribuan ikan lele, konon sumber mata air ini tidak pernah kering walaupun musim kemarau.
Sementara itu, kondisi fisik buatan yang berpotensi untuk keberlanjutan Kawasan Wisata Taman Lele ini adalah :
1. Keberadaan hotel wisata di bagian depan Taman Lele, dengan danau buatan di depannya dan gazebo yang mengelilingi danau buatan tersebut.
2. Terdapat aneka satwa atau keberadaan kebun binatang mini.
3. Fasilitas pendukung lain berupa WC umum, toko deret, warung makan dan musholla.
Sebagai catatan, daerah Semarang Barat sangat jarang ditemui hotel atau penginapan. Sehingga keberadaan hotel wisata di Kawasan Wisata Taman Lele sangat cocok dan menarik untuk dikembangkan.
6.2 PROGRAM DASAR PERANCANGAN 6.2.1 ASPEK KINERJA
1. Sistem Pencahayaan
Menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari dari bukaan-bukaan. Pencahayaan buatan berasal dari berbagai bentuk lampu LED. Serta terdapat lampu-lampu untuk keadaan darurat.
2. Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang
Sistem penghawaan yang digunakan adalah alami dan buatan. Penghawaan alami diterapkan melalui sistem cross ventilation dengan mengaplikasikan alat-alat mekanis dan ventilasi alami. Untuk ruang-ruang yang menuntut tingkat kelembaban dan suhu tertentu, terutama pada kamar penginapan diterapkan AC jenis split dengan sistem water cooling.
3. Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari sumur dan Perusahaan Air Minum (PAM)yang didistribusikan dengan sistem : Up Feed System (pendistribusian ke atas) dan Down Feed System (pendistribusian ke bawah).
kemudian diolah sehingga dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman, dll. Jenis septictank yang digunakan adalah STP (Sewage Treatment Plant).
5. Sistem Jaringan Listrik
Sumber daya listrik utama berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sumber daya listrik cadangan berasal dari generator dan sumber daya listrik lain berasal dari sinar matahari yang ditangkap panel surya.
6. Sistem Pembuangan Sampah
Tersedia tempat sampah tertutup yang terdiri atas; tempat sampah organik dan non organik. Sampah yang berasal dari bangunan dan lingkungan dikumpulkan pada tempat pembuangan sementara sebelum diangkut oleh truk dinas kebersihan ke tempat pembuangan akhir.
7. Sistem Pencegahan Kebakaran
Jaringan pengamanan bangunan terhadap kebakaran terdiri dari sistem detektor yang dilengkapi dengan alarm dan sistem pemadaman api. Sistem pemadaman yang diterapkan adalah sistem semi otomatis. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan adalah sprinkler, fire hydrant, fire extinguisher, hydrant pillar, serta siamese untuk keperluan lingkungan sekitar.
8. Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi yang digunakan yaitu :
1. Komunikasi internal : Intercom, Speaker/sound system, Lokal Area Network (LAN)
2. Komunikasi Eksternal : Telepon, Faximile, Private Automatic Brand Exchange System (PABX)
9. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday. Penangkal petir berupa tiang-tiang kecil yang saling dihubungkan dengan seutas kawat dan disalurkan ke tanah.
10. Sistem Keamanan
Sistem pengamanan menggunakan pengawasan Closed Circuit Television (CCTV), alat deteksi bahan peledak (eksplosif detektor) dan alat deteksi bahan logam di badan berupa walk trough gate.
11. Sistem Transportasi Vertikal
6.2.2 ASPEK TEKNIS
Merupakan kawasan dengan massa banyak, massa tertinggi yaitu pada massa fasilitas penunjang (penginapan, restaurant, pusat oleh-oleh, amphitheater) mempunyai ketinggian 4 lantai, ketinggian setiap lantai maksimal adalah 5 m. Untuk bangunan utama yang bermassa besar menggunakan pondasi mini pile sebagai alternatif pemilihan sistem pondasi.
Sistem struktur rangka sebagai struktur atas yang utama
Sistem struktur rangka ruang / space frame sebagai struktur atap
6.2.3 ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL
Ka poe g Wisata Ta a Lele “e ara g mencitrakan sebuah ekspresi green architecture yakni kawasan wisata alam yang menggunakan material alam sebagai bahan material, dan juga mengangkat legenda Lele Putih sebagai ciri khas desain.