• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pemeliharaan Anjing yang Berhubungan dengan Kejadian Rabies pada Anjing Tahun 2006 (Studi Kasus di Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Ambon) - UDiNus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pemeliharaan Anjing yang Berhubungan dengan Kejadian Rabies pada Anjing Tahun 2006 (Studi Kasus di Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Ambon) - UDiNus Repository"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

viii

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2006

ABSTRAK

Jeany Chrestien Wattimena

FAKTOR RISIKO PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PEMELIHARAAN ANJING TERHADAP KEJADIAN RABIES PADA ANJING TAHUN 2006 (STUDI KASUS DI LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN TIPE B AMBON)

Sejak awal tahun 2003 Maluku khususnya kota Ambon masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies (secara historis), namun pada tanggal 28 Agustus

2003 di kota Ambon dilaporkan adanya kasus gigitan yang kemudian menyebar

ke tiga kecamatan di kota Ambon, sehingga kota Ambon dinyatakan sebagai daerah tertular rabies. Selama tahun 2003 kasus gigitan hewan tersangka rabies adalah 1.302 orang, 20 diantaranya meninggal, dengan prevalensi gigitan 5 orang per 1000 penduduk dan CFR 1.5%. Pada tahun 2005 kasus gigitan hewan tersangka rabies kembali meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan pada tahun 2004. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 3 – 6 februari 2006 terhadap 10 orang responden diketahui bahwa empat dari lima orang pemilik anjing, yang anjingnya meninggal karena rabies, mempunyai nilai praktik pemeliharaan anjing yang dikategorikan tidak baik.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan dan risiko pengetahuan, sikap, dan praktik pemeliharaan anjing dengan kejadian rabies pada anjing. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kasus-kontrol. Jumlah sampel terdiri atas 65 kasus dan 65

kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara random sederhana.

Pengumpulan data melalui wawancara dengan responden. Metode pengolahan data menggunakan uji Chi-Square dan penghitungan Odds ratio

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tergolong baik yaitu sebanyak 52,3%, ada hubungan antara pengetahuan tentang pemeliharaan anjing dengan kejadian rabies pada anjing (p value = 0,002 OR = 3,1), sikap responden tergolong baik yaitu sebanyak 51,5%, tidak ada hubungan antara sikap dalam pemeliharaan anjing dengan kejadian rabies pada anjing (p

value = 0,380 OR = 1,3), praktik responden tergolong tidak baik yaitu sebanyak 50,8% dan ada hubungan antara praktik pemeliharaan anjing dengan kejadian rabies pada anjing (p value = 0,001 OR = 8,6).

Simpulan penelitian ini adalah bahwa pengetahuan tentang pemeliharaan anjing yang tidak baik dan praktik pemeliharaan anjing yang tidak baik merupakan faktor risiko kejadian rabies pada anjing. Saran perlu diberikan pada masyarakat dan pemerintah kota Ambon bahwa meningkatkan pengetahuan dan praktik pemeliharaan anjing yang baik sangat penting.

(2)

ix

Study Program of Public Health Health Faculty of Dian Nuswantoro University

Semarang 2006

Abstraction

Jeany Chrestien Wattimena

RISK FACTOR OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE OF DOG CARE TO THE RABIES OCCURRENCE OF DOG IN 2006 (CASE STUDY IN LABORATORY OF ANIMAL HEALTH TYPE OF B, AMBON)

Since the beginning of 2003, Maluku especially Ambon City still stated as free area of rabies (historically). On 28 August 2003, it was reported that there was an existence of bite case at Ambon City and then spread to three districts in Ambon City, so that Ambon City stated as contagious area of rabies. During year 2003 animal bite case was 1.302 people, 20 of them died. Bite prevalence was 5 people of 1000 populations and CFR 1,5%. Animal bite case decreased in 2004, and then in 2005 animal bite case increased again. Based on the pre-study of 10 respondents on 3 – 6 February 2006, it was found that 4 of 5 dog owners, whose dog died because of rabies, had bad score category for practice of dog care.

The objective of this study is to know the relation and the risk of knowledge, attitude, and practice of dog care with the rabies occurrence of dog. This study is an analytic survey. The design of this study is case-control. Samples of this study consist of 65 cases and 65 controls. Samples are taken by simple random sampling. The data is collected by interviewing the respondent. Methods for data analysis are Chi-square test and enumeration of Odds Ratio.

Results of this study show that respondents with good knowledge are 52,3%, there is a relation between knowledge about dog care with the rabies occurrence of dog (p value = 0,002 OR = 3,1), respondents with good attitude are 51,5%, there is no relation between attitude of dog care with the rabies occurrence of dog (p value = 0,380 OR = 1,3), respondents with bad practice are 50,8% and there is a relation between practice of dog care with the rabies occurrence of dog (p value = 0,001 OR = 8,6).

This study concludes that less knowledge about dog care and bad practice of dog care becomes the risk factor of the rabies occurrence of dog. Recommendation needs to be given for society and government of Ambon City that it is important to improve good knowledge and practice of dog care.

Keyword : Risk factor, dog care, the rabies occurrence of dog

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini akan membahas proses sekuritisasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan melihat dari dua sisi, yaitu upaya pemerintah dalam mengkonstruksikan

: fossils dan umur batuan batuan – – ALLOCHTHONOUS ALLOCHTHONOUS SEDIMENTS (material SEDIMENTS (material yang terangkut masuk yang terangkut masuk dalam cekungan sedimen)

Angka kumulatif survivor (hidup) diperoleh dari menjumlahkan hewan uji yang tetap hidup pada dosis terkecil yang tidak menyebabkan kematian (100% hewan uji tetap hidup) dengan jumlah

2. memiliki data dan informasi yang cukup tentang permasalahan lingkungan hidup dan 3. berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan demi kepentingan orang banyak. Peran

Besar hubungan antar variabel Terpaan Pemberitaan Global Warming dengan Tingkat Pengetahuan Peduli Lingkungan adalah 0.330 dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 artinya ada

Berdasarkan hasil penelitian Haeny (2009) mengenai Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Soekarno – Hatta, Tangerang – Juni 2009

Jumlah rapat dewan komisaris merupakan variabel independen keempat yang dapat diukur dengan menjumlah seluruh rapat yang diselenggarakan selama satu periode yang

bentuk yang dekoratif. Hal ini dikarenakan seni ukir naturalis tidak dipakai lagi di Minangkabau sejak masuknya Islam. Motif ukiran berasal dari tumbuhan, binatang,